9
GARIS BESAR Latar Belakang Alkitab
Kitab Bacaan
Mat. 26:36-75; Mrk. 14:26-31, 66-72; Luk. 22:14-62;
Yoh. 21:15-25
Kebenaran Alkitab Yesus masih tetap
mengampuni dan mengasihi sekalipun kita pernah mengecewakan-Nya.
Tujuan Pelajaran
Belajar tentang kegagalan Petrus dan bagaimana ia bertobat dan menerima tanggung jawab atas segala dosa kita dan mencari pengampunannya.
Ayat Hafalan
“Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.”
(1 Yoh. 1:10)
Pada malam pengkhianatan Yudas, Yesus jelaskan kepada para murid-Nya bahwa perjamuan itu merupakan perjamuan malam bersama dengan mereka yang terakhir. Saat itu, para murid-Nya belum dapat pahami apa yang Yesus maksudkan ketika Ia katakan bahwa Ia akan segera pergi dan mati bagi segala dosa umat manusia.
Yesus nubuatkan bahwa para murid-Nya akan segera meninggalkan-murid-Nya seperti domba yang tercerai-berai ketika gembala tidak ada. Tetapi Petrus katakan, ”Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak” (Mrk. 14:29). Lalu kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Tetapi dengan lebih bersungguh-sungguh Petrus berkata: “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” Semua yang lainpun berkata demikian juga.
Yesus berkata, “Aku telah berdoa untuk engkau supaya imanmu jangan gugur.
Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf,
Ada tiga tahapan penyangkalan Petrus:
Pertama, ia berlagak bingung dan mencoba untuk mengalihkan perhatian dari dirinya dengan mengubah pokok permasalahan. Kedua, ia menyangkal Yesus dengan suatu sumpah. Ketiga, ia mulai mengutuk dan bersumpah. Mungkin kita pernah menghadapi situasi semacam ini. Hanya dengan sedikit lebih banyak tekanan, kita dapat temukan diri sedang mengalihkan pembicaraan sehingga dapat menghindari per-bincangan tentang Kristus. Kita merasa bersalah menyangkal Kristus sebagai Allah dalam lingkungan penting kehidupan kita.
Penyangkalan Petrus terhadap Yesus merupa-kan dosa yang berat, tetapi Ia mengampuni Petrus.
Tidak ada dosa yang terlalu besar bila kita bertobat dari pada dosa itu dan memohon pengampunan kepada Yesus. Penatua Yohanes berkata: ”Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yoh. 1:8-9) Sikap ini membutuhkan kerendahan hati dan kejujuran untuk mengenali segala kelemahan diri kita. Kita harus berani mengungkapkan segala dosa kita kepada Allah karena Ia mengetahuinya dan hendak mengampuni dan menolong kita.
“Marilah kita menanggalkan semua
beban dan dosa yang begitu merintangi kita,
dan berlomba dengan tekun dalam
perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”
(Ibr. 12:1b)
Alkitab
Makanan Rohani
untuk Renungan
Belakang Alkitab
Mengenai Murid
Anda
Murid-murid pada tingkatan ini cenderung mempunyai kesadaran diri. Mereka kadang merasa menderita sekali karena penampilan pribadi mereka:
Terlalu gemuk, terlalu kurus, kulit yang buruk, penampilan yang buruk, dan lain sebagainya. Mereka begitu menginginkan persetujuan dari teman sebaya mereka. Terdapat kecenderungan yang kuat untuk lakukan banyak penyesuaian untuk mendapatkan persetujuan dan persahabatan dari teman sebaya
menganalisis kesalahannya. Ajaklah mereka untuk belajar dari kegagalan Petrus. Bagikan kesaksian dari para anak muda pemberani lainnya, yang imannya tidak goncang dalam situasi yang penuh tantangan itu.
Sungguh penting untuk mengakui kesalahan, kelalaian dan dosa kita sendiri. Kita perlu mengakuinya untuk menerima penyucian dan pengampunan yang Allah dapat berikan kepada kita. Bukanlah kehendak Allah bagi manusia untuk merasa terbeban karena banyaknya kesalahan mereka sendiri hingga tidak dapat melakukan hal-hal yang berguna dalam kehidupan mereka. Mohonlah Roh Kudus untuk membantu mengatasi segala kelemahan kita dan memberikan keberanian untuk berdiri teguh di hadapan Kristus. Allah selalu siap mengampuni segala kelalaian kita dan memulihkan hubungan yang produktif terhadap-Nya.
"Mohonlah Roh Kudus untuk membantu kita mengatasi
kelemahan-kelemahan kita."
