• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ALAM DAN BUDAYA MASYARAKAT

2.4. Pola Pemukiman

Mayoritas masyarakat yang tinggal di wilayah Desa Prambanan khususnya dan Pulau Sapudi pada umumnya adalah masyarakat asli yaitu etnis Madura. Tapi pada saat ini sudah banyak masyarakat dari etnis lain yang tinggal dan menetap di wilayah Pulau Sapudi. Hal ini terjadi karena masyarakat Madura dikenal sebagai masyarakat perantau dan sudah

11

banyak warga Madura yang menikah dengan etnis lain di tempat perantauannya. Dan berbeda dengan etnis perantau lain seperti etnis Bugis, masyarakat Madura tetap memiliki ikatan emosional dengan kampung halamannya sehingga ketika sehabis merantau sebagian memilih kembali untuk menetap di kampung halamannya. Sehingga mereka membawa keluarganya kembali untuk menetap di Madura.

Pemukiman penduduk di Desa Prambanan tersebar di beberapa dusun,dimana tiap dusun terpisah satu sama lain oleh sawah atau hutan. Biasanya tempat tingga dibangun berkelompok dengan mayoritas jalan berorientasi kepada jalan. Masih dapat ditemui dimana keluarga-keluarga inti yang masih satu keturunan tinggal mengelompok di suatu wilayah. Seperti di Dusun Sumberjati, tempat tinggal dari bapak AB terdapat lima rumah dimana masing-masing penghuni rumah masih memiliki hubungan kekerabatan. Dari lima rumah tersebut, satu adalah bangunan lama yang masih digunakan sebagai tempat tinggal. Sebenarnya masih ada satu bangunan lama tetapi sudah digabung menjadi satu rumah dan difungsikan sebagai dapur. Bangunan pertama yang letaknya paling Utara ditempati oleh pasangan keluarga bapak FT dan ibu RS, dimana ibu RS adalah adik dari bapak AB. Bangunan kedua merupakan tempat tinggal keluarga bapak AB ditambah dengan Mbah PR yang merupakan ibu kandung dari bapak AB dan ibu RS. Rumah ketiga dibiarkan kosong dan dijadikan tempat penyimpanan hasil panen, dibagian belakang rumah nomor tiga ini terdapat bangunan rumah model lama yang lalu disambungkan dengan rumah nomor 3 dan difungsikan sebagai dapur bagi rumah nomor 2 dan 3. Rumah keempat yang merupakan bangunan model lama letaknya sejajar dengan bangunan lama yang difungsikan sebagai dapur, rumah keempat ini ditempati oleh Mbah SR yang merupakan adik dari Mbah PR. Sementara yang letaknya paling Selatan adalah rumah ke 5, rumah yang model bangunannya paling baru ini milik bapak HR dan ibu HS. Ibu HS ini adalah putri Mbah SR dan saudara sepupu dari bapak AB. Rumah ini hanya dihuni oleh anak pasangan keluarga HR dan HS, karena keduanya bekerja di perantauan. Dibelakang rumah nomor 2 (bapak AB) terdapat bangunan terpisah untuk kamar mandi dan jamban yang digunakan oleh 2 (dua) keluarga (AB dan FT). Sementara di rumah nomor 5, kamar mandi dan jamban dibangun

menyatu dengan rumah. Kamar mandi dan jamban ini digunakan juga oleh 2 (dua) keluarga (HR dan Mbah SR).

Pembangunan pemukiman tempat tinggal seperti ini hampir menyerupai konsep pemukiman ‘taneyan lanjhang’, dalam pemukiman model ini biasanya pemilik masing-masing rumah adalah perempuan yang bersaudara. Seperti mbah PR dan mbah RS yang merupakan kakak beradik. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka pemukiman berkonsep ‘taneyan lanjhang’ ini makin sulit ditemui.

Walaupun pada saat ini pemukiman tidak lagi mengikuti konsep

taneyan lanjhang, rumah-rumah di Desa Prambanan dibangun bersebelahan

dengan masing-masing rumah memiliki pekarangan di sekeliling rumah.Bahkan di beberapa rumah pekarangan belakang rumah sudah merupakan kebun. Jarak rumah dengan jalan desa bervariasi antara 3-5 meter, begitu juga dengan jarak antar rumah. Batas antar rumah biasanya berupa tanaman semak atau pepohonan, ada beberapa keluarga yang berada membangun pagar dari tembok atau besi.

Beberapa rumah memiliki langgar yang dibangun terpisah di pekarangan rumah bagian depan. Langgar ini digunakan sebagai tempat melakukan ibadah dan juga tempat belajar mengaji bagi anak-anak. Terkadang langgar juga menjadi tempat beristirahat di siang atau malam hari ketika musim kemarau karena arsitekturnya yang setengah terbuka sehingga memberikan kenyamanan bagi yang beristirahat. Kamar mandi atau jedhing biasanya dibangun terpisah di bagian belakang rumah.

Arsitektur rumah di Desa Prambanan mayoritas terdiri dari teras depan, 1 ruang memanjang yang difungsikan sebagai ruang tamu dan ruang keluarga, 2-3 kamar tidur yang sejajar dengan ruang tamu/ruang keluarga dan dibelakang adalah dapur. Dibeberapa rumah di bagian belakang dekat dapur ada ruangan yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan bahan makanan dan hasil panen. Terkadang ada keluarga yang memfungsikan teras depan sebagai ruang tamu, sementara ruang tamu dibagian dalam hanya untuk tamu keluarga. Letak sumber air atau sumur biasanya bervariasi ada yang dibelakang tetapi lebih dekat ke arah dapur dan jauh dari kamar mandi.

Masih bisa ditemui di masyarakat untuk mengisi bak air dikamar mandi/jamban air dibawa dengan menggunakan ember.Pada saat ini

sudah banyak rumah memanfaatkan pompa listrik dan pemipaan untuk mengisi bak air di kamar mandi. Karena listrik hanya hidup hanya malam hari maka biasanya pengisian bak air menggunakan pompa hanya dilakukan pada malam hari saja. Jadi untuk persediaan biasanya bak mandi yang ada di masing-masing rumah memiliki ukuran yang besar, apalagi kamar mandi atau jedhing tersebut digunakan bersama-sama oleh beberapa keluarga. Mayoritas rumah di Desa Prambanan memiliki ventilasi yang baik ditambah dengan jarak antar rumah yang tidak terlalu dekat menyebabkan baiknya sirkulasi udara dalam rumah.

Ditengah-tengah pemukiman baik yang setingkat rukun tetangga atau dusun biasanya dibangun sarana peribadatan. Untuk setingkat rukun tetangga biasanya dibangun musholla, sementara untuk di tingkat dusun biasanya masjid jami dimana kegiatan sholat Jumat dan hari raya dilaksanakan. Masjid dan musholla berfungsi tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga tempat belajar. Setiap selesai sholat magrib, anak-anak sejak usia 3 tahun sudah mulai ikut belajar mengaji di masjid atau musholla yang terdekat dari tempat tinggal mereka. Masjid biasanya dibangun di tengah-tengah dusun sehingga mudah terjangkau oleh penduduk dari berbagai arah.