BAB II KAJIAN TEORITIK
C. Toleransi
1. Pengertian Toleransi
Toleransi yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tasamuh ini dipahami sebagai sikap tenggang. Istilah tasamuh dalam bahasa Arab berarti tasahul, saling memudahkan. Kata dasar tasamuh adalah samh-samuha berarti jad, baik, indah. Dari kata ini terbentuk kata al-jud, pemurah, dermawan. Dari derivasi ini bisa dirangkai pemaknaan bahwa sikap pemurah atau dermawan, yang dengan itu orang bisa berbuat saling memudahkan.39
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia toleransi berarti bersifat atau bersikap menghargai, membiarkan, membolehkan, pendirian (pendapat, pandangan kepercayaan) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.40
39 Ahmad Izzan, Menumbuhkan Nilai Toleransi dalam Keragaman Beragama, http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/Kalam Volume 11, No 1, Juni 2017. h.169
Pengertian tentang tasamuh atau toleransi dalam kehidupan beragama yang ditawarkan oleh Islam begitu sederhana dan rasional, Islam mewajibkan para pemeluknya membentuk batas yang tegas dalam hal akidah, dan kepercayaan, sambil tetap melindungi prinsip penghargaan terhadap keberadaan para pemeluk agama lain dan melindungi hak-hak mereka sebagai pribadi dan anggota masyarakat.41
Agama Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi keadilan. Keadilan bagi siapa saja, yaitu menempatkan sesuatu sesuai tempatnya dan memberikan hak sesuai dengan haknya. Begitu juga toleransi dalam beragama. Agama Islam melarang keras berbuat zalim terhadap agama selain Islam dengan cara merampas hak-hak agama lain. Allah SWT, berfirman dalam Q.S al-Mumtahanah/60: 8-9 sebagai berikut:
َلَ
ْو َبََت ْنَا ْمُكِرَيِٰد ْنِٰم ْمُكْوُجِرُْيُ َْلََو ِنْيِٰدلا ِفِ ْمُكْوُلِتاَقُ ي َْلَ َنْيِذَّلا ِنَع ُٰٓللّا ُمُكىٓهْ نَ ي
ْمُه
َْيِْطِسْقُمْلا بُِيُ َٰٓللّا َّنِا ْمِهْيَلِا ااْوُطِسْقُ تَوْۗ
–
٨
ِنَع ُٰٓللّا ُمُكىٓهْ نَ ي اََّنَِّا
اْوُرَهاَظَو ْمُكِرَيِٰد ْنِٰم ْمُكْوُجَرْخَاَو ِنْيِٰدلا ِفِ ْمُكْوُلَ تاَق َنْيِذَّلا
َنْوُمِلٰٓظلا ُمُه َكِٕىٓلوُاَف ْمَُّلََّوَ تَّ ي ْنَمَو ُْۚمُهْوَّلَوَ ت ْنَا ْمُكِجاَرْخِا ىآلَعٰۤ
-
٩
‘’Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (8)
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan
mereka sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang zalim. (9)’’42
Toleransi berasal dari bahasa latin tolerantia, berarti kelonggaran. Kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Secara umum istilah toleransi mengacu pada sikap terbuka, lapang dada, suka rela dan kelembutan. Toleransi beragama adalah toleransi yang mencakup masalah-masalah keyakinan dalam diri manusia yang berhubungan dengan akidah atau keutuhan yang diyakininya.43
Toleransi adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, di mana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Sikap toleransi sangat perlu dikembangkan karena manusia adalah makhluk sosial dan akan menciptakan adanya kerukunan hidup. Adapun cara memelihara toleransi, antara lain:
a. Ciptakan kenyamanan
b. Kenalilah toleransi ketika anak terbuka terhadapnya c. Menolak sikap intoleransi yang dilakukan anak
d. Dukung anak ketika mereka korban dari sikap intoleransi
e. Bantu perkembangan seluruh pengalaman yang sehat dan identitas kelompok
f. Tampilkan barang-barang pajangan yang mengandung unsur perbedaan budaya dirumah
g. Beri kesempatan pada anak-anak untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda dengan mereka
42 Departmen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema), h.549.
43 Casram, Membangun Sikap Toleran Beragama dalam Masyarakat Plural. Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 2 (Juli 2016) h.188
h. Dorong anak-anak untuk mendatangi sumber-sumber yang ada dilingkungan
i. Jujurlah terhadap perbedaan dan j. Berikan contoh pada orang lain.44
Toleransi dalam beragama bukan berarti kita hari ini boleh bebas menganut agama tertentu dan esok hari kita menganut agama yang lain atau dengan bebasnya mengikuti ibadah dan ritualistas semua agama tanpa adanya peraturan yang mengikat.
