• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Analisis Data

2. Peran Guru PAI dalam Membentuk Karater Toleransi Siswa

Sejak awal berdiri sekolah Kharisma Bangsa sudah menerapkan pendidikan karakter, namun tidak dalam intrakurikuler tapi dilaksanakan di program ekstrakurikuler. Dengan di bawah pengawasan atau kordinasi dari Department Guidance (bimbingan konseling). Dalam dua tahun terakhir ini

pendidikan karakter di masukkan ke dalam intrakurikuler yaitu di satu jam pelajaran secara teori.

Sebagian guru di sekolah Kharisma Bangsa adalah wali kelas, oleh karena itu pendidikan karakter di sekolah ini guru ikut berperan penting dalam membentuk karakter toleransi siswa-siswinya. Bukan hanya siswa saja yang mendapatkan nilai-nilai toleransi namun guru yang ada di sekolah ini pun memiliki nilai-nilai toleransi sama halnya yang dimiliki oleh para siswa di sekolah.

Guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di sekolah Kharisma bangsa sangat berperan aktif dalam membentuk karakter toleransi Bergama dan budaya. Karena di sekolah ini mempunyai misi;

“Kami berdedikasi untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas tinggi, persiapan untuk pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, serta pendidikan yang bersifat global dengan program pengembangan karakter untuk/agar (mempersiapkan) siswa menjadi pemimpin-pemimpin dunia di masa depan.”86

Sesuai dengan tujuan visi dan misi sekolah untuk mencetak generasi yang mempunyai karakter yang balance dan tidak hanya di bidang akademis tetapi di bidang akhlak terutama. Jadi sekolah ini juga menerapkan pendidikan karakter. Untuk itu guru dianjurkan untuk mengikuti program-program yang di berikan oleh sekolah, di mana program-program sekolah dapat membentuk karakter siswa. Upaya guru-guru dalam membentuk karakter toleransi siswa dengan adanya kegiatan-kegiatan bersama seperti Osis Camp/Ramadhan Camp dan Reading Camp.

Dalam satu tahun ada dua kali Camp (kemah) yaitu Osis Camp di laksanakan setelah ujian final test semester satu yang di laksanakan pada bulan desember, seperti desember 2019 di laksanakan di bogor dan

bekerjasama dengan TPC (Training Profesional Character) dan keduanya di sebut dengan Ramadhan Camp atau pesantren kilat yang di lakukan di asrama siswa-siswi akan menginap selama 3 hari 4 malam dan di dalam pelaksanaan nya siswa-siswi yang Non Muslim pun bisa ikut melaksanakan nya tanpa ada paksaan. Sekolah ini menjembatani untuk menyelipkan nilai-nilai Islami.87

Departmen Guidance juga mempunyai program-program untuk guru/wali kelas lebih dekat kepada siswa-siswinya. Adapun program program pendidikan karakter di luar jam pelajaran yaitu:

a. Grup Discussion adalah salah satu metode pembelajaran dengan melakukan diskusi kelompok kecil yang bertujuan untuk membuat siswa memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memecahkan suatu pokok permasalahan yang di diskusikan. Dengan menggunakan metode ini siswa akan berinteraksi antara satu individu dengan individu yang lain, saling bertukar informasi terhadap pembahasan yang sedang dibahas dan para siswa saling memberikan pendapat dan pandangannya terhadap masalah yang ada.88

87 Hasil Wawancara dengan Ibu Sri Iswatiningrum (Kepala Departmen Gudance SMP Kharisma Bangsa 27 Februari 2020) di Ruang Departmen Guidance.

88 Zuriati, Penerapan Metode Small Grup Discussion dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam; Dampak Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas X SMA, Jurnal

Gambar 4.1 Grup Discussion

Sehingga guru disini memiliki peran untuk membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi yang sedang berlangsung tanpa mengintervensi para siswa yang sedang berdiskusi. Metode ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan oleh masing-masing guru atau wali kelas. Adapun langkah-langkah dalam proses pembelajaran dengan metode Group Discussion sebagai berikut:89

1) Siswa dibagi menjadi kelompok kecil beranggotakan 3-5 orang.

2) Guru memberikan satu materi sebagai bahan diskusi kepada siswa.

3) Guru menerangkan secara singkat materi yang diberikan kepada siswa.

4) Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi dan saling memberikan informasi terkait materi yang di berikan.

5) Guru dan siswa mengambil kesimpulan dari pembahasan materi yang di bahas.

b. One and One Meeting adalah salah satu metode yang diterapkan oleh sekolah Karisma Bangsa dalam proses pembentukan karakter siswa. Metode ini bertujuan untuk mengevaluasi siswa terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru akan menanyakan kepada siswa sejauh mana proses yang telah dilalui oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran tersebut.

Gambar 4.2 One and One Meeting

Dengan metode ini terjadilah interaksi antara satu individu dengan individu yang lain yaitu antara guru (wali kelas) dengan murid secara aktif.

Adapun langkah-langkah metode ini adalah sebagai berikut:

1) Siswa mendapat jadwal untuk bertemu dengan guru sesuai dengan nomor absen yang ada.

2) Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa terkait proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

3) Siswa menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh guru sesuai dengan realita yang ada pada siswa.

4) Guru memberikan nasihat dan motivasi kepada siswa di akhir percakapan.

