6
GARIS BESAR Latar Belakang Alkitab
Kitab Bacaan
Luk. 5:1-11; Mrk. 4:35-41 Kebenaran Alkitab Yesus tunjukkan kasih-Nya kepada orang lain melalui perkataan, sikap dan perbuatan-Nya.
Tujuan Pelajaran Mengikuti teladan Kristus seperti kita menyampaikan iman kepada saudara-saudari seiman, teman-teman, ataupun kepada yang belum percaya.
Ayat Hafalan
“Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi.
Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah
Para pemungut cukai dianggap rendah oleh orang Yahudi, dan memang benar adanya. Mereka dianggap sebagai sampah masyarakat. Bukan hanya orang Yahudi ini berbalik melawan bangsa sendiri dengan melayani bangsa Romawi, tetapi mereka pun menagih lebih banyak dari yang seharusnya dan mengantungi lebihnya untuk diri sendiri. Mereka pantas disebut pemeras.
Orang Farisi merupakan kelompok lainnya yang terkenal akan keburukan mereka. Mereka adalah para pemimpin a g a m a d i m a s a i t u y a n g s e n g a j a menunjukkan kuasa kepemimpinan kepada orang-orang yang seharusnya mereka layani. Mereka membuat pelaksanaan hukum dan tradisi orang Yahudi yang ketat.
Mereka sungguh berpengaruh di bait Allah dan menikmati posisi kedudukan itu sehingga merasa terancam oleh Yesus dan akhirnya membujuk orang banyak untuk memusuhi-Nya dan mengingini kematian-memusuhi-Nya. Sekali-pun demikian, Yesus tetap mengulurkan tangan-Nya kepada mereka.
Bukankah sungguh luar biasa bila Yesus dapat memahami bagaimana perasaan kita dan memberikan tanggapan pada setiap situasi yang berbeda?
Kita semua telah mengalami pergumulan dalam hubungan masyarakat. Kadang, ada beberapa hal yang tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan terjadi di antara anggota keluarga, teman, bahkan saudara-saudari seiman. Memang tidaklah mudah untuk selalu tahu bagaimana menanggapi kepribadian seseorang yang akan kita temui setiap harinya.
Bagaimana Yesus dapat menghadapi semua kepribadian orang yang berbeda? Sepatutnyalah, kita perlu banyak belajar dari pada-Nya.
Pengajaran dan perbuatan Yesus bersifat mengajar dan membangun orang lain. Ia selalu menunjukkan kasih-Nya kepada mereka yang tidak dipedulikan oleh masyarakat sekitar. Ia dengan sabar membantu para pengikut-Nya untuk memahami kasih Allah yang tidak ada habisnya. Ia patut kita hormati dan teladani.
“Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi;
besar kesetiaan-Mu.”
(Rat. 3:22-23)
Alkitab
Makanan Rohani
untuk Renungan
Belakang Alkitab
Mengenai Murid
Anda
Para remaja pada tingkatan ini mulai dapat pahami perasaan orang lain dan peka. Mereka dapat dengan mudah merasa terluka, terganggu bahkan kesal. Ini dikarenakan perubahan fisiologi mereka, rasa bebas yang baru dialami dari orangtua, atau kesadaran yang baru mereka temui terhadap dunia luar. Mereka seringkali tidak sadar akan perubahan yang terjadi pada perasaan ataupun apa yang diinginkan dalam hidup.
Gunakan pelajaran ini untuk meyakinkan murid-murid terhadap kehadiran Yesus dalam kehidupan mereka. Ketika sepertinya tidak ada seorangpun yang dapat memahami atau peduli terhadap perasaan mereka, Yesus sesungguhnya ada di sana bagi mereka.
Saksikan bagaimana Yesus berada di sisimu ketika merasa kehilangan dan seorang diri. Kesaksian hidup Anda bersama dengan Kristus akan tertulis ke dalam
Mintalah murid-murid untuk merenungkan pertanyaan berikut:
Apakah kalian dekat dengan seseorang atau tidak? Apakah persyaratan yang menentukan kalian dapat mempunyai hubungan yang baik terhadap orang tersebut? (Sebagian besar dari murid-murid akan menjawab tergantung dari sikap orang itu.)
