• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUK BERGIZI TINGGI UNTUK MAKANAN ANAK 1000 HARI KE-

Dalam dokumen Jurnal Volume 2 No. 2 2014 (Halaman 96-102)

Wahyuni I. S.; S Fairuzi; F Asful, 2010.

PRODUK BERGIZI TINGGI UNTUK MAKANAN ANAK 1000 HARI KE-

HIDUPAN

Pemberian makan anak 1000 hari kehidupan ada tiga tahap pemberian, 1. Sewaktu ibu hamil, 2. Anak umur 0-6 bulan, 3. Anak umur 6 bulan sampai 2 tahun. (Azman, 2008)

1. Ibu Hamil

Pemberian makanan anak dalam kand- ungan dapat dilakukan melalui maka- nan ibu yang sedang hamil. Perbaikan gizi sudah mulai dilakukan sejalan den-

gan perbaikan gizi ibu hamil. Ibu yang sedang hamil harus memperhatikan makan supaya bermutu gizi tinggi dan seimbang antara karbohidrat, protein dan vitamin.

2. Anak umur 0-6 bulan

Pemberian makanan anak umur 0-6 bulan, sebaiknya melalui pemberian air susu ibu (ASI). Oleh karena itu, ibu yang menyusui supaya menjaga maka- nannya dengan baik, bermutu dan ber- gizi tinggi, karena gizi makanan yang dimakan ibu menyusui akan mempen- garuhi gizi anak yang sedang disusuin- ya.

3. Anak umu 6 bulan sampai 2 tahun Setelah anak berumur 6 bulan sebaiknya sudah dapat dimulai pemberian makan tambahan berupa makanan-makanan bermutu dan bergizi tinggi, supaya anak dapat tumbuh dengan baik dan cerdas. Oleh karena pertumbuhan dan kecerdasan anak optimal pada umur di bawah dua tahun, termasuk saat ibu hamil dan ibu menyusui.

Makan makanan tambahan untuk anak umur 6 bulan sampai 2 tahun dapat berupa makanan instan dan siap saji dari hasil pen- golahan pabrik seperti, SUN, sosial, beras merah, CSM, Promina, cerelac dan seba- gainya. Produk-produk tersebut banyak di- jual di plaza, market dan toko-toko dengan variasi beragam. Harga dari produk tersebut tergolong mahal, dimana masyarakat golon- gan ekonomi menengah kebawah yang ban- yak jumlahnya terasa memberatkan. Untuk itu perlu di kembangkan melalui penelitian- penelitian produk makanan anak dibawah dua tahun yang murah dan mudah. Artinya

produk tersebut murah biayanya, mudah ba- han bakunya dan mudah cara pengolahan- nya.

Dari hasil-hasil penelitian, sebaiknya mengkonsumsi makanan dalam bentuk campuran atau formulasi, oleh karena me- makan makanan beragam dapat memper-

baiki mutu gizi dari makan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pencampuran ma- kanan antara biji-bijian dengan kacang-ka- cangan dapat meningkatkan mutu gizi ma- kanan tersebut, oleh karena makanan dalam bentuk formulasi mempunyai nilai biologi yang tinggi.

Formulasi % Kadar Protein % Nilai Cerma % Nilai Biologi % Mutu Gizi (NPU) % Beras berprotein tinggi tanpa for mulasi

• 16.01 a 93.77 a 57.23 a 53.60 a

Beras+kacang hijau

• 13.06 b 95.28 b 66.75 b 64.03 b

Beras+kacang gude

• 13.13 b 75.51 c 89.90 c 67.67 c

Tabel 1. : Mutu gizi makanan dalam bentuk formulasi

Sumber: Azman (2013)

Dari Tabel 1, terlihat bahwa bahan formulasi beras dengan kacang-kacangan mempunyai mutu gizi lebih baik, walaupun kadar protein lebih rendah, akan tetapi da- pat menghasilkan mutu protein lebih tinggi di banding bahan beras berprotein tinggi tanpa formulasi. Hal tersebut disebabkan oleh karena bahan makanan formulasi (mer- upakan campuran) antara biji-bijian dengan kacang-kacangan dapat meningkatkan nilai cerna dan nilai biologi. Sesuai dengan hasil penelitian Azman (2008), bahwa untuk da- pat meningkatkan nilai biologi bahan maka- nan, perlu dilakukan pencampuran 2-3 ko- moditas atau lebih dalam bentuk formulasi.

