Bab 2 Kajian Pustaka
2.7 Program internasional sebagai pembanding
Penyiapan kepala sekolah di negara yang berbeda mencerminkan konteks sosial, politik, dan profesional dari masing-masing negara tersebut. International Study of Principal
Preparation (ISPP) oleh Universitas Calgary di Canada dilaksanakan di 14 negara2 dan dimulai sejak tahun 2000. Penelitian ini mengkaji contoh-contoh pengalaman penyiapan kepala sekolah dan meneliti pendekatan-pendekatan pembelajaran profesional. Penelitian internasional ini menunjukkan bahwa kepala sekolah membutuhkan suatu keterampilan dan kemampuan inti dalam kepemimpinan pendidikan dan manajemen untuk dapat berhasil dalam menjalankan perannya dan untuk dapat menyesuaikan keterampilan-keterampilan tersebut dengan sekolah masing-masing (Slater & Nelson, 2013). Penelitian ini juga menemukan bahwa kepala sekolah yang belum berpengalaman mempunyai masalah-masalah yang sama (Slater & Nelson, 2013).
Di dalam ISPP, Charles Webber berpendapat bahwa kepala sekolah-kepala sekolah baru, terlepas dari negara mana mereka bekerja, harus menghadapi masalah-masalah yang sama. Masalah-masalah ini diungkap dalam studi kasus-studi kasus pada Bab 4 dalam ISPP (Slater & Nelson, 2013). Masalah-masalah ini meliputi berubahnya harapan-harapan tentang kepemimpinan; mengenalkan teknologi baru dalam pembelajaran dan kegiatan belajar dan administrasi; mampu bernegosiasi dengan pemerintah untuk mendapatkan dana yang cukup; dan mampu mengatasi konflik dengan guru-guru dan orang tua siswa (Slater & Nelson, 2013). Temuan-temuan yang muncul dalam ISPP menunjukkan bahwa perlu adanya landasan teoritis dan empiris yang lebih kuat untuk melaksanakan praktik-praktik kepemimpinan.
Berdasarkan hasil ISPP, program-program penyiapan kepala sekolah yang dilaksanakan di lima negara berikut: Kanada, Inggris, Hong Kong, Selandia Baru, dan Skotlandia disajikan dalam kajian pustaka ini. Negara-negara tersebut telah mengembangkan program untuk menyiapkan guru yang berminat menjadi kepala sekolah untuk memenuhi kebutuhan akan kepala sekolah. Masing-masing ringkasan dari negara-negara berikut ini disajikan dalam struktur yang sama: informasi kontekstual; kebijakan pemerintah; penyedia pelatihan; persyaratan penerimaan peserta; isi pelatihan; dan biaya. Informasi tambahan mengenai masing-masing isi pelatihan disajikan dalam Lampiran 9. Program-program yang dipilih adalah program yang sejalan dengan template sembilan poin Levine (2005) untuk menentukan kualitas program kepemimpinan sekolah, dan Panduan Pengukuran Kualitas (Quality Measures Toolkit) Wallace Foundation untuk mengukur kualitas sistem kepemimpinan sekolah dan untuk mengidentifikasi karakteristik-karakteristik program yang efektif (King, 2013), (disajikan di 2.6 di atas). Beberapa dari negara-negara ini juga mendorong calon-calon kepala sekolah untuk berpartisipasi dalam program Leading Educators Around the Planet (LEAP). Ringkasan dari inisiatif ini menghasilkan ringkasan program penyiapan kepala sekolah di bawah ini.
2.7.1 Ontario, Kanada
2.7.1.1 Informasi kontekstual
Di Kanada tidak ada Kementerian Pendidikan Nasional atau Federal maupun Departemen Pendidikan. Berdasarkan Konstitusi Kanada, pemerintah provinsi memiliki tanggung jawab eksklusif dalam menyediakan semua jenjang pendidikan. Semua Kementerian Pendidikan provinsi Kanada mendukung dan mengharuskan pengembangan kepala sekolah secara berkelanjutan. Program-program ini didesentralisasikan dan memiliki kebutuhan-kebutuhan
2 Negara-negara tersebut adalah Australia, Kanada, Cina, Inggris, Jerman, Jamaika, Kenya, Meksiko, Selandia baru, Portugal, Skotlandia, Afrika Selatan, Tanzania, Turki, Amerika Serikat (AS).
