DEWAN PENGARAH NASIONAL DIREKTUR DEWAN KONSORSIUM MANAJER INTERMEDIASI PENDANAAN & TEKNOLOGI
DEWAN PENGAWAS
MANAJER KERJASAMA & PERTUKARAN INFORMASI
MANAJER
ADMINISTRASI UMUM & ASET
MANAJER DISEMINASI HAKI MANAJER PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM IPTEK
STAF STAF STAF STAF STAF STAF
STAF STAF STAF STAF
MANAJER PERENCANAAN & PENGEMBANGAN
SISTEM ORGANISASI I-STP
DEWAN PENGARAH NASIONAL DIREKTUR DEWAN KONSORSIUM MANAJER INTERMEDIASI PENDANAAN & TEKNOLOGI
DEWAN PENGAWAS
MANAJER KERJASAMA & PERTUKARAN INFORMASI
MANAJER
ADMINISTRASI UMUM & ASET
MANAJER DISEMINASI HAKI MANAJER PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM IPTEK
STAF STAF STAF STAF STAF STAF
STAF STAF STAF STAF
MANAJER PERENCANAAN & PENGEMBANGAN
Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 66
Strategi implementasi kebijakan pengembangan lembaga ISTP tersebut dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang ditunjukkan pada Gambar 3 sebagai berikut:
Gambar 3. Strategi Implementasi Kebijakan Pengembangan Lembaga ISTP Strategi implementasi pengembangan lembaga ISTP dimulai dengan penyusunan Naskah Akademik Lembaga ISTP yang umum dilakukan dalam pembentukan sebuah lembaga publik. Berdasarkan SK Organisasi ISTP yang dikeluarkan oleh Kementerian PAN & RB selanjutnya dilakukan penyusunan SK Struktur Organisasi dan Tatakerja lembaga ISTP yang dikeluarkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi. Selanjutnya dilakukan penyusunan SK Menristek untuk menetapkan personil yang duduk dalam Dewan Pengarah Nasional dengan melakukan koordinasi lintas sektoral pada kementerian terkait. Dewan Pengarah Nasional yang telah terbentuk menetapkan personil-personil yang duduk dalam Dewan Pengawas sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Dewan Pengawas yang telah terbentuk akan melakukan seleksi personil, baik dari kalangan pemerintah, pelaku bisnis, maupun profesional, untuk diusulkan sebagai Direktur Lembaga ISTP kepada Dewan Pengarah Nasional. Dewan Pengarah Nasional memilih dan menetapkan Direktur Lembaga ISTP berdasarkan usulan personil yang diajukan oleh Dewan Pengawas.
Selanjutnya Direktur terpilih akan melengkapi personil-personil yang duduk dalam jajaran Dewan Direksi (para Manajer Bidang) sesuai dengan SK Organisasi dan Tatakerja Lembaga ISTP. Dewan Direksi akan menyusun dan menetapkan roadmap program kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh lembaga ISTP sesuai dengan daya dukung sumberdaya pada kondisi eksisting yang tersedia. Pelaksanaan program kegiatan lembaga ISTP dan diseminasi output yang dihasilkan diukur kinerjanya berdasarkan kontribusi yang diberikan
dalam mendukung perkuatan SINas dalam siklus PDCA (plan-do-check-action) untuk mendukung terwujudnya perbaikan berkelanjutan serta pelayanan prima pada customer
lembaga ISTP. Pelaksanaan proses dalam Siklus PDCA ini memperhatikan beberapa hal, antara lain: (1) pelaksanaan program kegiatan yang dilakukan oleh lembaga ISTP; (2) proses diseminasi hasil-hasil kegiatan (barang/jasa) lembaga ISTP; (3) umpan balik customer dan pemangku kepentingan dalam Sistem Inovasi Nasional.
Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 67 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
5.1. Kesimpulan:
Pembentukan lembaga ISTP berpotensi untuk memberikan kontribusi secara signifikan pada upaya-upaya penyelesaian secara sistemik terhadap berbagai kendala yang terjadi dalam pelaksanaan penguatan SINas.
Komitmen sumber daya pendukung bagi pembentukan lembaga ISTP berupa dukungan SDM dan infrastruktur fisik yang berada di Kawasan Puspiptek sangat mendukung lembaga untuk menjalankan perannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diberikan sebagai lembaga publik.
Lembaga ISTP akan dibentuk sebagai satker non struktural dengan menerapkan sistem pengelolaan keuangan BLU untuk mendukung terwujudnya layanan prima kepada pelanggannya. Layanan yang diberikan lembaga tidak berorientasi pada profit tetapi lebih difokuskan pada peningkatan produktifitas, efektifitas, dan efisiensi dalam menunjang terwujudnya pelayanan prima.