Akan tetapi, toleransi beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan kita akan adanya agama-agama lain selain agama kita dengan segala bentuk system, dan tata cara peribadatannya dan memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan agama masing-masing.45
2. Tujuan Toleransi Beragama
Jurhanuddin dalam Amirulloh Syarbini menjelaskan bahwa tujuan kerukunan umat beragama adalah sebagai berikut: Pertama, meningkatkan keimanan dan ketakwaan masing-masing agama. Masing-masing agama dengan adanya kenyataan agama lain, akan semakin mendorong untuk menghayati dan sekaligus memperdalam ajaran-ajaran agamanya serta semakin berusaha untuk mengamalkan ajaran agama-agamanya.
Kedua, mewujudkan stabilitas nasional yang mantap. Dengan adanya toleransi umat beragama secara praktis ketegangan-ketegangan yang ditimbulkan akibat perbedaan paham yang berpangkal pada keyakinan keagamaan dapat dihindari. Apabila kehidupan beragama rukun, dan saling menghormati, maka stabilitas nasional akan terjaga.
44 Op.Cit., h.62-63
45 Muhammad Yasir, Makna Tolereansi dalam Al-Qur’an. Jurnal Ushuluddin Vol. XXII No. 2, Juli 2014. h. 172
Ketiga. Menjunjung dan menyukseskan pembangunan. Usaha pembangunan akan sukses apabila di dukung dan ditopang oleh segenap lapisan masyarakat. Sedangkan jika umat beragama selalu bertikai dan saling menodai, tentu tidak dapat mengarahkan kegiatan untuk mendukung serta membantu pembangunan, bahkan dapat berakibat sebaliknya.
Keempat, memelihara dan mempererat rasa persaudaraan. Rasa kebersamaan dan keadilan, perdamaian dam kerja sama yang saling menguntungkan serta menghindri semua keburukan.46
Dengan menerapkan sikap toleransi bertujuan untuk mewujudkan sebuah persatuan diantara sesama manusia dan warga Negara Indonesia khususnya, tanpa mempermasalahkan latar belakang agamanya. Seluruh agama yang di muka bumi ini mengajarkan tentang kebaikan, tidak ada yang mengajarkan untuk berbuat kerusakan atau kejahatan.47
3. Konsep Toleransi
Dalam bahasa Arab, istilah yang lazim dipergunakan sebagai padanan kata toleransi secara luas adalah samanah atau tasamuh, artinya sikap lapang dada atau terbuka dalam menghadapi perbedaan yang bersumber dari kepribadian yang mulia. Dengan demikian, maka kata tasamuh memiliki keutamaan, karna melambangkan sikap pada kemuliaan diri dan keikhlasan.
Oleh karena itu, toleransi dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap
46 Ibid., h.216-217
47 Herman; Mohamad Rijal, Pembinaan Toleransi Antar Umat Beragama Perspektif
Pendidikan Agama Islam Bagi Remaja Kota Kendari, Jurnal Hasil Penelitian, Volume 13, No 2,
kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleeh mayoritas dalam suatu masyarakat.48
Toleransi juga dapat dikatakan istilah pada konteks agama dan sosial budaya yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap golongan-golongan yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas pada suatu masyarakat.49
Konsep tasamuh atau toleransi dalam kehidupn keberagamaan pada dasarnya merupakan salah satu landasan sikap dan perilaku penerimaan terhadap ketetapan Tuhan. Toleransi beragama disini tidak lantas dimaknai sebagai adanya kebebasan. Toleransi dalam kehidupan beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan akan adanya agama-agama lain selain agama yang dianutnya dengan segala bentuk sistem, serta memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan agama masing-masing, tanpa harus bertabrakan dalam kehidupan sosial karena adanya perbedaan keyakinan tersebut.50