yang berbeda tergantung daerahnya (Canadian Information Centre for Educational Credentials (CICIC), 2015). Di Alberta misalnya, tidak ada program formal untuk penyiapan kelapa sekolah, tetapi provinsi ini menuntut bahwa setiap kepala sekolah memiliki pendidikan magister pendidikan. Ontario memiliki program formal penyiapan kepala sekolah yang diakreditasi oleh the Ontario College of Teachers, sebuah lembaga mandiri yang melaksanakan sertifikasi, mengontrol dan mengatur guru dan kepala sekolah.
Di Ontario terdapat tiga asosiasi kepala sekolah: Ontario Principals’ Council (OPC);
Catholic Principals’ Council of Ontario (CPCO);dan
L’Association des directions et directions adjointes des écoles franco-ontariennes (ADFO).
Program penyiapan kepala sekolah di Ontario diselenggarakan oleh Education Leadership
Canada, yang merupakan unit pengembangan profesional OPC. OPC merupakan asosiasi
profesional sukarela yang mewakili 5.000 kepala sekolah di sekolah dasar dan menengah di Ontario (OPC-nd).
2.7.1.2 Kebijakan pemerintah
Berdasarkan Ontario College of Teachers Act, 1996 (Government of Ontario, nd), kepala sekolah di Ontario harus memenuhi persyaratan sertifikasi berikut untuk dapat diangkat menjadi kepala sekolah. Calon kepala sekolah harus berpengalaman mengajar selama lima tahun dan bergelar magister atau sederajat, atau telah mengikuti sebuah program yang terakreditasi, yang mengarah pada Program Kualifikasi Kepala Sekolah (Principal's Qualification Program/PQP).
Kerangka Kepemimpinan Ontario (Ontario Leadership Framework) ditentukan oleh Kementerian Pendidikan, dan berisi kompetensi inti yang dipandang penting untuk dimiliki oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah. Kerangka Kepemimpinan ini terdiri atas dua bagian:
1. Kompetensi dan praktik pemimpin yang dipandang efektif dalam meningkatkan prestasi siswa;
2. Praktik dan prosedur sistem yang harus dimiliki oleh dewan sekolah untuk mendukung kepala sekolah untuk menjadi pemimpin yang efektif (Ontario Ministry of
Education, 2012).
2.7.1.3 Penyedia pelatihan
Education Leadership Canada menawarkan enam program kualifikasi yang terakreditasi
melalui Ontario College of Teachers, dan merupakan organisasi yang tersertfikasi ISO 9001 (OPC, nd). Ontario College of Teachers merupakan lembaga mandiri untuk profesi guru di Ontario yang mengakreditasi penyediaan pelatihan.
Dengan menggunakan panduan yang dikembangkan oleh Ontario College of Teachers, sebuah penyedia pelatihan merancang pelatihan yang memenuhi persyaratan aturan untuk akreditasi dan mengirim permohonan ke Ontario College of Teachers untuk diakreditasi. Penyedia pelatihan dapat memilih untuk tidak menawarkan, menawarkan beberapa atau menawarkan semua mata diklat yang telah diakreditasi pada setiap sesi tertentu. Penyedia
pelatihan dapat menyelenggarakan mata diklat tatap muka, online, atau kombinasi dari keduanya, sesuai dengan permohonan akreditasi yang diakreditasi oleh Ontario College of
Teachers.
OPC bekerja secara kemitraan dengan dewan sekolah, dan menawarkan program-program berikut yang diselenggarakan oleh universitas-universitas dan asosiasi-asosiasi profesional:
Program Kualifikasi Kepala Sekolah (the Principal's Qualification Program/PQP), Program Kualifikasi Petugas Supervisi (the Supervisory Officer's Qualification
Program/SOQP),
Diklat Pengembangan Kepala Sekolah (the Principal's Development Course/PDC), Program Kualifikasi Pendidikan Khusus untuk Administrator (the Special Education
for Administrators Qualification Program/SEA),
Program Kualifikasi Mentor (the Mentoring Qualification Program/MQP), dan
Program Kualifikasi Hukum Pendidikan (the Education Law Qualification Program/ELQP) (OPC, nd).
