• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Pembelajaran Fiqih Melalui Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)

C. Pembahasan Temuan

1. Perencanaan Pembelajaran Fiqih Melalui Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)

agar ilmu yang dipelajari dapat mempertebal iman serta bermanfaat ketika di masyarakat

3 Evaluasi

Evaluasi pembelajaran yang diterapkan adalah evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilaksanakan pada proses praktik perawatan jenazah, dimana Ustad Ruslani memberi pembenaran terhadap kekeliruan selama praktik perawatan jenazah. Penilaian yang beliau gunakan yaitu tes dan observasi. Penialain sikap beliau observasi selama kegiatan pembelajaran dengan indikator kedisiplinan, penghayatan, dan tanggung jawab; psikomotorik siswa beliau observasi melalui kegiatan praktik perawatan jenazah; kognitif siswa beliau menggunakan tes essay sebagai penialaian. Ustad Ruslani mengutarakan seluruh siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

Contextual Teaching And Learning (CTL) agar siswa aktif, bertanggung jawab, dan kritis dalam mendalami materi yang bersangkutan pada kehidupannya sehari-hari dan tujuan terkait kompetensi siswa yaitu peserta didik mampu menjelaskan tatacara memandikan jenazah dengan benar, mengkafani jenazah dengan benar, menshalati jenazah dengan benar, menguburkan jenazah dengan benar serta dapat mensimulasikan tatacara pemulasaraan jenazah dengan baik dan benar.

CTL mendorong peserta memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan mereka rajin, dan termotivasi dalam belajar.121 Dapat disimpulkan bahwa dengan memahami hakekat, makna, dan manfaat mempelajari materi siswa terdorong secara aktif dan kritis dalam belajar serta bertanggung jawab untuk menerapkan di kehidupan sehari-hari

b. Penetapan Materi Pelajaran

Hasil penelitian yang didapat melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi menyimpulkan materi yang diangkat oleh Ustad Ruslani adalah perawatan jenazah. Materi tersebut merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari yang mengharuskan adanya seorang ahli di bidang tersebut untuk mengantisipasi ketika mendapati masalah tersebut terjadi di masyarakat.

Materi pembelajaran juga merupakan bagian dari isi rumusan

121 Muhammad Afandi, et al., Model dan Metode Pembelajaran Di Sekolah, h.41

Kompetensi Dasar (KD), dimana objek berasal dari pengalaman belajar yang diinteraksikan di antara peserta didik dan lingkungannya untuk mencapai kemampuan dasar berupa perubahan perilaku sebagai hasil belajar dari mata pelajaran.122

Keterkaitan antara materi pelajaran terhadap lingkungan siswa akan mendorongnya untuk aktif dan kritis dalam mempelajari mataeri serta siswa merasa bertanggung jawab untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. Perawatan jenazah adalah materi faktual, konseptual, serta aktual karena seiring berjalannya waktu masalah tersebut akan senantiasa muncul.

c. Pemilihan Sumber Belajar

Berdasar hasil observasi dan wawancara sumber belajar yang digunakan oleh Ustad Ruslani adalah Buku Fikih MA Kelas X KEMENAG RI 2020 dan kanal youtube beliau yakni R Channel yang berisi pembelajaran fiqih dan praktik-praktik ibadah.

Pendapat ahli menyatakan sumber belajar sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mendukung dan memudahkan terjadinya proses belajar. Pendapat lainnya mengugkapkan bahwa sumber belajar adalah sebagai tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.123

Beragamnya sumber belajar akan menambah pengalaman

122 Saringatun Mudrikah, et al., Perencanaan Pembelajaraan di Sekolah Teori dan Implementasi, h.81

123 Rusydi Ananda, Perencanaan Pembelajaran, (Medan: LPPPI , 2019), h.218

siswa dalam belajar dan memberinya penguatan terhadap pemahaman materi sehingga siswa dapat dengan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan.

d. Pemilihan Media Pembelajaran

Hasil observasi dan wawancara peneliti dapat menjelaskan bahwa media yang digunakan oleh Ustad Ruslani adalah kanal youtube beliau yaitu R Channel yang berisi pembelajaran fiqih dan praktik-praktik ibadah, kemudian pada praktik perawatan jenazah beliau menggunakan media berupa alat-alat dalam praktik perawatan jenazah yang telah disediakan oleh madrasah seperti perlengkapan memandikan jenazah, perlengkapan dalam mengkafani jenazah, keranda, dan perlengkapan dalam menguburkan jenazah.

