• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.3 Kerangka Pemikiran

Peneliti memulai penelitian dengna menonton video klip yang tersedia di platform YouTube sebagai subjek penelitian. Setelah itu, peneliti menemukan objek penelitian berupa adegan-adegan yang menunjukan sebuah representasi pesan moral.

Untuk menganalisis adegan-adegan tersebut, peneliti menggunakan semiotika Roland Barthes dalam menganalisis tanda-tanda yang ditunjukkan dalam video klip.

Semiotika Roland Barthes membagi sistem signifikasi kedalam 3 tahap, yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Denotasi digunakan dalam analisis pada video klip untuk menerjemahkan dalam arti sesungguhnya. Konotasi digunakan untuk menganalisis tanda yang diterjemahkan melalui kondisi lingkungan sosial budaya peneliti. Mitos sebagai tahap terakhir menerjamahkan tanda yang terdapat didalam video klip dalam tataran ideologi. Setelah menganalisis video klip selaras dengan sistem signifikasi semiotika Roland Barthes, maka peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai bagaimana semiotika digunakan untuk merepresentasi pesan moral dalam video klip

“Feel Special” oleh TWICE. Kerangka pemikiran pada penilitan ini dipaparkan di halaman selanjutnya.

50

51

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian menurut Sugiyono (2014) memaparkan bahwa metode penelitian tercipta karena perubahan pandangan fenomena. Dalam metode penelitian kualitatif, Dukeshire & Thurlow (dalam Sugiyono, 2021) menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif identik dengan data yang tidak melibatkan angka, mengumpulkan dan menganalisis data yang bersifat naratif. Metode penelitian kualitatif biasa digunakan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang isu atau fenomena yang ingin dipecahkan. Metode ini bisa digunakan dalam berbagai cara, seperti focus group, wawancara, dan observasi.

Auerbach dan Silverstein (dalam Sugiyono, 2021) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang melakukan analisis dan interpretasi teks dan hasil wawancara dalam tujuan menemukan makna dari sebuah fenomena.

Dari pengertian di atas, peneliti menarik garis besar bahwa metode penelitian kualitatif ialah suatu cara dalam penelitian yang menganalisis sebuah data yang tidak bersifat numerik, bisa didapat melalui wawancara, observasi, dan focus group dalam tujuan memecahkan makna dari suatu fenomena.

Objek dalam penelitian ini merupakan audio-visual yang diambil dari potongan adegan video klip “Feel Special” oleh TWICE, maka penelitian dapat dianalisis menggunakan semiotika Roland Barthes. Peneliti memilih semiotika Roland Barthes karena semiotika mengkaji tanda yang mampu menginterpretasikan representasi pesan moral yang terdapat dalam video klip, sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh TWICE dapat diketahui. Roland Barthes dalam bukunya yang berjudul “Elemen-Elemen Semiologi” menyatakan bahwa tujuan penelitian semiotika berfungi untuk menggambarkan fakta-fakta yang dikumpulkan melalui satu perspektif dan hanya bertugas untuk menemukan tanda dari kumpulan fakta yang heterogen (Barthes, 2017).

Untuk mengetahui representasi tanda pesan moral pada video klip “Feel Special” oleh TWICE, peneliti melakukan analisis berdasarkan model semiotika

52 Roland Barthes. Berikut merupakan model semiotika Roland Barthes yang digunakan peneliti.

Gambar 3. 1 Two Order of Signification Roland Barthes (Sumber: Fiske, 2018)

Model ini disebut dengan Two Order of Signification (Dua Tatanan Pertandaan). Dalam model tersebut, sebuah makna dinarasikan lebih jelas dan merinci, tetapi tetap membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam, terkhusus dalam tataran signifikasi konotasi. Melalui penjabaran model ini, dapat dilihat dengan jelas bahwa perjalanan makna yang berawal dari arti yang mendasar hingga arti yang terkonstruk oleh sebuah budaya. Pemaknaan first order atau tatanan pertama, yaitu tataran denotasi, dipahami sebagai makna yang dimaknai secara harfiah. Melalui denotasi, peneliti menganalisis tanda yang ada di video klip sesuai akan yang ditangkap oleh panca indera, sehingga tanda dimaknai secara mendasar.