Program-program tersebut meliputi workshop, sumber belajar video, materi belajar online dan mentoring. PQP merupakan program penyiapan kepala sekolah dan diselenggarakan dalam dua bagian.
Untuk dapat menyelenggarakan pelatihan, semua penyedia Program Kualifikasi Kepala Sekolah (PQP) harus terakreditasi oleh Ontario College of Teachers. Hal ini merupakan mekanisme penjaminan mutu yang menangani bagaimana catatan-catatan tersimpan, bagaimana permintaan-permintaan tertangani, dan masalah-masalah administratif lainnya. Informasi ini tersedia jika diminta oleh Ontario College of Teachers.
Ketika sebuah organisasi sudah terakreditasi untuk menyelenggarakan Program Kualifikasi Kepala Sekolah, organisasi tersebut kemudian mengikuti panduan tentang mata diklat Program Kualifikasi Kepala Sekolah yang ada di website Ontario College of Teachers. Mata diklat ini harus diakreditasi ulang setiap lima tahun. The Ontario Institute for Studies in Education (OISE) melaksanakan evaluasi mata diklat, termasuk melaksanakan kunjungan lapangan.
2.7.1.4 Persyaratan penerimaan peserta
Persyaratan untuk dapat diterima sebagai peserta Program Kualifikasi Kepala Sekolah Bagian I adalah sebagai berikut:
Menjadi anggota OPC dengan ‘reputasi baik’ dan memiliki sertifikat Ontario College of Teacher;
Memiliki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari sekolah menengah (postsecondary);
Memiliki kualifikasi di tiga divisi (dari divisi Junior sampai Senior), salah satunya harus intermediate;3
3 Guru-guru yang menyelesaikan program pendidikan guru mereka di Ontario harus menempuh beberapa bidang studi – yang dikenal dengan Kualifikasi dasar - mengajar di dua divisi yang berurutan - Primary/Junior, Junior/Intermediate, Intermediate/Senior atau Kelas 9–10/ Kelas 11–12 pada pendidikan teknologi.
Memiliki pengalaman mengajar selama lima tahun di sekolah dasar atau sekolah menengah; dan
Memiliki satu dari kualifikasi berikut: sebuah mata diklat Kualifikasi Tambahan dengan fokus spesialisasi pada pengembangan kepemimpinan dan kurikulum; atau memiliki tingkat pendidikan magister atau doktoral.
Untuk dapat diterima dalam Penerimaan peserta Bagian II, peserta harus menyelesaikan Program Kualifikasi Kepala Sekolah Bagian I (OPC, nd).
2.7.1.5 Isi pelatihan
Program Kualifikasi Kepala Sekolah Bagian I merupakan program pendahuluan yang berisi pelatihan (tatap muka) dan penyusunan proposal praktikum. Program Kualifikasi Kepala Sekolah ini dimaksudkan untuk guru yang tertarik untuk menjadi kepala sekolah. Pelatihan kelas tatap muka berisi pengenalan terhadap konsep-konsep penting tentang memimpin dan mengelola sekolah.
Bagian I terdiri atas pelatihan 125 jam dengan 100 jam tatap muka digunakan untuk aktivitas kelompok besar atau kecil dengan keterlibatan fasilitator secara langsung. 25 jam sisanya dialokasikan untuk penyelesaian tugas, membaca, dan meneliti. Sebagian dari 100 jam tatap muka tersebut dilaksanakan dengan pembelajaran jarak jauh (OPC, nd).
Bagian II berisi kegiatan eksplorasi oleh calon kepala sekolah mengenai aspek-aspek teoritis dan operasional untuk menjadi seorang kepala sekolah. Konsep-konsep dan isu-isu seperti kepemimpinan dan perencanaan program merupakan fokus pada Bagian II ini (OPC, nd).
2.7.1.6 Biaya
Biaya yang diperlukan untuk Program Kualifikasi Kepala Sekolah Bagian I atau Bagian II kira-kira $CAD990.
