• Tidak ada hasil yang ditemukan

Puskesmas dTP

12.2 Pertimbangan pengaturan

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dari sudut pandang pengaturan termasuk tempat tersedianya oksigen, sistem oksigen itu sendiri, dan penentuan ketersediaan ruang perawatan khusus di Rumah Sakit atau Puskesmas DTP.

12.2.1 Lokasi sistem oksigen

• Oksigen dan oksimeter denyut harus tersedia dimana pasien dengan sakit berat dirawat, termasuk instalasi gawat darurat, ruang perawatan anak dan neonatus, ruang perawatan dewasa, ruang perawatan bedah dan kebidanan dan ruang operasi

• Untuk anak-anak yang sakit berat di rumah sakit kabupaten, tempat perawatan terbaik adalah di ruang perawatan khusus di ruang perawatan anak yang tersedia, tidak pada ruang perawatan dewasa atau ruang perawatan khusus dewasa.

• Akan lebih optimal jika terdapat sebuah ruang terpisah untuk neonatus yang memiliki oksigen, oksimeter denyut, pemantauan apnea dan fasilitas untuk menjaga suhu tubuh bayi.

12.2.2 sistem oksigen sebagai landasan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

• Memimpin Rumah Sakit atau Puskesmas DTP dalam meningkatkan dan memastikan kualitas perawatan klinis adalah fungsi dari administrator medis dan dokter atau kepala Puskesmas DTP.

• Menetapkan suatu sistem yang efektif untuk mengelola oksigen secara substansial dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang disediakan di ruang perawatan rumah sakit dan Puskesmas DTP.

• Oksigen tidak hanya penting dalam penatalaksanaan pasien dengan sakit berat, proses perencanaan, pemasangan dan pemeliharaan sistem oksigen dalam ruang perawatan khusus, akan mendorong staf untuk melakukan perbaikan aspek-aspek kunci lain perawatan klinis. Hal ini termasuk:

Identifikasi pasien yang sakit berat - Penerapan pedomandan protokol

- Fokus yang lebih besar pada pemantauan klinis pasien

- Perhatian terhadap isu-isu manajemen seperti pemesanan bahan, - pemeliharaan peralatan, keselamatan peralatan dan pengendalian

infeksi.

• Membangun sistem oksigen yang berkualitas baik dan perawatan perawatan khusus membutuhkan keterlibatan dan komitmen dari perawat, dokter, insinyur dan staf administrasi rumah sakit.

12.2.3 area perawatan khusus untuk perawatan pasien sakit berat

• Area perawatan khusus sebaiknya dekat dengan ruang perawat.

• Setiap tempat tidur sebaiknya memiliki oksigen (lihat Gambar 12.2).

• Anak-anak dengan kondisi di bawah ini dianjurkan dirawat di area perawatan khusus:

hipoksemia

-koma atau kejang

-syok, sepsis, atau dehidrasi berat

-anemia berat yang membutuhkan transfusi darah

-• Kriteria pasien yang akan dirawat di area perawatan khusus tergantung dari luas dan kapasitas ruang rawat, namun tujuannya adalah untuk memiliki perawat dengan perhatian khusus pada anak di area perawatan tersebut.

Di sebagian besar rumah sakit, area perawatan khusus anak sebaiknya terdapat pada ruang perawatan anak:

Karena akan terdapat aliran pasien anak dari area perawatan intensif ke - area perawatan biasa, dan sebaliknya beberapa anak di ruang rawat biasa mungkin akan mengalami penurunan/deteriorasi sehingga memerlukan oksigen atau pengawasan yang lebih ketat. Kelancaran aliran pasien anak yang keadaannya sudah membaik kembali ke area perawatan biasa terutama penting pada rumah sakit atau puskesmas DTP dengan keterbatasan sumber daya.

Untuk memastikan tenaga kesehatan perawatan anak berada pada satu - ruang rawat (tidak terpencar).

Untuk membangun kapasitas talaksana anak-anak sakit berat oleh - semua staf. Hal ini akan mengoptimalkan rasio perawat:pasien secara

keseluruhan.

• Komponen penting dari area perawatan khusus pada ruang rawat anak-anak seperti di bawah ini.

• Jumlah tempat tidur yang dibutuhkan di ruang perawatan khusus berkaitan dengan jumlahpasien masuk dan proporsi pasien masuk dengan pasien yang sakit berat, sebuah perkiraan kasar diberikan pada Tabel 12.1.

• Tabel 12.2 memberikan perkiraan kasar jumlah pasokan oksigen yang diperlukan di ruang rawat neonatus rumah sakit atau Puskesmas DTP.

• Oksigen harus tetap tersedia di tempat tidur yang bersebelahan dengan area perawatan khusus, karena anak-anak yang stabil masih membutuhkan oksigen.

