• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Uang Tidak Layar Edar dan Uang Palsu

Dalam dokumen Periode November 2017 (Halaman 116-126)

5 BAB V PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG

5.2 Perkembangan Transaksi Tunai

5.2.2 Perkembangan Uang Tidak Layar Edar dan Uang Palsu

Pemusnahan uang tidak layak edar (UTLE) di Sumatera Barat pada triwulan III 2017 meningkat. Pemusnahan UTLE pada periode laporan mengalami kenaikan sebesar

53,43% (yoy), menjadi Rp2,51 triliun. Kondisi serupa juga terjadi pada pemusnahan UTLE secara lembaran. Tercatat, terjadi peningkatan jumlah uang yang dimusnahkan menjadi 68 juta lembar dibandingkan triwulan II 2017 sebesar 41 juta lembar.

Namun, rasio pemusnahan UTLE terhadap inflow menunjukkan tren yang berbeda. Rasio UTLE terhadap inflow mengalami penurunan menjadi 45,5% pada triwulan III 2017 dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 60,2%. Hal ini disebabkan oleh setoran perbankan pasca lebaran lebih didominasi oleh uang layak edar.

111 86 112 83 136 132 151 188 194 114 161 104 146 125 281 207 138 101 99 0 50 100 150 200 250 300

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2013 2014 2015 2016 2017

Lembar Temuan Uang Palsu

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.5. Temuan UPAL di Sumatera Barat

Temuan uang rupiah palsu kembali mengalami penurunan. Uang rupiah palsu yang

berhasil diidentifikasi mengalami penurunan menjadi 99 lembar, atau turun sebesar 64,77% (yoy). Gencarnya edukasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah (CIKUR) memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang cara mengenali uang asli yang beredar. Selain itu, kerja sama antar instansi yang semakin erat antara Bank Indonesia, Kejaksaan dan Kepolisian menjadi salah satu faktor turunnya peredaran uang palsu.

112

Karnaval Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) 2017 merupakan keberlanjutan program GNNT yang pertama kali diinisiasi tahun 2014. Karnaval ini merupakan kegiatan keempat di Sumatera Barat setelah sebelumnya dilakukan di Pantai Muaro Lasak pada tahun 2016. Kegiatan karnaval tahun ini secara umum hampir sama seperti tahun sebelumnya, antara lain diisi dengan senam pagi bersama, fun walk, bazar non tunai dan hiburan dari artis lokal. Namun, untuk tahun 2017, Bank Indonesia tidak hanya terfokus pada transaksi non tunai yang dilakukan oleh pedagang-pedagang besar dan masyarakat saja, namun juga mengikutsertakan wirausaha yang bergerak di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk turut berpartisipasi.

Gambar 1 Pembukaan Kegiatan GNNT 2017 oleh Gubernur Sumatera Barat

Gambar 2 Kegiatan Fun Walk Peserta GNNT Sumatera Barat 2017

Tujuan penyelenggaraan Karnaval GNNT Sumatera Barat 2017 untuk menggencarkan, memperkenalkan serta memberikan pengalaman mudahnya bertransaksi secara non tunai kepada seluruh lapisan masyarakat. Dengan diselenggarakannya festival ini, masyarakat diharapkan menjadi semakin familiar dengan transaksi non tunai serta instrumen-instrumennya karena persentase transaksi non tunai di Indonesia masih relatif rendah, yakni dibawah 40%. Hal ini berbanding terbalik dengan negara-negara tetangga yang penggunaan transaksi non tunainya telah mencapai 50%. Selain paham dan familiar, masyarakat juga diajak untuk mencoba merasakan kemudahan bertransaksi langsung secara non tunai melalui bazar non tunai yang diikuti sejumlah merchant kuliner di Kota Padang, perbankan dan perusahaan telekomunikasi penyedia jasa uang elektronik. Di sisi

BOKS 4:

GERAKAN NASIONAL NON TUNAI SUMATERA BARAT 2017

113

lain, UMKM diharapkan juga mampu mengikuti perkembangan transaksi keuangan terkini. Oleh karena itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat mengajak sejumlah UMKM binaan Bank Indonesia yang tergabung dalam Wirausaha Bank Indonesia (WuBI) untuk ikut serta dalam kegiatan Karnaval GNNT Sumatera Barat 2017.