5) Proses ini berlangsung selama 10-15 menit setiap siswa.90 c. Class Activiy adalah salah satu proses dalam membentuk karakter

toleransi siswa di sekolah Kharisma Bangsa. Proses pembelajaran yang ada kebanyakan di sekolah hanya berfokus pada peningkatan kognitif siswa, seringkali tenaga pendidik lupa bahwa ada aspek lain yang yang harus dikembangkan dalam diri siswa selama proses pembelajarannya. Seperti pengalaman belajar di luar kelas yang menjadikan siswa bisa mengeksplor semua kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Dengan seperti itu aktivitas siswa yang dilakukan tidak terfokus kepada aspek kognitif saja melaikan juga mengembangkan mental dan psikomotoriknya.91

Gambar 4.3 Class Activity

90 Hasil Observasi di SMP Kharisma Bangsa 27 Februari 2020.

91 Martina Lona Jusita, Pengembangan Nilai-nilai Karakter dalam Aktivitas Belajar

Menggunakan Media Pembelajaran, Jurnal Teori dan Praktis Pembelajaran IPS, Vol 1, No 1, April

Class Activity yang diterapkan oleh sekolah Kharisma Bangsa mengajarkan kepada para siswa bahwa ada hal yang harus dikembangkan selain aspek kognitif. Kegiatan ini dilakukan diluar jam sekolah dan terkadang diluar lingkungan sekolah. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain; mengolah makanan bersama, menonton film, menjenguk teman yang sakit, dari semua kegiatan tersebut ada peran guru yang membimbing selama kegiatan berlangsung.

Dengan begitu akan tumbuh karakter dan mental yang baik pada diri siswa dan juga siswa mendapatkan nilai-nilai toleransi selama kegiatan itu berlangsung. Dan kegiatan ini rutin dilakukan setiap minggunya di akhir minggu (weekend). Maka ada banyak juga aspek-aspek yang akan berkembang dengan kegiatan tersebut.92

Guru dan siswa yang berada di sekolah Kharisma Bangsa pada saat ini berasal dari berbagai macam Negara yang berbeda, kurang lebih terdiri dari 12 macam Negara seperti Korea, Turki, Pakistan, Filiphine, Khazakstan, dll. Dimana sekolah Kharisma Bangsa mempunyai visi misi yaitu Diversity (Keanekaragaman).93

“Tentu saja guru sangat berperan penting dalam membentuk karakter toleransi siswa beragama dan budaya. Guru atau wali kelas itu adalah aktor utamanya. Sesuai dengan ekspektasi sekolah guru diharapkan sebagai tim yang akan membantu membentuk karakter siswa di sekolah. Disini semua guru menjadi pemerhati dan berperan sebagai pendidik, Karakter toleransi disini juga dapat dicontohkan, wali kelas dan guru sudah tahu bahwa si A non Muslim pada saat doa bersama untuk mendoakan sebentar lagi akan dilaksanakan Ujian Nasional biasanya

92 Hasil Observasi di SMP Kharisma Bangsa 27 Februari 2020.

93 Hasil Wawancara dengan Ibu Sri Iswatiningrum (Kepala Departmen Gudance SMP Kharisma Bangsa 27 Februari 2020) di Ruang Departmen Guidance.

doa dipimpin secara Islam dan disitu guru menyampaikan untuk doa sesuai dengan keyakinan nya masing-masing.”94 Department Guidance (bimbingan konseling) mempunyai beberapa program pendidikan dalam membentuk karakter siswa salah satunya yaitu yang di namakan Guidance Time atau ABP (Agama dan Budi Pekerti) karena di dalam struktur kurikulum masuk ke dalam jam pelajaran ABP. Jadi wali kelas memiliki waktu satu kali dalam seminggu di satu jam pelajaran ABP untuk masuk ke dalam kelas memberikan materi yang akan di sampaikan contohnya materi tentang Toleransi Beragama dan Budaya.

“Dan guru juga menjelaskan tentang toleransi beragama dalam proses belajar mengajar yaitu “misalnya kita bikin sebuah kelompok di mana mereka berbeda-beda agamanya, beda suku, beda budaya, dan kita jelaskan kepada mereka terpenting adalah kebersamaan bukan perbedaan. Karakter di sini yang tertanam adalah kita bisa menghargai yang berbeda dengan merekadan di sana ada karakter menghormati orang lain dan di jelaskan bahwa itu karakter yang baik, dan Insya Allah sudah kita terapkan di dalam kelas.”95

Dengan peran aktif seorang guru dalam menanamkan nilai-nilai toleransi kepada siswa di dalam kegiatan ini maka siswa akan lebih mudah memahami makna toleransi yang ada di sekitarnya. Membagi kelompok di dalam kelas untuk menjelaskan toleransi juga menjadi salah satu cara yang efektif agar siswa yang ikut dalam kegiatan tersebut bisa fokus untuk memahami nilai-nilai toleransi yang disampaikan oleh seorang guru. Dengan begitu

94 Hasil Wawancara Bapak Sandra Susanto (Kepala Sekolah SMP Kharisma Bangsa 27 Februari 2020) di Ruang Kepala Sekolah.

95 Hasil Wawancara Bapak Triyanda (Guru PAI SMP Kharisma Bangsa 03 Maret 2020) di ruang tunggu sekolah Kharisma Bangsa.

maka karakter toleransi yang ingin di tanamkan dalam diri siswa akan mudah terbentuk terlebih khusus karakter toleransi.

Dokumen terkait