• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada era multi teknologi saat ini, pembelajaran dengan menggunakan teknologi (bantuan komputer) untuk mata pelajaran Matematika telah banyak dilakukan, misalnya pembelajaran matematika dengan VCD interaktif, software khusus matematika seperti

Mathematica, Cabry Geometry, Geometry Skatchpad, dll. Disisi lain, adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekarang, mendorong pemakaian teknologi terbaru dalam pembelajaran, atau mencoba untuk menemukan suatu cara dimana guru dapat menyampaikan materi pelajaran dengan lebih baik.

Pembelajaran matematika dengan multimedia akan lebih berhasil apabila media yang ada tidak dijadikan tumpuan utama dalam pembelajaran melainkan terjadi kolaborasi (penggabungan) dengan pembelajaran klasikal.

Teknis penggunaan komputer sebagai media pembelajaran ini bisa dilakukan dengan cara: Pertama, tiap satu atau dua siswa memegang satu komputer yang software-nya telah disiapkan oleh guru dan proses pembelajarannya dilakukan dalam laboratorium komputer.

Kedua, proses pembelajaran melalui projektor LCD yang mambuat tampilan pada monitor komputer ke media lain (misal tembok kelas) dengan perbesaran yang bisa diatur. Namun, untuk memilih mana yang lebih baik dari kedua cara tersebut perlu ada penelitian lebih lanjut.

Sementara itu Hasil penelitian secara umum menunjukan bahwa pembelajaran Interaktif Menggunakan Teknologi Multimedia ini dapat (1) meningkatkan kemampuan berpikir siswa, (2) mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya sendiri, (3) membuat pelajaran matematika menjadi lebih menarik, sehingga memotivasi siswa untuk belajar, (4) digunakan oleh guru untuk mengevaluasi proses berpikir siswa serta melihat bila terjadi kesalahan konsep matematika yang dilakukan oleh siswa. Sehingga PAIKEM yang ditunjang teknologi Multimedia akan memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan konvensional.

d. PAIKEM

Pembelajaran Matematika aktif, Interaktif, kreatif, dan menyenangkan (PAIKEM) pada hakikatnya adalah suatu strategi pembelajaran terpadu, yang menggunakan strategi, metoda, pendekatan, dan teknik pengajaran, terpadu sedemikian rupa baik prosedur maupun tujuan pembelajarannya dapat terlaksana dan tercapai dengan baik.

INTERAKSI OPTIMAL ANTARA SELURUH KOMPONEN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR (GURU DAN SISWA)

Berfungsinya secara optimal seluruh ”sense” yang meliputi indera, emosi, karsa, dan nalar melibatkan aspekvisual, audio, maupun teks(Anderson, 1981).

Dari Segi Guru:

A = Aktif Guru Aktif:

- Memantau kegiatan belajar Siswa - Memberi Umpan Balik

- Mengajukan Pertanyaan yang menantang - Mempertanyakan gagasan siswa

I = Interaktif Guru:

- Sebagai Fasilitator

- Membantu siswa dalam membangun pengetahuannya - Memberikan motivasi kepada siswanya

- Dapat berinteraksi kuat dengan siswanya

K = Kreatif Guru:

- Mengembangkan kegiatan yang beragam - Membuat alat bantu pembelajaran

E : Efektif Guru:

- Mencapai Tujuan Pembelajaran

M : Menyenangkan

Pembelajaran tidak membuat anak takut:

M

A

I

K

E

- salah

- ditertawakan - dianggap sepele

Dari Segi Siswa:

A = Aktif Siswa Aktif: - Bertanya

- Mengemukakan gagasan

- Mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya

I = Interaktif Siswa dapat

- belajar secara mandiri - termotivasi untuk belajar

- terdapat interaksi yang kuat antara siswa yang satu dengan yang lainnya.

K = Kreatif Siswa:

- Merancang membuat sesuatu - Menulis atau mengarang

E : Efektif Siswa:

- Menguasai keterampilan yang diperlukan

M : Menyenangkan

Pembelajaran membuat siswa: - Berani mencoba/berbuat - Berani Bertanya

- Berani mengemukakan pendapat

- Berani mempertanyakan gagasan orang lain

Untuk menyelengarakan berbagai kegiatan, guru perlu bekal berbagai teknik dan metode dalam pembelajaran. Maksudnya agar dalam memvariasikan berbagai kegiatan dapat menyesuaikannya dengan berbagai aspek pembelajarannya.

