• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku pasar merupakan sebagai suatu pola atau tingkah laku dari lembaga-lembaga tataniaga yang menyesuaikan dengan struktur pasar dimana lembaga-lembaga tersebut melakukan aktivitas penjualan dan pembelian serta penentuan keputusan-keputusan dalam menghadapi struktur pasar tersebut. Selain itu, struktur pasar juga diartikan sebagai strategi produksi dan konsumsi dari lembaga tataniaga dalam struktur pasar tertentu yang meliputi aktivitas pembelian, pejualan, penentuan harga serta kerjasama lembaga tataniaga. Para pelaku tataniaga perlu mengetahui perilaku pasar sehingga mampu merencanakan kegiatan tataniaga secara efisien dan terkoordinasi.

7.4.1. Praktek Pembelian dan Penjualan

7.4.1.1. Praktek Pembelian dan Penjualan di Tingkat Petani

Petani padi organik tersertifikasi menjual gabah hasil panen mereka kepada Gapoktan Simpatik, tengkulak (non-organik), dan pabrik beras melalui jasa makelar. Jumlah rata-rata hasil panen padi organik tersertifikasi per hektar per tahun dengan tiga musim tanam sebesar 120.740 kg GKG (Gabah Kering Giling). Dari jumlah tersebut 70 persennya atau 84.518 kg GKG di jual, sedangkan sisanya dikonsumsi atau sebagai persediaan. Sementara itu petani padi organik non-sertifikasi menjual gabah hasil panen mereka kepada tengkulak I (organik), dan tengkulak II (non-organik). Jumlah rata-rata panen padi organik non-sertifikasi per hektar per tahun dalam tiga musim taman sebesar 110.450 kg GKG. Gabah hasil panen petani padi organik baik padi organik tersertifikasi maupun padi organik non-sertifikasi yang dijual, sebagian besar dibeli di lahan sawah setelah padi dipanen dan sebagian dibeli ditempat tinggal petani setelah dikeringkan. Hal ini menjadikan petani tidak menanggung biaya pengangkutan gabah tersebut, namun ditanggung oleh pembeli.

7.4.1.2. Praktek Pembelian dan Penjualan di Tingkat Gapoktan Simpatik Serupa dengan praktek penjualan gabah hasil panen petani padi organik, praktek pembelian yang dilakukan oleh Gapoktan Simpatik melalui ICS (Internal Control System) adalah dengan mendatangi langsung lahan sawah petani. Jumlah gabah hasil panen responden petani padi organik tersertifikasi yang dijual kepada

Gapoktan Simpatik sebesar 67.614,4 kg GKG (80 persen). Sedangkan, Gapoktan Simpatik melakukan praktek penjualan beras organik tersertifikasi kepada eksportir (PT Bloom Agro), pedagang pengecer atau retail dan konsumen.

Penjualan beras organik Gapoktan Simpatik kepada eksportir (PT Bloom Agro) sebesar 30.765 kg (70 persen), 8.790 kg (20 persen) kepada retail atau pengecer, dan 10 persen (4.395 kg) langsung ke konsumen. Praktek penjualan beras organik kepada eksportir (PT Bloom Agro) menggunakan kontrak pembelian yang dibuat setiap satu tahun sekali. Gapoktan Simpatik mendapatkan uang muka sebesar 40 persen dari total nilai pembayaran, dimana sisanya dibayar ketika beras organik yang dipesan sebelumnya telah tersedia. Sedangkan praktek penjualan beras organik kepada pedagang pengecer atau retail dan kepada konsumen menggunakan sistem pembayaran tunai. Seluruh praktek penjualan Gapoktan Simpatik tidak menanggung biaya pengangkutan, sehingga pihak pembelilah yang menangung biaya tersebut.

7.4.1.3. Praktek Pembelian dan Penjualan di Tingkat Eksportir

Praktek pembelian beras organik dari Gapoktan Simpatik telah dijelaskan pada praktek penjualan Gapoktan Simpatik kepada eksportir (PT Bloom Agro). Sedangkan praktek penjualan beras organik untuk diekspor membutuhkan beberapa tahapan dan kelompok biaya. Tahapan dimulai dengan pengangkutan beras organik dari gudang Gapoktan Simpatik yang berada di Kabupaten Tasikmalaya menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok yang berada di Jakarta. Pada tahapan ini eksportir harus mengeluarkan dua biaya yang meliputi biaya pengangkutan tentunya dan biaya pengawalan pengangkutan produk organik yang merupakan salah satu persyaratan sertifikasi ekspor produk organik. Tahap selanjutnya adalah proses pergudangan dan karantina yang bertujuan untuk pengecekan terhadap produk pertanian yang akan diekspor dari Indonesia serta untuk menunggu proses bongkar muat barang ke kapal. Praktek penjualan beras organik untuk diekspor menggunakan sistem FoB (Free on Board) artinya pihak eksportir hanya bertanggung jawab sampai barang berada di atas kapal. Sistem pembayaran antara eksportir dan pembeli dari luar negeri menggunakan sistem L/C (Letter of Credit).