Gambar 3 Para Pedagang dan Perbankan turut Memeriahkan Kegiatan GNNT Sumatera Barat

2017

Gambar 4 Transaksi Pertama Gubernur Sumatera Barat didampingi oleh Kep. Perwakilan BI Indonesia Sumatera Barat dan Kep. Wilayah BNI Wil.Sumatera Barat Riau

Bank Indonesia berharap agar masyarakat Sumatera Barat dapat berangsur-angsur mengubah budaya yang selama ini masih didominasi transaksi tunai menajdi non tunai. Saat ini, preferensi masyarakat Minang dalam menggunakan uang tunai dalam transaksi sehari-hari masih cukup tinggi. Pola pikir masyarakat yang lebih merasa nyaman apabila menggunakan uang tunai, perlu dialihkan menjadi non tunai karena bagaimanapun transaksi non tunai menawarkan lebih banyak keunggulan dibandingkan tunai, baik dari segi keamanan, kenyamanan maupun efisiensi.

Bank Indonesia meyakini, dengan semakin banyaknya masyarakat yang bertransaksi secara non tunai, baik menggunakan kartu debet/ATM, kartu kredit, uang elektronik maupun transfer dan kanal pembayaran lainnya, dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang pada akhirnya bermuara pada kesejahteraan ekonomi masyarakat.

114

Gambar 5 Peserta Kegiatan GNNT Sumatera Barat 2017

Gambar 6 Penyerahan Hadiah Juara I GNNT Sumatera Barat 2017

115

Upaya kontinu Bank Indonesia dalam mendorong penggunaan transaksi non tunai sejak digulirkannya Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) tepatnya pada 14 Agustus 2014 mulai membuahkan hasil. Hal tersebut ditandai dengan semakin maraknya penggunaan transaksi non tunai yang dilakukan oleh masyarakat maupun oleh pemerintah antara lain dalam hal penyaluran bantuan sosial (bansos) sejak tahun 2014 kepada masyarakat yang berhak. Menunjukkan keseriusannya mendukung bansos non tunai, Presiden Jokowi pun telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Nontunai pada tanggal 12 Juli 2017.

Kampanye transaksi non tunai tanpa henti yang dilakukan oleh Bank Indonesia juga disambut positif oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Melalui Surat Edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 910/1866/SJ tanggal 17 April 2017 perihal Implementasi Transaksi Non Tunai Pada Pemerintah Daerah Provinsi dan Surat Edaran Mendagri Nomor 910/1867/SJ tanggal 17 April 2017 perihal Implementasi Transaksi Non Tunai Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Mendagri menginstruksikan agar seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran daerah yang dilakukan oleh bendahara penerimaan/pengeluaran dan bendahara penerimaan/pengeluaran pembantu dilakukan secara non tunai paling lambat pada tanggal 1 Januari 2018. Lahirnya 2 (dua) Surat Edaran Mendagri tersebut juga untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 dan Tahun 2017 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menunjukkan keseriusan dalam implementasi transaksi non tunai tunai. Hal tersebut terlihat bahwa bahkan jauh sebelum Surat Edaran Mendagri tersebut, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat dalam hal ini Gubernur Provinsi Sumatera Barat dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat, telah menandatangani Kesepakatan Bersama pada tanggal 15 September 2016. Obyek dari kesepakatan bersama tersebut meliputi perluasan penggunaan transaksi non tunai oleh masyarakat pada umumnya dan pemerintah daerah pada khususnya. Sedangkan ruang lingkupnya meliputi kerjasama dalam rangka perluasan penggunaan transaksi non tunai guna

BOKS 5:

Provinsi Sumatera Barat,

Terdepan dalam Penerapan Transaksi Non Tunai di Lingkungan

Pemerintah

116

mewujudkan masyarakat yang makin berkurang dalam penggunaan tunai (less cash society).

Selanjutnya, dalam rangka menggali informasi mengenai implementasi surat edaran Mendagri tersebut, Kantor Bank Indonesia Sumatera Barat telah menyelenggarakan diskusi serta Focus Group Discussion (FGD) pada tanggal 25 September 2017. Keseriusan untuk melaksanakan ketentuan tersebut oleh Pemerintah daerah Sumatera Barat tercermin dari penandatanganan Komitmen Bersama oleh Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Bpk Irwan Prayitno dan Jajaran Bupati/Walikota se Sumatera Barat pagi tanggal 25 September 2017. Dalam FGD dimaksud, Kantor PerwakilanBI Provinsi Sumatera Barat mendatangkan tiga narasumber ahli yaitu dari Kementerian Dalam Negeri, Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia serta Pemda DKI.

