• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI a Prinsip

Dalam dokumen MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM (Halaman 31-34)

Selain 12 Aspek tersebut di atas, CPOB juga terdapat 14 Aneks sbb: 1 Aneks 1 Pembuatan Produk Steril

B. CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL YANG BAIK (CPOTB)

6. PRODUKSI a Prinsip

 Produksi dilaksanakan dengan mengikuti prosedur tervalidasi yang telah ditetapkan; dan memenuhi ketentuan CPOTB yang menjamin senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar (registrasi).

b. Ketentuan Umum

 Bahan ditangani dengan cara yang tidak mengubah produk. Bahan alamiah yang tiba langsung diturunkan dan dibongkar, dihindarkan kontak langsung dengan tanah dan sinar matahari langsung serta terlindung dari hujan dan kontaminasi mikroba.

 Pemilihan metode pembersihan yang sesuai dengan karakteristik bahan yang diproses. Perendaman bahan dengan air atau disinfektan hendaklah dengan dosis yang sesuai.

 Produksi dilakukan dan diawasi oleh personil yang kompeten.

 Penanganan bahan dan produk jadi, seperti penerimaan dan karantina, pengambilan sampel, penyimpanan, penandaan, penimbangan, pengolahan, pengemasan dan distribusi dilakukan sesuai dengan prosedur atau instruksi tertulis dan bila perlu dicatat.

 Kerusakan wadah dan masalah lain yang dapat berdampak merugikan terhadap mutu bahan diselidiki, dicatat dan dilaporkan kepada bagian pengawasan mutu.

c. Penanganan Bahan Awal

 Pengadaan bahan awal hanya dari pemasok yang telah disetujui dan memenuhi spesifi kasi.

 Semua penerimaan, pengeluaran dan jumlah bahan tersisa hendaklah dicatat. Catatan hendaklah berisi keterangan mengenai pasokan, nomor bets/lot/QC, tanggal penerimaan atau penyerahan, tanggal pelulusan dan tanggal daluwarsa bila ada.

 Sebelum digunakan, tiap bahan awal hendaklah memenuhi spesifikasi.

 Bahan awal di area penyimpanan diberi label yang tepat, paling sedikit memuat keterangan:

 nama bahan dan bila perlu nomor kode bahan;

 nomor bets/ nomor kontrol (mutu) yang diberikan pada saat penerimaan bahan;

 status bahan (misal: karantina, diluluskan, ditolak);

 tanggal daluwarsa atau tanggal uji ulang, bila perlu;

jika sistem penyimpanan menggunakan komputerisasi yang divalidasi lengkap, keterangan di atas tidak perlu dalam bentuk tulisan yang terbaca pada bel.

 Semua bahan awal yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang menyolok, ditempatkan terpisah dan dimusnahkan atau dikembalikan kepada pemasoknya

d. Pencegahan Kontaminasi Silang dan Kontaminasi Mikroba

 Kontaminasi bahan awal atau produk harus dihindarkan. Risiko kontaminasi silang dapat timbul dari penyebaran debu, gas, uap, percikan atau organisme dari bahan atau produk yang sedang diproses, dari sisa yang tertinggal pada alat dan dari pakaian kerja operator. Tingkat risiko kontaminasi ini tergantung dari jenis pencemar dan produk yang tercemar.

 Kontaminasi silang hendaklah dihindarkan dengan tindakan teknis atau pengaturan yang tepat, misalnya:

 tersedianya ruang penyangga udara dan penghisap udara;

 memperkecil risiko kontaminasi yang disebabkan oleh udara yang disirkulasi ulang atau udara masuk yang tidak diolah atau udara yang diolah secara tidak memadai;

 memakai pakaian pelindung yang sesuai di area yang berisiko tinggi terhadap kontaminasi silang;

 melaksanakan prosedur pembersihan dan dekontaminasi yang efektif;

 pengujian residu dan menggunakan label status kebersihan pada alat e. Sistem Penomoran Bets / Lot

 Hendaklah tersedia sistem penomoran bets / lot untuk tiap bets/lot produk antara, produk ruahan atau produk.

 Sistem penomoran bets/lot yang digunakan pada tahap pengolahan dan tahap pengemasan hendaklah saling berkaitan, menjamin ketidakberulangan dan dicatat dalam suatu buku log. Catatan tersebut mencakup tanggal pemberian nomor, identitas produk dan ukuran bets/lot yang bersangkutan

f. Penimbangan dan Penyerahan

 Cara penanganan, penimbangan, penghitungan dan penyerahan bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan hendaklah tercakup dalam prosedur tertulis

 Semua pengeluaran dan penyerahan bahan dan produk didokumentasikan dengan benar

 Sebelum penimbangan dan penyerahan, tiap wadah bahan awal diperiksa kebenaran penandaan, termasuk label pelulusan dari bagian pengawasan mutu.

 Kapasitas, ketelitian dan ketepatan alat timbang dan alat ukur yang dipakai hendaklah sesuai dengan jumlah bahan yang ditimbang atau ditakar.

 Untuk tiap penimbangan atau pengukuran hendaklah dilakukan pembuktian kebenaran identitas dan jumlah bahan yang ditimbang atau diukur oleh dua orang personil yang independen, dan pembuktian tersebut dicatat.

