• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persatuan dan Kesatuan Nasional

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN MEGAWATI SOEKARNOPUTRI SELAMA MENJABAT SEBAGAI PRESIDEN

A. Kebijakan di Bidang Politik

A. 1. Persatuan dan Kesatuan Nasional

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara kepulauan dan negara maritim. Hal ini berarti bahwa Indonesia sangat rentan dengan adanya konflik antar daerah dan munculnya gerakan-gerakan separatisme di daerah. Lepasnya Timor- Timur dari NKRI pada tahun 1999 telah mendorong munculnya wacana pemisahan diri disejumlah daerah. Ide pemisahan diri atau wacana mengenai federalisme, tentu menimbulkan pro dan kontra. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan disintegrasi bangsa.

83

Secara historis, NKRI dibentuk karena perasaan senasib dan sepenanggungan serta tujuan bersama yang ingin dicapai oleh seluruh suku bangsa yang ada di Nusantara. NKRI bukan terbentuk karena bergabungnya daerah-daerah yang ada, sehingga menjadi satu negara, sebagaimana terjadi di Amerika Serikat.

Untuk tetap mempertahankan negara kesatuan, pemerintahan Megawati Soekarnoputri telah menentukan berbagai kebijakan, yaitu pertama direalisasikan desentralisasi kewenangan yang dikenal dengan sebutan otonomi daerah dari pemerintah pusat ke daerah sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.84 Kebijakan pemerintah ini diatur dalam UU No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Pembagian keuangan antara Pusat dan Daerah. Otonomi daerah ini dibangun dengan tujuan untuk memperkuat negara kesatuan Indonesia yaitu berkenaan dengan pelimpahan hak, kewajiban, kewenangan dan tanggung jawab dalam hal- hal tertentu yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.85 Dengan otonomi daerah, daerah didorong untuk mampu mengelola atau mengatur daerahnya secara mandiri. Kemandirian diharapkan mampu mendorong terjadinya percepatan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.86

Kebijakan kedua adalah mempercepat penyelesaian konflik antar kelompok masyarakat yang marak terjadi periode tahun 1998-2000. Untuk

84 Ryaas Rasyid, “Pemerintah Pusat Sumber Distorsi Otonomi Daerah”, Kompas,Edisi. 5 Februari 2003.

85

……., 2001, “ Otonomi Bahayakan Keutuhan Bangsa” Dokumentasi Kliping Tentang Peta Politik di Indonesia,Tahun XIII, No. 10., Centre for Strategic and International, Jakarta, hal. 52. 86

menyelesaikan konflik itu, diterapkan berbagai pendekatan, baik bersifat politik, sosial, maupun kultural. Karena NKRI merupakan ” harga mati” maka pemerintah akan bersikap tegas terhadap siapapun yang akan mengganggu kedaulatan maupun persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk menyelesaikan konflik yang berkepanjangan di Aceh, pemerintah menerapkan darurat militer dan menggelar operasi terpadu. Aceh merupakan wilayah konflik bersenjata, hal ini mengingat kelompok separatis di Aceh menggunakan cara-cara kekerasan untuk memperjuangkan kemerdekaan. Misalnya, membunuh Rektor, Guru, Anggota DPR dan Hakim bahkan pada tanggal 17 Agustus 2001 sebanyak 51 gedung sekolah dibakar. Untuk menanggapi aksi anarkis ini pemerintah Indonesia melakukan operasi militer meskipun bertentangan dengan persoalan penyelenggaraan keadilan.

Meskipun konflik masih berkecamuk di Aceh, pemerintah tidak bosan-bosan untuk terus berusaha menyelesaikan secara kompreherensif mengenai masalah Aceh. Salah satunya adalah akselerasi pembangunan karena salah satu akar persoalan di Aceh adalah ketidak adilan ekonomi dimasa lalu. Kebijaksanaan lainnya adalah pemberian otonomi khusus kepada Aceh. Untuk hal ini, pemerintah mengalokasikan kewenangan yang besar ke pemerintah lokal atas pengelolaan sumber daya alam dan perlindungan terhadap kekhususan tradisi dan agama masyarakat Aceh.87

Disamping pemberian otonomi khusus untuk Aceh, pemerintah berusaha mengupayakan perdamaian konflik Aceh dengan melalui

87

Supriyono dan Zaenal Bakrie, 2001, “ GAM bisa dikategorikan Teroris”, Koran Tempo, edisi. 19 November, hal. 3.