Persiapkan Hati Murid
Mintalah murid-murid untuk berpikir tentang suatu peristiwa di mana mereka sungguh telah gagal total – beberapa kelalaian, kesalahan yang bodoh, ataupun hal bodoh yang mereka pernah katakan atau lakukan. Mintalah setiap murid untuk melukiskan sebuah gambaran sederhana tentang apa yang mereka telah lakukan itu. Tanyakan kepada mereka,
“Bagaimana orang lain memperlakukan kalian saat itu?
Bagaimana perasaan kalian mengenai cara mereka memperlakukanmu saat itu?” Bersiaplah untuk berbagi tentang gambaran kalian itu.
Ketika mereka sedang mempersiapkan gambaran itu, ceritakan tentang kelalaian Anda sendiri.
Pada akhir acara, beritahukan bahwa memang tidaklah mudah bagi mereka untuk selalu tidak berbuat kesalahan. Hari ini, kita akan mempelajari Petrus yang telah melakukan kegagalan yang teramat parah dalam hidupnya. Kita pun akan melihat apa yang terjadi terhadap diri Petrus setelah kejadian itu.
Lembar Kerja # 1
(Karena murid-murid telah mengenal cerita ini, mintalah mereka untuk membuka Lembar Kerja mereka dan bacalah Luk. 22:31-46 dan Mat. 26:36-41. Lalu mintalah mereka untuk mengisi tempat yang kosong pada 'Catatan Petrus'. Bayangkan bahwa mereka adalah Petrus yang sedang menuliskan suatu catatan dalam buku hariannya itu.)
Lembar Kerja # 1
Pemahaman Alkitab Catatan Petrus
Aku sungguh merasa bersalah hari ini. Aku yakin bahwa aku cukup kuat untuk ikuti __________
hingga katakan bahwa aku akan turut dipenjarakan bahkan mati bersama-Nya. Aku bersungguh-sungguh. Tetapi Yesus berkata, “Petrus, sebelum ayam berkokok hari ini, engkau akan menyangkal Aku __________ kali!”
Setelah perjamuan malam, beberapa murid bersamaku pergi ke taman dengan Yesus. Yesus memintaku, Yakobus dan Yohanes, untuk tinggal bersama-Nya ketika Ia sedang berdoa, tetapi kami sangat kelelahan hingga tertidur. Yesus kembali dan berkata, “Mengapa engkau __________?
Bangun dan berdoalah agar engkau tidak dicobai.”
Ketika Yesus selesai __________, kami dengar banyak orang berteriak-teriak, dan Yudas membawa orang banyak itu ke atas bukit. Ketika hendak menangkap Yesus, aku menarik ___________ku yang panjang dan mengarahkan kepada salah seorang yang memegang tangan Yesus.
Aku tidak tahu bahwa aku akan memotong salah satu dari __________nya.
Yesus ambil potongan telinga itu dan pulihkan orang itu. Ia perintahkan kami untuk masukkan pedang kami kembali. Yesus katakan bahwa bila sesuai kehendak Allah, Ia dapat memanggil bala ten-tara __________ untuk melindungi-Nya. Yesus izinkan orang banyak untuk membawa-Nya. Ketika mereka menangkap-Nya, semua murid melarikan diri, termasuk diriku. Tetapi aku tidak lari begitu jauh dan tetap ikuti orang banyak dari kejauhan. Aku saksikan mereka membawa Yesus ke tempat imam besar.
Di waktu yang bersamaan, aku menunggu di luar beberapa saat lamanya dan kedinginan.
Aku menyelinap melalui salah satu gerbang ke tempat di mana terdapat api unggun. Ketika sedang hangatkan diri, salah seorang dari __________ __________ melihatku. Aku tundukkan kepala, tetapi ia tetap kenaliku dan berkata, “Hai, orang ini bersama dengan Yesus!” Aku sangat ketakutan. Anak buah imam besar dan orang banyak lainnya yang telah menangkap Yesus semua di sekelilingku hingga dengan spontan aku berkata, “Bukan, bukan aku!”
Seseorang pun mengenaliku, dan kembali aku __________ bahwa aku mengenali Yesus.
Kemudian, satu jam berikutnya, salah seorang dari mereka dengan yakin katakan bahwa aku salah seorang dari murid Yesus. Dengan marah, aku mengutuk dan bersumpah bahwa aku sama sekali tidak mengenal orang yang mereka maksudkan.
