1. Latar Belakang
Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2019, dalam rangka mengembalikan dan/atau meningkatkan fungsi
pasar sebagai salah satu penunjang kegiatan perekonomian, Pemerintah menugaskan Kementerian bidang
Pekerjaan Umum untuk melaksanakan pembangunan, rehabilitasi atau renovasi pasar berdasarkan usulan
yang disampaikan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perdagangan, dengan
kriteria:
• Diprioritaskan yang memiliki konstribusi terhadap perekonomian nasional/regional;
• Di atas tanah yang merupakan barang milik daerah atau dalam kewenangan pengelolaan pemerintah
daerah;
• Tidak dalam kasus sengketa atau kasus hukum;
• Tidak sedang diusulkan atau didanai dari sumber pendanaan Dana Alokasi Khusus, anggaran
pendapatan dan belanja daerah atau sumber lainnya;
• Bukan merupakan pasar rakyat tipe A, B, C dan D sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
• Dikelola oleh dinas dan/atau unit/kelembagaan yang membidangi urusan pasar; dan
• Pemerintah daerah bersedia melakukan penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan dan analisis
mengenai dampak lalu lintas serta mempermudah proses perizinan dan bersedia menerima aset hasil
pembangunan.
Peraturan Menteri PUPR No. 3/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat mengatur bahwa Pusat PSPPOP berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Cipta Karya, dimana salah satu tugasnya adalah melaksanakan
penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, pembinaan, pemantauan, evaluasi, dan pengendalian
pembangunan, sarana prasarana pasar.
Dalam rangka melaksanakan amanah Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2019, arah kebijakan
pembangunan dan rehabilitasi/renovasi pasar yang dilaksanakan oleh Pusat PSPPOP, sebagai berikut:
• Kriteria Penanganan Pasar;
• Diprioritaskan yang memiliki konstribusi terhadap perekonomian nasional/regional;
• Diatas tanah yang merupakan barang milik daerah atau dalam kewenangan pengelolaan pemerintah
daerah;
• Tidak dalam kasus sengketa atau kasus hukum;
• Tidak sedang diusulkan atau didanai dari sumber pendanaan Dana Alokasi Khusus, anggaran
pendapatan dan belanja daerah atau sumber lainnya;
• Bukan merupakan pasar rakyat tipe A, B, C dan D sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
• Dikelola oleh dinas dan/atau unit/kelembagaan yang membidangi urusan pasar;
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar 42
• Pemerintah daerah bersedia melakukan penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan dan analisis
mengenai dampak lalu lintas serta mempermudah proses perizinan dan bersedia menerima aset hasil
pembangunan, dan
• Pasca bencana.
Berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2019, persyaratan pemenuhan kriteria pembangunan
dan rehabilitasi/renovasi pasar merupakan readiness criteria penanganan yang dilaksanakan oleh
Kementerian PUPR yang pelaksanannya dilakukan melalui tahapan analisis kelayakan usulan
pembangunan dan rehabilitasi/renovasi sarana dan prasarana pasar sehingga sasaran kegiatan dalam
rangka mengembalikan dan/atau meningkatkan fungsi pasar sebagai salah satu penunjang kegiatan
perekonomian dapat tercapai.
