• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prospek Ekonomi

Dalam dokumen Periode November 2017 (Halaman 137-142)

7 BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

7.1 Prospek Ekonomi

Pertumbuhan perekonomian di triwulan I 2018 diperkirakan berada dalam rentang 5,1% - 5,5% (yoy). Kinerja konsumsi rumah tangga di awal tahun 2018

diprakirakan mengalami perlambatan seiring masih terbatasnya aktivitas swasta dan pemerintah di awal tahun. Proyeksi sejumlah lembaga internasional seperti IMF dan World Bank terhadap harga komoditas internasional yang menurun di triwulan I 2018 menciptakan disinsentif bagi kegiatan ekspor. Dari sisi penawaran, lapangan usaha utama seperti pertanian sedikit melambat sejalan dengan turunnya kinerja subsektor tanaman bahan makanan dan subsektor perkebunan. Industri pengolahan juga mengalami stagnasi akibat berkurangnya insentif harga sawit yang memengaruhi tingkat margin industri pengolahan sawit (CPO) disertai dengan realisasi investasi bangunan yang belum optimal, yang berpengaruh pada operasional industri barang galian bukan logam (semen). Sebagai imbas dari konsumsi rumah tangga yang tertahan, lapangan usaha perdagangan dan transportasi juga cenderung melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

7,57 4,985,41 5,63 5,495,755,265,61 5,585,85 4,81 4,86 4,99 5,33 5,38 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV* I* II* III* IV*

2014 2015 2016 2017 2018 2016 5,26 %, yoy Tw I 2018* 5,1-5,5 2017* 5,1-5,5 2015 5,52 2014 5,88

Grafik 7.1. Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat Tahun 2017-2018

7.1.1 Prospek Sisi Permintaan

Pertumbuhan perekonomian di triwulan I 2018 dari sisi permintaan diprakirakan masih bertumpu pada konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor yang cenderung tumbuh melambat. Menurunnya tingkat konsumsi rumah tangga di awal

tahun 2018 tercermin dari indeks ekspektasi konsumen 6 bulan yang akan datang yang berada pada level 101,9 atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 105,9.

133

Masih terbatasnya aktivitas sektor swasta di awal tahun berdampak pada penurunan pendapatan dan daya beli masyarakat. Di sisi perbankan, masih lemahnya ekspansi kredit perbankan juga berdampak pada masih melambatnya kredit konsumsi. Sementara itu, Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumatera Barat pada 2018 yang ditetapkan sebesar Rp2.119.066 atau meningkat sebesar 8,71% dibandingkan dengan tahun sebelumnya diharapkan dapat menahan perlambatan pertumbuhan konsumsi swasta lebih jauh.

1.949.285 2.119.066 8,25 8,71 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Sumatera Barat Pert. (yoy) Rp % yoy 80 90 100 110 120 130 140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2014 2015 2016 2017

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Indeks Penghasilan Konsumen-6 bln yad Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja-6 bln yad Indeks Kegiatan Usaha-6 bln yad Baseline Positif

Indeks

Grafik 7.2. Perkembangan UMP Provinsi Sumatera Barat

Grafik 7.3. Indeks Ekspektasi Konsumen

Siklus masih rendahnya realisasi belanja modal pemerintah dan investasi sektor swasta di awal tahun berdampak pada tertahannya kinerja investasi. Mulai

masuknya fase administrasi pengadaan barang menyebabkan realisasi belanja modal di semester I 2018 diperkirakan masih belum optimal. Namun demikian, berdasarkan informasi anekdotal dari BPKAD Provinsi Sumatera Barat diketahui bahwa terdapat ruang peningkatan realisasi anggaran belanja di triwulan I 2018 (yoy) seiring dengan adanya komitmen Pemda untuk memenuhi target kontrak kinerja secara triwulanan. Di sisi perbankan, keputusan Dewan Gubernur BI yang menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar 25 bps dari 4,50% menjadi 4,25% pada September 2017 diharapkan dapat memberikan dampak berupa penurunan suku bunga perbankan pada triwulan I 2018 yang selanjutnya memberikan stimulus bagi kegiatan investasi sektor swasta. Dalam jangka menengah, investasi di Sumatera Barat diperkirakan meningkat khususnya dalam bidang pariwisata. Melalui Regional Investment Forum yang telah diselenggarakan pada 15-17 Oktober 2017 di Padang, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memanfaatkan momentum tersebut untuk memasarkan berbagai peluang investasi dengan penekanan pada infrastruktur penunjang pariwisata seperti hotel dan bidang usaha lainnya.

