STUDI PEMANFAATAN ENERGI AIR UNTUK MENUNJANG PROGRAM PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH TERPENCIL
3.2. Peran LIPI dalam Menunjang Program Peningkatkan Rasio Elektrifikasi Daerah Terpencil
Kementerian ESDM melalui program pembangunan listrik perdesaan telah meningkatkan rasio elektrifikasi sekitar 5% pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia, 2012). Untuk terus meningkatkan rasio elektrifikasi nasional yang besarnya sekitar 5% per tahun terutama di pedesaan dan daerah terpencil, pengembangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) perlu ditingkatkan. Selain dapat meningkatkan rasio elektrifikasi, manfaat PLTMH lainnya adalah dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi melalui pemanfatan penyediaan listrik, mengurangi konsumsi bahan bakar minyak dalam negeri, memanfaatkan sumber energi ramah lingkungan yang berdampak pada penurunan emisi karbon, serta dapat memberdayakan masyarakat luas.
LIPI sebagai institusi penelitian pemerintah, memiliki kemampuan dalam rancang bangun berbagai jenis turbin air dan komponen PLTMH lainnya seperti rancang bangun turbin Cross Flow 100 W sampai 100 kW, rancang bangun turbin Propeller 100 W sampai 300 kW, rancang bangun turbin arus sungai/head sangat rendah, rancang bangun generator putaran rendah dan rancang bangun singkronisasi. Bila dibandingkan dengan teknologi yang ada saat ini khususnya teknologi yang berasal dari luar negeri, teknologi yang dikuasai tidaklah kalah. Bahkan dari segi harga, komponen PLTMH buatan LIPI dapat lebih murah dari komponen import. Mahalnya biaya investasi yang harus dikeluarkan dalam membangun suatu PLTMH biasanya menjadi faktor kendala utama pembangunannya. Namun demikian,
180
kendala tersebut dapat diatasi dengan adanya produk komponen PLTMH dalam negeri seperti dari LIPI maupun produk dalam negeri lainnya dimana harganya yang lebih murah dan terjangkau. Harga komponen PLTMH impor yang dapat mencapai ratusan juta rupiah dapat ditekan menjadi puluhan juta rupiah saja dengan menggunakan komponen PLTMH dalam negeri (Zakaria, 2012). Selain itu, kelebihan lainnya dari komponen PLTMH dalam negeri adalah pada layanan perawatan yang lebih mudah dan murah karena teknologinya disuplai dari dalam negeri.
Peran serta LIPI dalam menunjang program pembangunan listrik pedesaan dapat dilihat dari diimplementasi teknologi PLTMH yang telah diterapkan oleh LIPI di beberapa daerah seperti: 1) pembangkit listrik tenaga mikrohidro kapasitas 30 kW di Kampung Cibunar Desa Sukapada Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat; 2) pembangkit listrik tenaga mikrohidro kapasitas 20 kW di Dusun Camaul Desa Cikadu Kabupaten Cianjur Jawa Barat; 3) pembangkit listrik tenaga mikrohidro kapasitas 7,5 kW di Dusun Margahayu, Desa Sukajaya, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat; dan 4) pembangkit listrik tenaga pikohidro kapasitas 500 W menggunakan turbin head sangat rendah, di Kebun Raya Cibodas, Cianjur Jawa Barat serta beberapa lokasi lainnya dimana pendanaannya berasal dari APBN, APBD maupun pendanaan asing. Dengan berbekal kemampuan dan pengalaman tersebut, diharapkan LIPI dapat berperan lebih besar guna menunjang program
“Pembangunan Listrik Perdesaan” Kementerian ESDM.
