• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peserta diklat mampu memahami permasalahan pokok-pokok pikiran alinea

Dalam dokumen S , 4 ( S M P I (Halaman 86-92)

PERMASALAHAN PENERAPAN POKOK PIKIRAN YANG TERKANDUNG DALAM PEMBUKAAN

1. Peserta diklat mampu memahami permasalahan pokok-pokok pikiran alinea

pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan benar.

2. Peserta diklat mampu memahami permasalahan pokok-pokok pikiran alinea

kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan benar.

3. Peserta diklat mampu memahami permasalahan pokok-pokok pikiran alinea

ketiga Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan benar

4. Peserta diklat mampu memahami permasalahan pokok-pokok pikiran alinea

keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan benar

C. Uraian Materi Pembelajaran 1

a. Pada bagian undang-undang dasar 1945, tedapat penjelasan, yakni;

1. Bagian petama

“ Bahwa sesungguhya kemerdekaan ini ialah hak segala dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Kata-kata perikeadilan dan perikemanusiaan menjadi ukuran penentunya, yaitu bahwa dalam batas-batas keadilan dan kemausiaan, manusia sebagai individu diakui

PPKn SMP K - 7 75

Hak akan kemerdekaan yang dimaksud ialah hak segala bangsa untuk memperoleh kemerdekaan. Ada dan berlakunya hak kemerdekaan adalah sejalan dengan tuntutan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dalam pernyataan itu pula menunjukan adanya perbedaan pandangan dari pada pernyataan hak kemerdekaan dalam ukuran Negara-negara barat pada umumnya, yang perkenaannya diberikan kepada hak individu, bahkan hak kemerdekaan suatu bangsa diproyeksikan dari hak kebebasan individu itu. Dalam hubungan ini dapat disebut antara lain Delaration of

Independence dari Amerika Serikat (1776), Declaration Des Droits de I’homme et du Citoyen dari perancis (1791). Juga Universal Declaration of Human Right dari PBB,

bertopang pada hak-hak kebebasan individu.

Dengan demikian berarti bahwa setiap bangsa berhak dengan kemerdekaan yang mutlak. Kata mutlak ini merupakan hak kodrat setiap bangsa. Pengertian hak kemerdekaan sebagai kodrat segala bangsa tidak langsung tertuju kepada hak

yuridis, tetapi lebih merupakan hak moral untuk menghormatinya. Dalam ukuran

keadaban, semakin maju taraf peradaban manusia bertambah pula tuntutan bagi pemenuhan hak moral itu.

2. Bagian kedua

” Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai kepada saat yeng berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”

Dasar pemikiran yang menjadi dorongan kuat akan adanya perjuangan pergerakan ini tak lepas dari adanya dasar keyakina bahwa hak kemerdekaan, hak segala bangsa merupakan hak kodrat.

Dengan demikian perjuangan pergerakan kemerdekaan di samping merupakan dakwaan terhadap adanya penjajahan, sekaligus juga mewujudkan hasrat yang kuat dan bulat untuk dengan kemampuan serta kekuatan sendiri dapat tegak menentukan nasib atas kekuatan sendiri yang pada akhirnya denagn megah dan dapat berhasil dirumuskan dengan jelas dalam kalimat ―.. telah sampailah kepada saat yang

berbahagia dengan selamat sentosa…..” dan seterusnya. Hasil perjuangan

pergerakan kemerdekaan itu terjelma dalam suatu wujud Negara Indonesia. Menyusun suatu Negara atas kekuatn dan kemampuan sendiri adalah suatu kebahagiaan, suatu kebanggaan yang mencerminkan adanya harga diri sebagai suatu bangsa sehingga dapat dipahami terwujudnya suatu hasrat untuk memberikan sifat-sifat merdeka, bersatu, berdaulat, juga hasrat mewujudkan keadilan dan kemakamuran sebagai tujuannya.

Kemakmuran yang dimaksudkan tidak hanya alam batas ukuran material saja, tetapi tercakup pula di dalamnya kemakmuran spiritual kemakmuran batin, yang tersirat dari pengertian kebahagiaan.

Pengertian Negara yang berdaulat adalah dalam hubungan kelengkapannya sebagai Negara merdeka yang berdiri di atas kemampuan, kekuatan, dan kekuasaan sendiri; dalam kedudukannya sama tinggi dengan Negara-negara yang lain. Dan sama juga terhadap nilai-nilai kehormatan. Dlam tata pergaulan Negara terjalin atas dasar saling menghormati.