2.7.2 Inggris
2.7.2.1 Informasi kontekstual
The National College for Teaching and Leadership (NCTL) merupakan agen nasional di
Inggris yang disponsori oleh Department for Education (DfE) untuk menyediakan supervisi terhadap penyelenggaraan program penyiapan kepala sekolah, yang dinamai National
Professional Qualification for Headship (NPQH). Program ini diselenggarakan oleh
universitas-universitas, sekolah-sekolah keguruan, dan sejumlah penyedia layanan pendidikan lain (Crown of the United Kingdom (UK), nd).
Di Inggris, NPQH didirikan untuk menyiapkan calon kepala sekolah, yang dikenal dengan istilah ‘headteachers’. NPQH merupakan kualifikasi bakumutu, yang didukung oleh National Standards of Excellence for Headteachers (DfE (UK), 2015a).
2.7.2.2 Kebijakan pemerintah
Tujuan DfE adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kepemimpinan sekolah. DfE telah menerbitkan kebijakan-kebijakan dan standar-standar untuk calon kepala sekolah untuk berkontribusi terhadap kualitas pembelajaran dan kepemimpinan di sekolah-sekolah di
Inggris. Standar-standar ini (diterbitkan tahun 2004) diganti dengan National Standards for
Excellence for Headteachers (2014). Standar-standar ini menggambarkan
kompetesi-kompetensi yang harus dimiliki oleh calon kepala sekolah supaya dapat memimpin sekolah serta dapat berkembang secara mandiri.
Selain disebutkan di atas, tujuan DfE yaitu:
mendorong pemimpin sekolah untuk mengembangkan keterampilan melalui kualifikasi-kualifikasi untuk menjadi headteacher (NPQH), senior school leader (NPQSL) atau middle leader (NPQML);
merekrut sampai dengan 100 pemimpin sekolah yang berprestasi dalam dua tahun ke depan melalui program Talented Leaders (Pemimpin Berbakat) untuk bekerja di daerah-daerah yang masih kekurangan headteacher yang baik;
meningkatkan kualitas pemimpin-pemimpin kelompok mata pelajaran dan ‘year-group leaders’ di sekolah pada komunitas masyarakat yang kurang mampu melalui
Teaching Leaders charity4 (kegiatan amal Pemimpin Pembelajaran)
mendukung Future Leaders charity5 (kegiatan amal Pemimpin Masa Depan) untuk membangun keterampilan kepemimpinan guru-guru yang ingin bekerja sebagai
headteachers pada komunitas masyarakat yang kurang mampu;
mengapresiasi dan mendukung pemimpin-pemimpin sekolah nasional (national school leaders) yang bekerja untuk meningkatkan pendidikan di bidang mereka: o pemimpin nasioanl bidang pendidikan;
o pemimpin nasional bidang tata-kelola; o pemimpin lokal bidang pendidikan; dan o pemimpin khusus (DfE, 2015b).
2.7.2.3 Penyedia layanan pelatihan
NPQH diselenggarakan melalui sembilan konsorsium regional yang mengajukan penawaran untuk dapat menyelenggarakan NPQH dengan basis kontrak, yang secara rutin diperbarui (NCTL, 2014). Penjaminan mutu dilaksanakan secara melekat pada program ini, termasuk monitoring sesi-sesi pembelajaran tatap muka, dan akhir dari penilaian kualifikasi.
2.7.2.4 Persyaratan penerimaan peserta
Headteachers yang ingin menjadi kepala sekolah dapat mendaftar satu dari sekolah-sekolah
atau organisasi-organisasi yang diberi ijin untuk menyediakan modul belajar (NCTL, 2014). Peserta harus menghubungi pihak yang memiliki ijin di wilayah mereka untuk mendapatkan informasi rinci tentang modul-modul yang mereka tawarkan dan tentang cara untuk mendaftar.
Beberapa penyelenggara pelatihan menentukan persyaratan-persyaratan khusus. Contohnya, Red Kite Teaching School Alliance menyediakan pelatihan untuk pemimpin wanita atau orang kulit hitam atau pemimpin etnik minoritas baik laki-laki atau perempuan,
4 Teaching Leaders adalah sebuah kegiatan amal di bidang pendidikan yang berfokus pada pengembangan middle leaders yang berprestasi, lihat http://www.teachingleaders.org.uk/.