Murid-murid mungkin telah mengetahui bahwa mempunyai kesamaan, meluangkan waktu bersama, ataupun melakukan aktivitas yang menyenangkan belumlah dapat menjamin mereka mempunyai hubungan yang baik.
B e r i t a h u k a n b a h w a s i k a p s e s e o r a n g mempengaruhi hubungan baik seorang dengan yang lainnya. Orang yang bersikap buruk akan suka menggerutu atau yang bersikap menyebalkan akan mengalami kesulitan untuk diajak berkomunikasi.
Ketika Yesus berada di dunia, Ia harus menghadapi banyak orang yang sama seperti kalian dan aku. Ia berkomunikasi dengan banyak orang yang mempunyai beragam kepribadian. Ia mempunyai ibu, ayah, saudara laki-laki dan saudara perempuan.
Seperti kalian dan aku, Ia mempunyai pilihan untuk berhubungan dengan orang-orang tersebut melalui cara-cara tertentu.
Sekarang, kita akan belajar dari kehidupan Yesus yang memungkinkan untuk berhubungan dengan semua orang dengan cara yang baik menurut teladan-Nya tanpa harus bergantung pada sikap-sikap kepribadian mereka.
Persiapkan Hati Murid
Pemahaman
Alkitab
Lembar Kerja # 1(Mintalah murid-murid untuk membaca Yoh.
19:26-27. Tulislah ayat dari Luk. 8:21 pada tempat yang tersedia.) Mungkin murid-murid akan menuliskan perkataan Yesus, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya” (Luk. 8:21). Tambahkan jawaban mereka dengan komentar berikut.
Yesus tunjukkan bahwa hubungan yang lebih dekat dapat terjadi di antara mereka yang lahir dari Allah daripada yang dilahirkan sekandung.
Tetapi bukan berarti Yesus mengabaikan keluarga kandung-Nya. Dalam Yoh. 19:25-27, kita dapat temukan kasih Yesus yang besar terhadap ibu-Nya.
Ketika tergantung di kayu salib, Ia tetap memandangi ibu-Nya yang berdiri di dekat salib-Nya. Di saat kebutuhan pribadi-Nya yang mendesak, Yesus mengabaikan rasa sakit pada tubuh-Nya dan memusatkan pada kebutuhan keluarga-Nya. Perbuatan yang terakhir sebelum kematian-Nya adalah menyediakan perawatan bagi ibu-Nya dengan mempercayakannya kepada Yohanes, murid-Nya.
Seharusnya Yesus dapat memberikan kewajiban ini kepada anak Maria lainnya, tetapi dari sudut pandang-Nya, Yohanes telah menjadi anggota keluarga sendiri yang dapat merawat ibu-Nya.
Kadang kita bersifat egois terhadap anggota keluarga sendiri. Kita hanya memusatkan pada kebutuhan pribadi, kepedihan dan kesulitan yang kita sedang hadapi. Yesus mengajarkan kepada kita bahwa keluarga harus menyediakan dukungan, bimbingan dan motivasi dan bukannya kritik, argumentasi ataupun penolakan. Kita harus memberikan kasih dan perhatian yang sama kepada mereka yang mengasihi Allah.
2. Yesus Tidak Pilih Kasih (Luk. 5:27-32; 14:1-6) Halaman pertama pada bagian ini, Luk. 5:27-32, mencatat tentang panggilan Lewi (Matius) untuk menjadi murid Yesus. Lewi menjawab dengan segera dan mengadakan pesta di rumahnya untuk para pemungut cukai lainnya dan Yesus. Orang Farisi tidak dapat memahami mengapa Yesus mau meluangkan waktu-Nya bagi sekumpulan orang berdosa itu. Yesus menjelaskan bahwa amanat-Nya adalah membawa orang-orang berdosa menuju pertobatan. Jadi adalah hal yang biasa bila Ia meluangkan waktu bersama
“Di saat kebutuhan pribadi-Nya
yang mendesak, Yesus mengabaikan
rasa sakit pada tubuh-Nya dan
memusatkan pada kebutuhan keluarga-Nya.”