dialo g atau perundingan. Pemerintah terus mengajak GAM bersama-sama menyelesaikan masalah Aceh dengan damai dan menghentikan kekerasan yang berlangsung.88Konflik Aceh terjadi kurang lebih selama 26 tahun ini semakin kompleks, langkah terakhir yang dilakukan pemerintah adalah melakukan operasi terpadu yang sebelumnya telah dilakukan dialog-dialog yang kurang berhasil. Operasi terpadu dijalankan oleh penguasa militer terhadap propinsi Nanggroe Aceh Darusallam yang berlangsung selama 4 bulan, yaitu sejak Jakarta menetapkan status darurat militer bagi Aceh pada tanggal 19 Mei 2003. Penetapan status darurat militer bagi Aceh ini diperpanjang. Sebelumnya pemerintah telah banyak mengakomodasi persyaratan dan tuntutan yang diajukan GAM. Pemerintah tidak berkeinginan memberlakukan keadaan darurat di Aceh, akan tetapi sikap akomodatif pemerintah ini disalah artikan oleh GAM. Bahkan, secara curang digunakan bukan saja untuk konsolidasi dan menambah persenjataan, tetapi juga meningkatkan serangan yang meluas dan sistematis baik ke pos polisi, militer maupun kantor pemerintahan. Bahkan, terjadi pembakaran gedung sekolah, sarana transportasi umum, penculikan dan pembunuhan. Aksi ini dibuktikan dengan diketemukan 319 kalangan sipil telah terbunuh dan 108 orang lainnya dinyatakan hilang. GAM dinilai telah melakukan kejahatan kemanusiaan yang berat. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan status Darurat Militer bagi Propinsi Aceh untuk diperpanjang lagi. Langkah pemerintah memberlakukan operasi terpadu di propinsi Aceh merupakan

88

……., “Pemerintah tetap memilih cara Dialog”, Media Indonesia, edisi. 3 September 2001, hal.2.

wujud upaya pemerintah menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia89

Disisi lain, pemerintah juga menjalin kerjasama internasional yang bertujuan untuk menjaga integritas dan kedaulatan bangsa dan negara. Melalui kerjasama internasional, berhasil ditekan upaya-upaya separatisme. Dunia internasional mendukung dan menghormati kedaulatan NKRI. Negara besar dan negara tetangga telah memiliki komitmen untuk tidak mendukung aksi separatisme. Terhadap negara-negara yang patut diduga mendukung gerakan separatisme, pemerintah melakukan pendekatan diplomatik serta upaya- upaya diplomatik lain yang berlaku didunia internasional.90

Megawati Soekarnoputri juga mengeluarkan beberapa kebijakan yang menyangkut masalah disintegrasi bangsa dan aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Kebijakan disintegrasi bangsa ini lebih diutamakan kepada rakyat Papua. Wilayah Papua memiliki sumber daya alam yang sangat kaya, sejauh ini banyak upaya-upaya untuk memisahkan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disamping itu, wilayah Papua sangat luas, dengan penduduk yang terpencar-pencar, banyak terdapat suku-suku yang tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik antar suku. bahkan pemerintah menyadari, bahwa Papua memang rentan terhadap pengaruh-pengaruh dari luar.

Menghadapi kasus ini (khususnya Papua) Megawati Soekarnoputri memberikan kebijakan diantaranya:

89

Indra J. Pilliang, 2003, “Bulan-bulan politik sebagai Panglima?”, Analisis CSIS, Tahun. XXXII, No.3., hal. 293

90

1. Pemerintah menetapkan status otonomi khusus ke Propinsi Papua 2. Menjaga integritas dan kedaulatan bangsa dan Negara di wilayah

Papua

3. Menghadapi setiap aksi separatisme, menindak dan memproses secara hukum para tokoh maupun anggota kelompok separatisme

4. Membantu pengembangan infrastruktur, sarana dan prasarana untuk mempercepat pembangunan dan mengejar ketertinggalan

5. mendorong perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Papua menambah alokasi dana pengembangan komunitas

6. Secara intens melakukan dialog guna menghindari salah pengertian antara masyarakat dengan pemerintah, berkenaan dengan kebijakan yang diterapkan

Dengan adanya kebijakan pemerintah diatas, dapat dijelaskan bahwa Megawati Soekarnoputri menginginkan wilayah Papua tetap menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan melakukan otonomi daerah tersebut dimaksudkan bahwa pemerintah mendorong para tokoh baik yang ada di pemerintahan maupun diluar pemerintahan, untuk lebih mencurahkan perhatian bagi percepatan pembangunan di wilayah Papua sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat.91

