• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Berkarakter : kejujuran (berkompetisi antar kelompok), membantu teman yang membutuhkan (berdiskusi dalam kelompok),

HASIL PENELITIAN

C. Deskripsi Hasil Penelitian

1) Perilaku Berkarakter : kejujuran (berkompetisi antar kelompok), membantu teman yang membutuhkan (berdiskusi dalam kelompok),

tepat waktu (menyelesaikan tugas), teliti/ cermat (menyelesaikan tugas), dan tanggung jawab (kerja kelompok dan individu).

(2) Keterampilan sosial : bertanya (proses pembelajaran), menyumbang ide/ berpendapat (proses pembelajaran), menjadi pendengar yang baik (menghargai guru dan teman), dan bekerjasama (diskusi kelompok).

c. Psikomotor

1) Menggambar bentuk bangun ruang tabung, prisma, kerucut,limas

commit to user

Melalui penerapan pembelajaran kooperatif numbered heads together, siswa cukup aktif dalam mengikuti setiap langkah yang dilaksanakan. Siswa membentuk kelompok heterogen atas bimbingan guru berdasarkan materi sifat bangun ruang yang dipelajari. Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing untuk menyelesaikan tugas atau pertanyaan yang diajukan guru, masing-masing anggota dalam kelompok memiliki nomor yang berbeda. Setelah berpikir bersama dalam kelompok, guru akan mengajukan pertanyaan dan menunjuk salah satu nomor. Masing-masing siswa dalam kelompoknya yang memiliki nomor tersebut mengangkat tangan. Kemudian guru menunjuk salah satu kelompok dengan nomor tersebut untuk menjawab

pertanyaan dan siswa yang ditunjuk harus menjawab dengan

kemampuannya sendiri tanpa bantuan dari kelwompoknya karena sebelumnya sudah didiskusikan bersama. Sehingga siswa benar-benar mau berpikir. Tetapi masih ada beberapa siswa yang belum konsentrasi dan masih bingung dengan langkah-langkah pembelajaran tersebut.

Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I (lampiran 21 halaman 182) diperoleh hal-hal seperti berikut:

1)Banyaknya siswa yang menjawab pertanyaan guru pada kegiatan

apersepsi masih kurang.

2)Banyaknya siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat/ide masih

rendah.

3)Banyaknya siswa yang terlibat aktif dan kritis bertanya saat pembelajaran

masih kurang karena dalam kelompok masih didominan beberapa anak saja.

4)Banyak siswa yang cermat dan teliti dalam menerima penjelasan dari

guru saat menyampaikan materi.

5)Siswa yang menunjukkan sikap baik yaitu rasa keingintahuannya dan

keberaniannya memberi tanggapan saat memperhatikan penjelasan guru sudah cukup banyak, meskipun masih ada yang berbicara sendiri dengan temannya di luar materi pelajaran.

commit to user

6)Siswa yang merasa gembira dengan pembelajaran NHT sudah cukup

banyak, karena ada kompetisi untuk menjadi yang terbaik.

7)Keefektifan penggunaan NHT masih rendah karena penggunaan waktu

belum efektif dan aktivitas siswa belum kondusif, siswa belum berperan aktif secara maksimal.

8)Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.

9)Banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan benar dan tepat waktu

atas pertanyaan yang disampaikan guru masih kurang, karena kurang konsentrasi dan teliti.

10)Kesiapan siswa mengerjakan evaluasi sudah cukup baik.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I (lampiran 21 halaman 182) dapat ditunjukkan bahwa pada pertemuan pertama aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori rendah karena jumlah skor hanya 22 (siswa yang aktif lebih dari 20% sampai 40% dari jumlah siswa yang hadir) dan pada pertemuan kedua aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori sedang karena jumlah skor mencapai 29 (siswa yang aktif antara 40% sampai 60% dari jumlah siswa yang hadir). Skor rata-rata aktivitas siswa dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus I adalah 25,5 sehingga aktivitas siswa pada siklus I dalam kategori sedang atau cukup (siswa yang aktif antara 40% sampai 60% dari jumlah siswa yang hadir).