Untuk memastikan usulan pembangunan dan rehabilitasi/renovasi sarana dan prasarana pasar yang diajukan
ke Kementerian PUPR memenuhi kriteria yang ditetapkan, hasil pembangunan sesuai pemanfaatan dan
kemampuan pengelolaannya serta terwujudnya tujuan akhir pembangunan dan rehabilitasi/renovasi sarana
dan prasarana pasar yakni meingkatkan perekonomian daerah dan memberikan dampak langsung terhadap
masyarakat, maka dipandang perlu dilakukan kegiatan analisis kelayakan usulan dengan skematik
pelakanaan kegiatan sebagai berikut:
Penyusunan Analisis Kelayakan dalam rangka Pengembangan Sarana Prasarana Pasar meliputi:
• pelaksanaan kegiatan Pengembangan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pasar yang memenuhi
persyaratan teknis bangunan gedung negara dengan target sasaran sesuai kebutuhan pengelolaan,
pengoprasian dan kapasitas pelayanan;
• pelaksanaan pengembangan dan rehabilitasi sarana dan prasaran pasar, dimana konsep yang
diterapkan sudah mempertimbangkan: lokasi, status dan ketersediaan lahan, kebutuhan pelayanan,
rencana pengembangan dan pengoperasian, kebutuhan dan ketersediaan anggaran, kearifan lokal,
kemampuan kelembagaan pengelola, rencana pengelolaan dan pelayanan, kemampuan sumber daya
manusia pengelola, konsep pembangunan hijau, dan
• pelaksanaan kegiatan dapat memberikan dampak yang baik terhadap masyarakat, lingkungan baik
secara langsung maupun tidak langsung dan memapu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Perencanaan Teknis Pelaksanaan Konstruksi Pemenuhan Readiness Criteria
Kelengkapan Usulan dari Kementerian/Pemda/Instansi terkait
Feasibility Study
Master Plan & Rencana
Dok. Perijinan & Status Aset
Analisis Kelayakan Usulan dan Rekomendasi Tindaklanjut Pemenuhan oleh PPSPPOP
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar 43
2. Maksud
Penyusunan Analisis Kelayakan Pengembangan Sarana Prasarana Pasar dimaksudkan untuk menyediakan
analisis kelayakan yang meliputi analisis teknis bangunan gedung negara, analisis sosial ekonomi, analisis
kelembagaan yang meliputi status kepemilikan dan pengelolaan, serta analisis kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Tujuan
Penyusunan Analisis Kelayakan Pengembangan Sarana Prasarana Pasar bertujuan untuk merealisasikan
pelaksanaan program pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pasar, baik output maupun
outcome kegiatan, sesuai dengan standar kriteria pelaksanaan program, azas dan standar kriteria teknis,
tertib administrasi dan tercapainya sasaran program.
4. Sasaran
Sasaran dilaksanakannya Penyusunan Analisis Kelayakan Pengembangan Sarana Prasarana Pasar adalah
terpenuhinya readines criteria usulan pembangunan dan rehabilitasi/renovasi pasar, baik aspek teknis
bangunan gedung negara, status perijinan dan lahan, serta nilai ekonomis dan pengelolaan.
5. Ruang Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan Penyusunan Analisis Kelayakan Pengembangan Sarana Prasarana Pasar adalah
menyusun analisis kelayakan pembangunan dan rehabilitasi/renovasi sarana dan prasarana pasar yang
diusulkan.
6. Ruang Lokasi Kegiatan
Lokasi analisis kelayakan ini dilaksanakan pada bangunan pasar yang diusulkan untuk dilaksanakan
pembangunan dan rehabilitasi/renovasi.
7. Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan Penyusunan Analisis Kelayakan Pengembangan Sarana Prasarana Pasar meliputi:
a. Lingkup kegiatan mulai tahap persiapan meliputi:
1) Penyiapan rencana kerja dengan pelibatan Tenaga Ahli serta sumber lainnya;
2) Mobilisasi dan demobilisasi personil ke masing-masing Provinsi;
3) Penyusunan pola dan kriteria dan tahapan pelaksanaan analisis kelayakan;
4) Membantu melakukan analisis keyakan usulan pembangunan, rehabilitasi/renovasi pasar yang akan
ditangani oleh Kementerian PUPR yang meliputi analisis teknis analisis teknis bangunan gedung
negara, analisis sosial ekonomi, analisis kelembagaan yang meliputi status kepemilikan dan
pengelolaan, kesesuaian perencanaan teknis luasan kios dan los dengan peraturan dan standar
yang berlaku, analisis kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar 44
5) Memberikan rekomendasi pemenuhan kelengkapan dokumen usulan dan pemenuhan readines
criteria kepada Kementerian dan atau Pemda setempat; dan
6) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan analisis kelayakan usulan pembangunan,
rehabilitasi/renovasi sarana dan prasarana pasar.
b. Lingkup kegiatan analisis kelayakan usulan sekurang-kurangnya meliputi:
1) Pemenuhan readiness criteria yang sekurang-kurangnya meliputi:
a) Status tanah merupakan barang milik daerah atau dalam kewenangan pengelolaan pemerintah
daerah;
b) Tidak dalam kasus sengketa atau kasus hukum;
c) Tidak sedang diusulkan atau didanai dari sumber pendanaan Dana Alokasi
d) Khusus, anggaran pendapatan dan belanja daerah atau sumber lainnya;
e) Bukan merupakan pasar rakyat tipe A, B, C dan D sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
f) Dikelola oleh dinas dan/atau unit/kelembagaan yang membidangi urusan pasar; dan
g) Status perijinan termasuk komitmen Pemerintah daerah untuk melakukan penyusunan analisis
mengenai dampak lingkungan dan analisis mengenai dampak lalu lintas serta mempermudah
proses perizinan dan bersedia menerima aset hasil pembangunan.