134 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 0 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2014 2015 2016 2017

Konsumsi Semen g.yoy - skala kanan

ribu ton % yoy

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia, diolah

Grafik 7.4. Perkembangan Realisasi Pengadaan Semen di Sumatera Barat

Kinerja ekspor luar negeri pada triwulan I tahun 2018 diprakirakan melemah seiring tren penurunan harga berbagai komoditas internasional. Data IMF

menunjukkan bahwa harga beberapa komoditas internasional Sumatera Barat seperti CPO dan karet cenderung menurun di awal tahun 2018. Sementara itu, India sebagai salah satu tujuan ekspor Indonesia telah merilis regulasi penurunan tarif impor minyak bunga matahari dari 30% menjadi 10% yang efektif berlaku pada 1 April 2017. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan para pedagang menahan pembelian minyak sawit. Perlambatan kinerja ekspor tertahan lebih lanjut dengan potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi beberapa negara tujuan ekspor utama Sumatera Barat seperti India dan Amerika Serikat di tahun 2018 (proyeksi IMF dan World Bank).

-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 0 100 200 300 400 500 600 700 800

Harga CPO ($/MT) Pert. (yoy)

Sumber: IMF, diolah

-40 -20 0 20 40 60 80 100 120 0 20 40 60 80 100 120 140

Harga Karet (cts/lb) Pert. (yoy)

Sumber: IMF, diolah

Grafik 7.5. Perkembangan dan Proyeksi Harga Komoditas Internasional (Palm Oil)

Grafik 7.6 Perkembangan dan Proyeksi Harga Komoditas Internasional (Karet)

7.1.2 Prospek Sisi Penawaran

Pola penurunan produksi padi pada triwulan I serta tertahannya kinerja subsektor perkebunan mendorong perlambatan pertumbuhan lapangan usaha

135

pertanian. Tidak seperti halnya panen di provinsi lainnya contohnya di Jawa yang

mayoritas berlangsung 2 kali setahun, panen padi di Sumatera Barat berlangsung setiap bulan di berbagai daerah namun dengan besaran yang berbeda. Secara historis, produksi padi di triwulan I cenderung menurun. Hal ini juga terkonfirmasi dari perkembangan harga gabah yang cenderung mengalami peningkatan pada triwulan I. Serangan hama seperti tikus, wereng coklat dan penggerek batang yang terjadi di beberapa sentra produksi padi di Sumatera Barat pada triwulan IV 2017 juga diperkirakan berimbas pada terbatasnya kinerja tabama triwulan I 2018. Dari sisi subsektor perkebunan, tren harga internasional untuk CPO dan karet yang cenderung menurun, diprakirakan akan menjadi disinsentif dan menahan produksi komoditas CPO dan karet untuk tumbuh lebih tinggi.

2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 5.500 6.000 6.500 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2014 2015 2016 2017

Rp/kg Rata-rata Harga Gabah GKP

S umber: BPS

Grafik 7.7. Perkembangan Harga Gabah

Di tengah tren konsumsi yang melambat di awal tahun, kinerja sektor perdagangan diprakirakan mengikuti tren serupa. Tingkat konsumsi masyarakat

yang cenderung terbatas serta tidak adanya perayaan keagamaan dan event besar menjadi salah satu faktor belum meningkatnya transaksi perdagangan di triwulan I 2018. Secara siklus, pihak korporasi cenderung melakukan konsolidasi perencanaan di awal tahun, demikian pula pemerintah daerah masih berada pada fase administrasi dan proses pengadaan barang dan jasa.

Industri pengolahan diprakirakan tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Sublapangan usaha industri makanan dan minuman (pangsa 47%) dengan

penopang utama industri pengolahan minyak nabati (CPO) diperkirakan tumbuh melambat akibat tren menurunnya harga CPO internasional. Sejalan dengan masih rendahnya realisasi anggaran di awal tahun, aktivitas industri makanan minuman dari restoran, UMKM, hotel diperkirakan juga tumbuh melambat. Khusus sublapangan usaha industri barang galian bukan logam (pangsa 18%) diperkirakan tumbuh di bawah kisaran

136

normal yang bersumber dari penurunan permintaan semen. Tren penurunan aktivitas industri pada triwulan I terkonfirmasi dari konsumsi listrik yang cenderung berada pada tingkat paling rendah dibandingkan seluruh triwulan lainnya.