Berikut ini diutarakan secara sekilas strategi PAIKEM yang dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika, sehingga dicapainya baik standar kompetensi maupun kompetensi-kompetensi dasar yang dikembangkan dari padanya.

1. Pembelajaran Aktif dalam Matematika.

Seorang siswa akan dapat memahami matematika hanya apabila siswa secara aktif mengkonstruksikan pengetahuan yang ada pada dirinya lewat pengalamannya dengan lingkungan lewat pengalaman belajar mereka. Dalam pembelajaran aktif, siswa lebih berpartisipasi aktif sedemikian sehingga kegiatan siswa dalam belajar jauh lebih dominan dari kegiatan guru dalam mengajar.

Tetapi perlu diketahui bahwa pembelajaran aktif bukan merupakan konsep yang memisahkan pembelajaran secara dikotomis menjadi pembelajaran aktif dan pembelajaran pasif, derajad keaktifan dapat mempunyai rentang dari sangat rendah, rendah, sedang, agak tinggi sampai dengan tinggi, sebagaimana digambarkan dalam diagram di bawah ini.

Pasif Aktif

Teacher Centered Student Centered

2. Model Pembelajaran Interaktif

Pembelajaran interaktif didasarkan pada dua premis mayor, yaitu:

1. Pemahaman berkembang sebagai suatu proses informasi dan mengkonstruksi ide-ide secara mental.

2. Pemecahan masalah sangat penting untuk menstimulasi pikiran. Pemecahan masalah dikembangkan melalui:

 pertanyaan open ended yang memberikan petunjuk untuk menguji dan menyusun kembali apa yang diketahui.

 aktivitas yang meliputi interpretasi pemikiran dari berbagai kegiatan, termasuk menginvestigasi dan mengeksplorasi.

 Pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan pertimbangan yang mendalam untuk dijawab.

3. Pembelajaran Matematika yang Kreatif

Apabila pembelajaran aktif penekanannya adalah bagaimana siswa secara aktif mengkonstruksi pemahamannya tentang sesuatu yang dipelajarinya, maka pembelajaran kreatif penekanannya bagaimana guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran matematika ini mampu memfasilitasi proses belajar mengajar sehingga memberi suasana yang kondusif untuk siswa belajar. Dengan bermodal pada pengalaman dan pengetahuannya serta mau terus belajar dan mengamati dan berkreasi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar, sehingga tercapailah tujuan pembelajaran dengan baik.

4. Pembelajaran Matematika yang Efektif.

a) Resep Pembelajaran Efektif

Kanold (dalam Suryanto, 1999) mengemukakan resep pembelajaran efektif, yang meliputi perencanaan, penyajian, dan penutupan.

b )C o o p e r a t i v e L e a r n i n g s e b a g a i S u a t u P e n d e ka t a n d a l a m S t r a t e gi Pembelajaran Efektif.

Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa belajar kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran. yang efektif untuk semua jenjang sekolah dan untuk berbagai mata pelajaran, termasuk pelajaran matematika (Suryanto, 1999). Pada pembelajaran matematika di kelas, belajar matematika dengan pembelajaran kooperatif adalah kelompok kerja yang kooperatif, adalah lebih dari sekedar kompetitif. Pada kegiatan ini sekelompok siswa belajar dengan pasti atau mendiskusikan tugas-tugas matematika yang diberikan gurunya, saling membantu menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah.

c) P e m b e l a j a r a n Bermakna dan Kontekstual sebagai suatu Pembelajaran Efektif dalam strategi PAIKEM

Dalam rambu-rambu pelaksanaan Kurikulum Matematika SMA yang berlaku dewasa ini, ditekankan bahwa dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya memulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah-masalah kontekstual, siswa secara bertahap, dibimbing untuk menguasai konsep-konsep matematika.

Kalau, kita cermati rambu-rambu pelaksanaan Kurikulum SMA yang berlaku h i n gga s a a t i ni , j e l as t e r s i r a t ba h w a ki t a d i h ar u s ka n s u da h mu l ai mengimplementasikan pembelajaran kontekstual atau pembelajaran matematika realistik di sekolah-sekolah.