BAB II KAJIAN TEORITIK
D. Pluralisme Beragama dan Budaya
1. Pengertian Pluralisme Beragama dan Budaya
Secara etimologi, pluralisme agama, berasal dari dua kata, yaitu “pluralism” dan dan “agama”. Dalam bahasa Arab diterjemahkan “al-ta’addudiyyah al-diniyyah” dan dalam bahasa Inggris “religious pluralism”. Oleh karena istilah pluralism agama berasal dari bahasa inggris, maka untuk mendefinisikannya secara akurat harus merujuk kepada kamus bahasa tersebut.58
Secara teologis, Islam menyadari dan mengakui kenyataan pluralisme agama dan kodrat yang diciptakan oleh Allah pada diri setiap manusia, bahwa setiap orang secara naluriah memang memiliki kecenderungan berbeda, termasuk dalam menentukan dan memilih agama yang dijadikan panutan. Allah Yang Maha Kuasa tidak menciptakan dan atau memaksa manusia harus seragam dan bersatu dalam suatu agama, melainkan memberikan kebebasan kepada manusia untuk menentukan pilihan yang saling berbeda. 59
Seperti dalam firman Allah SWT dalam Q.S. Hud, 11:118:
١١٨ – ََْۙيِْفِلَتُْمُ َنْوُلاَزَ ي َلََّو اةَدِحاَّو اةَّمُا َساَّنلا َلَعََلَ َك بَر َءٰۤاَش ْوَلََ و
‘’Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat).’’60
58 Fitriyani, Pluralisme Agama-Budaya dalam Perspektif Islam, Jurnal Al-Ulum, Vol 11, No 2, Desember 2011, h. 327
59 Suryan A. Jamrah, Toleransi Beragama: Perspektif Islam, Jurnal Ushuluddin, Vol 23, No 2, Juli-Desember 2015, h.186
60 Departmen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema), h.221.
Secara teoritis, pluralisme merupakan konsep yang menerangkan ideologi kesetaraan kekuasaan dalam suatu masyakarat multikultural yang kekuasaan “terbagi secara merata’ di antara kelompol-kelompok etnik yang bervariasi sehingga mampu mendorong timpal balik di antara mereka.61
Pluralisme berasal dari kata pluralis yang berarti jamak, lebih dari satu, atau pluralizing sama dengan jumlah yang menujukkan lebih dari satu, atau lebih dari dua yang mempunyai dualis, sedangkan pluralisme sama dengan keadaan atau paham dalam masyarakat yang majemuk bersangkutan dengan system sosial politiknya sebagai budaya yang berbeda-beda dalam satu masyarakat.62
Maka pluralisme agama, dapat diartikan sebagai sebuah pandangan yang mendorong bahwa berbagai macam agama yang ada dalam satu masyarakat harus saling mendukung untuk bisa hidup secara damai. Menurut Kamus, pluralism diartikan sebagai prinsip yang diartikan sebagai prinsip yang menganggap bahwa orang-orang dari berbagai ras, agama dan pandangan politik dapat hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat yang sama.63
Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah relative; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bawa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga.64
61 Yaya Suryana & Rusdiana, Pendidikan Multikultural Suatu Upaya Penguatan Jati Diri
Bangsa, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015) h.94
62 M. Syaiful Rahman, Islam dan Pluralisme, Jurnal Fikrah, Vol 2, No 1, Juni 2014, h.405
63 Muhammad Fatkhan Muallifin, Islam dan Budaya Lokal IPluralisme agama dan Budaya di
Indonesia Jurnal Abdau, Vol 2, No 1, Juni 2019, h.63
Dapat disimpulkan bahwa pluralitas agama adalah suatu keragaman agama yang terkumpul dalam suatu masyarakat tertentu. Seseorang bisa disebut manusia yang berprularitas (agama) jika dapat berinteraksi positif dalam lingkungan kemajemukan agama tersebut.
2. Hubungan Pluralitas Agama dan Budaya di Indonesia
Seperti yang diketahui bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, agama dan kebudayaan. Seperti motto Bhinneka Tunggal Ika yang artiyna Berbeda-beda tetapi tetap satu. Karena itulah Indonesia terdapat bermacam-macam agama. Yang diakui oleh pemerintah ada 5 agama, yaitu: Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha. Islam sendiri menjadi agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia. Selain kelima agama yang diakui pemerintah tadi masih banyak agama lain yang tidak diakui oleh pemerintah. Setiap warga Negara Indonesia diwajibkan untuk memeluk salah satu dari kelima agama yang diakui olek pemerintah.
