• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan persatuan dan kesatuan untuk memperkuat dan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia

Dalam dokumen S , 4 ( S M P I (Halaman 167-172)

Permasalahan penjagaan pulau terluar dan

2. Permasalahan persatuan dan kesatuan untuk memperkuat dan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia

Keutuhan Negara Kesatuan Republik lndonesia adalah kebulatan tekad

bangsa lndonesia untuk menjadikan negara lndonesia sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh serta tidak bisa dipisah-pisahkan. Pengertian ini merujuk pada

wawasan nusantara. yaitu cara pandang bangsa lndonesia yang memandang Rakyat Bangsa, Negara dan Wilayah

Nusantara meliputi darat, laut, dan udara sebagar satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Dalam Pembangunan Nasional mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan sosial budaya, satu kesatuan ekonomi, dan satu kesatuan Pertahanan dan Keamanan

a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Politik Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Politik, mengandung arti bahwa Kebulatan Wilayah Nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan matra seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa lndonesia.

b Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Sosial Budaya Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Sosial Budaya, mengandung arti bahwa masyarakat Indonesia adalah satu masyarakat yang mempunyai tingkat kemajuan yang sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan bangsa. Budaya lndonesia pada hakekatnya adalah satu. sedangkan keanekaragaman budaya yang ada merupakan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya seluruhnya, yang hasil-hasilnya harus dapat dinikmati oleh seluruh bangsa lndonesia.

c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi

Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi, mengandung arti bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup masyarakat harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air lndonesia. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya. d. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Pertahan dan

Keamanan.

Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Pertahan dan Keamanan, mengandung arti bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara lndonesia Oleh karena itu tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sarna dalam rangka pembelaan dan pertahanan negara lndonesra.

PPKn SMP K - 7 157

sulit kita patahkan. Sebaliknya, jika sapu lidi itu tercecer satu per satu, maka kita dengan mudah mematahkannya. Begitu pula dengan lndonesia yang terdiri dari banyak pulau suku, dan keaneka ragaman budaya daerah, jika kita tidak menjaga persatuan dan kesatuan akan mudah dihancurkan musuh.

Keutuhan Negara Kesatuan Republik lndonesia sangatlah penting. Keutuhan wilayah NKRI sangat menentukan perjalanan roda pemerintahan dan pembangunan bangsa lndonesia. Apabila keadaan bangsa lndonesia aman, pembangunan akan berjalan lancar Rakyat dapat hidup tenang dan dapat melaksanakan aktivitas dengan baik. Begitu sebaliknya, jika negara lndonesia kacau balau, pembangunan akan terhambat Rakyat tidak dapat hidup tenang dan tidak dapat melaksanakan aktivitas kehidupanya dengan baik. Apabila keutuhan NKRI dapat terjaga dan terpelihara dengan baik, maka akan terbentuk kekuatan daya tangkal terhadap segala ancaman, baik dari, dalam maupun dari luar yang ingin menghancurkan kedaulatan NKRI. Keutuhan Negara Kesatuan Republik lndonesia merupakan hasil perjuangan para pahlawan, bangsa yang diamanatkan kepada kita, yang harus tetap terjaga dan nantinya dapat diwariskan kepada anak cucu berikutnya.

NKRI harga mati, artinya NKRI tidak bisa ditawar. Begitu kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang jadi ludul berita kompas, Kompas 15 Agustus 2005. Selanjutnya Presiden menyatakan, kita harus bela dan pertahankan NKRI hingga akhir hayat. Tantangan untuk tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik lndonesia masih cukup berat, Belum

hilang setumpuk traumatik menimpa bangsa ini berkaitan dengan kasus lepasnya Pulau Sipadan-Litigan ketangan Malaysia. Kini, kita kembali dihadapkan dengan sebuah teror bertajuk penguasaan Pulau Bidadari di ujung barat Pulau Flores, Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur (NTT). Kasus itu menjadi heboh setelah mencuat kabar bahwa warga lnggris Ernest Lewan Dowsky membeli dan memiliki Pulau seluas 3

kali lapangan sepakbola itu dengan tanda bukti berupa kuitansi pembelian tanah seharga Rp 495 juta dari Haji Mohamad Yusuf, warga Labuan Bajo, NTT.

Tak hanya itu, sejumlah gugusan kepulauan lain di NTT pun juga bernasib sama H.Faisal, warga Malaysia, mengaku telah membeli Pulau Sturi dari Amirullah, warga Komodo, Manggarai Barat, NTT. Dan, purau Kukusan Baru sudah diberi warga Serandra dari H Maudu, warga Komodo. sementara itu, pulau Mengkudu dikuasai warga Australia David James wyllie setelah menikahi putri kepala suku setempat (Jawa Pos, 27/02).

Sungguh nyaris tidak percaya yang begitu dalam dan berat karenanya. Trauma itu kembali menghantui bumi pertiwi ini. Duka di mana kedaulatan NKRI terancam tercerai berai karenanya.

Kasus Pulau Bidadari itu tak ayal mengundang perbagai kalangan masyarakat dan politisi kalang kabut. Mantan Presiden Abdurrahman wahid alias Gus Dur misalnya nnendesak pemerintah bertindak tegas dan merebut kembari semua pulau yang kini dikuasai warga asing itu Kalau perlu, kata Gus Dur lakukan secara paksa. Gunakan senjata (Banjarmasin post, 27/O2/2OO5).

Hal itu bukan tanpa alasan. selain berbahaya bagi integritas nasional pulau yang dikuasai itu juga memunculkan keresahaan bagi masyarakat setempat Betapa tidak? Penduduk asli dan nelayan dilarang masuk ke purau tersebut Nelayan yang hanya sandar perahu di pulau itu pun harus membayar. Bahkan aparat keamanan juga sempat dilarang memasuki kawasan pulau itu untuk menancapkan bendera Merah Putih.

