• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Prinsip Dominus Litis Dalam Proses Penyidikan

BAB III : PENERAPAN ASAS YANG MENGUNTUNGKAN DALAM

B. Peran Prinsip Dominus Litis Dalam Proses Penyidikan

Menurut ketentuan pasal 1 ayat 2 KUHAP mengatur “ Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya ”.65

Apabila penyidik mengetahui sendiri tentang terjadinya suatu tindak pidana, maka dengan sendirinya segera melakukan tindakan penyidikan yang diperlukan, misalnya melakukan tindakan di tempat kejadian, melakukan penangkapan, melakukan penggeledahan dan lain lain.

64 ibid, hlm. 48.

65 ibid, hlm 4.

Fungsi penyelidikan dilakukan sebelum dilakukan penyidikan hanya bertugas untuk mengetahui dan menentukan peristiwa apa yang sesungguhnya telah terjadi dan bertugas mambuat berita acara serta laporannya nantinya merupakan dasar permulaan penyidikan.

Dalam hal penyidik menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa, yang oleh pelapor atau pengadu tentang terjadinya suatu peristiwa, yang oleh pelapor atau pengadu telah diduga sebagai suatu tindak pidana, maka penyidik dalam melakukan tindakan penyelidikan dan penyidikan harus berhati hati dalam hal melakukan pemanggilan pemanggilan, pemeriksaan terhadap saksi, terutama pemeriksaan atau pemanggilan terhadap calon tersangka terutama dalam hal melakukan penangkapan, Penahanan. Maksud dari tindakan berhati hati dalam penetapan calon tersangka maupun tersangka harus berdasarkan alat bukti yang cukup, dengan menemukan minimal dua alat bukti sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 184 KUHAP. Apabila penyidik kurang berhati-hati dalam rangka penetapan tersangka serta tindakan lanjutan melakukan penangkapan dan penahanan, apabila orang tersebut bukan sebagai tersangka, maka penyidik harus menghentikan penyidikannya sesuai dengan ketentuan pasal 77 dan pasal 95 KUHAP.

Penyidikan merupakan suatu rangkaian tindakan dari penyidik untuk mencari dan mengumpulkan bukti untuk membuat terang tindak pidana yang telah dilaporkan oleh pelapor atau yang telah diadukan oleh pengadu, yakni untuk menemukan tersangkanya, maka dalam hal penyidik itu menerima laporan atau pengaduan, sebaiknya ia mencari dan mengumpulkan bukti-bukti lebih dahulu dan berdasarkan

bukti bukti yang berhasil dikumpulkan itu kemudian menentukan tindakan apa yang harus ia lakukan, misalnya memanggil saksi saksi untuk memperkuat bukti bukti yang telah ada dan apabila ia yakin bahwa suatu tindak pidana itu benar benar telah terjadi, kemudian harus memastikan siapa sebenarnya pelaku tindak pidana tersebut dan apakah

Pengadu itu merupakan seorang pengadu yang sah menurut Undang-undang, dan pengaduannya itu telah diajukan dalam tenggang waktu yang ditentukan dalam Undang-undang.

Setelah penyidik memperoleh kepastian mengenai siapa sebenarnya pelaku tindak pidana yang bersangkutan dan memperoleh kepastian mengenai sahnya pengaduan yang telah diajukan oleh seorang pengadu, barulah melakukan pemanggilan terhadap orang yang disangka melakukan tindak pidana untuk didengar keterangannya sebagai seorang tersangka.66

Pasal 7:

(1) Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf a karena kewajibannya mempunyai wewenang:

1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana;

2. Melakukan tindakan pertama pada saat ditempat kejadian;

3. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka;

4. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan;

5. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;

6. Mengambil sidik jari dan memotret seorang;

7. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

66 P.A.F. Lamintang, dan Theo Lamintang. Pembahasan KUHAP Menurut Ilmu Pengetahuan Pidana & Yurisprudensi, Cet. Pertama, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm. 260-261.

8. Mendatangkan orang ahli yang diperlakukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;

9. Mengadakan penghentian penyidikan;

10. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab;67

Pasal 7 ayat (1) dari huruf a sampai dengan huruf j KUHAP adalah kegiatan Penyidikan yang dilakukan oleh Penyidik setelah menerima laporan atau pengaduan dari korban dalam rangka pemberkasan suatu perkara pidana. Dimulai sejak menerima laporan kejadian suatu tindak pidana sampai dengan penghentian penyidikan suatu perkara pidana, jika kejadian yang dilaporkan tersebut bukan merupakan tindak pidana, tidak cukup alat bukti dan dihentikan penyidikannya demi hukum. Kapankah Penyidik dapat melakukan penghentian penyidikan. Hal ini diatur dalam pasal 109 KUHAP : a. Dalam hal penyidikan telah mulai melakukan penyidikan suatu peristiwa yang

merupakan tindak pidana, penyidik memberitahukan hal itu kepada Penuntut Umum;

b. Dalam hal penyidik menghentikan penyidikan karena tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut ternyata bukan merupakan tindak pidana atau penyidikan dihentikan demi hukum, maka penyidik memberitahukan hal itu kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya;

c. Dalam hal penghentian tersebut pada ayat (2) dilakukan oleh penyidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf b, pemberitahuan mengenai hal itu segera disampaikan kepada penyidik dan Penuntut Umum.68