7.4.1.4. Praktek Pembelian dan Penjualan di Tingkat Pabrik Beras

Praktek pembelian di tingkat pabrik beras pada saluran sistem tataniaga beras organik tersertifikasi dilakukan dengan menggunakan jasa makelar gabah organik yang ada di Kabupaten Tasikmalaya. Makelar beras organik ini mayoritas merupakan anggota ICS (Internal Control System) dan sisanya merupakan pengurus Gapoktan Simpatik lainnya. Pembelian gabah hasil panen padi organik tersertifikasi yang dibeli melalui makelar gabah organik sebesar 6.339 kg GKG. Praktek pembelian oleh pabrik beras kepada petani terjadi setelah pabrik beras mendapatkan informasi adanya gabah organik yang dapat dibeli di Kabupaten Tasikmalaya. Selanjutnya pabrik beras mendatangi lahan sawah dan membeli gabah hasil panen organik di tempat tersebut. Pabrik beras ini disamping mengeluarkan biaya pengangkutan, juga membayar upah kepada makelar atas jasanya menghubungkan pabrik beras untuk dapat membeli gabah tersebut. Adapun upah yang didapat makelar dalam satu transaksi sebesar Rp 400.000,00 hingga Rp 600.000,00 dalam sekali transaksi tergantung dari besarnya volume transaksi gabah tersebut. Sedangkan pada transaksi penjualan pabrik beras yang ada di saluran sistem tataniaga beras organik tersertifikasi tidak dapat dijelaskan lebih rinci, karena rantai informasi yang tertutup pada rantai makelar beras organik disaat pengambilan data penelitian berlangsung. Terputusnya rantai informasi ini karena makelar gabah organik tersebut khawatir akan menimbulkan masalah didalam internal Gapoktan Simpatik.

Kondisi pada pabrik beras organik non-sertifikasi, praktek pembelian dilakukan dengan tengkulak I (organik) sebesar 48.322 kg GKG. Pembelian dilakukan di gudang milik pabrik beras dimana tengkulak I (organik) mengantar langsung gabah tersebut, sehingga biaya pengiriman ditanggung oleh tengkulak I (organik). Selanjutnya, aktivitas penjualan beras organik oleh pabrik beras kepada pedagang pengecer atau retail dilakukan dengan cara pedagang pengecer atau retail mendatangi langsung ke tempat pebrik beras organik berada. Adapun biaya pengangkutan ditanggung oleh pedagang pengecer atau retail tersebut.

7.4.1.5. Praktek Pembelian dan Penjualan di Tingkat Pedagang Pengecer atau Retail

Praktek pembelian pada tingkat pedagang pengecer atau retail pada sistem tataniaga beras organik dilakukan dengan Gapoktan Simpatik sebagai satu- satunya pemasok beras organik tersertifikasi di Kabupaten Tasikmalaya. Adapun besarnya volume beras organik yang ditransaksikan dengan pedagang pengecer sebesar 8.790 kg beras organik dengan komposisi 75 persen (6.592 kg) dijual kepada pedagang pengecer di luar Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, dan sebesar 2.197 kg (25 persen) dijual kepada pedagang pengecer atau retail di area Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Kegiatan pembelian dilakukan di gudang milik Gapoktan Simpatik atau beras organik dikirimkan ke tempat pedagang pengirim dengan sistem pembayaran tunai, dimana biaya pengangkutan ditanggung oleh pedagang pengecer atau retail. Pada pedagang pengecer atau retail yang ada pada saluran sistem tataniaga beras organik non-sertifikasi praktek pembelian dilakukan dengan pabrik beras yang ada di Kabupaten Tasikmalaya sebesar 31.409 kg. Adapun transaksi dilakukan di gudang milik pabrik beras dan biaya pengangkutan ditanggung oleh pedagang pengecer atau retail yang seluruhnya berada di Kabupaten atau Kota Tasikmalaya. Sedangkan praktek penjualan beras organik oleh pedagang pengecer atau retail pada kedua sistem tataniaga beras organik ditujukan langsung kepada konsumen dengan pembayaran tunai saat transaksi berlangsung.