Hal itu dijelaskan oleh ahli sebagaimana berikut, media pembelajaran adalah sebuah sarana yang digunakan untuk dapat membantu proses pembelajaran sehingga pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan tujuan dari pendidikan atau pembelajaran dapat tercapai lebih efektif dan efisien.124

e. Penetepan Model Pembelajaran

Berdasar hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi peneliti, model pembelajaran yang digunakan oleh Ustad Ruslani terkait materi perawatan jenazah adalah model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) karena materi tersebut

124 Saringatun Mudrikah, et al., Perencanaan Pembelajaraan di Sekolah Teori dan Implementasi, h.147

bersifat aktual yaitu hal yang senantiasa terjadi pada kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) akan mendorong siswa dapat merasakan manfaat dari materi yang disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan.

Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna dalam hidupnya nanti.125

2. Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih Melalui Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)

Pelaksanaan pembelajaran fiqih merupakan proses penerapan konsep yang telah dirancang sebelumnya yaitu RPP. Pada tahap ini pendidik akan membuka pembelajaran, kemudian menyampaikan materi pelajaran, menerapkan model pembelajaran, menggunakan media yang telah disiapkan, kemudian menutup pembelajaran dengan evaluasi.

a. Membuka Pembelajaran

Berdasar observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilaksanakan oleh peneliti. Ustad Ruslani membuka pembelajaran diawali dengan salam ketika memasuki kelas, kemudian bertawassul sebelum memulai pembelajaran, mengkroscek kehadiran siswa, kemudian menyampaikan makna-makna yang terkandung dalam materi sebagai apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar serta

125 Helmiati, Model Pembelajaran, h.51

memberi acuan sebagai gambaran untuk siswa.

Membuka pembelajaran merupakan keterampilan yang harus dimiliki pendidik karena tahap membuka pelajaran merupakan persiapan siswa untuk mempelajari materi, hal ini ditegaskan oleh ahli yaitu keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mempersiapkan mental dan menimbulkan perhatian peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.126

b. Menyampaikan Materi Pelajaran

Melalui penelitian dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi peneliti menemukan Ustad Ruslani menyampaikan substansi-substansi dari materi seperti memandikan jenazah, mengkafani jenazah, menshalati jenazah, menguburkan jenazah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Data tersebut sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh ahli yaitu Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik. Tujuan menjelaskan tidak untuk membuat siswa hafal, tetapi membuat siswa menjadi memahami apa yang sedang dipelajari.127

126 Fitri Siti Sundari, et al., Keterampilan Dasar Mengajar, h.24

127 Rabukit Damanik, et al., Keterampilan Dasar Mengajar Guru, h.19

c. Menerapkan Model Pembelajaran

Berdasar hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan oleh peneliti dapat dijelaskan bahwa Ustad Ruslani menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) pada pembelajaran fiqih materi perawatan jenazah. Berikut penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) beliau. Tahap Pertama beliau mengorientasikan langkah-langkah dalam merawat jenazah dan menyampaikan makna-makna yang terkandung di dalamnya sebagai bentuk motivasi, apersepsi dan memberi acuan terhadap siswa,Tahap Kedua beliau menyampaikan substansi-substansi materi dengan metode ceramah yaitu menjelaskan tentang memandikan jenazah, mengkafani jenazah, menshalati jenazah, dan menguburkan jenazah serta beliau menginstruksikan untuk mempelajari dengan referensi lain yaitu kanal youtube beliau (R Channel) yang berisi pembelajaran fiqih dan praktik-praktik ibadah lainnya, Tahap Ketiga beliau mengorganisasikan siswa untuk membentuk kelompok sebagai persiapan melaksanakan praktik perawatan jenazah pada pertemuan berikutnya, Tahap Keempat kelompok yang telah dipersiapkan dintruksikan untuk melaksanakan praktik perawatan jenazah sesuai tugas yang telah diberikan terhadap masing-masing kelompok bersama dengan bimbingan beliau, Tahap Kelima beliau melaksanakan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan selama proses praktik perawatan jenazah berlangsung

dengan harapan siswa dapat memahami materi dan dengannya dapat mendorong siswa berpartisipasi di masayarakat

Berikut langkah-langkah pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) menurut ahli

1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,

Ustad Ruslani mengungkapkan makna yang terkandung pada materi sebagai motivasi, apersepsi dan acuan belajar

2) Menyampaikan informasi/isi materi

Pada pertemuan pertama Ustad Ruslani menjelaskan substansi-substansi dari materi seperti memandikan jenazah, mengkafani jenazah, menshalati jenazah, dan menguburkan jenazah serta beliau memberi referensi lain sebagai penguat pemahaman mereka melalui kanal youtube beliau yaitu (R Channel) yang berisi pembelajaran fiqih dan praktik-praktik ibadah.

3) Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Pada pertemuan pertama setelah menjelaskan materi beliau membagi mereka kedalam empat kelompok dengan tugas sesuai pada substansi materi, tujuan dibentuknya kelompok tersebut untuk melaksnakan praktik perawatan jenazah pada pertemuan berikutnya.