Fenomena tersebut mengukuhkan stigma masyarakat bahwa pemerintah tidak becus mengurusi bangsa ini. Bangsa yang menelan ribuan korban jiwa gugur untuk merebut sebuah kemerdekaan, justru diluluhlantahkan dengan sikap pemerintah yang norak itu. Pakar hukum laut internasional Dimyati Hartono menyatakan bahwa kasus Pulau Bidadari merupakan bukti kecerobohan pemerintah (Antara, 26102). Memang, ekurangan dana menjadi salah satu kendala pengelolaan pulau-pulau itu Alih-alih untuk mengernbangkan wisata bahari, pemerintah dengan segala ketidakberdayaannya malah terjebak dan bertekuk rutut pada kubangan api sistem kapitalisme Bahkan, penguasaan Pulau Bidadari dan purau lainnya justru disikapi dengan reaktif dan defensif oleh pemerintah.

Pada tahun 2002 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berdasarkan hasil kajian citra satelit melansir bahwa jumlah pulau di lndonesra adalah 18.306 buah (Konrpas. 26/06/04). Keindahan panorama pantai dan terurnbu karang yang sangat manakjubkan ditambah posisi strategis yang dapat dikembangkan untuk wisata bahari gugusan pulau-pulau itu tal pelak menjadi incaran banyak kalangan tak terkecuali warga asing untuk memiliki, menguasai, dan menguak potensi yang ada di dalamnya yang kerap tidak mengindahkan nasib masyarakat setempat.

Karl Heinrich Marx dalam karya monumentainya Das Kapital, Kritik der politischen Okonomis (France: 1875) membagi masyarakat kepada dua kelas, yaitu proletar dan burjuis (kapitalis) Proletar adalah kelas masyarakat yang berperan sebagai wage workers (pencari nafkah) yang harus berbanting tulang dan memeras keringat demi

PPKn SMP K - 7 159

menginiak-nginjak kalangan proletar untuk kepentingan profit oriented semata. Ketimpangan sosiai semacam ini, menurut Marx, bukan muncur secara natural, tapi berangkat dari logika logika rekayasa yang sengaja diciptakan oleh sistem kapitalisme itu sendiri.

Tesrs Marx yang sudah bertahun-tahun itu ternyata masih kontekstual dengan kondisi saat ini. Kasus penguasaan Pulau Bidadari yang disebut-sebut telah dibeli Dosky, menjadi salah satu fakta yang tak terbantahkan. Pulau yang memiliki keindahan panorama itu dikuasai, dieksploitasi, dan diperas kekayaan pantainya untuk kepentingan pengembangan wisata bahari yang hanya berorientast pada profitan sich. Tentu, segala keuntungan dari wisata bahari itu akan masuk kantong kaum kapitalis (pemodal) saja.

Harus diakui. penguasaan pulau yang hanya diperuntukkan bagi wisatawan-wisatawan asing itu menimbulkan efek domino yang sangat lelas bagi masyarakat lokal. Selain tidak menikmati kekayaan pulaunya, masyarakat setempat luga dijungkirbalikkan hak-haknya dengan melarang mereka sekedar mengunjungi pulau itu. Sungguh ironis ketika sebuah masyarakat tak mendapat tempat di kandangnya sendiri. Hal ini menjadi bukti kongkret betapa sistem kapitelisme menjadi ancaman bagi kedaulatan dan kesatuan sebuah bangsa tak terkecuali lndonesia.

Sebenarnya, penguasaan sejumlah pulau di tanah air di pusaran arus kapitalisme tersebut. dilakukan dengan pelbagai cara dan sudah membudaya, mulai dengan membeli dari penduduk setempat hingga mendapatkan hak pengelolaan secara adat seperti di NTT. Pulau Bidadari tak pelak terkenak imbasnya lronisnya, ada yang memang sengaja ditawarkan secara resmi, seperti kasus tujuh pulau di Kepulauan Karimun Jawa yang kini ditawarkan oleh perusahaan properti asing VA Real Estate yakni Pulau Bengkoang (92 hektare), Geleang (30 hektare), Kembar (11.2 hektare). Kumbang (8,8 hektare) Katang (2,8 hektare), Krakal Kecil (2,8 hektare) dan Krakal Besar 12,8 hektare)

Sudah jamak dijumpai pelbagai pulau yang dikuasai warga asing dl Nusantara termasuk Pulau Bidadari dalam kondisi kian kronis. Karena itu, pemerintah, TNI dan Polri dituntut bersikap tegas terhadap penguasaan yang sangat eksploitattf itu.

Langkah-langkah konstruktif dan preventif untuk mencegal penguasan

yangmembabi-buta terhadap Pulau Bidadari dan pelbagai pulau lainnya dengan cara pengambil-alihan pulau-pulau itu harus segera dilakukan.

Satu hal yang harus diingat, berlarut-larutnya kasus Pulau Bidadari itu akan mengancam kedaulatan NKRI Sebab, bukanlah hal yang mustahil jika pulau yang dikuasai itu akhirnya diklaim sebagai milik negara asal pengelola. Tentu kita masih ingat gaya Malaysia dulu ketika mengambil-alih Sipadan-Ligitan. Pada mulanya

dikelola sebagai objek wisata Tapi kedua pulau itu kemudian diklaim milik Malaysia Klimaksnya, lnternational Court of Justice (lCJ) pada tanggal '17 Desember 2002 mengeluarkan kedua pulau itu dari peta Wilayah lndonesia. Tragis bukan?

Dalam dokumen S , 4 ( S M P I (Halaman 167-172)