Pasal 109 ayat 1 KUHAP ini merupakan kegiatan penyidik untuk memberitahukan kepada Penuntut Umum bahwa Penyidik telah mulai melakukan penyidikan suatu peristiwa pidana, bentuk pemberitahuannya adalah Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang harus disampaikan oleh Penyidik

67 Abdul Hakim G. Nusantara, Luhut M.P. Pangaribuan, Mas Achmad Santosa, SH., Op.cit, hlm.10.

68 ibid.

kepada Penuntut Umum, yang selanjutnya Kejaksaan akan mengeluarkan Surat Perintah Penunjukan Jaksa (P-16) untuk melakukan kegiatan mengikuti perkembangan penyidikan dan meneliti hasil penyidikan perkara tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan administrasi perkara tindak pidana, dengan menyebutkan nama tersangka, uraian singkat kejadian perkara dan pasal yang disangkakan (prinsip dominus litis).

Pasal 110 KUHAP ayat (1):

“ Dalam hal penyidik telah selesai melakukan penyidikan, penyidik wajib segera menyerahkan berkas perkara itu kepada penuntut umum ”.69

Kegiatan ini disebut dengan penyerahan tahap pertama berkas perkara dari Penyidik kepada Penuntut Umum, untuk dilakukan penelitian/pemeriksaan berkas perkara apakah berkas perkara tersebut telah memenuhi persyaratan Formil maupun persyaratan Materiil. (Prinsip Dominus Litis).

(1). “Dalam hal penuntut umum berpendapat bahwa hasil penyidikan tersebut ternyata masih kurang lengkap, penuntut umum segera mengembalikan berkas perkara itu kepada penyidik serta petunjuk untuk dilengkapi”;

(2). “Dalam hal penuntut umum mengembalikan hasil penyidikan untuk dilengkapi, penyidik wajib melakukan penyidikan tambahan sesuai petunjuk dari penuntut umum”;

(3). “Penyidikan dianggap telah selesai apabila dalam waktu 14 hari penuntut umum tidak mengembalikan hasil penyidikan atau apabila sebelum batas waktu tersebut berakhir telah ada pemberitahuan tentang hal itu dari penuntut umum kepada penyidik”;

Pada ayat 1 pasal 110 KUHAP adalah kegiatan Penuntut Umum setelah melakukan penelitian/pemeriksaan berkas perkara dari Penyidik, ternyata Penuntut

69 ibid.

Umum berpendapat bahwa berkas perkara tersebut belum memenuhi persyaratan Formil maupun persyaratan Materiil, Penuntut Umum wajib memberikan petunjuk kepada Penyidik tentang hal-hal yang harus dipenuhi oleh Penyidik untuk kelengkapan suatu berkas perkara (P-19), agar dapat dilimpahkan ke Pengadilan Negeri (Prinsip Dominus Litis).

Pasal 8 ayat (2) KUHAP mengatur: “ Penyidik menyerahkan berkas perkara kepadaenuntut Umum”

Ayat 3 mengatur: Penyerahan berkas perkara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan:

a. Pada tahap pertama penyidik hanya menyerahkan berkas perkara;

b. Dalam hal penyidikan sudah dianggap selesai, penyidik menyerahkan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti kepada Penuntut Umum;70

Pada kegiatan penyidikan oleh Penyidik disini juga terkandung prinsip Dominus Litis, karena hasil penyidikan dari Penyidik kewajiban Penyidik dalam melakukan pemberkasan perkara, yang jika telah selesai harus menyerahkan berkas perkaranya kepada Penuntut Umum (tahap satu), yang selanjutnya jika Penuntut Umum menyatakan berkas perkara tersebut telah selesai dan dinyatakan lengkap (P-21), maka Penyidikan akan menyerahkan tahap dua yaitu penyerahan tersangka dan barang buktinya.

70 ibid.

BAB IV

PENERAPAN ASAS MENGUNTUNGKAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

HAYATI DAN EKOSISTEM

(Studi Ketetapan Penghentian Penyidikan (SP-3) No: S.Tap/27.B/X/

2018/Direskrimsus Polda Jambi tanggal 31 Oktober 2018 An. Tersangka Said Had

A. Kasus Posisi Perkara