7.4.2. Sistem Penentuan Harga dalam Transaksi

Sistem penentuan harga dalam sistem tataniaga beras organik di Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar dilakukan dengan cara tawar menawar. Namun, dalam sistem tataniaga beras organik tersertifikasi keputusan penetapan harga oleh Gapoktan Simpatik dan eksportir (PT Bloom Agro) dilakukan dengan melakukan kontrak pembelian yang diperbaharui setiap setahun sekali. Di tingkat petani baik pada sistem tataniaga beras organik tersertifikasi maupun non sertifikasi harga gabah hasil panen ditentukan oleh lembaga yang lebih tinggi (pembeli), karena mereka lebih menguasai informasi mengenai pasar beras organik dibandingkan para petani padi organik.

Penentuan harga antara Gapoktan Simpatik dan eksportir (PT Bloom Agro) dalam prakteknya melalui perhitungan dari masing-masing biaya pertahapan pengolahan gabah hingga beras organik dikemas, selanjutnya ditambahkan besarnya insentif-insentif baik untuk petani dan Gapoktan Simpatik serta biaya-biaya penyusutan. Disamping itu, dalam penentuan harga, eksportir membandingkan dengan harga beras organik di pasaran Internasional. Sistem penetapan harga di tingkat pengecer dilakukan dengan penetapan harga tetap per kilogram untuk beras organik oleh pedagang pengecer yang diperoleh dari harga beli ditambah dengan biaya pemasaran dan keuntungan.

7.4.3. Sistem Pembayaran yang Digunakan dalam Transaksi

Sistem pembayaran yang digunakan oleh lembaga tataniaga beras organik antara lain sebagai berikut :

1) Sistem Pembayaran Tunai

Sistem pembayaran tunai dilakukan pada sebagian besar transaksi oleh lembaga tataniaga. Lembaga tataniaga yang menggunakan sistem pembayaran ini antara lain, pedagang pengecer atau retail kepada pabrik beras dan Gapoktan Simpatik, tengkulak dan pabrik beras kepada petani, serta pedagang pengecer kepada konsumen.

2) Sistem Pembayaran Kontrak

Sistem pembayaran kontrak dilakukan oleh Gapoktan Simpatik dengan eksportir (PT Bloom Agro). Sistem pembayaran kontrak ini disepakati antara kedua lembaga tataniaga per enam bulan sekali. Mekanisme pembayarannya adalah eksportir memberikan uang muka (downpayment) sebesar 40 persen dari nilai total pembayaran kepada Gapoktan Simpatik dan sisanya dibayarkan ketika beras organik telah tersedia sesuai pesanan. 3) Sistem Pembayaran L/C

Sistem pembayaran L/C dilakukan oleh eksportir (PT Bloom Agro) kepada pembeli beras organik yang berada diluar negeri. Sistem pembayaran L/C merupakan suatu cara pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan).

7.4.4. Kerjasama antar Lembaga Tataniaga

Bentuk kerjasama yang dilakukan oleh petani padi organik baik petani padi organik tersertifikasi maupun non-sertifikasi relatif baik. Hal ini terbukti dengan adanya kelompok tani yang aktif dalam mengembangkan secara bersama pertanian padi organik. Selain itu terdapat juga saung pupuk organik dan saung pertemuan yang telah dimanfaatkan secara efektif yang memperlihatkan adanya kerjasama yang kuat diantara petani.

Kerjasama yang terjadi antara Gapoktan Simpatik dan eksportir (PT Bloom Agro) merupakan kerjasama yang konstruktif, artinya kerjasama ini dibangun atas tujuan untuk saling membangun antar kedua lembaga tataniaga menjadi lebih baik. Eksportir (PT Bloom Agro) memberikan bantuan kepada Gapoktan Simpatik untuk mendapatkan sertifikasi organik yaitu IMO dan Sucofindo pada lahan dan praktek kegiatan usahatani petani padi organik. Disisi lain eksportir (PT Bloom Agro) merupakan perusahaan eksportir beras organik yang baru memulai kegiatan bisnis ekspor beras organik dari Indonesia, mengingat saat ini baru PT Bloom Agro yang menjadi eksportir pembuka pasar ekspor beras organik ke Amerika, Jepang dan Eropa.

Kerjasama antara pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dan Gapoktan Simpatik yang bertujuan untuk memberikan keterampilan dasar dan lanjut bagi petani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya yaitu SL SRI-Organik (Sekolah Lapang System of Rice Intensification) perlu ditingkatkan. Selain itu diharapkan adanya bantuan dari pemerintah Kabupaten Tasikmalaya kepada Gapoktan Simpatik berupa hibah mesin-mesin pengolahan dan pengemasan beras organik, sehingga mampu meningkatkan efisiensi dalam pengolahan beras organik.

Dokumen terkait