• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pernyataan Informan tentang Disposisi/Sikap Pelaksana dalam Penyelenggaraan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Langit Kecamatan

Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan

Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan tentang Disposisi Pelaksana dalam Penyelenggaraan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Langit

Informan Pernyataan

Informan 1 (Dinas Kesehatan)

Upaya yang kita lakukan setiap tahun kader-kader posyandu diberi penyuluhan dan refreshing mengenai kegiatan- kegiatan posyandu. Untuk kualitas kader diberikan transport untuk merangsang program naik, lalu sharing, tanya jawab yang dilakukan kepada kader.

Informan 2 (Camat)

Hanya sebagai ibaratnya sebagai pemicu partisipasi kehadiran aja, diadakan sosialisasi, diadakan penyuluhannya, gitu aja. Kalo berupa fisik nggak ada. Iya, melakukan pembinaan terhadap kader-kader mereka ya kan.Untuk peningkatan partisipasi masyarakat ke ibu PKK lah kalo masalah posyandu ini dabo lebih apanya itu mamak mamak, kaum perempuan daripada kaum lelakinya sendiri.

Informan 3 (Kepala Puskesmas)

Ita kan madung posyandu madya, diatas 50 %, Ma purnama dei harusna, anggo iligin kan defenisi operasional na ma purnama dei. Anggo madya kan 8 kali dope melaksanakan posyandu i. Kader nai, segala macam, ninna dei. Cuma ita on kan ben naso adong do dana mandiri na kan, na dari masyarakat. Purnama do, na lupa do au i.

(Kita kan sudah posyandu madya, diatas 50%. Udah purnamanya itu harusnya, kalau dilihat defenisi operasional nya udah purnama nya itu. Kalau madya kan 8 kali lagi melaksanakan posyandu itu. Kadernya, segala macam, gitunya itu. Cuma kita ini kan karena belum adanya dana mandirinya kan, nggak dari masyarakat. Purnamanya itu, yang lupanya aku itu.)

Informan 4 (Petugas Puskesmas)

Kalo kami ke posyandunya kami itu tiap minggu, aktiif. Kalo kadernya pun aktif, datangnya orang itu itu tiap bulan dek, kecuali la ada halangan orang itu. Kan kalo di Simasom misalnya, ada 9 kader. 5 posyandu balita, 4 posyandu lansia. Yang 5 inila misalnya bagi-bagi tugasla itu. 1 misalnya menimbang, 1 mencatat, 1 ngasi PMT, 2 lagi misalnya jemput warga. Kan pas la itu kan, Kalo hari sabtu kan ada poken. Jadi nggaknya pala ke ladang itu orang itu.

Informan 5 (Kepala Desa)

Ya itula dikumpulkan warga maupun masyarakat penduduk desa biar sehat sejahteraya kan, itula kita rangkul orang itu kesehatan, haa jadi diberikanla berupa bantuan dari Dinas Kesehatan yaitu kalo dia dari KB, rumah aladin. Rumah Aladin itu listrik kencana, dia bantuan dari kesehatan juga. Itu dari kesehatan, yaitu dinas KB, ada listrik kencana, ada rumah aladin, kalo dia tahun 2014 ke bawah dia masih pake. Jadi 2014 ke atas, baru saya dapat jatah dia dari KB. Iya dibantu, sangat bersyukur tapi taula kadang ya kan dek, kayak masan masyarakat desa, kadang belum atau nggak kebagian dia, ada aja satu-satu, ah nggak adanya itu katanya. Padahal sayala, saya nggak sebagai kepala desa lagi sudah bersyukur akan adanya apa pembinaan-pembinaan dan arahan-arahan dari Dinas Kesehatan ini. Bukan saja obat- obatan atau penyakit-penyakit yang dibantu orang itu. Kesejahteraan pun dibantu. Baik dia, listrik kencana, manatau dia ada anaknya kan 3 atau 4 yang bersekolah, nggak mampu orangtuanya dibantu memberikan listrik kencana. Haa nanti nggak ada rumahnya layak huni lagi, dibantu, dibantu dia tapi difoto dia, layak atau nggak gitu kan. Saya cuma dapat jatah satula itu, permanen, satu keluarga, permanen, tapi yang nggak permanen banyak.

Kurasa satu, udah ada lima belas KK disini. Di desa Simasom ini.

