• Tidak ada hasil yang ditemukan

Langkah 6. Memberi kesimpulan

12) Sifat-sifat kerucut :

Gambar 7. a) Mempunyai alas berbentuk lingkaran.

b) Mempunyai titik puncak.

c) Jarak titik puncak ke bidang lingkaran (alas) disebut tinggi kerucut.

d. Penerapan Tipe Numbered Heads Together dalam Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran Matematika Tentang Sifat-sifat Bangun Ruang

Pada dasarnya pembelajaran dengan membiasakan siswa memiliki keterampilan berpikir kritis dapat dengan mudah dilakukan. Sayangnya, kondisi pembelajaran yang ada di kebanyakan sekolah di Indonesia belum

commit to user

begitu mendukung untuk terlaksananya pembelajaran yang membiasakan siswa berpikir kritis. Beberapa kendalanya antara lain pembelajaran di sekolah

masih banyak yang terfokus pada guru, belum student centered; Guru belum

menggunakan strategi baru dalam pembelajaran dan fokus pendidikan di sekolah lebih pada yang bersifat menghafal/pengetahuan faktual. Khususnya pada pelajaran matematika yang bersifat ilmu pasti dengan ketentuan rumus yang sudah ada. Tetapi pada materi sifat-sifat bangun ruang ini akan lebih efektif jika menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam mahami konsep dari bangun ruang tanpa harus menghafal. Ada beberapa bangun ruang yang masing-masing memiliki ciri-ciri dan sifat yang berbeda sehingga memerlukan pemikiran kritis untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun ruang.

Dengan penerapan numbered heads together yang mengharuskan siswa dalam kelompok untuk berpikir bersama dan dipastikan setiap siswa dalam kelompok siap dan dapat menjelaskan atau menjawab ketika dalam tahap answering maka siswa harus lebih kritis dalam menyelesaikan soal yang diajukan guru. Karena ada ketentuan dan kompetisi yang membutuhkan ketelitian, keseriusan, tepat dan cepat ketika menjawab serta jelas dalam memberikan alasan. Dengan kegiatan kelompok tipe numbered heads together tersebut akan memancing siswa untuk berpikir kritis pada saat menyelesaikan soal post tes. Karena untuk memahami ciri dan sifat masing-masing bangun ruang ini dibutuhkan pemikiran kritis agar dapat membedakan dan menyimpulan konsep materi sehingga akan didapat jawaban yang tepat dalam menyelesaikan soal.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penenlitian yang relevan/ sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, antara lain:

1. Nurjanah Dwi, (2010) yang berjudul “Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Pendekatan Realistic Matematic Education SD

commit to user

Hasil penelitian tindakan kelas ini menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan yaitu peningkatan kemampuan siswa dalam mengajukan dugaan sebanyak 11 siswa (39,28%) pada putaran I, 13 siswa (46,43%) pada putaran II, pada putaran III sebanyak 15 siswa. Siswa yang mampu memanipulasi matematika sebanyak 9 siswa (32,14%) pada putaran I, 11 siswa (39,28%) pada putaran II dan 15 siswa (53,57%) pada putaran III. Siswa yang mampu menarik kesimpulan dari pernyataan meningkat sebanyak 11 siswa (39,28%) pada putaraan I, 1,15 siswa (53,57%) pada putaraan II dan 18 siswa (64,28%) pada putaraan III. Kemampuan dalam memeriksa kesahihan suatu argumen sebanyak 10 siswa (35,71%) pada putaraan I, 14 siswa (50%) pada putaran II, 16 siswa pada putaran III, kemampuan siswa dalam menentukan pola/sifat dari gejala matematis meningkat pada putaran I sebanyak 13 siswa (46,43%), 15 siswa (53,57%) pada putaran ke II dan pada putaran III sebanyak 16 siswa (57,14%). Jumlah siswa dalam mengerjakan soal dengan benar sebanyak 10 siswa (35,71%) pada putaran I, 12 siswa (42,85%) pada putaran II dan 15 siswa (53,57%) pada putaran III dan ketrampilan dalam menggunakan alat peraga meningkat pada putaran I, sebanyak 8 siswa (28,57%), 10 siswa (35,71%) pada putaran II dan 13 siswa (46,43%) pada putaran III.