Setelah itu, aku saksikan para prajurit sedang menggiring Yesus keluar. Mereka hendak pergi ke suatu tempat lain. Yesus menatapku dengan sedihnya, dan aku dengar seekor __________ sedang berkokok. Saat itu pula, aku teringat apa yang Yesus telah katakan. Ia benar! Aku telah menyangkal-Nya tiga kali. Bagaimana mungkin aku lakukan hal itu? Aku segera keluar dari halaman dan jatuhkan diriku ke tanah sambil __________. Bagaimana Yesus dapat mempercayai dan mengasihiku lagi?
Ketika aku kira bahwa Yesus tidak akan pernah percayai dan kasihiku lagi, suatu hari setelah Ia bangkit dari __________, Ia tampakkan diri kepada kami di danau Galilea. Dengan bantuan Yesus, kami berhasil menangkap __________ banyak sekali! Ketika selesai makan pagi, Yesus tanyakan hal yang sama kepadaku tiga kali, benar-kah aku mengasihi Dia. Aku berkata kepada-Nya, "Tuhan, Engkau tahu segala-nya, Engkau tahu bahwa aku mengasihi-Mu." Kemudian, Yesus menyuruhku untuk menggembalakan __________ __________-Nya. Ini adalah ujian yang besar bagiku. Aku telah bertobat sejak dahulu, dan sekarang Yesus memin-taku untuk berikan seluruh hidupku demi segala pekerjaan kudus yang Ia percayakan kepadaku. Aku sungguh bersukacita akan pengampunan itu dan belajar untuk menjadi seorang yang rendah hati. Hilanglah orang yang sempat menyombongkan dirinya bahwa ia tidak akan pernah menyangkal Yesus.
Lembar Kerja # 2
Sebuah Wawancara dengan Petrus
“Tamu istimewa kita adalah salah seorang murid Yesus yang paling dikenal saat itu yaitu Petrus. Petrus, marilah kita mulai dengan pembicaraan tentang suatu peristiwa yang menyakitkan dalam hidup Anda. Selama tiga tahun, Anda adalah salah seorang teman Yesus yang terdekat, bahkan Anda berani berjanji untuk tidak akan pernah meninggalkan-Nya, tetapi nyatanya Anda
"Kata seorang hamba Imam Besar, seorang dari hamba
yang telinganya dipotong Petrus:
Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama
Lembar Kerja # 2
Pemahaman Alkitab Sebuah Wawancara dengan Petrus
“Tamu istimewa kita adalah salah seorang murid Yesus yang paling dikenal saat itu yaitu Petrus.
Petrus, marilah kita mulai dengan pembicaraan tentang suatu peristiwa yang menyakitkan dalam hidup Anda.
Selama tiga tahun, Anda adalah salah seorang teman Yesus yang terdekat, bahkan Anda berani berjanji untuk tidak akan pernah meninggalkan-Nya,
tetapi nyatanya Anda melanggar janji itu.
Bagaimana tanggapan Anda mengenai hal ini, Petrus?”
Anggaplah diri Anda adalah Petrus dan jawablah pertanyaan berikut:
1. Apa yang Anda pikirkan ketika nyatakan bahwa Anda telah siap untuk mati bersama Yesus?
2. Apa Anda percaya kepada Yesus ketika Ia katakan bahwa Anda akan menyangkal-Nya malam itu juga?
3. Apa yang terdapat dalam benak Anda ketika Yesus ditangkap, dan Anda keluarkan pedang yang panjang saat itu?
4. Mengapa Anda menyelinap ke halaman rumah imam besar?
5. Ketika ada orang menuduh Anda sebagai salah seorang murid Yesus, mengapa Anda kal-Nya?
6. Kapan Anda sadari akibat fatal dari perbuatan Anda yang memang bersalah itu?
7. Ketika Anda sadari bahwa perbuatan Anda itu bersalah, apa yang Anda pikirkan saat itu?
8. Ketika Yesus tanyakan kepada Anda tiga kali, apa yang Anda pikirkan dan bagaimana perasaan Anda saat itu?
9. Mengapa Yesus tanyakan kepada Anda sampai tiga kali? Perlukah sebanyak itu?
10. Tugas apa yang Yesus berikan kepada Anda?
11. Setelah Yesus naik ke surga, apakah Anda beritakan tentang diri-Nya kepada orang banyak?
(Baca Kis. 2:38).
12. Apa yang Anda dapat pelajari dari kejadian ini?
(Baca 1 Yoh. 1:8-9).
1. Apakah kalian pernah merasa tidak rela untuk menerima akibat dari kesalahan yang telah kalian lakukan? Apakah yang kalian pikirkan? Mengapa kalian tidak mau akui bila telah bersalah?