Sesuai dengan sila 1 pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa.” Setiap warga Negara memiliki kebebasan dalam memilih agama yang mereka peluk dan semua diatur dalam Undang-undang. Karena itu seorang warga Negara Indonesia tidak boleh dipaksa dalam memilih suatu agama.
Kemajemukan bangsa Indonesia, juga disebabkan hampir semua agama-agama besar, yakni Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu hidup di negeri ini. Di sisi lain, masyarakat Indonesia juga terdiri dari beragam suku, etnis, budaya, dan bahasa. Bentuk Negara kepulauan, juga menyebakan penghayatan dan pengalaman keagamaan bangsa ini unik dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain.65
Pluralisme yang ada di Indonesia merupakan fakta historis yang tak dapat disangkal. Maksudnya yakni, muncul istilah pluralisme ini tidak lepas
65 Umi Sumbulah, Pluralisme Agama Makna dan Lokalitas Pola Kerukunan Antarumat
dari fakta sejarah yang berkembang di Indonesia seperti adanya perkembangan agama Hindu dan Budha yang cukup kuat adat istiadatnya hingga bukti-bukti peninggalannya masih tetep utuh sampai sekarang.66
Mengenai pluralitas atau lebih dikenal dengan kemajemukan masyarakat di Indonesia, menurut Nurcholis Majid bukanlah suatu keunikan yang memerlukan perlakuan khusus dan unik pula. Kenapa demikian, sebab dalam realitas kehidupan tidak ada suatu masyarakat pun yang benar-benar tunggal (unitary) tanpa ada unsur-unsur perbedaan didalamnya.67
Dengan demikian pluralisme sebuah kerangka dimana ada interaksi berbagai kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormati dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik dan asimilasi. Ini dapat dikatakan sebagai salah satu ciri khas masyarakat modern serta kemungkinan pengemudi utama kemajuan dalam ilmu pengetahuan masyarakat serta perkembangan ekonomi.68
3. Dampak dan Solusi dalam Mengatasi Pluralitas Agama dan Budaya di Indonesia
Di era globalisasi informasi dan teknologi yang syarat penuh dengan perbedaan sekarang ini, misalnya masyarakat yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam intensitas-intensitas tertentu. Cara saling mempengaruhi satu sama lain dapat mengimplikasikan adanya dominasi suatu kekuatan budaya dan politik tertentu. Pada akhirnya, ancaman melahirkan konflik, pertikaian yang sangat dikhawatirkan bisa saja lahir sehingga mendominasi budaya dan
66Ibid., h.66
67 Firdaus Syam, Dilema Pluralitas; Hambatan atau Penguatan Demokrasi Bangsa
Indonesia?, Jurnal Ilmu Hukum, Vol 14, No 2, September 2011, h.260
politik dan dapat menghilangkan identitas bangsa Indonesia yang sangat beragam akan kebudayaannya.69
Dampak pluralisme ada dua yaitu dampak positif dan negatif. Dampak positif pluralisme memberikan masukan sumbangan kepada budaya lain, memperkenalkan budaya sendiri kepada budaya lain dan mengangkat martabat sebagai sebagai kontrolisosial. Dampak negatif pluralism terjadinya konflik yang berkaitan dengan suku, ras agama dan budaya.
Untuk mencegah adanya konflik yang berhubungan dengan kemajemukan bangsa Indonesia ini, kita harus mengetahui betapa pentingnya kemajemukan atau pluralitas ini. Sudah sepatutnya kita yang beragama ini harus toleran terhadap latar belakang seseorang, bisa dari sukunya, ras, maupun agamanya demi terciptanya masyarakat majemuk yang rukun dan damai.
Dapat disimpulkan bahwa pluralitas agama dan budaya tetap saja ada dalam kehidupan manusia, karena setiap manusia mempunyai dirinya sendiri yang tidak selalu sama dengan orang lain. Oleh sebab itu harus saling mnghargai, menghormati, saling toleransi, saling tolong menolong, dan sebagainya, serta menghindari sikap-sikap yang tidak terpuji seperti saling curiga, saling dengki, saling hasud fitnah, saling bentrok dan sebagainya, demi tercapainya kesejahteraan hidup bersama lahir dan batin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
69 Muhammad Fachrur Rozi, Pluralisme dan Multikulturalisme dalam Membangun