Yesus mempunyai ketidakcocokan dengan mereka, tetapi Ia tetap tidak menjauhi semua orang Farisi.
Kita pun dapat temukan dari Luk. 14:2-6 bahwa Yesus tidak melakukan sesuatu yang berbeda untuk dapat diterima oleh orang Farisi. Menurut orang Farisi, menyembuhkan adalah suatu pekerjaan, dan bekerja pada hari Sabat adalah pelanggaran terhadap hukum Musa. Tetapi, ketika Yesus melihat seseorang yang menderita penyakit busung air, Ia tidak menunda untuk menyembuhkan orang itu. Yesus dapat saja berkata,
“Datanglah esok hari untuk dapat Kusembuhkan.”
Tetapi, Yesus tidak pernah serahkan diri-Nya pada tekanan masyarakat ataupun lakukan suatu perbuatan untuk senangkan orang lain. Ia menempatkan kebutuhan orang itu di atas reputasi dan kenyamanan-Nya.
3. Yesus Menaruh Kebutuhan Orang Lain di atas Kebutuhan-Nya Sendiri (Mat. 14:14-21; 9:35-36)
Yesus melakukan beberapa mujizat sebagai identitas diri-Nya. Selain itu, Ia pun mengajarkan kebenaran yang penting. Tetapi di sini, kita membaca bahwa Yesus menyembuhkan orang karena Ia mengasihi mereka. Yesus adalah seorang yang penuh kasih, penyayang dan yang dapat merasakan perasaan orang lain. Ia selalu menaruh kebutuhan orang lain di atas kebutuhan-Nya sendiri.
Yesus memperbanyak lima roti dan dua ekor ikan untuk memberi makan lebih dari lima ribu orang.
Apa yang telah diberikan kepada Yesus sepertinya tidak berarti apa-apa, tetapi di tangan-Nya diubahnyalah semuanya itu menjadi lebih dari cukup. Di sini, kita dapati lagi bagaimana Yesus menunjukkan kasih-Nya yang tidak berkesudahan bagi mereka yang sedang membutuhkan sesuatu.
Apakah prinsip yang kita dapat pelajari mengenai hubungan kita dengan orang lain dari pengalaman Yesus yang bersosialisasi dengan murid-murid-Nya?
(Bersabar dengan orang lain, saling mendukung, rendah hati, membantu para jemaat untuk bertumbuh
"Tetapi, Yesus tidak pernah
serahkan diri-Nya pada tekanan masyarakat
ataupun lakukan suatu perbuatan untuk senangkan
orang lain.
Ia menempatkan kebutuhkan orang itu
di atas reputasi dan kenyamanan-Nya."
Tidaklah mudah untuk menemukan satu kalimat yang dapat merangkum sikap Yesus dalam berhubungan dengan murid-murid-Nya. Renungkan waktu yang telah diluangkan oleh-Nya bersama dengan mereka, mengajari, menyelesaikan masalah, menerima kekurangan iman, dan menampakkan diri kepada mereka setelah kebangkitan-Nya. Semua peristiwa ini menunjukkan kasih Yesus yang tidak mementingkan diri-Nya terhadap murid-murid-Nya.
“Kesabaran-Nya mengajari kita untuk memegang
kesempatan lebih banyak melayani daripada menegur sesama.”
16 Yesus Membuat Diri-Nya Berguna Bagi Orang Lain
laaranpej
6
PemahamanAlkitabLembar Kerja # 1
Bacalah Mrk. 4:35-41 Bacalah Yoh. 19:26-27. Tulislah ayat dari Luk. 8:21 pada tempat yang tersedia ___________________________________________________________
___________________________________________________________
1. Yesus Peduli terhadap Nya (Luk. 8:19-21;
Yoh. 19:25)
2. Yesus Tidak Pilih Kasih (Luk. 5:27-32;
14:1-6)
3. Yesus Menaruh Kebutuhan Orang Lain di atas tuhan-Nya Sendiri (Mat. 14:14-21;
9:35-36) Apakah prinsip yang kita dapat pelajari mengenai hubungan kita dengan orang lain dari pengalaman Yesus yang bersosialisasi dengan murid-murid-Nya?