5 Future Leaders sebuah kegiatan amal di bidang pendidikan yang ditujukan untuk mengatasi masalah pendidikan melalui pembangunan jaringan pimpinan sekolah yang menonjol, lihat http://www.future-leaders.org.uk/.
yang sedang mempertimbangkan untuk mendaftar sebagai wakil pimpinan atau sebagai pimpinan (Red Kite Teaching School Alliance, 2015).
Pendaftar harus mengikuti sebuah program 12 sampai 18 bulan sebelum mendaftar untuk posisi pimpinan, dan mereka harus siap untuk menjadi pemimpin begitu mereka lulus pelatihan. Pendaftar juga harus mempunyai dukungan penuh dan ijin dari sponsor, yang biasanya adalah pimpinan atau manajer mereka (NCTL, 2015).
2.7.2.5 Isi pelatihan
Kualifikasi yang diberikan NPQH dapat digunakan untuk kontribusi terhadap gelar master. NPQH juga dirancang bagi pemimpin-pemimpin yang telah berpengalaman yang bekerja di luar bidang pendidikan, yang berkeinginan untuk menjadi pemimpin di sekolah (NCTL, 2015).
Peserta pelatihan dapat memilih modul dan menyelesaikan pelatihan dalam waktu yang mereka inginkan, tetapi biasanya peserta menyelesaikan program NPQH antara 6 sampai 18 bulan, tergantung pada pengembangan yang dibutuhkan peserta. Setiap modul membutuhkan waktu sampai dengan 50 jam belajar. Setiap modul berisi 20 jam belajar praktik di sekolah peserta dan juga pembelajaran tatap muka, pembelajaran online, belajar dengan sejawat serta membaca dengan pendampingan dan refleksi.
Peserta harus mengelola dan memimpin proyek-proyek sekolah dan menyiapkan portofolio bukti-bukti klaim tentang kompetensi terkait dengan Standar. Mereka didukung dengan komentar-komentar reflektif yang mereka terima. Peserta harus
Ditempatkan minimal selama sembilan hari di sekolah yang bukan merupakan sekolah peserta;
Menyelesaikan tiga modul wajib:
o memimpin dan meningkatkan pembelajaran; o memimpin sekolah yang efektif; dan
o sukses dalam kepemimpinan.
Menyelesaikan dua modul pelatihan lanjutan yang merupakan pilihan peserta dari topik-topik pilihan berikut:
o menutup kesenjangan; o pengembangan kurikulum; o kebebasan dan hambatan;
o memimpin perubahan untuk perbaikan; o memimpin inklusi;
o pencapaian untuk semua;
o memimpin staf dan tim efektif atau hubungan dan reputasi; o perbaikan sekolah melalui kemitraan yang efektif;
2.7.2.6 Biaya
Biaya yang dibutuhkan untuk mempelajari sebuah modul berbeda antara penyedia pelatihan satu dengan peyedia lainnya. Sebagai patokan, biaya NPQH adalah £GBP2495.
2.7.3 Hong Kong
2.7.3.1 Informasi kontekstual
Sejak tahun 2005, para profesional pendidikan yang berminat menjadi kepala sekolah di sekolah-sekolah di Hong Kong harus memeroleh Sertifikasi Kepala Sekolah (Certification for
Principalship/CFP). Persyaratan-persyaratan untuk kualifikasi ini ditentukan oleh oleh Biro
Pendidikan (Education Bureau/EDB), dan calon kepala sekolah harus memiliki CFP sebelum mendaftar. Calon kepala sekolah harus memiliki CFP selain harus memenuhi persyaratan-persyaratan pendaftaran.