Tatanan kedua kedua atau second order, disebut juga tataran konotasi, peneliti memahami sebagai makna-makna yang muncul disebabkan oleh konstruksi budaya sehingga mengakibatkan sebuah pergeseran, yang melekat pada tanda tersebut.

Melalui konotasi, peneliti menganalisis tanda yang ada di video klip sesuai dengan tataran budaya yang meliputi tanda tersebut. Setelah konotasi, Barthes menyertakan tataran mitos dalam second order, ialah tanda konotasi yang terbentuk dari pembicaraan atau wacana masyarakat menjadi ideologi karena terjadinya pemaknaan secara turun-temurun dan disepakati oleh masyarakat. Melalui mitos, peneliti menganalisis tanda yang ada di video klip secara historis sesuai ideologi, kepercayaan,

53 maupun budaya adat istiadat yang dianut oleh masyarakat. Dengan menggunakan tataran denotasi, konotasi, dan mitos, peneliti dapat mengetahui pesan apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh TWICE sehingga memunculkan representasi pesan moral.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimulai dengan menonton video klip

“Feel Special” oleh TWICE, lalu adegan-adegan yang merepresentasikan pesan moral dikumpulkan. Kemudian, peneliti akan menganalisis tanda-tanda yang merepresentasikan pesan moral menggunakan tataran semiotika denotasi, konotasi, dan mitos milik Roland Barthes. Terakhir, peneliti akan membuat kesimpulan bagaimana pesan moral direpresentasikan dalam video klip “Feel Special” oleh TWICE.

3.1.1 Paradigma Kritis

Dalam sebuah penelitian, dibutuhkan sebuah paradigma. Paradigma adalah budaya dalam penelitian yang memproyeksikan keyakinan, nilai-nilai, asumsi-asumsi dalam diri peneliti pada penelitian yang dilakukannya (Khun dalam Rakhmat & Ibrahim, 2016). Patton (Sugiyono, 2014a) menyatakan bahwa paradigma penelitian merupakan suatu sudut pandang, suatu perspektif umum atau tahap untuk membagi-bagikan realita yang kompleks, kemudian menetapkan makna atau arti dan penafsiran-penafsiran. Mengambil dari dua pendapat, maka paradigma adalah cara pandang/suatu perspektif dalam penelitian yang mempresentasikan pemahaman, keyakinan, nilai-nilai berdasarkan diri peneliti dalam penelitiannya.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma kritis. Paradigma ini diambil dari pemikiran Plato, Hegel, dan Marx yang menilai “sebuah realitas sosial sebagai sesuatu yang tidak lahir oleh alam, namun diciptakan oleh manusia”. Dalam paradigma ini, individu mampu membedakan antara yang tampak dipermukaan dengan realitas yang ada. (Sarantakos dalam Manzilati, 2017). Paradigma ilmu sosial kritis mencoba melawan pemikiran teori pembangunan dengan memandang bahwa ilmu sosial perlu dipahami sebagai proses untuk mempercepat pembebasan manusia dari ketidakadilan (Soyomukti, 2014). Menurut Poerwandari (dalam Haryono, 2020) menyatakan paradigma kritis mempercayai bahwa dalam berkehidupan manusia berhadapan dengan berbagai kondisi sosial ekonomi yang memberi pengaruh

54 kepada kehidupan manusia. Paradigma ini, meyakini bahwa manusia mampu untuk menciptakan arti kehidupan ataupun mengubah arti tersebut.

Paradigma kritis mengusahakan dalam mengungkap struktur asli dari realitas semu yang menunjukkan kebutuhan palsu dari dunia materi, dengan tujuan untuk membangun suatu kesadaran sosial agar mengubah dan memperbaiki kondisi kehidupan manusia (Haryono, 2020). Sebuah pesan moral, hadir untuk menyampaikan pesan berupa nilai kebaikan kepada masyarakat terhadap realita dalam masyarakat atau fenomena yang terjadi di masyarakat yang berdampak buruk sehingga mampu mengubah pola pikir seseorang hingga skala yang lebih besar. Karena peneliti ingin menganalisis pesan moral utilitarianisme dalam pemikiran John Stuart Mill dalam video klip

“Feel Special” oleh TWICE, maka paradigma kritis selaras dengan penelitian ini yang ingin mengungkap pesan moral yang ingin disampaikan TWICE berdasarkan pengalaman mereka terhadap kondisi kehidupan yang sulit disebabkan oleh sikap buruk dari masyarakat yang dituangkan dalam video klip

“Feel Special”. Bersamaan dengan penggunaan semiotika Roland Barthes, maka analisis video klip melalui tanda-tanda yang merepresentasikan pesan moral dengan sudut pandang yang kritis dapat terlihat. Peneliti sekaligus ingin mengkritisi sikap masyarakat yang mempengaruhi mental seseorang yang menjadi inspirasi lagu “Feel Special” tercipta.