2. Kehidupan Petrus membuktikan bahwa Tuhan dapat memakai orang. Apakah yang kita harus lakukan agar Yesus memandang kita layak sebagai alat-Nya?
Aplikasi
Kehidupan
Lembar Kerja # 3Setelah Yesus bangkit dari kematian, Ia berbicara kepada Petrus. Yesus bertanya tiga kali kepada Petrus, “Apakah ia mengasihi-Nya?” Sekalipun Petrus merasa malu, tetapi ia dengan sungguh mengasihi Yesus dan mengatakan kepada-Nya demikian. Yesus tidak hanya mengampuni Petrus, tetapi mempercayakan kepadanya suatu tugas untuk memelihara kawanan domba-Nya.
Ketika kita berbuat suatu kesalahan, sangatlah tidak menolong bagi kita untuk berusaha berdalih, atau bertindak seolah-olah perbuatan itu bukanlah kesalahan kita. Ketika menerima kenyataan bahwa kita berbuat salah dan mengakui segala kesalahan itu kepada Yesus, maka kita akan merasa yakin bahwa Yesus pun akan mengampuni kita.
Bacalah cerita tersebut dan diskusikan, apakah solusi yang dituliskan berikut akan menolong atau memperburuk keadaan.
Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata
untuk ketiga kalinya:
Apakah engkau mengasihi Aku?"
28 Petrus Menyangkal Yesus
aanpelajr
9
Lembar Kerja # 3
Aplikasi Kehidupan
2. Kehidupan Petrus membuktikan bahwa Tuhan dapat memakai orang. Apakah yang kita harus lakukan agar Yesus memandang kita layak sebagai alat-Nya?
Setelah Yesus bangkit dari kematian, Ia berbicara kepada Petrus. Yesus bertanya tiga kali kepada Petrus, “Apakah ia menga-sihi-Nya?” Sekalipun Petrus merasa malu, tetapi ia dengan sungguh kasihi Yesus dan katakan kepada-Nya demikian. Yesus tidak hanya mengampuni Petrus, tetapi percaya-kan kepadanya suatu tugas untuk memeli-hara kawanan domba-Nya.
Ketika kita berbuat suatu kesalahan, sangatlah tidak menolong bagi kita untuk berusaha berdalih, atau bertindak seolah-olah perbuatan itu bukanlah kesalahan kita.
Ketika menerima kenyataan bahwa kita berbuat salah dan mengakui segala kesala-han itu kepada Yesus, maka kita akan me-rasa yakin bahwa Yesus pun akan mengam-puni kita.
Bacalah cerita tersebut dan diskusi-kan, apakah solusi yang dituliskan berikut akan menolong atau memperburuk keadaan.
Cerita # 1:
Leo mencuri beberapa uang dari dompet ayahnya dan membawanya ke sekolah.
Ia sungguh mengingini uang tersebut untuk membeli sesuatu yang ia telah lihat di sebuah toko komputer.
Cerita # 2:
Susan melihat seseorang meninggalkan dompet di kamar kecil. Ia mengambil beberapa uang dan membawanya pulang.
Manakah Solusinya?
Manakah solusi yang Tuhan kehendaki kita ambil?
Beberapa Ide Pilihan
Bantulah murid-murid untuk mengembangkan suatu perbandingan yang memungkinkan mereka merasakan betapa bodohnya tidak mau menerima kesalahan dan mencari pengampunan bila kita telah berbuat salah.
Contoh sebuah perbandingan yang sederhana mengenai keadaan di atas adalah: “Ketidakmauan menerima suatu kesalahan adalah sama seperti burung unta yang menyembunyikan kepalanya di dalam pasir.”
Ajaklah setiap murid untuk membuat gambar perbandingan itu dan mewarnainya. Lalu, letakkan semua gambar perbandingan itu sebagai pajangan di ruang kelas dan berilah judul dan penjelasan bila hal itu memang dibutuhkan.
Aktivitas
Model Surat
Bekerja samalah dalam satu kelas untuk
Kesimpulan Evaluasi
Tugas Pembacaan Alkitab
minggu ini:
Mat. 25 – 28
Adalah penting untuk mengakui segala kesalahan, kegagalan, dan dosa di dalam doa serta memohon pengampunan Allah. Sekarang, marilah kita berdoa dan memohon agar Roh Kudus membantu mengatasi kelemahan dan memberikan keberanian kepada kita.
(Sertailah ayat Alkitab ini di dalam doa kalian:
“Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” - 1 Yoh. 1:8-9)