• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pernyataan Informan tentang Kendala yang Terjadi dalam Pelaksanaan Program Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Langit Kecamatan

Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan

Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan tentang Kendala yang Terjadi dalam Pelaksanaan Program Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Langit

Informan Pernyataan

Informan 1 Ibu kades yang kurang merangkul kader dan masyarakatnya. Ibu kadesnya kurang muncul di posyandu jadi mereka kurang

(Dinas Kesehatan) terangkul. Jadinya posyandu ini seolah olah tidak milik masyarakat.

Informan 3 (Kepala Puskesmas)

Anggo masalah posyandu on dabo marroan pe alai tai anggo diimunisasi enggan do alai, tai anggo masalah kehadiran i lengkap do I posyandu i berduyun duyun do alai ro i. Tai saat dibilang menyuntik, marun naron, aha naon, ninna ma. Bahat juo na beranggapan soni, bahat juo na madung mengerti. i maia kadang kendala na. Anggo kader i sangat membantu ita dei.

Mangarti, anggo kader ison UKBM ma pistar-pistar doi. Setiap aha, majot jot do pelatihan i. Lintas provinsi pe ma juara 3 do alai i. Anggo dana imattong makana na tercapai ita tai i posyandui mandiri, nadong dana i. Oih, sedangkan marlakkap sadari PMT i iisajo ma aha na, kenadala, nadong PMT na ninna. Sedangkan ibaen pe PMT na, mengelak do alai. Maol dope ulala anggo i. Anggo i pasar, ibatalyon an i dana sude ngen masyarakat nai, ibentuk sendiri posyandu i. Seharusna kan songoni. Anggo on terlalu manja memang masyarakat nai. Seolah-olah punya kita posyandu on.

(Kalau masalah posyandu ini dabo datang pun orang itu tapi kalo diimunisasi enggannya orang itu. Tapi kalo masalah kehadiran berduyun duyunnya itu mereka itu. Tapi saat dibilang menyuntik,sakit nanti, apa nanti, katanya lah. Banyak juga yang beranggapan kayak gitu, banyak juga yang mengerti. Itulah kadang kendalanya. Kalau kader sangat membantunya itu. Mengerti, mengertinya mereka ini UKBM udah pintar-pintar nya itu. Setiap apa, udah seringnya pelatihan itu. Lintas provinsi pun udah juara 3 nya orang itu. Kalo dana itulah makanya nggak tercapai kita karena di posyandu mandiri nadong dana i. Oih, sedangkan kelewat aja sehari PMTnya, itu ajalah apanya, kendalanya, nggak ada PMTnya katanya. Sedangkan dibuat pun PMTnya, mengelaknya orang itu. Susah lagi kurasa kalau itu. Kalo di pasar, di batalyon sana semua dari masyarakatnya, dibentuk sendiri posyandunya. Seharusnya kan gitu. Kalau ini terlalu manja masyarakatnya. Seolah olah punya kita posyandu ini).

Informan 4 (Petugas Puskesmas)

Apa ya dek, kalo dari kami nggak pala ada dah. Paling dari warganyanya lah payah datang, kalo nggak ada PMT agak malas orang itu datang. Itulah kan dek, harusnya posyandu inikan milik masyarakatnya itu, tapi gknya ngerti itu orang itu. Kepala desanya aja nggaknya tau dia itu kayaknya. Udah kami bilangnya, posyandu ini harusnya milik kalian, bukan kami, jadi janganlah malas datang. Tapi gitulah dek. Kalau mengharapkan kesadaran masyarakat susahnya itu. Dimana- mana kurasa kalau posyandu belum ada itu masyarakatnya yang sadar sendiri. Nggaknya tau mereka itu kalau posyandu itu milik mereka. Apalagai la mengharap dana dari mereka. Itulah kubilang tadi dek, seribu perak aja gak berani kami mintanya dari orang itu. Apalagilah mengharap ada dana mandiri dari masyarakat.

Informan 5 (Kepala Desa)

Kurang peduli, ha, itulah pula masalahnya masyarakatnya kurang memperhatikan anak-anaknya ya kan. Yang tau dia kan, taula dek, kalo di desa ini cari sehari makan seharinya. Namanya sajanya yang petani, tapi bukannya petani tapi buruh tani. Kalo petani itu kan yang mempunyai lahannya itu. Haa sedangkan disini, separoh dari ladang disini udah milik orang luar. Jadi kayakmana dia mau memperhatikan anaknya, sedangkan biaya untuk makan anaknya ajapun masih kewalahan dia ya kan. Jadi kalo kita beres-beresin anak, habis waktu, jam 9 manamau lagi orang menampung kita kerja. Itula kadang kendala di desa karna tingkat ekonomi masyarakatnya itu terlalu lemah. Makanya kalo masalah kesehatan itu belum terlalu diinikan. Itula dek, kurasa masalah kesehatan ini semuanggak sulitnya diatasi asal diperhatikan pemerintah masalah ekonomi rakyat. Kayak manala, kita gajian pun ke sawah orang. Gaji pertuan cuma 30 ribu. Untuk makan, untuk biaya anaknya sekolah, ongkosnya, belum lagi gizinya. Darimanala dapat. Kan nggak cukup jadinya. Kayak manala mau sehat anak-anak di desa.