Gambar 1. Penandatanganan kesepakatan penerapan transaksi non tunai dan wawancara Langkah serius menuju implementasi juga ditunjukkan dengan gencarnya berbagai macam persiapan serta koordinasi yang dilakukan oleh Badan Keuangan Daerah Sumatera Barat dengan berbagai stakeholders yang terkait. Keseriusan tersebut antara lain terlihat dari target waktu penerapan transaksi non tunai pada 1 Oktober 2017, lebih cepat 2 bulan dari seharusnya sebagaimana yang diamanatkan pada Surat Edaran Mendagri. Pada tahap awal, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah mengutus beberapa pejabat/pegawai dari Badan Keuangan Daerah Sumatera Barat untuk mempelajari secara langsung penerapan transaksi non tunai selama 2 (dua) minggu di lingkungan pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang telah efektif sejak tahun 2016. Adapun roadmap penerapan transaksi non-tunai pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana pada gambar 2.

117

Gambar 2. Roadmap Persiapan Penerapan Transaksi Non Tunai Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat

Untuk mengejar pengimplementasian transaksi non tunai pada 1 Oktober 2017, Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Provinsi Sumatera Barat pun telah beberapa kali melakukan sosialisasi kepada seluruh OPD yang berada di lingkungan pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Berbagai resistensi memang muncul pada saat awal diperkenalkannya transaksi non tunai, namun Bakeuda Sumatera Barat berhasil meyakinkan seluruh OPD di bawahnya untuk mendukung pelaksanaan transaksi non tunai karena begitu banyaknya manfaat atas penerapan transaksi non tunai tersebut. Beberapa manfaat dimaksud yakni untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, menghindari terjadinya kecurangan dan kebocoran APBD, serta untuk meningkatkan efisiensi.

Bank Nagari sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Sumatera Barat pun terus berbenah untuk dapat memfasilitasi transaksi non tunai di lingkungan pemerintah daerah. Core banking system (CBS) Bank Nagari saat ini (Olibs 5.12) secara umum telah cukup untuk mendukung transaksi non tunai oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Namun, untuk lebih mendukung transaksi GNNT pada nasabah secara umum, maka saat ini Bank Nagari sedang dalam proses untuk migrasi CBS menjadi versi Olibs 7.12. Untuk menjaga kenyamanan dan keamanan data nasabah, Bank Nagari juga telah memastikan keamanan bertransaksi nasabah dengan 4 (empat) fitur pengaman yaitu ID User, Password, Captcha dan OTP (One Time Password) untuk setiap transaksi. Selain itu, Bank Nagari sebagai pemilik aplikasi Nagari Cash Management (NCM) telah melakukan sosialisasi penggunaan aplikasi tersebut serta pendampingan bagi semua bendahara termasuk bendahara pembantu di lingkungan pemerintah daerah Sumatera Barat.

118

Gambar 3. Ilustrasi Penerapan Transaksi Non Tunai Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat

Upaya Sumatera Barat tersebut tidak sia-sia, karena transaksi non tunai di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah dimulai sejak 1 Oktober 2017 yang artinya lebih cepat 2 (dua) bulan dari batas akhir pengimplementasian transaksi non tunai sebagaimana yang di atur dalam Surat Edaran Mendagri. Penerapan transaksi non tunai di lingkungan pemerintah Provinsi Sumatera Barat tersebut diatur secara resmi melalui Instruksi Gubernur Sumatera Barat No. 03 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Transaksi Non Tunai (Transaksi Non Cash) pada tanggal 29 September 2017. Adapun ruang lingkup pelaksanaan transaksi non tunai tersebut adalah belanja khususnya yang terkait dengan 5 (lima) hal sebagai berikut:

1. Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah. 2. Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah; 3. Belanja Makanan dan Minuman

4. Belanja honorarium PNS dan Non PNS, dan

5. Belanja alat tulis kantor, belanja peralatan/perlengkapan Pakai Habis, Seminar Kit, belanja cetak, dan penggandaan.

Pemerintah kabupaten/kota di Sumatera Barat pun telah melakukan berbagai macam persiapan untuk memastikan agar transaksi non-tunai dapat diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2018 sebagaimana amanat dalam Surat Edaran Mendagri. Dari 19 kabupaten/kota yang terdapat di Sumatera Barat, Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat telah menerapkan transaksi non tunai yakni masing-masing sejak 20 Oktober 2017 dan 1 November 2017. Penerapan transaksi non tunai di lingkungan pemerintah Kabupaten Pasaman Barat tersebut diatur secara resmi melalui Instruksi Bupati.

119

Untuk tahap awal, penerapan transaksi non tunai di Kabupaten Pasaman hanya diberlakukan pada 5 OPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Pasaman. Kelima OPD itu, yakni Sekretariat Daerah (Setda), Badan Keuangan Daerah (BKD) Dinas Kependidikan dan Kebudayaan, Dinas Komunikasi dan Informatika dan Kecamatan Panti. Selanjutnya, per 1 Januari 2018, akan menyusul seluruh OPD di lingkup pemerintahan setempat.

121

Dalam dokumen Periode November 2017 (Halaman 116-126)

Dokumen terkait