3.1.2 Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah video klip “Feel Special” oleh TWICE. Video klip ini merupakan visualisasi dari lagu “Feel Special”

sebagai media promosi untuk album mini ke-8 TWICE dengan judul yang sama dengan lagu utama mereka. Video klip ini menggambarkan situasi fiksi di mana 9 anggota TWICE berada di lokasi yang berbeda-beda dan tampak tidak ada emosi, merasa sendirian seperti dunia tak acuh pada mereka. Namun mereka bertemu satu sama lain dan mulai merasa istimewa karena kehadiran satu sama lain yang mengubah hidup mereka.

55 Tabel 3. 1 Profil Video Klip “Feel Special”

Profil Keterangan

Poster Video Klip

Durasi 3 menit 40 detik Tanggal Rilis 23 September 2019

Genre K-Pop

Sutradara Lee Gi-Baek

Pemain TWICE, Im Na-Yeon, Yoo Jeong-Yeon, Hirai Momo, Minatozaki Sana, Park Ji-Hyo, Sharon Myoui Mina, Kim Da-Hyeon, Son Chae-Young, Chou Tzuyu

Rumah Produksi JYP Entertainment

Penata Musik Hayley Aitken, J.Y.Park “The Asiansoul”, Min Lee

“Collapsedone”, Ollipop Jumlah Tayangan 430.345.584 tayangan Jumlah Likes 4.8 juta

Tautan https://youtu.be/3ymwOvzhwHs

(Sumber: Filmaffinity, 2019)

56 b. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah potongan adegan-adegan yang menampilkan pesan moral pada video klip “Feel Special” oleh TWICE.

Bagian yang diteliti pada video klip “Feel Special” oleh TWICE ini adalah semua bentuk tanda yang merepresentasikan pesan moral dalam adegan-adegan di dalam video klip yang diperankan oleh anggota TWICE.

3.1.3 Unit Analisis Data

Unit analisis data merupakan objek yang menjadi fokus dalam penelitian beserta informasi yang ingin didapatkan dari objek tersebut. Unit analisis penelitian merupakan penjelasan rinci mengenai hal-hal yang ingin diteliti. Unit analisis pada penelitian ini adalah video klip “Feel Special” oleh TWICE yang diunggah di platform YouTube resmi JYP Entertainment. Peneliti dalam penelitian ini berfokus untuk mencari tanda-tanda pada video klip tersebut yang merepresentasikan pesan moral utilitarianisme. Peneliti memilih adegan yang akan diteliti sesuai dengan topik dalam penelitian, yakni representasi pesan moral utilitarianisme. Unit analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memotong adegan pada video klip tersebut melalui tangkapan layar.

Peneliti akan menonton video klip secara keseluruhan, kemudian memotong video klip tersebut ke adegan-adegan yang akan peneliti jelaskan berikut ini.

Tabel 3. 2 Unit Analisis Data Representasi Pesan Moral Utilitarianisme

No Timeline Adegan Deskripsi

1 00:20 –

57 ditunjukkan datar dan tampak tanpa emosi.

Kata Kunci : Isolasi

2 00:35 – 00:52

Dalam adegan ini, diperlihatkan Chou Tzuyu sedang duduk dengan memakai busana gaun dengan warna yang bersaturasi tinggi dan selaras dengan ruangan. Hirai Momo dengan busana gaun korset berwarna gelap kemudian masuk ke dalam ruangan yang tampak dipeuhi dengan rumah boneka.

Gestur Momo

menunjukkan seperti sedang mencari sesuatu di dalam ruangan tersebut.

Kata Kunci : Dollification

58

59

60

61

62

63 yang sendirian dan Jeongyeon yang bersama anggota TWICE, Momo dan

Tzuyu saling

tersenyum satu sama lain.