4) Membimbing kelompok belajar dan bekerja

Pada pertemuan kedua hingga keempat beliau menginstruksikan kelompok yang telah dibentuk untuk melaksanakan praktik perawatan jenazah bersama dengan bimbingan beliau.

5) Evaluasi

Ustad Ruslani menggunakan evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan selama proses praktik perawatan jenazah berlangsung128

d. Menggunakan Media Pembelajaran

Data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi peneliti menerangkan bahwa Ustad Ruslani selama menyampaikan materi menggunakan Buku Fikih MA Kelas X KEMENAG RI 2020 dan beliau memberi referensi tambahan berupa kanal youtube beliau yang berisi pembelajaran fiqih dan praktik-paraktik ibadah, dapat disimpulkan pada pertemuan pertama Ustad Ruslani menggunakan media elektronik berupa platform youtube sebagai referensi tambahan. Pada pertemuan kedua hingga keempat yaitu proses praktik perawatan jenazah beliau menggunakan media berupa alat-alat praktik yang telah disediakan oleh madrasah.

Menurut ahli media adalah segala sesuatu yang dapat diindrai yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk terjadinya suatu

128 Ade Haerullah dan Said Hasan, Model & Pendekatan Pembelajaran Inovatif, h.68

proses komunikasi, media dapat berupa manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.129

e. Menutup Pembelajaran

Hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang diperoleh oleh peneliti mengungkapkan bahwa proses menutup pembelajaran yang dilaksanakan oleh Ustad Ruslani yaitu menyimpulkan materi dan menekankan makna yang dikandungnya sebagai motivasi kepada siswa, kemudian beliau memberi kesempatan terhadap siswa untukn bertanya tentang hal yang belum mereka pahami, setelah semua pertanyaan terjawab beliau mengakhiri dengan berdoa agar ilmu yang dipelajari menjadi wasilah untuk mempertebal iman dan bermanfaat bagi masyarakat.

Pendapat ahli tentang kegiatan menutup pembelajaran adalah suatu ”proses”, yaitu aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pembelajaran dan dari kegiatan mengakhirinya itu pihak yang berkepentingan terutama guru dan siswa dapat memperoleh gambaran tentang hasil yang dicapai. Dengan demikian ada proses yang harus dilakukan, misalnya apakah dengan memberkan tugas yang dapat memberikan gambaran kemampuan siswa dari hasil yang dicapainya, memberikan tes (lisan, tulisan maupun perbutan/tindakan), mengadakan refleksi dan lain sebagainya yang

129 Rusydi Ananda, Perencanaan Pembelajaran, h.156

sesuai dengan maksud dari kegiatan menutup pembelajaran.130

3. Evaluasi Pembelajaran Fiqih Melalui Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)

Secara etimologi “ evaluasi” berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation dari akar kata value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut al-qiamah atau al- taqdir’ yang bermakna penilaian (evaluasi). Sedangkan secara harpiah, evaluasi pendidikan dalam bahasa Arab sering disebut dengan al-taqdiraltarbiyah yang diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan Pendidikan.131.

Evaluasi adalah sebuah mekanisme yang sangat penting untuk dapat menilai tingkat progresivitas pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi ini akan menjadi bahan yang sangat signifikan untuk bisa melakukan langkah-langkah perbaikan di masa mendatang pada saat suatu program akan dimulai kembali. Karena hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting, evaluasi ini pun menjadi bagian dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan juga

dalam Standar Nasional Pendidikan.132

Hasil temuan peneliti melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi menyimpulkan bahwa evaluasi yang dilaksanakan oleh Ustad Ruslani yaitu evaluasi formatif melalui teknik observasi dan tes uraian. Evaluasi formatif berfungsi untuk mengumpulkan data selama

130 Dadang Sukirman, Pembelajaran Microteaching, h.239

131 Idrus L. Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran, (Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 9, No 2, Agustus 2019), h. 922, DOI: dx.doi.org/10.35673/ajmpi.v9i2.427

132 Haryanto, Evaluasi Pembelajaran: Konsep Dan Manajemen, (Yogyakarta: UNY Press, 2020), h,6

kegiatan masih berlangsung.133 Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.134 Beliau mengevaluasi melalui proses observasi terhadap sikap siswa dan kegiatan praktik perawatan jenazah yang menunjukkan sikap aktif, bertanggung jawab, dan kritis.

Kemudian pada penilaian kognitif yakni tes uraian, tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri135. Tes uraian yang beliau berikan kepada siswa memberikan hasil akhir seluruh siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

133 Haryanto, Evaluasi Pembelajaran: Konsep Dan Manajemen, h,101

134 Haryanto, Evaluasi Pembelajaran: Konsep Dan Manajemen, h,188

135 Elis Ratna Wulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h.164

BAB V