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
Adakah hal yang dapat merangkum semua yang telah disebutkan di atas?
i
sus l Bagamana Prinsip Ye da am
P i
Lakukan Sikap edul ?
Aplikasi
Kehidupan
Lembar Kerja # 2Haruskah Aku atau Tidak?
Sejak keluarga Jim pindah ke rumah baru, Jim harus berjalan kaki ke sekolah. Bukan merupakan suatu hal yang buruk karena ia dapat bertemu dengan berbagai macam orang dan melihat hal-hal lain yang menarik. Perjalanan Jim membawanya kepada
sama diikuti oleh perasaan enggan. Ia tiba di jalan Ramona, di mana tempat orang kaya tinggal. Ia berjalan terus dan tiba di jalan Francis. Ia tidak menyukai jalan tersebut karena rumah di jalan itu telah tua. Keluarga di sana sudah pasti mempunyai kehidupan yang miskin.
Apa yang Jim tidak dapat pikirkan lebih jauh adalah bagaimana dua daerah tempat tinggal yang benar-benar bertolak belakang dapat berdekatan satu dengan yang lainnya.
Sewaktu tiba di sudut jalan, ia mendapati sekumpulan anak muda. Ken, salah seorang laki-laki dari jalan Ramona menghentikan langkah Jim, ia meminta Jim untuk bermain video game sore itu.
“Siapakah anak baru itu?” tanya John sambil memandangi seorang anak laki-laki yang sedang berdiri seorang diri. “Ia dari jalan Francis, siapakah yang peduli?” jawab Ken. Jim memandangi mata anak itu dan merasakan kesepian dan ketakutan di mata anak itu.
Apakah yang Jim seharusnya lakukan pada situasi semacam ini?
Apakah yang kalian akan lakukan bila berada pada posisi Jim?
Menurut kalian, bagaimana Yesus menanggapi situasi ini?
"Yesus akan bersikap lemah lembut
sekaligus menegur dengan keras
terhadap keegoisan dan kebanggaan mereka."
Yesus Membuat Diri-Nya Berguna Bagi Orang Lain
eljarnpaa
6
KehidupanAplikasiLembar Kerja # 2 Haruskah Aku
atau Tidak?
Sejak keluarga Jim pindah ke rumah baru, Jim harus berjalan kaki ke sekolah. Bukan merupakan suatu hal yang buruk karena ia dapat bertemu dengan berbagai macam orang dan melihat hal-hal lain yang menarik.
Perjalanan Jim membawanya kepada lingkungan yang baru dan yang tidak senyaman sebelumnya. Hanya sekilas pandang, ia dapat membedakan mana k e l u a r g a y a n g k a y a d a n m a n a y a n g m i s k i n . Suatu pagi, dengan malas Jim mencoba untuk bangun dari tidurnya seperti biasa. Dengan perlahan ia menarik dirinya dari tempat tidur dan berganti pakaian. Ia berjalan menuju ke sekolah dengan perjalanan yang sama diikuti oleh perasaan enggan. Ia tiba di jalan Ramona, di mana tempat orang kaya tinggal. Ia berjalan terus dan tiba di jalan Francis. Ia tidak menyukai jalan tersebut karena rumah di jalan itu telah tua. Keluarga di sana sudah pasti mempunyai kehidupan yang miskin. Apa yang Jim tidak dapat pikirkan lebih jauh adalah bagaimana dua daerah tempat tinggal yang benar-benar bertolak belakang dapat berdekatan satu dengan yang lainnya.
Sewaktu tiba di sudut jalan, ia mendapati sekumpulan anak muda. Ken,
Lembar Kerja # 3
Apakah yang dapat gerakkan hati dan yang membuatmu lakukan sesuatu untuk Allah?
Apakah kalian perhatikan kebutuhan orang lain?