• oksigen pada semua tempat tidur

• oksimeter dan probe sensor

• grafik pemantauan

• set pemberian cairan intravena

• Petunjuk mengenai:

anak yang harus dirawat ruang -perawatan khusus

perawatan penyakit umum, contoh:

-Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit

penggunaan oksimeter denyut -(Lampiran A)

penggunaan konsentrator atau -tabung oksigen (Lampiran B danC)

penggunaan produk darah yang -aman

kompendium obat lokal

• monitor glukosa darah

• wadah pembuangan benda tajam

• sphygmomanometer/ tensimeter

• lemari peralatan

• rak buku untuk buku-buku referensi

• sumber listrik

• wastafel dengan air keran

• Tanda:

“Dilarang merokok”

-“Cuci tangan sebelum dan sesudah -menyentuh pasien”

• alat resusitasi Kebutuhan dasar yang esensial pada area perawatan khusus

Tabel 12.1 Perkiraan kebutuhan oksigen pada area perawatan khusus di ruang rawat anak di rumah sakit atau Puskesmas dTP

Gambar 12.2 Area perawatan khusus pada ruang rawat anak Jumlah anak

dirawat tiap tahun

Jumlah tempat tidur ruang

rawat Anak

Jumlah tempat tidur ruang perawatan

khusus

Jumlah tempat tidur dengan O2 Pada ruang rawat anak termasuk yang

ada di ruang perawatan

khusus

Jumlah oksimeter denyut

denyutdenyut

500 15–30 4 5 1

1000 30–60 6 10 1

2000 60–80 8 20 2

3000 80–100 10 30 2

4000 80–120 15 40 2

Tabel 12.2 Perkiraan kebutuhan oksigen diruang rawat neonatus

aSebagian besar bayi baru lahir akan dirawat gabung dengan ibu mereka; hanya bayi dengan keadaan tertentu akan dirawat di unit neonatus.

12.2.4 Tempat perawatan intensif anak

“Perawatan pada intensive care unit (ICU)” didefinisikan sebagai pemberian ventilasi mekanis berkepanjangan melalui pipa endotrakeal dan teknologi mahal lainnya. Pada negara yang memiliki tingkat kematian anak di atas 30 per 1000 kelahiran hidup, sebagian besar kematian anak dapat dicegah atau ditatalaksana dengan tindakan sederhana, seperti imunisasi, perawatan primer, dan pelayanan kuratif dasar di rumah sakit atau Puskesmas DTP. Dalam situasi ini tidak masuk akal untuk menghabiskan sumber daya yang besar pada perawatan ICU untuk sebagian kecil pasien anak jika tatalaksana life-saving yang sederhana dan lebih murah tidak tersedia untuk sebagian besar anak yang sakit.

Alasan utama yang menentang penyediaan pelayanan perawatan ICU di daerah dengan angka kematian yang tinggi adalah bahwa unit ini akan menarik sumber daya yang langka dari metode intervensi yang lebih efektif dan dengan biaya rendah. Mengikuti prinsip-prinsip keadilan, negara dan rumah sakit atau Puskesmas DTP harus memastikan bahwa intervensi kesehatan yang sangat murah, yang akan mengurangi angka kematian yang ada, tersedia untuk sebagian besar anak, sebelum mengerluarkan dana untuk pelayanan perawatan ICU.

Namun, terdapat alasan praktis yang baik dan etis untuk menyediakan pelayanan ICU pasca operasi bahkan pada tempat dimana angka kematian nasional atau regional masih tinggi. Banyak pasien yang menjalani operasi meninggal dunia karena tidak adanya perawatan suportif yang tepat, termasuk ventilasi mekanis, dalam 24 jam pertama pasca operasi. WHO menyarankan bahwa fasilitas untuk perawatan ICU harus tersedia di setiap rumah sakit di mana operasi dan anestesi dilakukan dan telah mengeluarkan standar untuk perawatan ICU di rumah sakit

Jumlah pasien neonatus tiap tahun

Jumlah tempat ti-dur di ruang rawat

neonatusa

Jumlah tempat tidur Neonatus

dengan O2

Jumlah oksimeter denyut

100 5 4 1

200 10 8 1 500 15 10 1 1000 20 15 1

rujukan besar, kabupaten atau rumah sakit propinsi dan rumah sakit kecil di negara berkembang.83 Standar ini memaparkan kondisi-kondisi yang harus bisa dikelola, prosedur yang dapat dilakukan dan tenaga, obat-obatan serta peralatan yang diperlukan. Dimana ventilasi mekanis tersedia, ada dasar bukti yang baik untuk pemberian perawatan ICU untuk beberapa pilihan kondisi non-bedah lain, terutama kelumpuhan neuromuskular setelah gigitan ular, yang memiliki waktu terbatas dan cenderung memiliki dampak klinis yang baik jika terdapat perawatan suportif yang tepat.

Sebelum hal-hal tersebut tercapai, pelayanan rumah sakit harus terfokus pada pengembangan pelayanan triase, perawatan darurat, perawatan suportif (termasuk oksigen, nutrisi dan administrasi cairan intravena yang aman), pemantauan, rencana pemulangan pasien dan kontrol pasien, dan bukan pada ventilasi mekanis atau intervensi dengan teknologi tinggi. Prioritas-prioritas ini diuraikan dalam Buku Saku WHO Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit,37 dan merupakan prinsip-prinsip perawatan intensif.