2.7.3.2 Kebijakan pemerintah
Untuk memeroleh CFP, calon kepala sekolah harus memenuhi kriteria-kriteria berikut dalam kurun waktu dua tahun proses CFP:
1. menyelesaikan Needs Analysis (NA) untuk Calon Kepala Sekolah;
2. menyelesaikan Persiapan Pelatihan Kepala Sekolah bagi Calon Kepala Sekolah (Preparation for Principalship Course for Aspiring Principals/PfP Course); dan
3. menyelesaikan portofolio pengembangan profesi. 2.7.3.3 Penyedia layanan pelatihan
Program-program penyiapan kepala sekolah mendapat ijin dari EDB dan diselenggarakan oleh dua Universitas di Hong Kong: Hong Kong Baptist University dan the Chinese
University of Hong Kong (Chinese University of Hong Kong, 2015; Hong Kong Baptist University, 2014). Meskipun isi dan hasil pelatihan dari program-program tersebut sama,
namun biaya yang dibutuhkan, cara penyajian dan pendekatan pelatihan berbeda-beda. 2.7.3.4 Persyaratan penerimaan peserta
Pelatihan Needs Analysis (NA) dan Persiapan Pelatihan Kepala Sekolah bagi Calon Kepala Sekolah (PfP) ditawarkan sendiri-sendiri dan peserta harus mengajukan lamaran untuk masing-masing pelatihan. Guru dan praktisi pendidikan yang memiliki pengalaman lima tahun mengajar atau lebih atau memiliki pengalaman yang sebanding boleh mendaftar untuk mengikuti program ini (Chinese University of Hong Kong, 2015; Hong Kong Baptist
University, 2014).
Prioritas diberikan kepada wakil kepala sekolah dan guru senior berdasarkan kriteria berikut: menjadi wakil kepala sekolah/ wakil pimpinan di sekolah negeri dan swasta;
menjadi guru senior
o dalam promosi pangkat ‘SGM’ (untuk sekolah menengah swasta)
o dalam promosi pangkat ‘PSM/AM’ (untuk sekolah dasar swasta maupun negeri) pendaftar lain.
2.7.3.5 Isi pelatihan
Waktu pelatihan Needs Analysis (NA) adalah selama satu tahun ajaran sekolah. Tujuan utama NA adalah untuk melatih calon kepala sekolah melakukan pengukuran awal kekuatan dan kelemahan mereka sehingga mereka dapat menilai tingkat kepantasan mereka untuk menjabat sebagai kepala sekolah, dan untuk merancang rencana belajar profesional yang bermakna yang ditujukan untuk meningkatkan potensi kepemimpinan. Strategi Needs
Analysis berasumsi bahwa pemimpin-pemimpin masa depan akan dituntut untuk
mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah yang mampu membawa kepada peningkatan sekolah. Calon kepala sekolah juga harus mempunyai dedikasi belajar sepanjang hayat (life-long Learning).
Kerangka yang melandasi NA berfokus pada pengetahuan, keterampilan, atribut dan nilai-nilai yang dianggap penting bagi kepemimpinan masa depan di sekolah-sekolah di Hong Kong. NA dipandang sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari kebijakan yang lebih besar yang dirancang untuk meningkatkan kinerja dan kesiapan pemimpin-pemimpin sekolah masa depan di Hong Kong.
PfP diselenggarakan dengan 75 jam tatap muka selama satu tahun ajaran sekolah dan mencakupi beberapa tugas penilaian wajib. Berikut adalah enam bidang utama kepemimpinan yang disajikan dalam pelatihan:
1. Arah Strategis dan Lingkup Kebijakan (Strategic Direction and Policy Environment) 2. Belajar, Pembelajaran dan Kurikulum (Learning, Teaching and Curriculum)
3. Perkembangan dan pertumbuhan Profesional Guru (Teacher Professional Growth
and Development)
4. Manajemen Staf dan Sumber Daya (Staff and Resources Management) 5. Penjaminan Mutu dan Akuntabilitas (Quality Assurance and Accountability)
6. Komunikasi Eksternal dan Hubungan dengan Dunia Luar (External Communication
and Connection to the Outside World)
Selain itu, peserta harus mengikuti pelatihan tindakan (action research) tentang bagaimana menyusun sebuah rencana tindakan dan tiga pertemuan follow-up projek penelitian tindakan. Calon kepala sekolah juga harus terlibat dalam projek penelitian tindakan di sekolah agar dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam pelatihan. Peserta diberi waktu maksimal enam bulan untuk menyelesaikan projek penelitian tindakan mereka setelah mengikuti semua sesi pelatihan yang meliputi keenam bidang utama kepemimpinan di atas.
2.7.3.6 Biaya
Biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pelatihan NA adalah $HKD3500, sedang biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pelatihan Persiapan Pelatihan Kepala Sekolah bagi Calon Kepala Sekolah (PfP) adalah $HKD17–18 900 plus biaya pendaftaran sebesar $HKD100.