Ada sebtulnya niat, niat dan maksud kita adanya dek. Cuma kek manalah kalo disaat-saat sekarang nggak taula kalo gk pak Jokowi ini, kalo dulu agak kurang. Kalo sekarang agak diutamakan dia kesehatannya. Jadi kita pun berupayanya, dari pihak kecamatan pun beruapayanya kayak mana biar masyarakat-masyarakat ini sehat dan sejahtera, ah itulaa, makanya desa itu pun kadang mau minta. Kalo nggak diminta nggak dikasih. Kadang masyarakatnya itu nggak mau berkorban. Contohnya kayak mana kalo kita bangun itu disitu posyandu, kata puskesmas, sedangkan masyarakat nggak mau menghibahkan tanahnya ya kan. Pemerintah mana mau, mana mau orang itu membayarinya. Karna pemerintah harus ada dulu surat hibah dari masyarakat baru mau membangunnya. Contohnya poskesdes itu, kalo dulu mana ada itu dek. Bayi yang lahir pun lengkapnya sekarang sekarang apanya disitu. Udah lengkapla peralatan-peralatan kalo ada yang sakit atau apa udah bisala poskesdes kita sebelum ke puskesmas. Sebenarnya kita kayak yang adek bilang tadi bukan nggak berupaya, berupanyanya kayak mana biar masyarakat kita sejahtera, sehat. Tapi dana APBD kota kita terlalu rendah ya kan, nggak mencukupi, nggak terealisasi semua ya kan.

Informan 6 (PKK Camat)

Iya, itukan dia ada meja-mejanya. Jadi kadang turun, misalnya disana nggak ada ketua pokjanya, kitalah yang turun mewakili. Ketua Pokjanya paling tidak bidannya disanalah, atau petugas puskesmasnya. Kita ikutlah meramai-ramaikan, mengayo-ayokan.

Informan 7 (Kader)

Aktif itu semua, lantaran gini, kalo nggak datang sekalipun nggak dikasih apa itu,transport. Biar rajin semua kan. Ini kan udah kerja sebagian, ini udah rutin dia, ini gk kerja, masa sama kan transport gitu. Jadi kek gitula dibikin persyaratannya biar rajin semua. Kecuali ada halangan.

Informan (Kader)

Kader aktiif sudena. (Kader aktif semuanya).

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa disposisi para pelaksana dalam menjalankan program posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pintu Langit sudah mulai baik dengan adanya upaya dari masing-masing pihak untuk dapat meningkatkan kualitas posyandu. Dari Dinas Kesehatan karena tidak turun langsung ke posyandu di desa maka upaya yang dilakukan yaitu melakukan penyuluhan dan refreshing kepada kader setiap tahunnya mengenai kegiatan posyandu. Untuk camat upaya yang dilakukan adalah memicu partisipasi masyarakat melalui sosialisasi, penyuluhan, pembinaan kader yang dilakukan oleh ibu-ibu PKK kecamatan. Lalu dalam pelaksaaan program posyandu di wilayah kerja puskesmas Pintu Langit petugas puskesmas aktif turun setiap minggu ke desa-desa untuk memberikan pelayanan kesehatan. Kepala puskesmas mengeluh mengenai strata posyandu yang ditetapkan dari Dinas Kesehatan saat ini. Menurut beliau, strata posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pintu Langit seharusnya bukan lagi madya melainkan purnama berdasarkan capaian-capaian yang telah didapat. Adapun dari kepala desa mengakui sudah berupaya melakukan peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Beliau mengemukakan bahwa selama ini telah banyak bantuan yang diberikan kepada masyarakat seperti listrik kencana dari dan rumah aladin. Listrik kencana merupakan bantuan bagi masyarakat yang belum mempunyai listrik di rumahnya. Sedangkan rumah aladin adalah bantuan untuk masyarakat yang belum memiliki rumah layak huni. Sampai saat ini ada 15 kepala keluarga yang telah mendapatkan bantuan ini. 1 untuk rumah permanen, dan 14 utnuk rumah semi

permanen. Hal ini dilakukan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat dan agar lebih mau memperhatikan kesehatannya. Masyarakat sendiri menurut pengakuan kepala desa masih kurang mau untuk berkontribusi dalam masalah kesehatan. Sementara itu dana APBD Kota dan tidak cukup untuk dapat merealisasikan upaya-upaya yang ingin dilakukan. Dari kader sendiri sudah aktif melaksanakan posyandu setiap bulannya karena jika tidak hadir tidak diberikan uang transport.

4.3.8 Pernyataan Informan tentang Struktur Organisasi dalam Pelaksanaan