Peran yang akan dilakukan oleh lembaga ISTP sebagai pelaksanaan tupoksi dan
positioning lembaga terhadap lembaga-lembaga yang telah eksis dalam kelembagaan
Iptek pada SINas, terutama yang berada di Kawasan Puspiptek, bersifat komplementer dan bersinergi dengan peran yang telah dilakukan oleh masing-masing lembaga yang ada sehingga mampu secara signifikan berkontribusi terhadap berbagai kendala faktual dalam pelaksanaan penguatan SINas yang dilakukan.
Proses bisnis yang dijalankan lembaga terbagi atas level makro, meso, dan mikro. Proses bisnis pada level makro difokuskan pada penetapan sistem pendukung (supporting system) bagi keberhasilan pelaksanaan peran ISTP berupa regulasi/kebijakan, infrastruktur, SDM dengan lingkup nasional. Untuk proses bisnis pada level meso difokuskan pada penetapan kebijakan level korporasi terkait dengan peran ISTP sesuai dengan visi, misi, tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan proses bisnis pada level mikro merupakan proses bisnis yang terkait dengan kegiatan untuk merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, mengevaluasi, program kegiatan terkait dengan peran ISTP sesuai dengan kebijakan pada level korporasi.
5.2. Rekomendasi Kebijakan
Perlu dikembangkan sistem pendukung internal ISTP agar mampu memberikan kepercayaan bagi pelaku bisnis untuk menjalin kerjasama dalam pengembangan bisnisnya, dimana ada jaminan terhadap kerahasiaan terhadap kepentingan bisnis yang akan dikembangkan. Salah satu hal yang perlu dikembangkan adalah implementasi Hukum Tata Niaga dalam setiap perselisihan yang terkait dengan kerjasama pengembangan bisnis yang dilakukan antara pelaku bisnis dengan ISTP. Perlindungan ide-ide bisnis dari kemungkinan pemanfaatan oleh pihak ketiga selama pelaksanaan kerjasama berlangsung perlu menjadi perhatian bagi manajemen ISTP.
Personil yang duduk dalam lembaga ISTP berorientasi pada profesionalisme dengan keterwakilan dari unsur-unsur ABG (akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah), sehingga permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan lembaga dapat dilihat secara komprehensif dari berbagai sudut kepentingan pemangku kepentingan SINas.
Pengembangan program kegiatan ISTP perlu dilakukan berdasarkan roadmap program yang jelas guna mencapai tujuan dari pendirian lembaga yang telah ditetapkan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dudi Hidayat dari Pappiptek-LIPI yang telah memberikan saran perbaikan makalah ini.
Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 68 PUSTAKA
Bell, M and K. Pavitt, 1993. Technological Accumulation And Industrial Growth: Contrast Between Developed And Developtment Countries” Industrial And Corporate Change, Vol. 2, No 2, pp 157-211.
Habibie, B.J., 1984. Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pembangunan Bangsa, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Indonesia.
Hackett, E.J., Olga A., Michael L., and Judy W., 2007. The Handbook of Science and Technology Studies, Third Edition, The MIT Press, USA.
Lakitan, M., 2010. Revitalisasi Kelembagaan Riset dan Pengembangan untuk Mendukung Sistim Inovasi Nasional. Keynote Speech pada Seminar Revitalisasi Kelembagaan Litbang, Pasca Sarjana Universitas Sahid, Jakarta.
Lakitan, M., 2009. Kebijakan Pengembangan dan Implementasi Sistim Inovasi Nasional: Pendidikan, Riset, Industri dan Konsumen, Jurnal Dinamika Masyarakat, Vol. VIII, No. 1, Juli 2009.
OECD, 1977. National Innovation System, Organization for Economic Co-operation and Development (OECD).
Smits, R.E., Stefan K and Philip S., 2010. The Theory and Practice of Innovation Policy, Edward Elgard Publishing Limited,
The Malcolm Baldrige National Quality Award Program, Criteria for Performance Excellence. Baldrige National Quality Program National Institute of Standards and Technology Technology Administration United States Department of Commerce Administration Building, Room A600 100 Bureau Drive, Stop 1020 Gaithersburg, MD 20899.
Wessner, C.W., 2009. Understanding Research, Science and Technology Parks: Global Best Practice: Report of a Symposium ; Comparative Innovation Policy: Best Practice for the 21st Century;. National Research Council-USA, Washington DC.
Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 69