Kata Kunci : Kehadiran dan Empati

64 11 03:28 –

03:40

Adegan yang terakhir ini menunjukkan Sana menghadap ke arah kamera selagi tersenyum, kemudian adegan berganti menjadi grafis teks

“TWICE” yang

berwarna emas dan tampak berkilau dengan background berwarna hitam. Teks kemudian berubah menjadi grafis teks dan logo dengan urutan dari atas ke bawah dan kiri ke

65

Metode pengumpulan data merupakan tahapan paling strategis dalam suatu penelitian, karena target utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data (Sugiyono, 2021). Menurut Marshall dan Rossman (dalam Sugiyono, 2021) menyebutkan bahwa pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data observasi lebih banyak berperan, wawancara yang mendalam, dan dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah peneliti sendiri.

Metode pengumpulan data yang peneliti guanakan dalam penelitian adalah : 1. Observasi

Observasi (pengamatan) sebagai metode pengumpulan data yang identik, karena tidak terbatas pada orang, namun juga obyek-obyek alam selain manusia, berbeda jika dibandingkan dengan wawancara dan kuesioner (Sugiyono, 2014b). Pemaparan observasi menurut Hadi (dalam Sugiyono, 2014b) merupakan suatu proses kompleks dan tersusun dari berbagai proses psikologis dan biologis, dengan proses-proses ingatan dan pengamatan ialah dua di antara yang terpenting. Melalui observasi, peneliti mempelajari tentang perilaku, dan makna yang meliputi perilaku tersebut

66 (Marshall dalam Sugiyono, 2021). Metode pengumpulan data melalui observasi digunakan jika, penelitian berhubungan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang akan diamati dalam penelitian tidak terlalu besar (Sugiyono, 2014b). Observasi dapat dipahami sebagai pengamatan realita menggunakan seluruh panca indera.

Dengan observasi yang berulang, peneliti mampu mencatat informasi-informasi yang memiliki kaitan dengan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti langsung mengobservasi video klip “Feel Special” oleh TWICE yang dapat ditonton melalui platform YouTube di akun resmi JYP Entertainment secara berulang-ulang dan menyeluruh dari satu adegan ke adegan lainnya, kemudian mencatat informasi-informasi yang berkaitan dengan tanda yang ditampilkan. Tanda yang ditampilkan akan peneliti saring dan berfokus kepada tanda yang berindikasi menampilkan representasi pesan moral.

2. Dokumentasi

Merujuk dalam pengertian Sugiyono (2021), dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya seni monumental dari seseorang. Dokumen merupakan data pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi, sehingga data berupa dokumentasi yang telah dikumpulkan perlu dicermati. Dalam penelitian ini, dokumentasi tersebut berupa video klip yang diteliti dan riset terdahulu mengenai pesan moral, fenomena Hallyu/K-Pop, dan studi semiotika. Peneliti pun mengumpulkan sumber data dari berbagai kajian literatur yang berkaitan untuk dijadikan dan memperkuat argumentasi seperti buku, jurnal, serta karya ilmiah.

Mengetahui dan memahami metode pengumpulan data dalam penelitian membuat peneliti mampu menentukan dan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang sudah ditetapkan. Berdasarkan Sugiyono (2021), pengumpulan data yang dilihat dari sumber datanya dibagi menjadi dua, yaitu sumber primer dan sumber sekunder.

67 3.2.1 Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2021). Data primer merupakan data yang menjadi aspek utama berpengaruh terhadap penelitian.

Dalam penelitian ini, data primer yang peneliti gunakan adalah video klip “Feel Special” oleh TWICE yang didalamnya terdapat adegan-adegan yang merepresentasikan pesan moral. Kemudian, data primer tersebut diobservasi oleh peneliti.

3.2.2 Data Sekunder

Sugiyono (2021) mengemukakan bahwa sumber data sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung memberikan data kepada mengumpul data, seperti melalui orang selain peneliti atau dokumentasi. Data sekunder merupakan data yang bertugas mendukung data primer. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari sumber literatur yang beragam dan berkaitan dengan jalannya penelitian. Literatur yang digunakan dalam penelitian yakni buku, skripsi, jurnal, dan artikel pada situs yang didapatkan secara daring maupun luring.

