PIAGAM UNIT AUDIT DAN UNIT AUDIT INTERNAL PERSEROAN
D. Pengurus dan Pengawasan
VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ANAK‐ANAK PERUSAHAAN
5. PERSAINGAN & PROSPEK USAHA
meningkatkan usaha‐usaha eksplorasi.
Perseroan dan Anak Perusahaan bermaksud untuk terus melakukan kegiatan eksplorasi dengan tujuan untuk meningkatkan cadangan batu mangan terukur + terindikasi dan terduga serta terus mengevaluasi peluang untuk memperoleh wilayah tambang baru untuk memfasilitasi pertumbuhan dan produksi bata mangan di masa depan. Perseroan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa kegiatan eksplorasi yang terus menerus memungkinkan Perseroan dan Anak Perusahaan untuk merencanakan kegiatan penambangan secara lebih efisien dan modern guna memenuhi target produksi dan mencapai pertumbuhan produksi yang berkelanjutan.
Mengembangkan dan melakukan diversifikasi basis pelanggan.
Saat ini SMR masih menjual seluruh hasil produksinya ke perusahaan perdagangan (trader) di China. Di masa yang akan datang SMR bermaksud untuk dapat menjual hasil produksi ke end user seperti ke industri baja dan produser ferroalloy.
Melanjutkan fokus pada keselamatan kerja, perlindungan atas lingkungan hidup, keunggulan kinerja dan hubungan dengan masyarakat.
Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki komitmen untuk mempertahankan standar internasional yang tinggi dengan keselamatan kerja, perlindungan atas lindungan hidup dan hubungan dengan masyarakat dalam setiap proyek. SMR mengoperasikan daerah penambangan seluas 4.550 hektar dengan desa‐desa yang berdekatan dengan area konsesi SMR. Untuk kelangsungan dan keberhasilan jangka panjang, Perseroan dan Anak Perusahaan berkeyakinan pentingnya untuk menjalin hubungan yang erat dan memberikan manfaat bagi komunitas masyarakat setempat. Perseroan dan Anak Perusahaan terus melanjutkan pembinaan jaringan komunitas lewat program‐program pengembangan yang berfokus pada kesehatan, pendidikan dan bantuan teknis selain juga pencipataan usaha dan lapangan kerja untuk masyarakat, dimana Perseroan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa usaha‐usaha tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan untuk menciptakan stabilitas dan pengembangan bisnis dan operasinya.
5. PERSAINGAN & PROSPEK USAHA
Persaingan Usaha
Hingga saat ini Perseroan melalui SMR merupakan perusahaan pertama yang telah mendapatkan IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi yang belum mempunyai saingan di Indonesia karena tambang batu mangan yang ada saat ini masih berupa tambang rakyat (sumber Dinas Pertambangan NTT Agustus 2010). Sedangkan untuk persaingan di pasar internasional pesaing datang dari negara‐negara yang memproduksi batu mangan dalam jumlah besar, seperti Gabon, Australia, China, Brazil, Afrika Selatan, Ukraina. Selain itu kualitas batu mangan SMR adalah salah satu yang terbaik di dunia. Dimana berdasarkan hasil foto satelit dan uji laboratorium, mangan di Timor dan Flores, khususnya di Manggarai memiliki kadar terbaik di dunia di atas 50 persen (sumber www.batukar.info 26 August 2010).
Pada umumnya persaingan antar produsen batu mangan di internasional didasarkan pada faktor kualitas, biaya pengiriman dan harga batu mangan itu sendiri. Pencarian batu mangan ke NTT akan terus ada dan bertambah dalam beberapa tahun ke depan, bahkan bisa lebih lama. Alasan utamanya sederhana, yaitu pemenuhan kebutuhan industri di negeri Tiongkok dan Asia Timur lainnya (Jepang dan Korea) yang cenderung mencari sumber bahan baku terbaik dan terdekat, dibandingkan harus mendatangkan komoditi tersebut dari Ukraina ataupun Afrika Selatan yang memakan biaya lebih besar (http://berdikarionline.com 23 September 2010).