2) Analisis kelayakan sosio-ekonomis dan rencana pengembangan pasar yang meliputi kajian
kelayakan dan manfaat terhadap masyarakat sekitar, kesesuaian dengan roadmap pembangunan
pasar di kabupaten/kota dan provinsi.
3) Kontribusi pasar terhadap peningkatan ekonomi daerah, tingkat kemampuan pengelolaan pasar oleh
pemerintah daerah, sekurang-kurangnya meliputi:
a) Analisis data dasar dan atau ketersediaan Laporan Feasibility Study sebagai dasar usulan
Penangana Pasar yang akan disampaikan oleh Pemerintah Daerah ke Kementerian PUPR;
b) Analisis data dasar dan atau ketersediaan Road Map pengembangan Pasar di Daerah yang
akan diusulkan sebagai pedoman pengembangan dan penyusunan DED;
c) Melakukan survei lapangan dan melakukan focus group discussion yang melibatkan
pihak/Instasi terkiat di lokasi pasar yang diusulkan; dan
d) Memberikan rekomendasi kepada Dinas terkait dalam rangka pemenuhan kriteria usulan
penanganan Pasar.
4) Analisis kelembagaan dan peraturan perundang-undangan sekurang-kurangnya meliputi:
a) Rekomendasi tahapan penanganan dalam rangka kepatuhan dan pemisahan tanggung jawab
atas resiko atas indikasi kegagalan bangunan (untuk jenis penanganan rehabilitasi atau
renovasi);
b) Kepatuhan terhadap peraturan dan persyaratan teknis bangunan gedung negara;
c) Kepatuhan terhadap risiko keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja;
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar 45
d) Kepatuhan terhadap pengelolaan dan pengembangan pasar sesuai peraturan yang ditetapkan
oleh Kementerian Perdagangan
5) Pembahasan hasil analisis kelayakan, rekomendasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan yang
meliputi:
a) Pelaksanaan workshop dalam rangka pembahasan hasil analisis kelayakan dan rekomendasi;
dan
b) Penyusunan laporan kegiatan secara berkala.
8. Kriteria/Persyaratan
Kriteria/persyaratan dalam Penyusunan Analisis Kelayakan Pengembangan Sarana Prasarana Pasar harus
memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a. Persyaratan Umum Kegiatan
Setiap bagian/tahapan dari pekerjaan harus dilaksanakan secara benar dan akurat (output dan outcome)
dan dinyatakan diterima dengan baik.
b. Data Dasar Kegiatan
• Kerangka Acuan Kerja merupakan data awal yang harus dipenuhi atau diperhatikan. Setiap
pengadaan data dan informasi harus diupayakan oleh Tim Penyusun dari Penyedia Jasa sebagai
pengayaan proses studi. Pengguna jasa akan menyediakan data-data dasar yang terkait sesuai
kebutuhan Penyusunan Analisis Kelayakan.
• Tim Penyusun dari penyedia jasa harus melakukan eksplorasi dari data dasar yang tersedia
termasuk data sekunder lainnya yang dilakukan baik oleh instansi terkait untuk sinkronisasi
peraturan perundang-undangan, standar teknis dan standar profesi yang berlaku.
• Tim Penyusun dari penyedia jasa harus memeriksa dan menjamin kebenaran data dan informasi
yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Jasa maupun dari
sumber lainnya. Kesalahan penyusunan analisis kelayakan sebagai akibat dari kesalahan analisis
data dan informasi menjadi tanggung jawab Tim Penyusun.
c. Persyaratan Fungsional
Pelaksanaan analisis kelayakan, rekomendasi, keabsahan data, pada tahap pelaksanaan kegiatan harus
dilaksanakan secara profesional yang tinggi berdasarkan keahlian masing-masing tenaga ahli yang
terlibat.
d. Persyaratan Prosedural
Tim Penyusun dari penyedia jasa menjamin hasil analisis kelayakan, rekomedasi, pelaporan dan
keabsahan data telah berpedoman pada peraturan perundang-undangan, standar teknis dan standar
profesi yang berlaku.