Dianjurkan pembentukan formula suatu bahan makanan dengan substitusi antara biji-bijian dengan kacangan-kacan- gan. Keadaan demikian dapat saling mengisi kekurangan zat gizi satu sama lain. Seperti halnya komoditas biji-bijian mengandung lisin lebih rendah, bila dicampur dengan komoditas kacang-kacangan maka produk yang dihasilkannya mengandung lisin lebih baik (Azman, 1990). Sesuai dengan hasil

penelitian Purwani, et, al (1996), bahwa ba- han dalam bentuk formula dapat meningkat- kan nilai biologi lebih tinggi, sehingga ba- han tersebut mempunyai mutu protein lebih baik, oleh karena bahan dalam bentuk for- mula akan terjadi saling mengisi kekurangan asam, asam amino satu sama lain.

Untuk pertumbuhan, pengganti sel-sel yang rusak dan sebagai daya tahan tubuh, kadar protein produk makanan harus dise- suaikan dengan pola protein yang ditubu- tuhkan. FAO/WHO didalam Azman (1990) telah mendapatkan dan merekomendasikan pola kosumsi protein untuk bayi anak-anak dan orang dewasa dalam bentuk asam ami- no. Pola asam amino bahan formula cam- puran beras dengan kacang-kacangan, telah mendekati pola asam amino yang di anjur- kan FAO/WHO untuk makanan anak umur di bawah lima tahun.

Protein yang bermutu, erat hubun- gannya dengan pertumbuhan sehat, dimana pertumbuhan sehat dari anak dapat dilihat dari penambahan berat badan yang merupa- kan indikatornya. Tabel 2 terlihat hubungan

mutu protein dengan penambahan berat ba- dan.

Formulasi Mutu Protein NPU (%) Terpakai (%)Protein yang dimakan (g)Jumlah Makanan Berat Badan (g)Penambahan Organoleptik (Rasa)

Beras berprotein tinggi dari fs 30% 53.60 7.96 222.31 58.87 Agak enak

Beras+kacang hijau (7:3) 64.04 8.76 270.95 90.99 Enak

Beras+kacang gude (7:3) 67.67 9.11 172.03 48.5 Tidak enak

Tabel 2. : Hubungan mutu protein dengan penambahan berat badan

Sumber: Azman (2013) Fs = Fraksi Sosoh

Makanan yang mempunyai mutu pro- tein rendah tidak memberikan pengaruh yang lebih baik untuk penambahan berat badan, apalagi pretein terpakainya rendah pula, walaupun makanan yang dimakan lebih banyak. Hal ini terlihat pada formula beras berprotein tinggi dari fs 30%. Seba- liknya pada formulasi bahan makanan be- ras dengan kacang gude (7:3), dimana mutu protein formulasi tersebut lebih tinggi, akan tetapi pengaruhnya terhadap penambahan berat badan tidak terlihat, malahan terjadi penurunan penambahan berat badan. Hal tersebut dibabkan oleh karena jumlah bahan yang dimakan lebih rendah. (Azman.2014)

Sedangkan formulasi makanan anak dari beras dengan kacang hijau (7:3) meru- pakan makanan yang memberikan pengar- uh terhadap penambahan berat badan lebih baik, dimana penambahan berat badan pada penelitian tersebut merupakan yang tert- inggi. Dibanding dengan formulasi beras dengan kacang gude, maka mutu protein formulasi beras dengan kacang hijau (7:3) lebih rendah, akan tetapi dapat menghasil- kan penambahan berat badan lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh karena jumlah bah- an yang dimakan dari formula beras dengan

kacang hijau lebih banyak oleh karena rasa makanan tersebut enak. (Azman, 2014)

Dapat disimpulkan perlu adanya ke- seimbangan antara mutu protein, protein terpakai dengan jumlah makanan yang di- makan dan cita rasa, supaya dapat terlihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan sehat atau penambahan berat badan. Artinya mutu gizi, efesiensi dan cita rasa perlu ada kes- eimbangan untuk dapat tumbuh sehat pada anak, dengan indikatornya penambahan be- rat badan.