Berikut adalah estimasi rata‐rata kualitas batu mangan dunia*
2003 – 2009
50%
47% 46%
44% 44%
38%
35% 35%
31%
20%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Brazil Perseroan Gabon Austalia South Africa Mexico India World Average
Ukraine China
*Prospektus IPO CITIC Dameng Tahun 2010, Bursa Saham Hong Kong
SMR saat ini menjual seluruh batu mangan yang dihasilkan kepada para konsumen di Cina. SMR saat ini memiliki keunggulan kompetitif yakni kadar mangan yang cukup tinggi, dengan kadar Fe yang relatif rendah. Selain itu, SMR juga memiliki keuntungan biaya angkutan yang kompetitif apabila dibandingkan dengan para pesaingnya. Di Cina, SMR bersaing dengan perusahaan‐perusahaan RRC yang besar dan perusahaan‐perusahaan pertambangan internasional. Sementara banyak dari pesaing yang berbasis di Cina saat ini dirugikan oleh terbatasnya infrastruktur angkutan, yang harus diangkut melalui darat. Dengan perbaikan sarana pengangkutan komoditas di Cina, maka para pesaing RRC di masa yang akan datang dapat memiliki biaya angkutan yang lebih rendah dari pada SMR. Pasar di RRC sangat terbagi‐bagi dan SMR menghadapi persaingan harga dari beberapa produsen kecil setempat yang menghasilkan batu mangan dengan biaya yang secara signifikan lebih rendah dari pada SMR karena berbagai faktor, termasuk belanja mereka yang lebih rendah berkenaan dengan keselamatan kerja dan kepatuhan terhadap peraturan
Produksi mangan di Indonesia tidak mencapai 10 persen total produksi dunia, sehingga pasar mangan cenderung melirik Afrika Selatan, Ukraine, Australia, China, India, dan Brasil yang memiliki produksi besar untuk memenuhi permintaan. Namun demikian karena di wilayah Nusa Tenggara Timor kualitas mangannya tinggi, sehingga banyak investor melirik batu mangan dari wilayah tersebut untuk diantarpulaukan dan selanjutnya diekspor ke luar negeri, terutama ke China dan Vietnam. pembuatan besi dan baja sangat membutuhkan mangan dengan kadar tinggi mencapai di atas 40 persen.
Berdasarkan penelitian para investor tambang dunia, potensi mangan di Nusa Tenggara Timur terdapat di Pulau Timor yaitu di Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Belu.
(sumber : Antara 5 Agustus 2010 dan www.floresnews.com 6 Agustus 2010)
Prospek Usaha Batu Mangan (sumber : www.majalahtambang.com 3 November 2008)
Prospek batu mangan sangat bergantung pada industri baja dunia. Saat ini 90 persen produksi mangan masih dikonsumsi industri baja. China menjadi konsumer terbesar sementara China, Afrika Selatan dan Ukraina merupakan produsen mangan terbesar dunia. Mangan merupakan salah satu produk pertambangan dengan kegunaan luar biasa. Komoditi yang termasuk dalam kelompok dua belas mineral di kulit bumi menjadi bahan baku yang tidak tergantikan di industri baja dunia. Ferro Mangan dan Silico Mangan merupakan dua bentuk mangan yang banyak digunakan industri baja.
Mangan juga digunakan untuk produksi baterai kering, keramik, gelas dan kimia. Sebagian besar produksi mangan dunia saat ini diserap industri baja. Terdapat 90 persen dari total produksi mangan dunia kini digunakan di industri baja. Dengan komposisi seperti itu, dapat dipastikan supply dan demand mangan dunia bergantung pada supply dan demand baja.