Pada siklus II, kompetensi dasar yang dibahas adalah

mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dengan indikator yang sama dengan siklus I. Pada siklus II ini, guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif numbered heads together dengan lebih spesifik sehingga siswa mudah memahami tugas-tugasnya sebagai ahli materi dalam mengikuti pembelajaran matematika. Di samping itu, siswa juga diberi motivasi atau penghargaan agar mereka dapat mengemukakan ide atau pendapatnya dalam kelompok dengan rasa percaya diri dan siswa dilatih untuk lebih kritis dan bertanya jika ada hal-hal dalam materi sifat bangun ruang yang belum dipahami sehingga timbul pembelajaran yang aktif dan materipun dapat diserap oleh siswa dengan baik. Apabila siswa memahami

commit to user

dan melaksanakan pembelajaran melalui model kooperatif numbered heads together dengan baik maka akan memberi makna terhadap pembelajaran yang diikutinya. Hal ini ditandai dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada materi sifat-sifat bangun ruang.

Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II (lampiran 22 halaman 183) diperoleh hal-hal berikut:

1)Sudah banyak siswa yang memperhatikan guru saat pelajaran.

2)Sudah banyak siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat/ide.

3)Hampir seluruh siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa

sudah memahami perannya masing-masing dalam kelompok.

4)Banyaknya siswa yang cermat dan teliti dalam menerima penjelasan dari

guru saat menyampaikan materi sangat banyak.

5)Banyak siswa yang menunjukkan sikap baik saat memperhatikan

penjelasan guru mengenai materi pembelajaran yang diajarkan. Siswa

saling menghargai, berani memberi tanggapan dan rasa

keingintahuannya juga meningkat.

6)Seluruh siswa merasa gembira dengan pembelajaran NHT, karena ada

penghargaan yang diberikan oleh guru untuk kelompok terbaik maupun individu yang mendapat nilai tertinggi.

7)Keefektifan penggunaan NHT sudah cukup baik, karena penggunaan

waktu sudah efektif dan aktivitas siswa pun cukup kondusif, siswa sudah berperan aktif dengan maksimal dalam pembelajaran.

8)Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran sudah cukup baik.

9)Banyak siswa yang dapat menjawab dengan benar dan tepat waktu atas

pertanyaan yang disampaikan guru, siswa cukup berkonsentrasi dan teliti dalam mengerjakan soal maupun pertanyaan guru.

10) Kesiapan siswa mengerjakan evaluasi sudah sangat baik.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II (lampiran 22 halaman 183) dapat ditunjukkan bahwa pada pertemuan pertama aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori tinggi karena jumlah skor mencapai 37 (siswa yang antara 60% sampai 80% dari jumlah siswa yang

commit to user

hadir) dan pada pertemuan kedua aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori sangat tinggi dengan jumlah skor 46 (siswa yang aktif antara 80% sampai 100% dari jumlah siswa yang hadir). Skor rata-rata aktivitas siswa dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus II adalah 41 sehingga aktivitas siswa pada siklus II dalam kategori sangat tinggi (siswa yang aktif antara 80% sampai 100% dari jumlah siswa yang hadir). Hal ini terjadi karena siswa termotivasi untuk meningkatkan rasa percaya diri, konsentrasi dan lebih berani dalam berpendapat, berkomunikasi dengan anggota lain.

3) Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Matematika

Observasi tidak hanya ditujukan kepada siswa tetapi juga kepada peneliti sebagai guru. Dari hasil observasi kinerja guru pada siklus I (lampiran 23 halaman 184 - 186) diperoleh hal-hal seperti berikut:

1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran cukup baik

2) Kemampuan guru mengelola kelas belum cukup baik.

3) Kemampuan mengelola waktu pelajaran sudah baik, guru tepat waktu

memulai pelajaran dan member batasan waktu dalam melakukan diskusi.

4) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi sudah cukup baik.

5) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sudah cukup baik,

meskipun belum maksimal.

6) Keterampilan guru mengajukan pertanyaan sudah cukup baik.

7) Perhatian guru terhadap seluruh siswa cukup baik, meskipun masih ada

beberapa yang belum berperan aktif dalam kelompok.

8) Kemampuan dalam pengembangan aplikasi sudah cukup baik meskipun

siswa belum maksimal dalam mengerjakan soal post test.

9) Kemampuan menutup pelajaran sudah cukup baik dengan memberi pesan,

motivasi dan juga menyampaikan kesimpulan bersama-sama dengan siswa.

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I (lampiran 23 halaman 184 - 186) dapat ditunjukkan bahwa pada pertemuan pertama kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori cukup karena jumlah skor yang dicapai adalah 18 dari jumlah skor maksimal 36 . Dan pada pertemuan

commit to user

kedua kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori baik karena jumlah skor yang dicapai adalah 28 dari jumlah skor maksimal 36. Jadi skor rata-rata kinerja guru pada siklus I dari pertemuan I dan pertemuan II adalah 23 yang termasuk dalam kategori cukup.

Bertolak dari hasil observasi dan refleksi kinerja guru pada siklus I, Maka guru memperbaiki kinerjanya pada siklus II (lampiran 24 halaman 187- 189) dan dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran sudah baik.

2) Kemampuan guru mengelola kelas sudah cukup baik.

3) Kemampuan mengelola waktu pelajaran sudah sangat baik, guru tepat

waktu memulai pelajaran dan memberi batasan waktu dalam melakukan diskusi, dan guru sudah menggunakan waktu secara efisien.

4) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi sudah baik.

5) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sudah baik, dan maksimal.

Sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

6) Keterampilan guru mengajukan pertanyaan sudah baik.

7) Perhatian guru terhadap siswa sudah menyeluruh, seluruh siswa sudah

berperan aktif dalam kelompok.

8) Kemampuan dalam pengembangan aplikasi sudah sangat baik, guru

memberikan soal post test pada setiap siswa, memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa sehingga siswa lebih serius dalam mengerjakan soal.

9) Kemampuan menutup pelajaran sudah cukup baik dengan memberi pesan,

motivasi dan juga menyampaikan kesimpulan bersama-sama dengan siswa.

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus II (lampiran 24

halaman 187 – 189) dapat ditunjukkan bahwa pada pertemuan pertama kinerja

guru dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori baik karena jumlah skor yang dicapai adalah 31 dan pada pertemuan kedua kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori sangat baik karena jumlah skor mencapai 36.

commit to user

Jadi skor rata-rata kinerja guru pada siklus II dari pertemuan I dan pertemuan II adalah 33,5 atau 3,72 yaitu termasuk dalam kategori baik.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan melihat hasil penelitian dari beberapa tabel di atas, dapat diketahui adanya peningkatan proses pembelajaran terutama keterampilan berpikir siswa terhadap materi pada masing-masing siklus melalui penerapan model kooperatif numbered heads together. Peningkatan terlihat dari perhitungan rata-rata nilai belajar dan aktivitas siswa pada deskripsi di bawah ini.

Perhitungan rata-rata nilai belajar yang diperoleh siswa pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan siklus II selama dua kali pertemuan pada setiap siklusnya (lampiran 25 halaman 190). Hal ini dapat dilihat pada tabel 8 seperti berikut:

Tabel 8. Tabel Perkembangan Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Pada Materi Sifat-sifat Bangun Ruang Pada Kondisi

Awal, Siklus I dan Siklus II

No Pembelajaran Matematika (sifat-sifat bangun ruang) Sebelum Tindakan (Pra Siklus) Sesudah dilaksanakan tindakan Siklus I Siklus II 1 Nilai Terendah 0 25 50 2 Nilai Tertinggi 70 90 97,5 3 Nilai rata-rata 45,86 68,90 84,09 4 Prosentase ketuntasan