3.3 Metode Analisis dan Penjagaan Keabsahan Data 3.3.1 Metode Analisis Data

Stainback (dalam Sugiyono, 2021) memaparkan analisis data merupakan proses di dalam penelitian kualitatif yang kritis. Analisis digunakan dalam penelitian untuk memahami sebuah hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat berkembang dan dievaluasi. Sedangkan menurut pemahaman Spradley (dalam Sugiyono, 2021) menyatakan bahwa analisis data dalam jenis penelitian apapun, merupakan cara berfikir yang berhubungan dengan pengujian secara sistemik terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, keterkaitan antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan, sehingga analisis bertujuan untuk mencari pola. Dengan menarik garis besar kedua pemikiran diatas, maka metode analisis data adalah prosedur dalam penelitian yang kritis dengan tujuan untuk mencari pola, memahami sebuah relasi dan konsep dengan pengujian secara

68 sistematis sehingga praduga dasar (hipotesis) dapat dikembangkan dan dievaluasi.

Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes. Konsep pemikiran Roland Barthes ini disebut dengan Dua Tatanan Pertandaan (Two Order of Signification). Dalam model tersebut, terdapat tiga tataran yang digunakan dalam menganalisis tanda semiotika.

Tataran tersebut adalah sebagai berikut (Fiske, 2017).

a. Tataran denotasi adalah tataran dasar, lebih pada penglihatan fisik dan sesuatu yang dapat diterima oleh indrawi. Seluruh tanda dianalisis kemudian dipaparkan sesuai dengan bobot realita.

b. Tataran konotasi sebagai tataran pada bentuk lanjut sebuah pemaknaan, lebih mengarah pada maskud dibalik suatu tanda yang dilandasi oleh peran serta dari pemikiran pembuat tanda.

c. Tataran mitos berada pada signifikasi tahap kedua, diuraikan dengan mengidentifikasi konsepnya. Mitos menunjukkan dan memberitahu konsep-konsep berdasarkan wacana historis, dan mitos adalah konotasi yang telah/menjadi berbudaya.

Dari menjabarkan Two Order of Signification untuk menganalisis tanda, peneliti menguraikan metode tersebut ke dalam analisis data yang dilakukan untuk meneliti video klip adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data-data yang berkaitan dan mendukung penelitian, yaitu video klip “Feel Special” oleh TWICE, literatur, dan kajian yang mendukung penelitian.

b. Data-data disusun dan akan dianalisis oleh peneliti. Video klip “Feel Special” oleh TWICE akan peneliti tonton secara keseluruhan dan berulang, dan membaginya menjadi beberapa adegan yang merepresentasikan pesan moral. Peneliti juga akan membaca literatur dan kajian yang mendukung penelitian.

c. Beberapa adegan yang merepresentasikan pesan moral, selanjutnya peneliti analisis menggunakan analisis semiotika Roland Barthes sesuai

69 dengan two order of signification, yaitu melalui tataran denotasi, tataran konotasi, dan tataran mitos.

d. Menganalisis menggunakan tataran denotasi, maka adegan akan dianalisis kemudian dipaparkan sesuai dengan makna dan bentuk literalnya atau sesuai dengan apa yang terucap (bahasa) (Sobur, 2018).

Seperti dalam video klip yang menunjukkan busana, konteks lingkungan, atau aspek lainnya tanpa diidentifikasi berdasarkan pemaknaan peneliti.

e. Menganalisis dengan menggunakan tataran konotasi, maka adegan akan peneliti analisis kemudian paparkan melalui keaktifan pembaca (peneliti) (Sobur, 2018). Karena dalam tataran ini, peran dan pengaruh dalam pemaknaan didasarkan oleh perasaan dan persepsi pembaca (peneliti) (Beasley & Danesi, 2010). Peneliti akan memaknai tanda dan simbol yang muncul pada beberapa adegan dalam video klip, seperti hujan yang identik dengan kesedihan.

f. Menganalisis pemaknaan berdasarkan tataran mitos, maka adegan akan dianalisis kemudian peneliti memaparkan berdasarkan wacana historis yang universal dalam wawasan dan temuan pada literatur yang peneliti dapat. Tentunya mitos yang peneliti paparkan memiliki keterkaitan dengan tanda atau simbolisasi pada adegan video klip. Seperti busana dan pengambilan gambar Chou Tzuyu yang ditunjukkan seolah sebuah boneka, mitos makna cantik di Korea Selatan disebut Dollification atau menyerupai boneka.

g. Peneliti mengaitkan hasil analisis tersebut dengan representasi pesan moral. Setiap tanda dalam adegan yang merepresentasikan pesan moral akan dianalisis oleh peneliti terhadap kaitannya dengan realita di masyarakat.

h. Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan semiotika Roland Barthes mengenai representasi pesan moral dalam video klip, kemudian berkontribusi memberikan saran baik secara akademik maupun praktis.