Berdasarkan data Roskill Metal, produksi baja dunia dalam beberapa tahun ini terus meningkat. Pada 2008, Permintaan baja dunia bertumbuh mendekati 7 persen. Sementara pada 2015 diperkirakan permintaan baja meningkat 4 sampai 5 persen dari yang sekarang. Sementara berdasarkan data International Iron dan Steel Institute produksi baja dari 67 negara mengalami pertumbuhan 10,2 persen dari tahun 2006.
Permintaan baja dunia yang menunjukan performa terbaiknya dipicu akselerasi pertumbuhan ekonomi dari beberapa negara. Pertumbuhan yang demikian pesat terjadi pada beberapa sektor industri yang berbahan baku baja seperti industri automotif. Selain itu pembangunan infrastruktur yang giat dilakukan beberapa negara juga memicu permintaan baja dunia meningkat.
Selama ini motor penggerak dari peningkatan permintaan baja adalah dua negara yang memang disebut sebut sebagai the miracle country yang juga berpopulasi penduduk terbesar dunia yakni China dan India. Negara lain yang permintaan bajanya meningkat diantaranya berasal dari kawasan Asia pasifik seperti Jepang, Korea Selatan dan Taiwan. Juga ada beberapa negara di Timur Tengah, Eropa Timur dan Amerika Latin. Peningkatan permintaan baja tersebut turut mengerek permintaan mangan.
Konsumsi mangan pada 2007 mengalami peningkatan secara luar biasa yakni mencapai kurang lebih 80 persen lebih besar dibanding 2006. Dan jenis campuran Silicon Mangan merupakan jenis campuran mangan dengan pertumbuhan permintaan yang paling cepat dan besar. Tahun ini perkiraan prosentase pertumbuhannya mencapai 4 persen.
Prospek Perusahaan
Perseroan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, industri pengangkutan, perbengkelan dan pembangunan. Perseroan mempunyai 3 (tiga) anak perusahaan, yakni PT Adikarsa Alam Resources (AKAR) dan PT Transentra Nusantara (TN) yang keduanya bergerak di bidang perdagangan dan pertambangan namun saat ini masih dalam tahap pengembangan. Saat ini, bisnis Perseroan masih sepenuhnya dikontribusi oleh bisnis anak perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu mangan melalui PT Soe Makmur Resources (SMR) dengan kepemilikan sebesar 99,7%. SMR memulai bisnis batu mangan secara komersial baru sejak 28 Januari 2010.
Berlokasi di Nusa Tenggara Timur, SMR mempunyai ijin usaha pertambangan operasi produksi (IUP‐
OP) dan Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (WIUP) di Kecamatan Kuatnana dan Amunaban Tengah seluas 4.550 hektar. Jumlah cadangan terbukti berdasarkan hasil evaluasi PT LAPI ITB adalah sebesar 2.734.970 ton yang terdiri dari 9 blok. Dari 9 blok tersebut, perusahaan baru mengoperasikan 6 blok dengan total produksi sebagai berikut:
Nama Blok 2010 3M11
Blok 1 4.042 895
Blok 2 616 137
Blok 3 & 5 6.682 1.480
Blok 4 563 125
Blok 7 389 86
Lain‐lain (masing‐masing dibawah 100.000 mt) 3 9
Total 12.331 2.732
Sumber: Perseroan
Kualitas mangan SMR tergolong premium, yakni diatas 50% atau diatas rata‐rata kualitas mangan dunia yang hanya berkisar antara 35%‐45%. Harga jual batu mangan SMR ditentukan berdasarkan kadar. Oleh karena itu, dengan kadar mangan yang tinggi, SMR menikmati tingginya harga jual yang
saat ini mencapai Rp2,1 juta/ton. Sementara biaya rata‐rata produksi hanya sebesar Rp1,2 juta.
Dengan demikian, perusahaan bisa memperoleh marjin kotor hampir mencapai 50%.