Iya inila yang terlalu masalah di desa. Kalo masyarakat itu gitulah, kadang masyarakat ini dibantu bukannya nggak dibantu, udah dibantu mintanya terus terus.

Ha, iya kalo tahun ini dibantu maunya tahun depan jangan lagi. Jadi kalo dibantu ini tahun depan nggak dibantu dia,

apanya, kan udah digantinya awak katanya. Pemerintah mana mau membantu yang nggak ada bangkit-bangkitnya nggak ada maju-majunya mana mau. Yang suka pemerintah, dibantu dia maju dia mungkin ditambah itu bantuan. Haa itu maksud pemerintah, Makanya masyarakat ini nggak sadar dia, dipikirnya kalo dibantu dia, dibantu terus-terusan, siapa tahan. Warga bukan dia aja, masyarakat bukan dia aja manusia bukan dia aja. Masih banyak lagi di daerah lain lagi.

Haa itula hambatan-hambatan dari masyarakat maupun dari pemerintah selalu ada kelemahan-kelemahan utamanya saya rasa untuk saat-saat ini, masyarakatnya belum menyadari akan pentingnya kesehatan itu, itunya.

Saya rasa dek yang bosannya orang itu, setiap minggu, setiap minggu ada pertemuan orang itu posyandu kan, haa ada, berarti ada komunikasi orang itu sama masyarakat setiap minggu tentang kesehatan. Baik untuk usila, kan adanya dibantu orang itu itu untuk pengobatan gratis. Banyak. Kita pun dulu ada dari desa kita menerima dana bantuan kita terapkan untuk orang itu, kita belikan telor, kita belikan daging. Untuk dipuding anak-anaknya, haa kan gitu. Jadi diminta orang itu terus-terusan, bukannya tiap hari datang bantuan dari pemerintah ya kan. Sekali setahun, kalo ada anggaran dianggarkan.

Informan 7 (Kader)

Sekarang ini belum ada masalah di posyandu.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan program posyandu di wilayah kerja puskesmas Pintu Langit hampir sama dari semua informan yaitu posyandu yang masih seolah-olah milik puskesmas bukan milik masyarakat. Menurut Dinas Kesehtan ini terjadi karena ibu kepala desanya yang kurang merangkul masyarakat desanya dan kurang berpartisipasi di posyandu. Sedangkan menurut kepala puskemas Pintu Langit masyarakatnya masih terlalu manja.

Masyarakat kurang mau berpartisipasi dan mengunjungi posyandu jika tidak ada pemberian makanan tambahan (PMT).

Dana dari masyarakat pun tidak bisa diharapkan dari masyarakat sehingga sulit untuk dapat mencapai posyandu mandiri. Selain itu masyarakat masih banyak yang tidak mau diimunisasi karena takut anaknya menjadi sakit sehabis diimunisasi. Petugas Puskesmas juga mengakui bahwa masyarakat masih malas untuk berkunjung ke posyandu, apalagi tidak disediakan PMT oleh puskemas. Pemaparan yang lebih jelas dijabarkan oleh Pak kepala desa yang menjelaskan mengapa masyarakat kurang mau berpartisipasi di posyandu karena masih kurangnya kepedulian masyarakat akan kesehatan. Hal ini disebabkan karena ekonomi masyarakat yang masih lemah.

Banyak masyarakat yang bekerja hanya sebagai buruh tani yang tidak memiliki lading sendiri. Para buruh tani ini digaji harian oleh pemilik ladang sehingga jika tidak bekerja mereka tidak memiliki penghasilan dalam sehari tersebut. Selain itu kepala desa juga mengeluhkan pemerintah yang masih kurang dalam memperhatikan ekonomi masyarakat. Meski demikian pemerintah juga telah mencoba banyak membantu masyarakat. Sehingga pak kades menyimpulkan bahwa kurangnya kepedulian masyarakat akan kesehatan karena ekonomi masyarakatnya sendiri masih lemah. Adapun menurut kader selama ini belum ada ditemukan kendala atau masalah dalam pelaksanaan posyandu.

4.3.10 Pernyataan Informan tentang Persiapan Sebelum Hari Buka Posyandu di