Pendapatan Bersih
Pendapatan Bersih Perseroan meningkat Rp1.171,2 miliar atau 17,3%, dari Rp6.754,3 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp7.925,5 miliar pada tahun 2014. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh peningkatan Penjualan Barang Dagangan sebesar 13,2% yang dipicu oleh peningkatan SSSG sebesar 10,7% pada tahun 2014, pertumbuhan segmen pelanggan yang menjadi target Perseroan, peningkatan disposable income dari segmen pelanggan tersebut, perbaikan berkelanjutan dalam kombinasi produk, serta pembukaan 8 gerai baru dan renovasi 26 gerai lainnya.
Penjualan Ritel Perseroan, yang terutama terdiri dari Penjualan Ritel, meningkat sebesar Rp855,1 miliar, atau 21,1%, dari Rp4.043,6 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp4.898,7 miliar pada tahun 2014. Peningkatan ini
disebabkan oleh alasan-alasan yang diuraikan di atas dan terutama oleh meningkatnya permintaan terhadap Produk
The Company’s Net Revenue from CV Sales increased by Rp307.8 billion, or 11.5%, from Rp2,673.6 billion in 2013 to Rp2,981.4 billion in 2014. This increase was due the reasons described above, offset in part by a shift from CV Sales to DP Sales.
The Company’s Services Fees increased by Rp8.3 billion, or 22.4%, from Rp37.1 billion in 2013 to Rp45.4 billion in 2014. This increase was principally due the increasing use by consignment vendors of the Company’s distribution and logistics centre to deliver their products to the Company’s stores.
Cost of Revenue
The Company’s Cost of Revenue increased by Rp486.2 billion, or 20.3%, from Rp2,391.3 billion in 2013 to Rp2,877.5 billion in 2014. This increase was due to the 21.1% increase in Retail Sales, primarily comprising Retail Goods, as described above.
Cost of revenue grew less quickly than retail sales due to the Company’s increment of purchasing power from increasing volume of DP Goods purchased and other initiatives such as the key item program, which aimed to optimise the number of SKUs in order to improve Adjusted Gross Proit Margins for DP Sales. Cost of Revenue as a percentage of Retail Sales in 2014 was 58.7% which represented a decrease from 59.1% in 2013.
Gross Proit
Due to the factors described above, the Company’s Gross Proit increased by Rp685.0 billion, or 15.7%, from Rp4,363.0 billion in 2013 to Rp5,048.0 billion in 2014 primarily due to increased contribution from CV Sales and DP Sales. Adjusted Gross Proit from DP Sales increased by 22.2%. Adjusted Gross Proit from CV Sales, which is measured by Net Revenue from CV Sales, increased by 11.5% in 2014.
The table below sets forth the components of Operating Expenses in 2014 and 2013.
Pendapatan Bersih Perseroan dari Penjualan Konsinyasi
meningkat Rp307,8 miliar, atau 11,5%, dari Rp2.673,6 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp2.981,4 miliar pada tahun 2014.
Kenaikan ini disebabkan alasan yang dijelaskan di atas, yang sebagian diimbangi dengan pergeseran dari Penjualan
Konsinyasi ke Penjualan Ritel.
Pendapatan Jasa Perseroan meningkat sebesar Rp8,3 miliar, atau 22,4%, dari Rp37,1 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp45,4 miliar pada 2014. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh peningkatan penggunaan pusat distribusi dan logistik Perseroan oleh vendor konsinyasi untuk kegiatan pendistribusian produk mereka ke gerai Perseroan.
Beban Pokok Pendapatan
Beban Pokok Pendapatan Perseroan meningkat Rp486,2 miliar, atau 20,3%, dari Rp2.391,3 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp2.877,5 miliar pada tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan Penjualan Ritel sebesar 21,1%, yang terutama terdiri dari Produk Ritel seperti
dijelaskan di atas.