Namun demikian, kendala Perseroan untuk meningkatkan kinerja keuangannya terletak pada peningkatan produksi SMR sebab meski teknik penambangan dilakukan secara open pit mining, namun keterbatasan jumlah alat operasional untuk melakukan ekstraksi batu mangan menjadi faktor penyebab rendahnya output. Saat ini SMR mengoperasikan 14 excavator dan 5 bulldozer untuk ekstraksi batu mangan di 6 blok yang dioperasikan. Dengan tambahan alat operasional pasca IPO, Perseroan berkeyakinan bahwa produksi batu mangan dapat ditingkatkan dari 22.800 ton di 2011 menjadi 45.600 ton di 2012 sehingga laba bersih Perseroan dapat meningkat dari negatif Rp11 miliar menjadi positif Rp15 miliar. Selain dapat meningkatkan kinerja laba bersih Perseroan secara signifikan, tambahan permodalan pasca IPO juga akan berdampak positif terhadap kondisi utang Perseroan, sebab sebesar 16% atau sekitar Rp82 miliar dari total dana IPO Rp300 miliar, akan digunakan untuk pelunasan utang Perseroan pada sejumlah bank, sehingga pasca IPO, Perseroan akan berada dalam kondisi net cash dimana semua modal kerja dan investasi akan sepenuhnya didanai dari modal sendiri.
Prospek batu mangan sangat tergantung dengan prospek baja. Dengan demkian kegiatan usaha Perseroan mempunyai prospek yang cerah di masa mendatang mengingat pertumbuhan permintaan baja naik seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi negara. Semakin tinggi laju pertumbuhan ekonominya maka semakin besar permintaan bajanya. Indonesia sebagai negara berkembang dengan memiliki jumlah penduduk yang besar diproyeksikan akan tumbuh dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5‐7% dimana sektor pendukung utama adalah konstruksi dan industri. Sektor ini memerlukan bahan baja yang cukup besar.
Peluang lain adalah konsumsi baja per capital Indonesia jua masih rendah dibandingkan dengan negara‐neraga di ASEAN yaitu sebesar 29kg/orang di tahun 2009 sedangkan Vietnam sebesar 123/kg/orang, Malaysia sebesar 256 kg/orang, Thailand sebesar 154kg/orang dan Singapore sebesar 515kg/orang. Dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5‐7% pada 4 tahun mendatang (2015) diharapkan konsumsi produk baja Indonesia meningkat dari 6,57 juta metrik ton menjadi 10,72 juta metrik ton, atau dengan rata‐rata peningkatan per tahun sebesar 8,5%.
6. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (Corporate Social Responsibility – CSR)
Perseroan dan Anak Perusahaan telah berinisiatif membina program‐program pengembangan masyarakat yang dilakukan di daerah‐daerah dimana Perseroan dan Anak Perusahaan beroperasi.
Program‐program tersebut dirancang untuk melestarikan lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.
Program‐program yang disponsori oleh Perseroan dan Anak Perusahan beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
Menciptakan kesempatan kerja bagi penduduk setempat di lokasi penambangan.
Pembangunan infrastruktur untuk kepentingan umum seperti jalan, fasilitas olahraga dan fasilitas untuk peningkatan penyediaan dan pengolahan air bersih.
Instalasi listrik untuk 900 keluarga.
Sejak SMR mulai melakukan kegiatan operasionalnya pada tahun 2008, SMR telah melakukan kegiatan CSR, namun baru pada tahun 2010 SMR menyalurkan dana untuk kegiatan CSR sebesar Rp300.000.000,‐ untuk instalasi listrik 900 keluarga. Sedangkan pada tahun 2008, 2009 SMR melakukan kegiatan CSR dengan membantu masyarakat lingkungan sekitar melalui bantuan dengan meminjamkan aset SMR berupa kendaraan operasional SMR untuk keperluan pembukaan jalan desa.
7. Tata Kelola Manajemen (Good Corporate Governance ‐ GCG)
Manajemen Perseroan dan Anak Perusahaan percaya bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten merupakan bagian yang penting bagi Perseroan. Untuk keperluan tersebut, manajemen Perseroan telah membuat suatu kebijakan tata kelola perusahaan yang disebut