• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program Posyandu 1 Komunikas

5.1.2 Sumber Daya

Widodo (2011) mengemukakan bahwa bagaimanapun jelas dan konsistensinya ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan serta penyampaian ketentuan-ketentuan dan

aturan-aturan suatu program/kebijakan, jika para pelaksanaannya kurang mempunyai sumber daya-sumber daya untuk melaksanakannya maka kebijakan tersebut tidak akan berjalan efektif. Begitu juga dengan pelaksanaan program posyandu, jika tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakannya maka program tersebut tidak akan berjalan dengan efektif sebaik apapun tata cara atau ketentuan pelaksanaan yang dibuat. Sumber daya di sini berkaitan dengan segala sumber yang dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan implementasi program, yakni sumber daya manusia, alat, dan keuangan.

a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan program posyandu ini terdiri dari banyak pihak seperti kader, petugas puskesmas, kepala desa, Pokja/Pokjanal, camat, dan instansi terkait lainnya. Namun secara operasional posyandu dilaksanakan oleh kader dan petugas kesehatan, sedangkan pihak lainnya bertugas dalam fungsi pembinaan dan pengawasan. Sumber daya manusia yang diperlukan dalam pelaksanaan posyandu di wilayah kerja puskesmas Pintu Langit sudah mencukupi dari segi kuantitas. Hal ini terlihat dari data yang telah dikumpulkan bahwa setiap posyandu telah memiliki masing-masing 5 kader dan petugas puskesmas sebanyak 4 orang yang bertugas melaksanakan posyandu. Kelima kader ini memiliki tugas masing-masing yaitu 1 untuk pedaftaran, 1 untuk penimbangan, 1 untuk mencatat hasil penimbangan, dan 2 untuk menjemput warga yang tidak hadir di posyandu.

Lalu jika dilihat dari segi kualitas kader yang dimiliki sudah cukup baik namun masih perlu ditingkatkan. Kualitas ini dilihat dari kegiatan kader pada saat sebelum, saat, dan sesudah posyandu. Kegiatan kader sebelum posyandu dibuka sudah baik yang meliputi mengajak warga untuk datang ke posyandu, mempersiapkan tempat dan sarana, melakukan pembagian tugas, koordiansi dengan petugas, dan menyiapkan PMT. Saat kegiatan posyandu masih perlu ditingkatkan yaitu dari kegiatan penyuluhan masing jarang dilakukan karena kader belum memiliki pengetahuan yang cukup sehingga belum mampu untuk melaksanakan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan biasanya diberikan oleh petugas puskesmas. Lalu setelah hari buka posyandu kader juga telah melakukan sweeping pada warga yang tidak berhadir dan membuat diagram SKDN dan laporan lainnya.

Untuk sumberdaya pembinaan dan pengawasan banyak pihak yang terlibat dan ikut serta. Berdasarkan hasil penelitian di posyandu wilayah kerja Puskesmas Pintu Langit pihak-pihak tersebut adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kota, PKK Desa, tokoh masyarakat, dinas pendidikan, PAUD, camat, lurah, kades, dan Dinas KB. Di tingkat kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu pihak-pihak tersebut adalah aparatur desa, PKK desa, dan PKK kecamatan. Menurut kepala puskesmas Pintu Langit pihak yang ikut serta dalam melaksanakan posyandu di wilayah kerjanya adalah petugas puskesmas, kepala desa, dan camat yang diwakilkan penggerak PKK kecamatan. Untuk pembentukan posyandu pertama kali di desa yang ikut berpartisipasi adalah kepala desa dan aparatur pemerintahan, anggota posyandu yang yang dibentuk kepala desa, perwakilan camat, perwakilan dinas kesehatan, KB, dan poskesdes. Sedangkan pada

saat pelaksaan posyandu yang ikut serta adalah petugas puskesmas, kader, dan sesekali kepala puskesmas, kepala desa, dan penggerak PKK kecamatan. Menurut Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu Tahun 2011 pihak-pihak yang turut serta dalam pembinaan dan pengawasan posyandu tidak terbatas pada komponen pemerintah saja, tetapi juga dapat melibatkan unsur-unsur lain seperti Lembaga Profesi, Perguruan Tinggi, LSM, Swasta/Dunia Usaha dan sebagainya.