Pertumbuhan Beban Pokok Pendapatan masih dibawah
pertumbuhan Penjualan Ritel karena meningkatnya daya beli Perseroan dari peningkatan volume Produk Ritel yang
dibeli dan inisiatif lain seperti key item yang bertujuan untuk mengoptimalkan jumlah SKU sebagai upaya meningkatkan
Marjin Laba Kotor yang Disesuaikan untuk Penjualan Ritel.
Beban Pokok pendapatan sebagai persentase dari Penjualan
Ritel pada tahun 2014 adalah 58,7%, turun dari 59,1% pada
tahun 2013.
Laba Kotor
Karena faktor di atas, Laba Kotor Perseroan meningkat
Rp685,0 miliar atau 15,7%, dari Rp4.363,0 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp5.048,0 miliar pada tahun 2014 terutama
disebabkan meningkatnya kontribusi dari Penjualan
Konsinyasi dan Penjualan Ritel. Laba Kotor yang Disesuaikan dari Penjualan Produk Ritel meningkat 22,2%. Laba Kotor
yang Disesuaikan dari Penjualan Konsinyasi, yang diukur dengan Pendapatan Bersih dari Penjualan Konsinyasi, meningkat sebesar 11,5% pada tahun 2014.
Tabel di bawah ini meyajikan komponen-komponen Beban Usaha pada tahun 2014 dan 2013.
Keterangan 2014 2013 Mutasi | 2014 - 2013Change (%) Description
Milliar Rp | Rp Billions
Sewa 941.7 816.6 15.3 Rent
Gaji dan Kesejahteraan Karyawan 861.5 788.5 9.3 Salaries and Allowance
Utilitas 316.5 248.8 27.2 Utilities
Penyusutan 228.0 206.6 10.4 Depreciation
Operating Expenses
The Company’s Operating Expenses increased by Rp355.1 billion or 13.8% from Rp2,581.9 billion in 2013 to Rp2,937.0 billion in 2014. This increase was primarily due to increase in Rent, Salaries and Allowance, Utilities, and Depreciation.
Keterangan 2014 2013 Mutasi | 2014 - 2013Change (%) Description
Milliar Rp | Rp Billions
Kartu Kredit 54.1 45.5 18.9 Credit Card
Asuransi 44.0 38.2 15.2 Insurance
Kantong Plastik 32.6 30.2 7.6 Plastics Bags
Perjalanan Dinas 25.3 22.6 12.3 Business Travel
Pemeliharaan dan Perbaikan 20.7 18.7 10.7 Repair and Maintenance
Pajak dan Ijin 17.0 15.3 10.9 Tax and Licenses
Telekomunikasi 16.6 15.4 7.6 Telecommunication
Konsultan 14.4 8.1 77.7 Consultant
Barang Konsumsi 10.3 10.3 -0.1 Consumables
Amortisasi 7.0 6.0 16.1 Amortisation
Seragam 4.9 5.3 -7.9 Uniform
Lain-lain 13.4 11.9 12.8 Others
Jumlah 2,937.0 2,581.9 13.8 Total
Beban Usaha
Beban Usaha Perseroan meningkat sebesar Rp355,1 miliar atau sebesar 13,8% dari Rp2.581,9 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp2.937,0 miliar pada tahun 2014. Peningkatan
ini terutama disebabkan oleh kenaikan Beban Sewa, Beban Gaji dan Kesejahteraan Karyawan, Beban Utilitas dan Beban Depresiasi.
In 2014, Rent increased by Rp125.1 billion or 125.1% and Utilities increased by Rp67.7 billion or 27.2% due to the opening of 8 new stores. Whereas, the increase of Salaries and Allowance by Rp73.0 billion or 9.3% due to increase in the minimum wage of 15.9%, increased in stafing as a result of the opening 8 new stores and increased in activity in existing stores. However, these increments were offseted with the Company’s continuous review on employee productivity and consumer service level. Optimization of employee productivity together with consumer service level resulted to ideal employee composition. Depreciation Expense increased by Rp21.4 billion or 10.4% in 2014 due to the opening of 8 new stores.