Negara Indonesia yang adil mengandung pengrtian bahwa di dalam lingkungan kekuasaan Negara oleh Negara diwujudkan tegaknya perikeadilan yang menyangkut Negara terhadap warga Negara, warga Negara terhadap Negara dan diantara sesama warga Negara: dalam hubungan yang lebih luas disebutkan hubungan terhadap masyarakat dengan warganya, antara warga masyarakat terhadap masyarakatnya dan diantara warga masyarakat dalam keseimbangan pemenuhan dan penggunaan hak dan kewajiban, baik dalam bidang hukum maupun bidang moral. Dengan ukuran keseimbangan dan pemenuhan hak dan kewajiban ini maka berlakulah bentuk-bentuk keadilan dalam hubungan hidup masyarakat dan bernegara yang dalam ilmu pengetahuan kemasyarakatan lazim dikenal dengan keadilan kommutatif (Commtatif Justice) antar sesama warga Negara sama derajatnya; keadilan distributive (Distributif Justice) antar warga Negara dan negaranya; keadilan fungsional/legal (Fungsional/Legal Justice) antar Negara dengan masyarakatnya: keadilan social (Social Justice) yang mencakup bentuk-bentuk keadilan distributive dan keadilan fungsional/legal.

Pengertian makmur sebagaimana telah diutarakan mencakup arti material dan spiritual yang menjadi dasar kebutuhan kehidupan manusia, hanya dapat menemukan wujudnya dalam jalinanannya dengan keadilan. Dalam hubungan ini keadilan merupakan pola dasarnya, apabila dikehendaki diperolehnya suatu kemakmuran yang benar-benar memenuhi martabat kemanusiaan, ― Negara Indonesia yang makmur‖. Jadi, makmur dalam lingkungan tugas Negara di samping berpaut dengan sifat keadilan, juga dengan sifat persatuan sehingga seluruh bangsa dan setiap orang dalam ukuran-ukuran keadilan mencapai kesejahteraan. Dalam pengertian inilah asas kekeluargaan dalam kehidupan bernegara dapat menemukan wujud konkretnya.

3. Bagian ketiga

“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat indonesia

PPKn SMP K - 7 77

Bagian ketiga pembukaan adalah dalam rangkaiannya dengan bagian pertama dan bagian kedua pembukaan untuk memberikan penjelasan proses perjuangan bangsa Indonesia sampai kepada Negara Indonesia merdeka. Dengan demikian tidak saja untuk menjelaskan mengapa kita menyatakan kemerdekaan, tetapi juga menegaskan bahwa kwmwrdekaan itu adalah hak kodrat dan hak moral bangsa Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Kuasa yang tidak dapat lagi dikekang oleh siapa pun.

Penyebutan dalam kalimat didorongkannya oleh keinginan luhur supaya

berkehidupan kebangsaan yang bebas mewujudkan dasar keyakinan terhadap asas moral

yang tinggi. Menjunjung hak moral dan hak kodrat segala bangsa supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas; cita-cita mencapai kemakmuran beradasarkan norma-norma keadilan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara jelas merupakan suatu keinginan luhur.

Disebutkan bahwa yang menyatakan kemerdekaan adalah rakyat Indonesia dan yang dinyatakan kemerdekaannya adalah pula rakyat Indonesia sendiri.

Penyebutan ini secara implisit melenyapkan segala rupa kesangsian tentang dukungan pernyataan kemerdekaan oleh rakyat seluruhnya. Bahwa segala sesuatu berkenaan dengan pernyataan kemerdekaan ini adalah oleh rakyat, untuk rakyat dan dari rakyat. Esensi penegasan ini mengandung arti bahwa kekuasaan tertinggi bagi bangsa dan Negara Indonesia terletak pada rakyat dalam keseluruhannya, suatu dasar kehidupan bangsa dan Negara yang disebut kedaulatan rakyat.

Perbedaan dalam perumusan pernyataan kemerdekaan pada bagian ketiga dengan bagian pertama teks proklamasi adalah:

a. pada bagian ketiga pembukaan yang menyatakan kemerdekaannya adalah rakyat

Indonesia, yang dinyatakn kemerdekaannya juga rakyat Indonesia yang tersimpul dari kata nya di belakang kata kemerdekaan yang terakhir.

b. Pada bagian pertama yang menyatakan kemerdekaannya ialah bangsa Indonesia dan yang dinyatakan kemerdekaannya disebut hanya Indonesia.

Dalam persoalan pernyataan kemerdekaan, antara rakyat dan bangsa tidak terdapata perbedaan prinsip. Pernyataan kemerdekaan oleh rakyat Indonesia sekaligus telah mencakup bangsa Indonesia karena bangsa Indonesia merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia.

Rakyat mempunyai arti pengertian keseluruhan isi wilayah Negara dan merupakan pendukung aktif terhadap Negara. Berbeda dengan isi wilayah Negara yang pasif-penduduk nagara asing di samping merupakan bagian dari rakyat Indonesia, juga berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap Negara sangat berbeda dan lebih sempit dibandingkan dengan isi yang aktif daripada Negara.

Dengan demikian, meskipun formal-yuridis antara rakyat dan bangsa adalah berbeda pengertiannya. Namun, dalam artian pshikologis-politis penggunaan istilah rakyat lebih merupakan kelaziman dan sering disamakan dengan istilah bangsa, misalnya nama lembaga-lembaga seperti Majelis Perwakila Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat.