Papua menjadi prioritas utama yang akan ditangani, setidaknya ada tiga cara penyelesaian, yaitu:92

91

Ibid., hal. 122. 92

….., “UU Otonomi Khusus dan UU Pemekaran Wilayah Papua Diskronisasi”, Koran Tempo,

a) Implementasi khusus dengan memfokuskan peningkatan kesesejahteraan sosial ekonomi rakyat Papua, terutama proyek-proyek yang menyerap dana besar.

b) Menyelesaikan persoalan upaya kalangan elite dan kelompok politik yang masih menginginkan pemisahan diri Papua.

c) Melakukan diplomasi pada tingkat global. Agar dunia konsisten terhadap integritas Papua dan tidak memberi ruang apa pun untuk menyuburkan gerakan separatisme Papua merdeka.

Pembagian otonomi khusus terhadap Papua dimaksudkan agar tidak terlalu banyak campur tangan dari pusat terhadap rakyat Papua. Pemberian otonomi khusus ini masuk ke dalam pasal-pasal krusial dalam RUU Otonomi Khusus yang bernama RUU tentang Otonomi Khusus bagi propinsi Papua dalam bentuk Wilayah Berpemerintahan sendiri itu antara lain:93 a) Nama Propinsi Irian Jaya menjadi Propinsi Papua

b) Memilik bendera, lambang, dan lagu kebangsaan yang diatur dalam peraturan dasar atau konstitusi sendiri.

c) Didalam propinsi Papua dibentuk kawasan khusus

d) Kewenangan Propinsi Papua mencakup seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan eksternal, moneter dan peradilan tingkat kasasi.

e) Propinsi Papua dibentuk parlemen Papua (legislatif) dan pemerintahan propinsi (eksekutif). Parlemen terdiri dari Majelis Rakyat Papua yang

93

beranggotakan orang-orang Papua asli dan Dewan Perwakilan Rakyat Papua.

Pembentukan daerah otonomi baru ini berguna untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan juga membuka peluang bagi masyarakat Papua sendiri untuk tampil memimpin daerah sendiri. Megawati Soekarnoputri mempunyai harapan bahwa dengan semakin banyak dibentuk, semakin banyak peluang bagi rakyat Papua untuk menjadi pemimpin di daerahnya sendiri. Selain itu Megawati Soekarnoputri menghendaki adanya daerah-daerah otonom baru ini, bahwa semakin banyak warga Papua menduduki jabatan-jabatan strategis, tentu saja akan membangkitkan rasa percaya diri masyarakat Papua, bahwa mereka bisa membangun daerah sendiri.94

Dorongan dan rasa percaya pada masyarakat Papua untuk membangun daerah sendiri ini, secara tidak langsung telah menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap daerah, bangsa dan negara yang tinggi. Dengan adanya dan atau tumbuhnya rasa nasionalisme yang tinggi ini, maka masyarakat Papua tidak akan mudah terkena pengaruh-pengaruh dari luar, terutama sekali ingin menguasai wilayah Papua sendiri ataupun untuk memisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya untuk menjaga kedaulatan dan integritas bangsa dan negara terhadap wilayah Papua juga pernah dilakukan oleh Soekarno. Beberapa puluh tahun yang lalu, Onassis seorang jutawan Amerika Serikat menemui Soekarno dan

94

menyatakan keinginannya untuk menyewa Papua selama tigapuluh tahun. Akan tetapi wilayah Papua yang kaya akan sumber daya alam ini tetap di pertahankan hingga sekarang. Seperti halnya Megawati Soekarnoputri yang menghargai perjuangan Soekarno yang tidak lain ayah kandungnya sendiri tetap menjaga kedaulatan Republik Indonesia.95

A.2. Ideologi

Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz merupakan koalisi partai politik dengan ideologi kebangsaan dan ideologi islam kultural. Koalisi ini merupakan kombinasi ideal yang didukung oleh kalangan luas.96Duet Mega-Hamzah dengan dua ideologi yang berbeda antara nasionalis dan Islam kultural ini dalam sejarah perpolitikan Indonesia kurang menunjukkan saling percaya.

Ideologi nasionalis yang ditanamkan dari Presiden Megawati Soekarnoputri memberikan indikasi untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta integritas dan kedaulatan negara. Hal ini menyebabkan adanya penyeragaman diseluruh daerah di Indonesia dan tidak diinginkan otonomi daerah. Selain itu, terjadi sentralisasi dalam pemerintahan tersebut. Tujuan dari sentralisasi ini untuk menjalin persatuan dan kesatuan yang telah menjadi cita-cita bangsa Indonesia.