2. Masruhan Mufid, (2007) yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)

Pada Siswa Kelas VII-A MTs Islamiyah Sumpiyuh – Banyumas Tahun

Pelajaran 2006/2007”. Hasil penelitian beliau menyimpulkan bahwa : (1) Dalam pembelajaran matematika lebih efektif dan menyenangkan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together, siswa lebih aktif dan berantusias.(2) Melalui pembelajaran kooperatif tipe numbered head together ini dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada pokok bahasan operasi hitung bentuk aljabar, ditunjukkan oleh rata-rata niai tes akhir siklus 1 dari 64,11 menjadi 76,63 pada siklus 2 dan ketuntasan

commit to user

belajar klasikal meningkat pada siklus 1 sebesar 68,4% menjadi 77,5% pada siklus 2. (3) Aktivitas siswa kelas VII-A semester I MTs Islamiyah Maarif Sumpiuh Kabupaten Banyumas pada pokok bahasan operasi hitung bentuk aljabar dapat ditingkatkan melalui model pembelajran Numbered Head Together.

3. Retno Widati, (2010) yang berjudul “Peningkatan Pemhaman Konsep

Sifat-sifat Bangun Ruang (Matematika) Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Malangjiwan

Tahun Pelajaran 2009/2010”. Pada penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa: Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri 01 Malangjiwan tahun ajaran 2009/2010. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 67,72 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 63,04 %, siklus I nilai rata-rata kelas 72,91 % dan siklus I Inilai rata-rata kelas meningkat menjadi 82,15 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 84,78 %. Dengan demikian penerapan pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Malangjiwan Tahun Pelajaran 2009/2010.

C. Kerangka Berpikir

Keberhasilan pembelajaran merupakan hal utama yang

didambakan dalam pelaksanaan pendidikan. Agar pembelajaran berhasil guru harus membimbing siswa, sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan struktur pengetahuan bidang studi yang dipelajarinya. Untuk mencapai keberhasilan itu guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat untuk dapat diterapkan dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan untuk guru sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis matematika pada pokok bahasan sifat-sifat bangun ruang dan memberi iklim yang kondusif dalam perkembangan daya nalar dan kreatifitas siswa

commit to user

adalah dengan pembelajaran kooperatif. Dengan pembelajaran kooperatif ini siswa termotivasi untuk belajar menyampaikan pendapat dan bersosialisasi dengan teman. Guru di sini hanya sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran.

NHT adalah tipe model pembelajaran kooperatif yang merupakan struktur sederhana dan terdiri atas empat tahap yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi siswa. NHT juga merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. Selain itu NHT juga mendorong siswa untuk meningkatkan kerja sama antar siswa.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat diterapkan dalam pokok bahasan matematika pada materi sifat-sifat bangun ruang.

Secara skematis kerangka berpikir dapat digambarkan pada gambar 8. di bawah ini:

commit to user Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Gambar 8. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan, yaitu Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas V

Guru menggunakan tipe numbered heads together untuk menjelaskan materi

sifat-sifat Bangun Ruang Siklus II:

Indikator ketercapaian kinerja

80%

Dengan menerapkan model pembelajaran numbered heads together dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi Bangun Ruang kelas V SD Negeri Balerejo 01, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun.

Siklus I: Indikator ketercapaian kinerja 70 % Kegiatan pembelajaran masih konvensional. Guru jarang menggunakan model pembelajaran. Siswa:

Antusias untuk mengikuti pembelajaran berkurang. Siswa pasif dan bosan mengikuti pelajaran (aktivitas/ sikap siswa menyimpang, melamun, bicara dengan teman) Materi kurang dipahami Hasil nilai keterampilan berpikir kritis rendah, 61,9% siswa mempunyai nilai di bawah KKM

commit to user

semester II SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun pada pokok bahasan sifat-sifat bangun ruang.

commit to user

45

BAB III