70 3.3.2 Metode Penjagaan Keabsahan Data

Uji keabsahan data atau penjagaan keabsahan data dalam penelitian, ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, data yang didapat dinyatakan valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitiannya, sedangkan dalam penelitian kualitatif, validitas dan reliabilitas menguji datanya. Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut versi positivisme dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigmanya itu sendiri (Moleong, 2021). Penerapannya pada jenis penelitian, Stainback (dalam Sugiyono, 2021) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih mengutamakan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih mengutamakan pada aspek validitas. Moleong (2021), menyatakan sebuah keabsahan data dimaksudkan bahwa setiap keadaan wajib memenuhi; 1) mendemonstrasikan suatu kebenaran nilai, 2) menyediakan dasar agar hal tersebut dapat diterapkan, 3) memperbolehkan keputusan luar, yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.

Metode atau teknik dalam keabsahan data didasarkan empat kriteria;

kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Dari keempat kriteria tersebut, peneliti memilih menggunakan kriteria kepercayaan. Karena melalui pemaparan Moleong (2021), dijelaskan bahwa derajat kepercayaan (kredibilitas) pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari nonkualitatif. Fungsi uji kredibilitas data adalah melaksanakan inkuiri (proses penemuan) sedemikian rupa hingga tingkat kepercayaan penemuannya tercapai, dan mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda dalam penelitian. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui observasi dan dokumentasi, sehingga data-data tersebut untuk diuji validitas nya perlu dengan proses pencarian berulang hingga mencapai penemuan, dan adanya suatu perspektif lain sebagai pembanding yang relevan sehingga tercapai pembuktian data yang valid. Dengan peneliti memahami pemaparan tersebut, maka metode untuk menguji/menjaga keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan uji kredibilitas data, khususnya dengan

71 meningkatkan ketekunan pengamatan dan disuksi dengan teman sejawat (peer debriefing).

Menurut Sugiyono (2021), meningkatkan ketekunan dalam menguji data berarti melakukan pengamatan dengan lebih cermat dan berkesinambungan.

Peneliti meningkatkan ketekunan pengamatan untuk dapat melakukan pengecekan kembali terhadap data yang ditemukan itu salah atau tidak dan dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistemik tentang apa yang telah diamati (Sugiyono, 2021). Maksud ketekunan pengamatan menurut Moleong (2021), adalah untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur relevan dengan isu yang sedang dicari dan kemudian memfokuskan diri pada hal-hal tersebut secara mendetail, maka ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman. Hal tersebut, menuntut peneliti untuk mengadakan pengamatan dengan teliti serta rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol, kemudian ditelaah secara mendetail sampai pada suatu titik sehingga faktor-fakotr tersebut dipahami. Pada penelitian ini, peneliti akan menonton dan mengamati adegan video klip “Feel Special” secara berulang, mengumpulkan dan membaca

Peneliti meningkatkan ketekunan pengamatan untuk dapat melakukan pengecekan kembali terhadap data yang ditemukan itu salah atau tidak dan dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistemik tentang apa yang telah diamati (Sugiyono, 2021). Maksud ketekunan pengamatan menurut Moleong (2021), adalah untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur relevan dengan isu yang sedang dicari dan kemudian memfokuskan diri pada hal-hal tersebut secara mendetail, maka ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman. Hal tersebut, menuntut peneliti untuk mengadakan pengamatan dengan teliti serta rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol, kemudian ditelaah secara mendetail sampai pada suatu titik sehingga faktor-fakotr tersebut dipahami. Pada penelitian ini, peneliti akan menonton dan mengamati adegan video klip “Feel Special” secara berulang, mengumpulkan dan membaca

Dokumen terkait