Ideologi agama, mengajak manusia pada kultus personal, merasa paling benar (truth claim) dan menggunakan politisasi agama dalam

95

TN, op.cit., hal.120. 96

mempertahankannya. Dalam ideologi ini, derajat rasio sangat rendah, pemikiran mitologi memandang kebelakang tidak kedepan.

Kombinasi kedua ideologi ini dianggap tidak sesuai dengan kondisi Indonesia pada saat itu. Disamping itu, Indonesia merupakan negara kepulauan yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku, agama dan ras. Untuk menjadi bangsa yang modern dan dibangun berdasarkan nasionalisme baru yang agamis. Sebuah bangsa yang mendasarkan logika modern tetapi menghargai perdebatan ide yang digali dari berbagai nilai/ identitas dan berujung pada nalar keadaan serta perdamaian.

Pemerintahan Megawati Soekarnoputri dengan ideologi nasionalisme baru yang agamis memberikan kebijakan penerimaan terhadap konsep kesamaan (equality) kemanusiaan universal yang berlaku di semua tempat dan waktu. Tidak ada perbedaan warna kulit, gender, dan keyakinan seseorang. Sebab dengan menerima kesamaan kemanusiaan univesal, akan membangun dan mentradisikan individu dan kemerdekaan jiwa, yang dengannya cita-cita kesetaraan, pemahaman atau penghargaan kepada orang lain tidak timpang dan tidak saling menjajah. Melainkan sebuah usaha untuk saling bekerjasama, saling menghormati, independen ataupun berbagi kebahagiaan-penderitaan. Dalam catatan inilah, Indonesia baru merupakan usaha sadar dalam pembentukan budaya yang anti rasial, anti kekerasan, anti kemiskinan, anti pemaksaan (overcian) dan anti hegemoni.

Langkah selanjutnya adalah menguatkan kerangka, menegakkan struktur dan memberdayakan sumber daya manusia secara luas. Usaha ini

dimulai melalui kesadaran diri yang dikampanyekan secara terus menerus. Keberhasilan membangun nation building (upaya kebangsaan) harus dilanjutkan membangun state building (upaya kenegaraan). Hal ini penting untuk memupuk kehendak bersama dalam kerja-kerja prioritas dan menjadi bagian penting dari historical block yang harus direalisasikan untuk melahirkan masyarakat yang biadab.97

A. 3. Partai

Partai merupakan salah satu bagian penting dari sistem politik baru yang kini tengah dikembangkan. Melalui partai politik, diharapkan bisa tampil kedepan para pemimpin bangsa yang tidak saja memiliki kemampuan, namun juga memiliki jiwa kenegarawan. Kepemimpinannya tidak muncul begitu saja. Ia akan melalui suatu proses yang panjang. Partai politik, merupakan wahana bagi pembelajaran kepemimpinan dan jiwa kenegarawan seseorang.

Langkah awal dari pemerintahan Megawati Soekarnoputri tentang partai politik adalah dengan melakukan revisi terhadap Undang Undang No 3 tahun 1999 menjadi Undang Undang No 30 tahun 2002 tentang partai politik dan Undang Undang No 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum anggota DPR, DPD, dan DPRD.

Penyelenggaraan Pemilihan Umum 2004 sangat ketat, dengan demikian disiplin partai politik peserta pemilu sangat menentukan suksesnya penyelenggaraan Pemilu. Sistem verifikasi administrasi dan verifikasi

97

M. Yudhie R Haryono, Neonasionalisme Religius, http:// groups.google. co.id/group/soc. culture .indonesia/browse_thread/thread/c32662b8a9f03f6l/6da0e5ad4aeba166?hl=id&lnk=st&q=Idiologi +masa=presiden+megawati#6da0e5ad4aeba166.,07/12/2007.

faktual yang dilakukan Departemen Kehakiman dan HAM maupun Komisi Pemilihan Umum (KPU) digunakan untuk menseleksi secara alamiah partai politik yang ada. Berdasarkan verifikasi administrasi dan verifikasi faktual yang dilakukan KPU, dari 49 partai politik yang mendaftar sebagai peserta pemilu, yang memenuhi syarat hanya 24 partai politik saja. Partai politik yang lolos verifikasi faktual dan verifikasi administrasi dinyatakan sebagai peserta pemilu.

