• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII IMPLIKASI KONVERSI LAHAN TERHADAP

7.2 Prioritas Pertumbuhan Ekonomi

Secara umum kebijaksanaan pembangunan di Kabupaten Kuningan diprioritaskan pada pembangunan berbasis perencanaan yang jelas, terarah, komprehensif dan berkesinambungan. Kebijaksanaan ini berdasar pada tujuan yang telah ditetapkan dengan tetap bertumpu pada pembangunan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada kemitraan terutama di sektor-sektor unggulan dan berpotensi, diantaranya sektor pertanian, jasa, dan perdagangan. Rencana visi

Kabupaten Kuningan tahun 2027 berdasar Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah :”Kuningan sebagai Kabupaten Agropolitan dan Wisata Termaju di Jawa Barat Tahun 2027.”

Kabupaten agropolitan dan wisata dalam konteks visi ini mengandung pengertian kabupaten yang produksi daerahnya didominasi oleh dua besar sektor yaitu secara berturut-turut sektor pertanian dan jasa pariwisata. Dinamika kegiatan sektor pertanian berlangsung pada seluruh sub sistemnya dengan fokus pada sub sistem pengolahan (agroindustri) yang secara keseluruhan mewujudkan kawasan agropolitan yang padu. Pada dasarnya tujuan pembangunan Kabupaten Kuningan saat ini dalam rangka mengembangkan usaha berbasis sumber daya lokal, yaitu pada sektor pertanian dan pariwisata.

Secara implisit dari visi tersebut dapat diketahui arahan pembangunan Kabupaten Kuningan saat ini memiliki kecenderungan ke depan untuk berorientasi dan memusatkan prioritasnya pada pengembangan usaha berbasis pertanian dan pariwisata (Masterplan Kabupaten Kuningan, 2006). Secara lebih spesifik visi pembangunan ini dalam Masterpalan Kabupaten Kuningan perlu diintegrasikan pada beberapa aspek yang secara tidak langsung dicapai dengan cara membangun fundamental perekonomian Kabupaten Kuningan. Hal ini secara rinci diimplementasikan dengan mengembangkan wilayah potensial dan kawasan pengembangan agrobisnis yang masing-masing wilayah menetapkan alternatif-alternatif komoditas unggulan. Tujuan pembangunan sektor pertanian yaitu tercapainya produktivitas dan kualitas produk pertanian dan kehutanan yang didukung oleh pengembangan paket teknologi tepat guna dan tepat usaha dengan mengembangkan kelembagaan, permodalan sektor pertanian serta memperbaiki sarana pertanian, sistem informasi, dan tata niaga pertanian.

Tujuan dan sasaran pembangunan jangka panjang Kabupaten Kuningan tahun 2030 merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi pembangunan jangka panjang yang telah disepakati saat ini (Masterplan Kabupaten Kuningan, 2006). Substansi ini memberikan gambaran mengenai langkah-langkah pembangunan umum yang bersifat arahan (indikatif) yang harus dilakukan selama 25 tahun ke depan. Rumusan kebijakan pembangunan yang bersifat lebih operasional (imperatif) dalam kurun waktu yang lebih pendek, yaitu 5 tahunan

(jangka menengah) dan tahunan (jangka pendek) harus mengacu secara konsisten terhadap tujuan dan sasaran pembangunan jangka panjang. Berdasarkan kondisi obyektif yang dianalisis dalam masterplan pembangunan ini, penjabaran tujuan dari perumusan visi Kabupaten Kuningan yang merupakan rencana makro Kuningan tahun 2030 yang dituangkan dalam skenario makro, sebagai berikut: 1. mewujudkan sektor pertanian sebagai leading sector dengan arahan ke depan

pada pengembangan agrobisnis dan agroindustri,

2. meningkatkan dan mengembangkan sektor pariwisata, sebagai industri jasa yang kuat dan terintegrasi dengan leading sector,

3. mempertahankan wilayah konservasi dan resapan air untuk mendukung ketahanan pangan dan produktivitas sektor pertanian, serta

4. mewujudkan Kota Kuningan sebagai kota jasa (transit point city).