Bacalah Mrk. 10:46-52 dan jawablah pertanyaan berikut:
1. Tuliskan daftar orang dan kelompok yang disebutkan dalam kisah Bartimeus.
2. Siapakah nama orang yang sedang membutuhkan dan apakah kebutuhan orang itu?
3. Dari jawaban kalian pada pertanyaan nomor satu, gambarkan bagaimana reaksi dari setiap kelompok terhadap Bartimeus?
Seberapa pekakah kalian terhadap kebutuhan orang lain?
Lakukan ujian singkat dengan menilai diri kalian dengan pernyataan berikut. (Periksa semua jawaban yang cocok dengan situasi kalian.)
_____ Aku telah bantu teman yang sedang memerlu-kan bantuan pada minggu ini.
_____ Aku telah berikan motivasi bagi seseorang pada bulan yang lalu.
_____ Aku telah berikan bantuan kepada orang lain dengan suka rela pada bulan yang lalu.
_____ Aku tahu ada 3 orang yang perlu bantuan dan aku dapat membantu mereka.
_____ Aku dapat bantu saudara-saudari yang sedang memerlukan bantuan saat ini juga.
"Apakah gunanya, saudara-saudaraku,
jika seseorang tidak mempunyai
perbuatan?
Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?"
(Yak. 2:14)
Yesus Membuat Diri-Nya Berguna Bagi Orang Lain
pelajaran
6
KehidupanAplikasiLembar Kerja # 3
Apakah yang dapat gerakkan hati dan yang membuatmu lakukan sesuatu untuk Allah?
Apakah kalian perhatikan kebutuhan
orang lain? Bacalah Mrk. 10:46-52 dan
jawablah pertanyaan berikut:
Iman yang Disertai dengan Perbuatan Bahan:
Sebuah kartu indeks 7 x 12 cm Pena untuk setiap murid.
Petunjuk:
1. Diskusikan Yak. 2:14-17 dalam kelas ataupun dalam kelompok. Mulailah dengan membaca ayatnya. Lalu, ajaklah murid-murid untuk merangkumnya dengan kata-kata mereka sendiri.
Kemudian, ajaklah mereka untuk berdiskusi tentang aplikasi kehidupan dari ayat 15-16.
2. Bagikan kartu indeks dan pena kepada murid-murid dan ajaklah mereka untuk mengutip ayat yang tertulis dalam Yak. 2:14-17 itu pada sisi kartu.
3. Setelah itu, ajaklah mereka untuk membalikkan kartu tersebut dan pada sisi kiri kartu dan tuliskan # 1 – 3 dan sisakan tempat yang kosong di antara nomor-nomor itu. Setiap murid harus melihat tiga kesempatan untuk melayani Kristus dengan membantu orang lain selama satu minggu depan.
Apa yang mereka perbuat haruslah dituliskan pada nomor tersebut.
4. Murid-murid harus siap membagikan pengalaman mereka tentang membantu orang lain kepada teman sekelas mereka pada minggu depannya.
“Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seseorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. (Yak. 2:14-17)
"Jika iman itu tidak disertai perbuatan,
maka iman itu pada hakekatnya
adalah mati."
(Yak. 2:17)
Aktivitas
Kita telah membahas beberapa hal di dalam kita berhubungan dengan orang lain: Menganggap semua orang Kristen sebagai anggota keluarga; janganlah pilih kasih; dan tempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan kita. Inilah tiga prinsip mendasar yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Kita tidak dapat memilih kasih ketika selalu menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan kita sendiri. Kita akan menganggap semua orang sebagai anggota keluarga ketika kita mempunyai rasa hormat seperti itu terhadap mereka. Sangatlah sulit untuk menjalankan salah satu dari prinsip ini tanpa diikuti oleh kedua prinsip lainnya.
Kita semua tidak menyukai orang yang pilih kasih. Siapakah yang suka bergaul dengan orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri? Kita menyukai orang-orang yang peduli terhadap diri kita dan diri mereka pula. Maka lakukan kepada orang lain seperti apa yang kalian kehendaki orang lain lakukan terhadap kalian. Bila dapat lakukan hal di atas, maka kalian akan mengikuti teladan Kristus.
Kesimpulan Evaluasi
Tugas Pembacaan Alkitab
minggu ini:
Mat. 16 – 18