Makin sedikitnya jumlah partai politik yang menjadi peserta pemilu, merupakan konsekuensi dari penerapan Undang Undang No 30 Tahun 2002 tentang Pertai Politik dan Undang Undang No 12 tentang Pemilihan Umum DPR, PDP, dan DPRD. Berdasarkan kedua Undang Undang tersebut, ada persyaratan administrasi, persyaratan kepengurusan minimal dan dukungan minimal pada masing- masing kepengurusan yang harus dipenuhi partai politik.

Partai politik yang telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Undang Undang No 30 tahun 2002, kemudian didaftarkan di departemen Kehakiman dan HAM kemudian melakukan verifikasi administrasi dan verifikasi faktual terhadap persyaratan Undang Undang No 30 Tahun 2002. Jika memenuhi persyaratan, disahkan sebagai badan hukum. Partai politik yang telah ditetapkan sebagai badan hukum, kemudian mendaftar sebagai peserta pemilu di KPU. Agar ditetapkan sebagai peserta

pemilu, partai politik harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dala m Undang-Undang No 12 Tahun 2003. Syarat itu antara lain:98

a) Diakui keberadaannya sesuai dengan UU No.31/2002 tentang Partai politik

b) Memiliki pengurus lengkap sekurang-kurangnya di 2/3 dari seluruh jumlah propinsi

c) Memiliki pengurus lengkap sekurang-kurangnya di 2/3 dari jumlah kabupaten/kota di propinsi .

d) Memiliki anggota kurangnya 1.000 orang atau sekurang-kurangnya 1/1.000 dari jumlah penduduk pada setiap kepengurusan Parpol.

e) Pengurus harus memiliki kantor tetap

f) Mengajukan nama dan tanda gambar partai politik kepada KPU. Bedasarkan hasil verifikasi administrasi dan verifikasi faktual yang dilakukan oleh KPU dengan melibatkan KPU daerah, dari 48 partai yang berstatus hukum, hanya 24 partai politik yang dinyatakan memenuhi syarat dan kemudian ditetapkan sebagai peserta pemilihan umum.

Pada Pemilu 2004 dikembangkan konsep dukungan riil masyarakat terhadap partai politik. Dalam hal ini, partai politik wajib memiliki anggota minimal seribu orang atau satu persen dari jumlah penduduk pada kepengurusan tingkat kabupaten/kota. Dengan adanya syarat seperti ini, paling tidak telah dikembangkan satu sistem kepartaian dengan keanggotaan

98

M. Dadijono, 2003, Persiapan Pemilu 2004 dan Dinamikanya, Analisis CSIS, Tahun. XXXII. No. 4. hal.408.

aktif. Sehingga partai politik bukan lagi ”partai para pengurus”, karena yang menjadi anggota partai adalah para pengurus partai.

Dengan memiliki anggota dalam jumlah memadai, partai sekaligus menjadi wahana bagi para pengurusnya untuk belajar menyelenggarakan suatu pemerintahan. Keberhasilan mengelola partai antara lain tercermin dari makin banyaknya warga masyarakat yang bergabung serta aspirasi yang diperjuangkan, akan menjadi modal dan pengalaman berharga bagi pengurus partai yang pada gilirannya nanti akan berperan sebagai penyelenggara negara.

A.4. Keamanan

Dewasa ini keadaan Indonesia banyak dirundung masalah, terutama mengenai keamanan dalam negeri. Selain masalah konflik Nanggroe Aceh Darusallam dan sebagian Maluku, keamanan di Indonesia sedang porak-poranda akibat munculnnya aksi terorisme. Aksi ini merupakan penyakit baru dalam wilayah Indonesia sepanjang sejarah. Aksi pengeboman di Legian, Kuta Bali pada tanggal 12 Oktober 2002, disusul dengan pengeboman Hotel George.W. Marriot Jakarta merupakan awal adanya terorisme. Kedua aksi pengeboman tersebut yang menimbulkan kerugian bagi pemerintah secara material dan berakibat puluhan orang tewas. Aksi terorisme ini telah menjadi ancaman bagi Indonesia, untuk itu pemerintah berusaha untuk melindungi segenap masyarakat yang ada di Indonesia dan melakukan perlawanan terhadap terorisme.