Penyebutan bangsa Indonesia dalam Proklamasi Kemerdekaan secara etimologis dan menurut kebutuhan keadaan waktu itu untuk mengadakan gugatan di muka bumi terhadap adanya penjajah perlu ditunjukan kepadabetapa bergeloranya rasa kebangsaan ini.

Kata kami menegaskan bahwa yang memproklamasikan kemerdekaan adalah bangsa Indonesia sendiri berdasarkan keyakinan, kesadaran, dan tanggungjawab sendiri oleh kemauan sendiri. Soekarno-Hatta pun menandatangani proklamasi dimaksudkan bagi bangsa indonesisa.

Dengan pernyataan kemerdekaan melalui Proklamasi 17 Agustus 1945, maka secara obyektif berdirilah Negara Republik Indonesia dan bersama dengan itu lenyaplah ikatan penjajahan dalam segal rupa bentuknya. Secara hokum hal ini berarti berakhirnya tertib hukum kolonial dan bersamaan itu lahir pula tertib hokum nasional.

4. Bagian Keempat

“kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan mekerdekaan, perdamaian abadi,dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang dasar Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat yang berdasar kepada ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Isi pengertian bagian keempat pembukaan ini secara etimologois gramatikal dapat diuraikan sebagai berikut.

1. istilah kemudian dari pada itu berarti setelah berdirinya Negara Republik Indonesia dengan pernyataan Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

2. Setelah berdirinya Negara dibentuk suatu pemerintahan Negara guna melaksanakan tujuan Negara, yaitu:

a) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;

b) memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan berbangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

PPKn SMP K - 7 79

c) unutk membentuk pemerintahan Negara supaya melaksanakan tujuannya yang sedemikian itu, disusunlah Undang-undang dasar;

b) UUD yang dimaksudkan itu terbentuk dalam suatu susunan Negara republic

berkedaulatan;

e) Negara republik yang berkedaulatan rakyat ini berdasarkan pada ketuhanan Yang mahaesa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan perwakilan, serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tegasnya Negara yang berdasarkan Pancasila.

Pemeritah dalam suatu susunan kalimat Pemerintahan Negara Indonesia menurut hemat saya dimaksudkan dalam arti sebagai penyelenggara keseluruhan kegiatan negara dalam aspek kelengkapannya (government), yang berbeda dengan pemerintahan Negara yang hanya menyangkut salah satu aspek saja daripada penyelenggaraan Negara, yaitu aspek pelaksanaan (executif).

Oleh karena itu, untuk mengurangi kemungkinan terjadinya salah pengertian mengenai istilah pemerintahan Negara dan pemerintah Negara, maka yang terakhir ini dibaca pemerintahan saja tanpa disertai Negara sehingga pengertiannya dapat dilokalisasi pada bidang-bidang pelaksanaan (executif) saja.

b. Pokok pikiran dalam pembukaan undang-undang dasar

Adapun pokok-pokok pikiran yang termuat dalam pembukaan undang-undang dasar, antara lain disebutkan sebagai berikut :

A. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah daah Indonesia, dengan berdasa atas persatuan dan mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Dlam pembukaan ini diterima aliran pengertian negara persatuan.

B. Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat.

C. Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasa atas kerakyatan dan pemusyawaratan perwakilan.

D. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari undang-undang dasar Negara Indonesia. Pokok- pokok pikiran ini mewujudkan ita-cita hukum (Rechtsidee) yang menguasai hukum dasar Negara, baik hukum yang tertulis(UUD) maupun hukum yang tidak tertulis.

Pokok Pikiran Yang Terkandung Dalam Pembukaan UUD 1945

a. Pokok pikiran pertama, yaitu: "Negara melindungi segenap bangsa lndonesia dan seluruh tumpah darah lndonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan

sosial bagi seluruh rakyat lndonesia". Hal ini berarti bahwa negara menghendaki persatuan dengan menghilangkan paham golongan, mengatasi segala paham perseorangan. Dengan demikian pokok pikiran pertama merupakan penjelmaan sila ketiga Pancasila. Lihat juga : Contoh Penerapan Norma dan Peraturan di Lingkungan Negara.

b. Pokok pikiran kedua, yaitu: "Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat lndonesia". Hal ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian pokok pikiran kedua merupakan penjelmaan sila kelima Pancasila.

c. Pokok pikiran ketiga, yaitu: "Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan". Hal ini menunjukkan bahwa sistem negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar haruslah berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasar permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ketiga merupakan penjelmaan sila keempat Pancasila.

d. Pokok pikiran keempat, yaitu: "Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab". Hal ini menunjukkan konsekuensi logis bahwa Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur, dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

POKOK PIKIRAN UUD 1945

Dalam dokumen S , 4 ( S M P I (Halaman 86-92)