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar 46
9. Proses Pelaksanaan Kegiatan
Tim Penyusun dari penyedia jasa (sesuai dengan setiap bagian pekerjaan dan lingkup penugasannya di
lapangan) harus merinci proses pelaksanaan kegiatan Penyusunan Analisis Kelayakan Pengembangan
Sarana Prasarana Pasar, secara garis besar sebagai berikut:
a. Persiapan
• Mobilisasi personil Tim Penyusun;
• Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pelaksanaan kegiatan;
• Menyusun jadwal kendali, sasaran, target capaian, dan output pelaksanaan kegiatan; dan
• Menyusun desain survei yang sekurang-kurangnya meliputi tujuan dan sasaran survei, kriteria
survei, instansi yang dituju, dan output yang dihasilkan.
b. Pekerjaan Teknis
• Melakukan analisis kelayakan usulan yang meliputi pemenuhan readines criteria, analisis teknis
bangunan gedung negara, analisis kelayakan sosio-ekonomis serta analisis kelembagaan dan
peraturan perundang-undangan;
• Mengidentifikasi kendala dan permasalahan dan memberikan rekomendasi tindak lanjut;
• Memastikan pelaksanaan survei dilakukan untuk dalam rangka pelaksanaan analisis kelayakan dan
berdasarkan desain survei yang telah disetujui;
• Melaksanakan workshop dalam rangka pembahasan hasil analisis kelayakan dan rekomendasi; dan
• Melakukan pengumpulan data, valiadasi/review kelengkapan dokumen usulan, dan memberikan
rekomendasi hasil valiadasi/review dengan menjaga keabsahan data yang disampaikan.
c. Koordinasi dan Konsultasi
• Melakukan konsultasi dan asistensi dengan Tim Teknis dalam rangka pelaksanaan kegiatan;
• Melakukan koordinasi dengan Dinas Perdagangan di Kabupaten/Kota atau Provinsi sesuai
kebutuhan dalam rangka penyusunan analisis kelayakan ini;
• Melakukan koordinasi dengan Dinas Terkait untuk memastikan kesiapan daftar pedagang yang akan
menempati kios/los/oprokan termasuk jenis barang yang diperdagangkan guna memastikan
kesesuaian disain dengan fungsi;
• Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan PPK Pelaksanaan PPSPOP di Provinsi terkait;
• Melakukan konsultansi dan koordinasi dengan Tim Teknis dalam rangka pembahasan laporan
kegiatan secara berkala;
• Mengadakan rapat-rapat dalam rangka pembahasan laporan, asistensi dan koordinasi dengan
tujuan untuk mendiskusikan permasalahan atau kendalam dalam pelaksanaan kegiatan; dan
• Membantu penyiapan dokumen/bahan rapat atau paparan dalam rangka pembahasan laporan, baik
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar 47
d. Laporan
• Terpenuhinya laporan pelaksanaan kegiatan yang valid dan akurat; dan
• Tervalidasinya semua data-data dan informasi yang disajikan dan/atau dilaporkan.
10. Program Kerja
Program kerja pelaksanaan kegiatan Penyusunan Analisis Kelayakan Pengembangan Sarana Prasarana
Pasar disusun oleh Tim Penyusun dari penyedia jasa, yang meliputi:
• Program kerja berupa jadwal dan tahapan (action plan) kegiatan secara terperinci;
• Mobilisasi tenaga yang lengkap sesuai keahlian dan jadwal penugasan berdasarkan target capaian dan
keluaran yang tertuang dalam jadwal dan tahapan (action plan) kegiatan;
• Uraian konsepsi pelaksanaan kegiatan per masing-masing tahapan dan keluaran yang dihasilkan;
• Penyusunan desain survei dalam rangka pelaksanaan koordinasi dengan dinas/instansi terkait di
Kabupaten/Kota/provinsi; dan
• Setelah keempat hal tersebut diatas mendapat persetujuan/kesepakatan, maka akan menjadi pedoman
penugasan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi konsultan dalam melaksanakan tugasnya.
11. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Penyusunan Analisis Kelayakan Pengembangan Sarana Prasarana
Pasar ditetapkan oleh PPK sesuai perencanaan kegiatan yang telah dilakukan.
12. Keluaran
Keluaran dari kegiatan ini yaitu berupa Dokumen Analisis Kelayakan Pengembangan Sarana Prasarana
Pasar, yang didukung dengan kelengkapan pelaporan perkembangan pelaksanaan kegiatan sesuai
ketentuan yang diatur dalam KAK.
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar 48