 Ruang timbang dan penyerahan hendaklah dijaga kebersihannya. g. Pengolahan

 Kegiatan pembuatan produk yang berbeda tidak boleh dilakukan bersamaan atau berurutan di dalam ruang yang sama kecuali tidak ada risiko terjadi campur baur atau kontaminasi silang

 Kondisi lingkungan di area pengolahan dipantau dan dikendalikan. Area pengolahan dan peralatan dipastikan bersih dan bebas dari bahan awal, produk atau dokumen yang tidak diperlukan sebelum kegiatan pengolahan dilakukan.

 Semua kegiatan pengolahan dilaksanakan mengikuti prosedur tertulis. Tiap penyimpangan dijustifikasi dan dilaporkan.

 Wadah dan tutup yang dipakai untuk bahan yang akan diolah, produk antara dan produk ruahan hendaklah bersih dan dibuat dari bahan yang tepat sifat dan jenisnya untuk melindungi produk atau bahan terhadap kontaminasi / kerusakan

 Semua wadah dan peralatan diberi label dengan benar yang menunjukkan tahap pengolahan. Sebelum label ditempelkan, semua penandaan terdahulu hendaklah dihilangkan

 Semua produk antara dan produk ruahan hendaklah diberi label dengan benar dan dikarantina sampai diluluskan oleh bagian pengawasan mutu.

 Semua in-proccess control yang dipersyaratkan dicatat dengan akurat.

 Batas waktu dan kondisi penyimpanan produk dalam-proses hendaklah ditetapkan.

h. Pengemasan

 Pengemasan hendaklah dilaksanakan di bawah pengendalian yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang dikemas

 Semua kegiatan pengemasan hendaklah dilaksanakan sesuai dengan instruksi yang diberikan dan menggunakan bahan pengemas yang tercantum dalam Prosedur Pengemasan Induk. Rincian pelaksanaan pengemasan hendaklah dicatat dalam Catatan Pengemasan Bets

i. Pengawasan selama-proses (in-process control)

 Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat tradisional, prosedur tertulis yang menjelaskan pengambilan sampel, pengujian atau pemeriksaan selama-proses dari tiap bets produk dilaksanakan sesuai dengan metode yang telah disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) dan hasilnya dicatat.

 pengawasan selamaproses hendaklah mencakup, tapi tidak terbatas pada :

 semua parameter produk, volume atau jumlah isi produk; dan

 pemeriksaan kemasan akhir untuk memastikan kesesuaiannya dengan spesifikasi dan memastikan semua komponen sesuai dengan yang ditetapkan dalam Prosedur Pengemasan Induk

j. Bahan dan Produk yang Ditolak, Dipulihkan dan Dikembalikan

 Bahan dan produk yang ditolak diberi penandaan yang jelas dan disimpan terpisah di “area terlarang” (restricted area) dan tindak lanjutnya dicatat.

 Pemulihan semua atau sebagian dari bets sebelumnya, yang memenuhi persyaratan mutu, dilakukan dengan cara penggabungan ke dalam bets lain dari produk yang sama pada suatu tahap pembuatan produk. Pemulihan ini hendaklah diotorisasi sebelumnya dan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan dicatat.

 Produk yang dikembalikan dari peredaran dan telah lepas dari pengawasan industri pembuat dimusnahkan. Produk yang dikembalikan dapat dijual lagi, diberi label kembali atau dipulihkan ke bets berikut hanya bila mutunya masih memuaskan setelah dilakukan evaluasi secara kritis oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) sesuai prosedur tertulis, meliputi pertimbangan sifat produk, kondisi penyimpanan khusus yang diperlukan, kondisi dan riwayat produk serta lamanya produk dalam peredaran.

k. Karantina dan Penyerahan Produk Jadi

 Karantina produk jadi merupakan tahap akhir pengendalian sebelum penyerahan ke gudang dan siap untuk didistribusikan. Sebelum diluluskan untuk diserahkan ke gudang, pengawasan yang ketat dilaksanakan untuk memastikan produk dan catatan pengemasan bets memenuhi semua spesifikasi yang ditentukan.

 Pelulusan akhir produk hendaklah didahului dengan penyelesaian dari:

 produk memenuhi persyaratan mutu dalam semua spesifikasi pengolahan dan pengemasan;

 sampel pertinggal dari kemasan yang dipasarkan dalam jumlah yang mencukupi untuk pengujian di masa mendatang;

 pengemasan dan penandaan memenuhi semua persyaratan sesuai hasil pemeriksaan oleh bagian Pengawasan Mutu;

 rekonsiliasi bahan pengemas cetak dan bahan cetak dapat diterima; dan

 produk jadi yang diterima di area karantina sesuai dengan jumlah yang tertera pada dokumen penyerahan barang.

l. Catatan Pengendalian Pengiriman Produk

 Sistem distribusi hendaklah didesain sedemikian rupa untuk memastikan produk yang pertama masuk didistribusikan lebih dahulu.

 Penyimpangan terhadap konsep first-in first-out (FIFO) atau first-expired first-out (FEFO) hendaklah hanya diperbolehkan untuk jangka waktu yang pendek dan hanya atas persetujuan pimpinan yang bertanggung jawab m. Penyimpanan Bahan Awal, Bahan Pengemas, Produk Antara, Produk Ruahan

dan Produk Jadi

 Penyimpanan secara rapi dan teratur untuk mencegah risiko campur baur atau pencemaran serta memudahkan pemeriksaan dan pemeliharaan.

 Kondisi penyimpanan obat dan bahan hendaklah sesuai dengan yang tertera pada penandaan.

7. PENGAWASAN MUTU

Dalam dokumen MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM (Halaman 31-34)

Dokumen terkait