Dalam hubungan sosial, Islam mengenalkan konsep Ukhuwah dan jamaah. Ukhuwwah adalah persaudaraan yang berintikan kebersamaan dan kesatuan antar umat sesama. Kebersamaan dikalangan Muslim dikenal dengan istilah ukhuwah islamiyah atau persaudaraan yang diikat oleh kesamaan aqidah. Nabi menggambarkan eratnya hubungan muslim dengan muslim sebagaimana anggota tubuh dengan anggota tubuh lainnya, jika salah satu anggota tubuh terluka, maka anggota tubuh lainnya merasakan sakitnya. Perumpaman tersebut mengisyaratkan hubungan yang erat antar sesama muslim. Karena itu persengketaan antar muslim berarti mencederai wasiat Rasul.51
48 Eko Digdoyo, Kajian Isu Toleransi Beragama, Budaya, dan Tanggung Jawab Sosial
Media, Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 2018. h. 46
49Ibid., h.47
50 Adeng Muchtar Ghazali, Toleransi Beragama dalam Perspektif Islam. Jurnal Agama dan Lintas Budaya Vol 1, No 1, September 2016, h. 29
51Toto Suryana, Konsep dan Aktualisasi Kerukunan Antar Umat Beagama, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol 9 No 2, 2011. H. 30
4. Toleransi Antar Umat Beragama Dalam Perspektif Islam
Toleransi beragama mempunyai arti sikap lapang dada seseorang untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini tanpa ada yang menganggu atau memaksakan baik dari orang lain maupun dari keluarganya sendiri.52
Islam mengajarkan bahwa adanya perbedaan diantara manusia, baik dari sisi etnis maupun perbedayaan keyakinan dalam beragama merupakan fitrah dan sunnatullah atau sudah menjadi ketetapan Tuhan, tujuan utamanya adalah supaya diantara mereka saling mengenal dan berinteraksi. Barangkali adanya beragama perbedaan merupakan kenyataan sosial, sesuatu yang niscaya dan tak dapat dipungkiri.53
Dalam Islam toleransi dijelaskan dalam Al-Qur’an dapat dengan mudah mendukung etika perbedaan dan toleransi. Al-qur’an tidak hanya mengharapkan, tetapi juga menerima kenyataan perbedaan dan keragaman dalam masyarakat.
Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam surat al-Hujurat ayat 13.
َآيٰ
َّنِا ُۚ اْوُ فَراَعَ تِل َلِٕىٰۤاَبَ قَّو ابًْوُعُش ْمُكٓنْلَعَجَو ىٓثْ نُاَّو ٍرَكَذ ْنِٰم ْمُكٓنْقَلَخ َّنَِّا ُساَّنلا اَه ي
ْمُكَمَرْكَا
ٌمْيِلَع َٰٓللّا َّنِاْۗ ْمُكىٓقْ تَا ِٰٓللّا َدْنِع
ٌْيِْبَخ
-١٣
‘’Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
52 Op.Cit., h.227
orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.’’54
Ayat tersebut menunjukkan adanya ketatanan manusia yang essensial dengan mengabaikan perbedaan-perbedaan yang memisahkan antara golongan yang satu dengan golongan yang lain, manusia merupakan tiap keluarga besar.55
Al-Qur’an menjelaskan bahwa bagaimanapun keadaannya, kita tidak boleh meninggalkan toleransi. Terlepas dari kekejaman yang dilakukan orang yang tidak beriman, kita jangan bertindak selain dengan keadilan dan tidak membalas dendam dengan cara yang sama kejamnya. Jika kalian melakukannya, maka kalian adalah sesat, kata lain untuk sebutan keislaman kalian menjadi tidak berarti.56
Penggunaan sikap toleransi akan memunculkan adanya kedamaian dan kerukunan beragama. Keadaan damai diartikan sebagai tidak adanya perang atau kerusuhan, padahal saat ini memang tidak terjadi konflik secara langsung namun yang terjadi dapat berbagai permasalahan secara internal dan laten pada keadaan yang masing-masing berusaha menjaga dan menahan diri sehingga sikap toleransi perlu tetap dijaga melalui karakteristik kepribadian yang dapat memahami kemajemukan secara optimis-optimis serta memiliki kematangan agama.57
54 Departmen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema), h.515
55 Bustanul Arifin,Implikasi Prinsip Tasamuh (Toleransi) Dalam Interaksi Antar Umat
Beragama. Jurnal Fikri,Vol 1 No 2, Desember 2016. h. 398
56 Abu Bakar, Konsep Toleransi dan Kebebasan Beragama, Jurnal Toleransi : Media Komunikasi Umat Beragama, Vol 7 No 2, Juli-Desember 2015, h. 130
57 U. Abdullah Mukmin, Pendidikan Toleransi Perspektif Pendidikan Agama Islam (Telaah