2.7.4 Selandia Baru
2.7.4.1 Informasi kontekstual
Pemerintah Selandia Baru telah membuat Program Calon Kepala Sekolah Nasional (National Aspiring Principals’ Programme/NAPP) yang bertujuan untuk membangun
kapasitas ‘kebhinekaan dalam kepemimpinan (leading for diversity)’. Penduduk asli Selandia Baru adalah suku Maori; dan NAPP ditujukan untuk menciptakan pemimpin-pemimpin yang yang dapat meraih sukses bersama murid-murid dari suku Maori. NAPP mendorong peserta untuk mengeksplorasi pengaruh kepemimpinan pendidikan dalam mengatasi prestasi belajar murid yang kurang. Fokus NAPP adalah untuk menciptakan pemimpin-pemimpin yang adaptif, responsif terhadap budaya, dan menguasai teknologi digital melalui penerapan belajar pola bertanya (inquiry) untuk membangun pemahaman peserta tentang dasar penelitian kepemimpinan sekolah (Robertson and Earl, 2014).
2.7.4.2 Kebijakan pemerintah
Kementerian Pendidikan Selandia Baru memiliki komitmen kebijakan untuk membangun kapasitas pemimpin-pemimpin sekolah (Ministry of Education, New Zealand, 2015a). Kementerian Pendidikan menetapkan standar profesional untuk guru-guru sekolah dasar dan sekolah menengah (Ministry of Education, New Zealand, 2015b; Ministry of Education, New Zealand, 2015c).
Selain itu, saat ini sedang dilaksanakan sebuah telaahan tentang belajar profesional bagi calon kepala sekolah. Saat ini, dewan-dewan pengawas sekolah mengangkat kepala sekolah yang hanya membutuhkan sertifikat mengajar.
2.7.4.3 Penyedia layanan pelatihan
Sejak tahun 2011, NAPP diselenggarakan oleh Te Toi Tupu, yaitu sebuah konsorsium dari
Cognition Education, CORE Education, the New Zealand Council for Educational Research, the University of Waikato dan Waikato-Tainui College for Research and Development.
2.7.4.4 Isi pelatihan
NAPP diselenggarakan melalui mode tatap muka dan cara online. Di dalam pelatihan terdapat diskusi online, kelompok-kelompok belajar profesional, on-line and face-to-face hui6, dan sesi-sesi pendampingan (coaching sessions) dengan sejawat dan dengan failitator pembelajaran ahli. Topik-topik berikut termasuk dalam isi pelatihan:
Membangun hasil individu yang ditekankan pada kesadaran diri: efektivitas diri; keyakinan dan nilai-nilai; kecerdasan emosional, spiritual, dan sosial; memahami kekuatan dan kelemahan diri; membangun dan mengomunikasikan tujuan moral; rencana belajar profesional dan penetapan arah pribadi; dan memahami dua budaya
Aotearoa Selandia Baru.
Memimpin dan mempelajari hasil yang ditekankan pada pemahaman tentang seperti apa praktik-praktik yang berhasil di kelas ; kepemimpinan pedagogi; prinsip-prinsip dan praktik penilaian pembelajaran; praktik-praktik kepala sekolah yang meningkatkan prestasi siswa; membangun dan mengomunikasikan tujuan moral; memahami bagaimana praktik-praktik penilaian dapat meningkatkan belajar siswa;
pentingnya budaya; identitas dan bahasa dalam mewujudkan hasil yang imbang bagi orang-orang Māori.
Memimpin hasil-hasil perubahan yang berfokus pada memahami budaya di sekolah; memahami keberagaman di sekolah; melaksanakan kepemimpinan; membangun sekolah sebagai komunitas belajar; memahami norma-norma dan nilai-nilai; terlibat dalam dialog reflektif; memiliki fokus belajar kolektif; mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan melaporkan bukti untuk digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan tugas selanjutnya; memiliki fokus kolaborasi ‘whole-school,; menggunakan respons-respons untuk perubahan; penerapan inkuiri kepemimpinan individu.
Berfokus pada hasil pembelajaran masa depan dengan fokus pada membangun pemahaman peserta tentang perubahan-perubahan yang akan membawa dampak kepada sekolah seperti esensi ilmu, esensi belajar (misal: belajar berbasis personal,