4. KESIMPULAN
Melalui survei potensi energi air yang dilakukan di Kabupaten Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga lokasi yang potensial untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik skala mikrohidro yaitu: 1) lokasi Taeyeun yang berada pada ketinggian 112 meter di atas permukaan laut (mdpl); 2) lokasi dekat kolam pemancingan dengan ketinggian 177 mdpl; dan 3) lokasi air terjun dengan ketinggian 465 mdpl. Dari pengukuran tinggi jatuh dan debit air sungai, maka besarnya potensi daya listrik yang dapat dibangkitkan di tiap lokasi tersebut adalah 5,7 kW, 3,7 kW, dan 9,1 kW dengan
head 5 sampai 16 meter. Dengan teknologi rancang bangun PLTMH yang telah dikuasai,
LIPI dapat berperan serta aktif dalam menunjang program pembangunan listrik perdesaan sehingga dapat meningkatkan rasio elektrifikasi nasional yang besarnya sekitar 5% per tahun. Penguasaan teknologi ini sangat penting agar kita tidak tergantung pada teknologi luar negeri karena komponen PLTMH dapat dibuat di dalam negeri sehingga harganya lebih murah bila dibandingkan dengan komponen impor.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Hendri Maja Saputra, peneliti Bidang Mekatronik, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik – LIPI yang telah bersedia
me-review tulisan ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu pada kegiatan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini. PUSTAKA
Arismunandar, A., dan Kuwahara, S., 1974. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik - Jilid 1: Pembangkitan dengan Tenaga Air (Cetakan keenam. utg.). Jakarta, Indonesia: Pradnya Paramita.
Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia, 2012. Hentet Juni 11, 2012 fra Lisdes Tingkatkan Rasio Elektrifikasi Nasional Menjadi 72,95%:
http://www.akli.org/?content=informasi&kategori=001&kode=20120515034056, diakses 11 Juni 2012
Dietzel, F., 1990. Turbin Pompa dan kompresor (Kedua. utg.). (D. Sriyono, Overs.) Jakarta, Indonesia: Erlangga.
181
Garmin, 2006. Manual Book GPSMAP 76CSx. Kansas: Garmin International Ltd.
Havey, A., et al., 2002. Micro Hydro Design Manual – A Guide to small scale water power schemes. London, UK: ITDG Publishing.
Kementerian ESDM, 2006. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006 - 2025. Hentet Agustus 29, 2012 fra. http://www.esdm.go.id/:
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=cadangan%20dan%20produksi%20energi&sour ce=web&cd=2&cad=rja&ved=0CCYQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.esdm.go.id%2Fbat
ubara%2Fdoc_download%2F714-blue-print-pengelolaan-energi-nasional-pen.html&ei=Y889UJnYCYaurAe_wYHADA&usg
Kusdiana, D. dan Sitompul, A., 2008. Pedoman Teknis Standardisasi Peralatan dan Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Jakarta, Indonesia: Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi - Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Streeter, V. L., and Wylie, E. B., 1985. Mekanika Fluida - Jilid 1 (Delapan. utg.). (A. Prijono,
Overs.) Jakarta, Indonesia: Erlangga.
Subagja, Ardiyanti, T., dan Faisal, A., 2009. Studi Potensi dan Perancangan Awal Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Bendung Tegal Kabupaten Bantul Propinsi D.I Yogyakarta. Seminar Nasional Astechnova, (ss. I-101 - I-115). Yokyakarta.
Susatyo, A., dan Subekti, R. A., 2009. Implementasi Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Kapasitas 30 kW di Desa Cibunar Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Seminar Nasional Daur Bahan Bakar, (ss. C-22 – C-26). Serpong.
Warsito, S., Syakur, A., dan Nugroho, A. A., 2005. Studi Awal Perencanaan Sistem Mekanikal dan Kelistrikan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro. Seminar Nasional Teknik Ketenagalistrikan, (ss. A-62 – A-66). Semarang.
Zakaria, A., 2012. Jawa Barat Targetkan Pembangunan 3 PLTMH. (Green Radio) Hentet Agustus 27, 2012 fra Green Radio: http://www.greenradio.fm/technology/energy/hydro-energy/7599-2012-jawa-barat-targetkan-pembangunan-3-pltmh.
182