• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I :PENDAHULUAN

F. Metode Penelitian

Karya ilmiah ini merupakan penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang memiliki kecenderungan dalam mencitrakan hukum sebagai disiplin preskriptif di mana hanya melihat hukum dari sudut pandang norma-normanya saja, yang tentunya bersifat preskriptif. Dimana tema-tema penelitiannya mencakup :38

1. Penelitian terhadap asas-asas hukum;

2. Penelitian terhadap sistematika hukum;

3. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi Vertical dan horizontal;

4. Perbandingan hukum; dan 5. Sejarah hukum.

Nama lain dari penelitian hukum Normatif adalah penelitian hukum doktriner, juga disebut sebagai penelitian perpustakaan atau studi dokumen.

Disebut penelitian hukum doktriner, karena penelitian ini dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan-bahan hukum yang lain.

Sebagai penelitian perpustakaan ataupun studi dokumen disebabkan penelitian ini lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan.Penelitian perpustakaan demikian dapat dikatakan pula sebagai lawan dari penelitian empiris (penelitian lapangan).39

38Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif; Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), h. 14.

39 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), h. 13-14.

Karya ilmiah ini merupakan penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder.40Ranuhandoko dalam Mukti Fajar N.D. dan Yulianto Achmad mengemukakan, penelitian hukum normatif41 selalu mengambil isu dari hukum sebagai sistemnorma42yang digunakan untuk memberikan "justifikasi" tentang suatu peristiwa hukum, sehingga penelitian hukum normatif menjadikan sistem norma sebagai pusat kajiannya. Sistem norma dalam arti yang sederhana adalah sistem kaidah atau aturan.43

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian yang bersifat deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk melukiskan tentang suatu hal yang ada di suatu tempat tertentu serta untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya.44

Penelitian hukum deskriptif bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran (Deskripsi) lengkap tentang keadaan hukum yang berlaku di tempat tertentu dan pada saat tertentu, atau mengenai gejala yuridis yang ada,

40Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 13.

41Penelitian hukum normatif meneliti kaidah atau aturan hukum sebagai suatu bangunan sistem yang terkait dengan suatu peristiwa hukum. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memberikan argumentasi hukum sebagai dasar penentu apakah sesuatu peristiwa sudah benar atausalah serta bagaimana sebaiknya peristiwa itu menurut hukum. Lihat Mukti Fajar N.D. dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),h.36.

42Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma, kaidah dari peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, perjanjian serta doktrin (ajaran). Lihat ibid., h.

34. 43

Ibid., h. 36.

44Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press),1986), h. 137.

atau peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat.Pada penelitian hukum deskriptif, peneliti yang melakukannya harus menggunakan teori atau hipotesis.45

3. Sumber Data

Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder yang meliputi dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian, dll.

Data Sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.Data ini dapat ditemukan dengan cepat.Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literature, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.46

Penelitian Hukum Doktrinal pada umumnya menerima bahwa data dasar yang diperlukan adalah data yang hanya mengenal data sekunder yang terdiri atas bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.47

a. Bahan Hukum Primer (primary law material)

Yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat secara umum (perundang-undangan) atau mempunyai kekuatn mengikat bagi pihak-pihak berkepentingan (kontrak, konvensi, dokumen hukum, dan putusan hakim).

45Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Cet. 1 (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2004), h. 52.

46 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cetakan ke 8 (Bandung:

Alfabeta, 2009), h. 137.

47Muslan Abdurrahman, Sosiologi dan metodologi Penelitian Hukum, (Malang: UMM Press, 2009), h. 127.

b. Bahan Hukum Sekunder (secondary law material)

Yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer (buku ilmu hukum, jurnal hukum, laporan hukum, dan media cetak, atau elektronik).

c. Bahan Hukum Tertier (tertiary law material)

Yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder (rancangan undang-undang, kamus hukum, dan ensiklopedia).48

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah melalui studi pustaka (Library Research).49 Studi pustaka merupakan usha-usaha yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan berbagai macam informasi, sesuai dengan topik yang sedang diteliti dengan cara mencari berbagai informasi yang bersumber dari berbagai buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, dan sumber lainnya baik secara tertulis maupun dari media elektronik. Studi pustaka ini berguna untuk menjelaskan variabel yang menjadi topik dalam suatu penelitian.

48Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Cet. 1,(Bandung: PT Citra Aditya bakti,2004), h. 82.

49Studi pustaka (studi dokumen) merupakan suatu alat pengumpulan data yang

dilakukan melalui data tertulis dengan menggunakan “content analysis”. R. Holsti dalam Soerjono Soekanto menyebutkan: ” … any technique for making inferences by objectively and systematically identifying specified characteristics of massages”. Lihatibid., h. 21-22.

Secara singkat studi kepustakaan membantu peneliti dalam berbagai keperluan, misalnya:50

a. Mendapatkan gambaran atau informasi tentang penelitian yang sejenis dan berkaitan dengan permasalahan;

b. Mendapatkan metode, teknik, atau cara pendekatan pemecahan permasalahan yang digunakan;

c. Sebagai sumber data sekunder;

d. Mengetahui historis dan perspektif dari permasalahan penelitiannya;

e. Mendapatkan informasi tentang cara evaluasi atau analisis data yang dapat digunakan;

f. Memperkaya ide-ide baru;

g. Mengetahui siapa saja peneliti lain di bidang yang sama dan siapa pemakai hasilnya.

Penelitian studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan suatu landasan dalam menganalisa data-data yang diperoleh dari berbagai sumber yang validitasnya terjamin sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan yang relevan dari pokok bahasan. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi dokumen terkait dengan topik penulisan.

5. Analisis Data

Analisis data merupakan merupakan suatu langkah yang berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan metode yuridis

50Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011) h. 112-113

normatif secara kualitatif yaitu penelitian yang mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam perarturan perundang-undangan dan putusanpengadilan serta norma hukum yang ada di dalam masyarakat.51

Metode ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah yaitu yang pertama, menginventarisir dan mengidentifikasi bahan hukum primer,sekunder dan tersier yang relevan. Kedua, melakukan sistematisasi keseluruhan bahan hukum. Asas-asas hukum, teori-teori, konsep-konsep, dan bahan rujukan lainnya dengan cara melakukan seleksi bahan hukum kemudian melakukan klasifikasi bahan hukum dan menyusun data hasil penelitian secara sistematis yang dilakukan secara logis dengan menghubungkan dan mengaitkan antar bahan hukum yang satu dengan bahan hukum yang lainnya. Ketiga, analisis bahan yang telah dikumpulkan dilakukan menurut cara-cara analisis dan penafsiran gramatikal secara sistematis dimana interpretasi dilakukan dengan menafsirkan undang-undang sebagai bagian dari keseluruhan sistem perundang-undangan dengan menghubungkannya dengan undang-undang lain secara logis dan sistematis.52 Keempat, hasil penelitian yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif. Kelima, penarikan kesimpulan dilakukan secara deduktif yaitu pemikiran dimulai dari hal yang umum kepada hal yang khusus.

Dokumen terkait