Persyaratan Mutu Gizi Makan Anak Umur Seribu Hari Kehidupan

Anak umur seribu hari kehidupan disebut juga anak umur di bawah dua tahun. Sebagai pedoman untuk penyusunan makanan anak umur seribu hari kehidupan dipakai petunjuk PAG, mengenai komposisi gizi untuk setiap 100 g bahan makanan mengandung 20% protein dengan mutu (NPU minimal 60% atau PER 2.1%) dan kalori minimal 360 k.Cal. Bila muta protein lebih baik, kadarnya dapat lebih rendah. (PAG di dalam Azman, 2008)

Komposisi beberapa produk makanan anak umur seribu hari kehidupan di bawah

program Internasional (Orr. E. 1972) disaji- kan pada Tabel 3. Terlihat bahwa makanan anak seribu hari kehidupan harus memenuhi persyaratan mutu, dimana kandungan pro-

tein bahan makanan tersebut 20% dengan mutu NPU ≥60% atau PER ≥2,1%.

Bahan (Colombia)Incaparina CSM Sekmina (Turki) Shadamin (Iran) WSB Faffan

Tepung jagung 58 68 - - - -

Tepung terigu - - 40 28 73 57

Tepung beras - - - -

Tepung biji kapas 20 - - - - -

Tepung kedelai 21 25 18 28 20 18 T. Kacang-kacangan lain - - 22 24 - 10 Susu skim - 5 10 10 - 5 Gula - - 9 9 - 8 Vitamin + mineral 1 2 1 1 3 2 Minyak kedelai - - - - 4 - Kadar protein 28 21 25 - 22 21 PER (%) 2.2 2.3 2.6 - 2.3 2.1 NPU (%) - 60 64 - 65 -

Tabel 3. : Komposisi produk bahan makanan anak umur seribu hari kehidupan di bawah program Internasional

Sumber: Orr. E (1972)

Bagi masyarakat pedesaan atau golongan ekonomi menengah ke bawah, sumber bahan baku untuk makanan bermutu gizi tinggi untuk makan anak umur 6 bulan sampai 2 tahun tidak terlalu sulit, dan dapat menggunakan bahan lokal setempat. Dalam hal ini yang penting kita perhatikan adalah membuat formula antara biji-bijian dengan kacang-kacangan. Sumber bahan dari biji- bijian seperti beras, jagung dan sebagainya dan sumber bahan dari kacang-kacangan seperti, kacang hijau, kacang kedelai, kacang gude, kacang pagar dan sebagainya.

Masing-masing bahan tersebut ditepungkan dan di aduk menjadi adonan dalam bentuk formula.

Cara Pembuatan Makan MPASI dengan Teknologi Sederhana

Cara pembuatan makanan anak 1000 hari kehidupan dengan cara mudah adalah dengan teknologi sangrai (Azman, 1986), caranya sebagai berikut: setelah terbentuk formula dari tepung biji-bijian dan kacang- kacangan dengan perbandingan 7:3 diaduk sambil di tambah air sedikit-sedikit, se-

hingga terbentuk butiran-butiran. Kemu- dian butiran tersebut di letakkan di atas kuali dan dipanaskan dengan api sedang (±700C), sambil di aduk. Setelah masak, ditandai dengan bau/aroma harum, butiran telah mengeras dan warna sudah kekuning- kuningan, pemanasan dihentikan. Selanjut- nya butiran ditepungkan dengan blender, lesung atau mesin penepung dan diayak, di

dapat tepung formula. Untuk lebih sempur- na atau lebih enak bisa ditambah susu, ha- lusan pisang, gula dan di aduk rata dengan penambahan air panas, maka bahan formula tersebut sudah dapat di makan oleh anak.

Cara pembuatan makanan anak seribu hari kehidupan dapat di lihat pada Gambar 1.

Gambar 1: Diagram alir pembuatan makanan anak seribu hari kehidupan dengan cara sangria (Azman, 1986)

KESIMPULAN

1. Perbaikan gizi anak seribu hari kehidupan untuk generasi cerdas harus dimulai sejak anak dalam kandungan sampai umur anak dua tahun. Pada kehamilan, pemberian makanan bergizi melalaui ibu hamil, pada usia anak 0-6 bulan diberi air susu ibu (ASI), dan pada usia anak 6 bulan sampai 2 tahun disamping ASI, si anak diberi makanan pendamping (MPASI) bermutu gizi tinggi.

2. MPASI tersebut dianjurkan dalam bentuk tepung formula yang merupakan campuran antara biji-bijian dengan kacang-kacangan pada perbandingan 7:3 diolah dengan cara disangrai (mudah dan murah teknologinya) dan dapat diterapkan pada masyarakat golong ekonomi menengah kebawah atau masyarakat pedesaan.