Pada dasarnya pembangunan sektor pertanian dalam jangka panjang ke depan diarahkan untuk menunjang ketahanan pangan serta menghasilkan produk-produk yang berdaya saing tinggi, dan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pertanian yang dilaksanakan dengan sistem usahatani yang produktif dan berkelanjutan (Masterplan Kabupaten Kuningan, 2006). Pembangunan di sektor pariwisata ditujukan dalam rangka mengembangkan dan mendayagunakan potensi kepariwisataan yang terus ditata secara menyeluruh dengan sektor lain yang terkait, sehingga dapat meningkatkan daya tarik dan peran masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan. Hal ini sangat berkaitan dengan pengembangan Kota Kuningan sebagai transit point city. Secara tidak langsung hal ini merupakan multiplier effect dari sektor pariwisata yang diarahkan sebagai simpul kota transit yang mendukung arah pergerakan dan aksesibilitas barang dan orang dari wilayah sekitarnya, sehingga perlunya digalakkan kegiatan pemasaran sektor kepariwisataan dengan peningkatan mutu obyek dan kawasan wisata.

Pengoptimalan sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan perlu ditunjang oleh sektor pertanian dan transportasi. Kegiatan dalam menunjang sektor pariwisata di sektor transportasi salah satunya adalah dengan pembangunan Terminal Tipe A Kertawangunan dan akan dibangunnya jalan lingkar timur.

Bapak NN (pegawai Dinas Perhubungan) menuturkan bahwa:

”dengan dibangunnya terminal tipe A maka akan semakin terbuka akses antar provinsi. Mobilitas orang ke Kabupaten Kuningan akan semakin banyak, apalagi di Majalengka sedang dibangun Bandara Internasional Kertajati. Hal ini dapat menguntungkan Kabupaten Kuningan sebagai kota transit yang letaknya strategis yang berbatasan dengan Kabupaten Majalengka.”

Pembangunan Terminal Tipe A Kertawangunan ini telah mengorbankan sektor lain yaitu sektor pertanian, dengan adanya pengkonversian kawasan pertanian lahan basah irigasi teknis. Walaupun hanya sebagian kecil saja kawasan pertanian lahan basah irigasi teknis yang terkonversi, namun berdampak besar bagi masyarakat di sekitarnya. Masyarakat (petani) yang biasanya dapat memenuhi pangan sehari-hari secara mandiri, sekarang harus membeli beras untuk mencukupi kebutuhan pangan. Pencapaian visi Kuningan sebagai kabupaten agropolitan dan wisata termaju, seharusnya dapat saling mendukung antara sektor pertanian dan sektor pariwisata. Arahan pembangunan sektor pertanian dalam jangka panjang ke depan dalam Masterplan Kabupaten Kuningan diarahkan untuk menunjang ketahanan pangan. Pada kenyataanya masyarakat (petani) di Desa Kertawangunan tidak dapat menyediakan pangan secara mandiri lagi. Arahan lainnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pertanian yang dilaksanakan dengan sistem usahatani yang produktif dan berkelanjutan. Pengkonversian lahan sawah irigasi teknis di Desa Kertawangunan telah menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan petani yang tidak memiliki lahan.

Selain adanya terminal tipe A, dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan terdapat fenomena lain yang muncul yaitu kecenderungan untuk menarik kegiatan perkotaan ke wilayah timur kota yaitu dengan dikembangkannya kegiatan perkantoran disepanjang jaringan jalan tersebut. Adanya kegiatan perkantoran ke wilayah timur dan adanya lokasi terminal tipe A baru di daerah perbatasan kecamatan, maka kecenderungan perkembangan ke wilayah timur cukup kuat. Hal ini disebabkan kegiatan yang ditimbulkan oleh perkantoran dan terminal tipe A akan memberikan pengaruh ganda cukup besar terhadap kegiatan lainnya, dimana kegiatan yang akan tumbuh

di sekitarnya adalah perdagangan, jasa, pemukiman dan lain-lain. Sebagaimana penuturan Bapak HDR Kepala Bagian Tata Ruang:

”pemerataan pembangunan sedang diarahkan ke wilayah Timur Kabupaten Kuningan. Oleh karena itu, sekarang kantor-kantor pemerintahan dan toko-toko banyak yang di bangun di wilayah timur.”

Salah satu kecamatan yang berfungsi sebagai kawasan pemerintahan, perdagangan, jasa, dan permukiman yang terletak di pusat kota dalam analisis dan proyeksi kondisi obyektif Kabupaten Kuningan adalah Sindang Agung.

Dokumen terkait