Hasil peneltian yang dilakukan Ernawati (2013) tentang analisis system pelaksanaan posyandu model di wilayah binaan perusahaan Cilacap dapat diketahui bahwa untuk posyandu model yang kegiatannya sudah dikembangkan dan terintegrasi dan dapat menjadi wadah peningkatan peran serta masyarakat kader yang dimiliki mencapai 10 orang, lalu sumber dana utama dari warga, dan pihak perusahaan lebih banyak memberikan bantuan dalam bentuk modal usaha dan perlengkapan.

b. Sumber Daya Peralatan

Sumber daya peralatan yang dimiliki oleh posyandu di wilayah kerja puskesmas Pintu Langit meliputi meja, kursi, dan penimbangan gantung. Untuk alat-alat kesehatan seluruhnya dibawa oleh petugas puskesmas. Lalu untuk tempat pelaksanaan posyandu masih dilakukan di rumah warga yang bersedia menjadi tempat dilaksanakannya posyandu. Oleh karena itu dari segi peralatan sudah cukup memadai.

Sementara itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardani (2010) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan pelaksanaan posyandu model didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keaktifan kader dan

kelengkapan sarana dengan keberhasilan posyandu model serta tidak terdapat hubungan yang bermakna antara ketersediaan dana dengan keberhasilan pelaksanaan posyandu model.Selain itu hasil penelitian Iman (2007) bahwa ciri-ciri posyandu denagn cakupan penimbangan lebih dari 70% di Kabupaten Gowa dan Kaabupaten Karawang adalah memiliki sarana yang lengkap, ada ketua kader yang baik, PMT dan pengobatan yang baik, ditambah dukungan dan PMT yang baik dari bidan dan puskesmas.

c. Sumber Daya Finansial

Sampai saat ini, sumberdaya finansial seluruhnya masih bersumber dari puskemas yaitu untuk dana pembuatan makanan tambahan. Sedangkan dana dari masyarakat belum ada karena masyarakat masih kurang kepeduliaannya akan posyandu. Hal ini mengakibatkan belum ada program tambahan apapun yang dilakukan di posyandu. Semua informan mengakui bahwa sulit untuk mengaharapkan dana mandiri dari masyarakat. Bahkan masyarakat merasa malas untuk berkunjung ke posyandu jika tidak diberi makanan tambahan. Dalam Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu (2011) disebutkan bahwa pembiayaan posyandu berasal dari berbagi sumber, antara lain:

1. Masyarakat, yaitu melalui:

a. Iuran pengguna/pengunjung Posyandu

b. Iuran amsyarakat umum dalam bentuk dana sehat

c. Sumbangan/donator dari perorangan atau kelompok masyarakat

d. Sumber dana social lainnya, missal dana social keagamaan, zakat, infaq, sodaqoh (ZIS), kolekte, punia paramitha, dan sebagainya.

2. Swasta/Dunia Usaha, yaitu dari peran aktif swasta/dunia usaha yang diharapkan dapat menunjang pembiayaan posyandu. Misalnya denagn menjadikan psoayndu sebagai anak angkat perusahaan. Bantuan yang diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau tenaga, yakni sebagai sukarelawan posyandu.

3. Hasil Usaha, yakni pengurus dan kader posyandu yang melakukan usaha yang hasilnya disumbangkan untuk biaya pengelolaan Posyandu. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan misalnya kelompok usaha bersama (KUB), hasil karya kader posyandu, misalnya kerajinan, tanaman obat keluatga (TOGA). 4. Pemerintah, yang mana bantuan ini diharapkan pada awal pembentukan

yakni berupa dana stimulant atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan prasarana posyandu yang bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Posyandu sebagai Unit Kegiatan Berbasis Masyarakat seyogyanya merupakan kegiatan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat. Begitu juga pendanaan diharapkan berasal dari kemandirian masyarakat. Namun di posyandu wilayah kerja Puksesmas Pintu langit hal ini belum mampu terlaksana karena masyarakat yang masih sulit diharapkan bantuan dananya. Bantuan yang diberikan pemerintah semestinya hanya diberikan di awal pembentukan. Kader pun masih perlu digaji agar mau melaksanakan tugasnya dengan baik. Menurut kepala puskemas gaji ini berasal dari dana APBD kota Padangsidimpuan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggreani (2011) tentang faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan program Gerbangmas yaitu gerakan membangun masyarakat sehat yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan partisipasi masyarakat di Posyandu Margi rahayu Kelurahan Ditotrunan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang yaitu partisipasi masyarakat, sarana prasarana, kebersihan lingkungan, kondisi social ekonomi, keaktifan kader, kerjasama kader dan masyarakat, ketersediaan dana, kelengkapan data-data, pembagian kerja kader, serta kepemimpinan.