6,4 4,5 6,8 3,8 -3,5 1,5 -0,8 1,2 -2,4 -2,0 -1,7 -0,7 15,1 15,4 23,8 -5 0 5 10 15 20 25 30 0 50 100 150 200 250 300

I II III IV I II III IV I II III IV I II III 2014 2015 2016 2017 2017 2017

Konsumsi Listrik Industri (juta Kwh) Pertumbuhan (%, yoy) - sisi kanan

Juta Kwh %, yoy

Sumber: PLN

Grafik 7.8. Perkembangan Konsumsi Listrik Industri

Penambahan rute angkutan udara ke beberapa daerah serta meningkatnya layanan transportasi online menjadi pendorong tetap tingginya kinerja Lapangan Usaha (LU) transportasi dan pergudangan di triwulan I 2018. Penambahan rute

pesawat Pekanbaru-Padang dan Padang-Tanjung Pinang pada semester II 2017 serta rencana maskapai penerbangan Air Asia Indonesia untuk membuka rute internasional dari Singapura ke Kota Padang mulai 9 Februari 2018 diperkirakan memberikan dampak positif pada pertumbuhan lapangan usaha transportasi. Sejalan dengan hal tersebut, semakin bertambahnya armada berbagai transportasi online di Kota Padang juga berandil pada tetap menggeliatnya LU transportasi.

Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat di tahun 2018 diprakirakan berada pada kisaran 5,1% - 5,5% (yoy), cenderung stabil dibandingkan tahun 2017. Tidak berbeda dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan

ekonomi Sumatera Barat dominan bersumber dari konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor. Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh moderat sejalan dengan pertumbuhan kelas menengah dan perubahan gaya hidup sebagian masyarakat yang mulai mengandalkan jasa online. Di sisi lain, pelaksanaan Pilkada secara serentak khususnya di Kota Pariaman, Kota Padang, Padang Pajang dan Sawahlunto pada pertengahan tahun 2018 diperkirakan mampu meningkatkan geliat LNPRT dan memberikan dampak lanjutan pada konsumsi rumah tangga. Sementara itu, penurunan harga komoditas internasional seiring dengan melimpahnya pasokan dunia berpotensi menahan kinerja ekspor Sumatera Barat.

137

Di tahun 2018, aktivitas investasi diprakirakan membaik seiring realisasi investasi Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri seperti proyek geothermal (Sijunjung), renovasi bandara dan pelabuhan (Padang) serta investasi untuk mendorong kinerja pariwisata di berbagai daerah. Di tahun 2018, pertumbuhan ekonomi menghadapi sejumlah risiko antara lain daya beli konsumen yang masih terbatas, khususnya segmen menengah ke bawah serta sejumlah regulasi pemerintah yang sering berubah pada sektor-sektor tertentu, termasuk regulasi pajak. Kondisi tersebut akan berdampak pada tertahannya ekspansi usaha oleh korporasi.

Tabel 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara

2016 2017p 2018p 2016 2017p 2018p Dunia 3,2 3,5 3,6 3,2 3,6 3,7 Amerika Serikat 1,6 2,1 2,1 1,5 2,2 2,3 Kawasan Eropa 1,8 1,9 1,7 1,8 2,1 1,9 Kawasan Asia India 7,1 7,2 7,7 7,1 6,7 7,4 China 6,7 6,7 6,4 6,7 6,8 6,5 Jepang 1 1,3 0,6 1 1,5 0,7 Kawasan ASEAN* 4,9 5,1 5,2 4,9 5,2 5,2 Sumber : IMF

*) Terdiri dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam p) Proyeksi

Keterangan : Sama dengan perkiraan sebelumnya

Lebih rendah dari perkiraan sebelumnya Lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya Pertumbuhan Ekonomi

(%,yoy)

WEO (IMF) WEO (IMF)

Jul 2017 Okt 2017

Dalam dokumen Periode November 2017 (Halaman 137-142)

Dokumen terkait