Perlu kiranya disadari bahwa aksi terorisme bukanlah sekedar tindak pidana biasa. Ini merupakan kejahatan luar biasa yang masuk kedalam kategori kejahatan terhadap kemanusiaan. Mengingat dampak atau akibat yang ditimbulkan dari suatu aksi terorisme tidak terbatas pada korban jiwa, harta benda, sarana dan prasarana umum. Aksi terorisme amat berpotensi memusnahkan lingkungan hidup, sumber-sumber ekonomi bahkan menimbulkan keguncangan sosial dan politik.99

Aksi teror ini berdampak pada Indonesia secara langsung, misalnya pengeboman di Bali. Tidak hanya harta benda dan menelan korban jiwa saja, melainkan telah menghancurkan citra Bali sebagai kawasan wisata dunia. Penurunan kunjungan wisatawan, menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat yang selama ini menggantungkan kehidupan pada pariwisata di Bali. Pemerintah juga dirugikan, karena hilangnya devisa dari sektor pariwisata, dimana pariwisata di Bali merupakan devisa tertinggi di Indonesia.100

Dengan maraknya aksi terorisme yang terjadi di Indonesia, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 18 Oktober 2002 menerbitkan dua peraturan Pemerintah pengganti UU (perpu). Yaitu Perpu No 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, serta Perpu No 2 Tahun 2002 Tentang Pemberlakuan Pemerintah Pengganti UU No 1 Tahun 2002

99

TN, op,cit., Hal. 184. 100Idem.,

Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme pada Peristiwa Peledakan Bom di Bali tanggal 12 Oktober 2002101.

Berkaitan dengan perpu Anti Terorisme tersebut, di DPR terdapat polarisasi. Fraksi- fraksi yang mendukung perpu tersebut antara lain Fraksi PDI-P, Fraksi Golkar, dan Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia. Alasannya adalah terorisme tidak bisa diselesaikan dengan menggunakan KUHP sementara fraksi- fraksi yang menolak adalah fraksi Persatuan Pembangunan, F. Reformasi dan F. Daulat Umat. Yang berpendapat bahwa perpu anti terorisme ini berpotensi dijadikan landasan yuridis bagi negara untuk melakukan kekerasan politik pada pihak-pihak yang tidak sejalan.

Sehubungan dengan reaksi penolakan sebagian kalangan atas perpu Anti Terorisme, pemerintah aktif melakukan public relation. Menurut Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Izha Mahendra bahwa perpu Anti Terorisme bukan sejenis haatzaai artikelen atau undang- undang anti subversi. Perpu Anti Terorisme tidak dirancang untuk mematikan aktivitas politik melainkan kriminal murni. Aktivitas politik baru dijerat saat pelaksanaannya melalui cara-cara teror.102

Melalui diterbitkannya perpu baru ini Megawati Soekarnoputri mempunyai keinginan adanya peraturan tegas terhadap setiap pelanggaran yang terjadi. Indonesia sebelumnya tidak mempunyai Undang-undang tentang pemberatasan terorisme sehingga menyulitkan aparat keamanan untuk mengungkap kasus bom di Bali. Dengan dikeluarkannya UU baru

101

Idem., hal. 185. 102

Donny Gahral Adian, 2003, Mencegah Lahirnya Terorisme Negara: Indonesia pasca Bom Bali,

tersebut (perpu pemberantasan terorisme menjadi UU No 15 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme) aparat keamanan khususnya kepolisian memiliki payung hukum dan payung politik dalam melaksanakan operasi menumpas terorisme di Indonesia.103

Munculnya gerakan separatis di Aceh dan Papua serta konflik sosial di Maluku dan Poso sangat mengancam keamanan dalam negeri. Konflik yang dilatarbelakangi oleh perbedaan etnis, agama atau bahasa ini diperlukan pemimpin yang kuat dan visioner.104Dalam menghadapi konflik di beberapa daerah di Indonesia Megawati Soekarnoputri mencoba untuk menyelesaikan konflik tersebut dengan upaya perdamaian. Untuk keamanan di Provinsi Papua sudah membaik sejak deklarasi Propinsi Irian Jaya Tengah. Perdamaian adat antara kelompok pro dan kontra atas pemekaran Papua dan pembentukan Propinsi Irian Jaya Tengah. Perdamaian adat ini disebut dengan ugon uragin merupakan puncak dari semua proses perdamaian adat. Upacara adat itu dimaksudkan untuk menghilangkan rasa dendam dan membangun persaudaraan baru diantara mereka yang bertikai.105 Misalnya, dalam penyelesaian konflik di Maluku diselesaikan dengan sebuah kesepakatan dama i yang dikenal dengan Perjanjian Malino (lihat Lampiran.2). Kesepakatan damai tersebut diyakini sebagai prasyarat untuk memulihkan keamanan dan rehabilitasi sosial ekonomi.106