3. Pentingnya makan anak bermutu gizi tinggi, oleh karena hal tersebut erat hubungannya dengan pertumbuhan anak dan kecerdasannya. Hal ini akan dapat menciptakan generasi berkualitas, sehat dan cerdas, meningkatkan mutu sumber daya manusia dan mengurangi pengangguran.

Rekomendasi

Perlu di sosialisasikan pada masyara- kat melalui kegiatan-kegiatan organisasi ibu-ibu, darmawanita, posyandu, organisa- si PKK dan organisasi masyarakat lainnya bahwa perlunya perbaikan gizi anak seribu hari kehidupan dilakukan oleh karena pada

masa tersebut anak sangat membutuhkan makanan bergizi tinggi untuk pertumbu- hannya, baik isik maupun kecerdasan. Hal tersebut dapat menciptakan generasi masa depan berkualitas, sehat dan cerdas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous (2014). Menyiapkan generasi cerdas, para kepala daerah sepakat perbaikan gizi masyarakat. Berita Terbitan Harian Singgalang, Padang tanggal 27 September 2014, hal 1-4.

Azman (1986). Evaluasi mutu protein beras dan kacang-kacangan sebagai

bahan makanan campuran.

Masalah khusus pada Fakultas Pasca Sarjana, Jurusan Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor, 82 hal.

Azman (1989). Mutu makanan ekstrusi dari campuran beras dan gude. Thesis Fakultas Pasca Sarjana, Jurusan Ilmu Pangan. Institut Pertanian Bogor.

Azman (1990). Komposisi asam amino makanan ektrusi dari campuran

beras dan kacang gude.

Pemberitaan Penelitian Sukarami, No. 18, 1990. Hal 24-28.

Azman (2008). Makanan anak balita bermutu dan bergizi tinggi. Jurnal Ilmiah Tambua Universitas Maha Putra Muhammad Yamin Solok VII(3): 426-435.

Azman (2013). Perbaikan mutu protein

makanan dan pengaruhnya

terhadap pertumbuhan sehat (penambahan berat badan) anak umur di bawah dua tahun jurnal embrio. Fakultas Pertanian Taman Siswa, Padang 6(1): 18-32.

Hariyadi, P. Krisnamurti dan F.G Winarno

(2005). Penganekaragaman

pangan. Prakarsa Swasta dan Pemerintah Daerah. Forum Kerja

Penganekaragaman Pangan,

Jakarta.

Irwan Prayitno (2014). Menyiapkan generasi cerdas, para kepala daerah sepakat perbaikan gizi. Terbitan Harian Singgalang Padang tanggal 27 September 2014, hal A-4.

Michael Toh (2014). Menyiapkan generasi cerdas, para kepala daerah sepakat perbaikan gizi. Terbitan Harian Singgalang Padang tanggal 27 September 2014, hal A-4.

Masrul (2014). Menyiapkan generasi cerdas, para kepala daerah sepakat perbaikan gizi. Terbitan Harian Singgalang Padang tanggal 27 September 2014, hal A-4.

Mein K. Mahmud (1997). Bahan makanan campuran untuk program gizi.

Departemen Kesehatan RI,

Bogor.

Orr. E (1972). The use of protein-ruch food for the relief of malnutrition in developing countries. Analysis of experience, London, Tropical Product Institute.

Purwani, E.Y; B.A.S. Santosa; K.P Meihira dan D.S. Damardjati (1996). Beberapa sifat biskuit campuran tepung beras kaya protein dan tepung kacang hijau untuk makanan tambahan anak di bawah dua tahun. Agritech, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Yogyakarta 16(2): 1-5 Zulkarnain Agus (2010). Kurang gizi,

besar masalah dan dampaknya terhadap ibu dan anak. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang. h t t p : / / h a k i m k e p . w o r d p r e s s . c o m / 2 0 1 2 / 0 6 / 0 8 / m a s a l a h - gizimasyarakat h t t p : / / f a n d y c e l l u l e r . b l o g s p o t . com/2011/11makalahtentang- gizihtml h t t p : / / w w w . d a n o n e n u t r i n d o . o r g / tentanggiziseimbangphp h t t p : / / h e a l t h . k o m p a s . c o m / r ead /2 0 13 /0 5 /2 1/0 9 3 90 8 2 6/ k o n s e p g i z i s e i m b a n g . pengganti4sehat5sempurna

Dalam dokumen Jurnal Volume 2 No. 2 2014 (Halaman 96-102)