BAB III. METODE PENELITIAN
H. Reliabilitas Instrumen
I. Prosedur Analisis Data
Prosedur analisis data pada penelitian ini ada empat tahap. Tahap pertama
adalah menentukan hipotesis statistik, tahap kedua pengelolaan data, tahap ketiga
menganalisis data deskriptif, tahap keempat menentukan taraf signifikansi, tahap
kelima menguji asumsi klasik hipotesis, dan tahap kelima uji hipotesis.
1. Menentukan hipotesis statistik
Rumusan masalah dalam penelitian ini dilihat dan dapat disusun untuk
hipotesis statistik sebagai berikut:
a. Rumusan masalah 1 : Bagaimana implementasi pembelajaran
tematik oleh guru pengampu kelas bawah
Rumusan masalah ini tidak memiliki hipotesis karena jawaban dari
pertanyaan adalah deskriptif.
b. Rumusan masalah 2 : Apakah terdapat perbedaan tingkat
implementasi penggunaan pembelajaran
tematik oleh guru pengampu kelas bawah
sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta
ditinjau dari jumlah siswa?
Data untuk variabel jumlah siswa dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama untuk jumlah siswa kelompok sedikit (
µ
1) dankelompok kedua untuk jumlah siswa kelompok banyak (
µ
2).Hipotesis nol (Ho) : Tidak terdapat perbedaan tingkat
implementasi penggunaan pembelajaran
tematik oleh guru pengampu kelas bawah
sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta
ditinjau dari jumlah siswa (
µ
1 =µ
2).Hipotesis alternatif (Ha) : Terdapat perbedaan tingkat implementasi
penggunaan pembelajaran tematik oleh guru
pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri
di kota Yogyakarta ditinjau dari jumlah siswa
(
µ
1µ
2).c. Rumusan masalah 3 : Apakah terdapat perbedaan tingkat
tematik oleh guru pengampu kelas bawah
sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta
ditinjau dari jumlah rekan guru yang
menggunakan pembelajaran tematik?
Data untuk variabel jumlah siswa dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama untuk jumlah siswa kelompok sedikit (
µ
1) dankelompok kedua untuk jumlah siswa kelompok banyak (
µ
2).Hipotesis nol (Ho) : Tidak terdapat perbedaan tingkat
implementasi penggunaan pembelajaran
tematik oleh guru pengampu kelas bawah
sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta
ditinjau dari jumlah rekan guru yang
menggunakan pembelajaran tematik (
µ
1 =µ
2).Hipotesis alternatif (Ha) : Terdapat perbedaan tingkat implementasi
penggunaan pembelajaran tematik oleh guru
pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri
di kota Yogyakarta ditinjau dari jumlah rekan
guru yang menggunakan pembelajaran
2. Pengolahan data
Pengolahan data dalam penelitian ini ada empat, yaitu : coding, editing, data
entry, dan data cleaning (Irraosi dalam Rismiati, 2012: 154). Siregar (2010: 206)
mengatakan bahwa coding merupakan suatu kegiatan di dalam pemberian kode
pada tiap-tiap data yang masih dalam kategori yang sama. Kode tersebut dapat
berupa angka maupun huruf. Coding pada penelitian ini adalah pemberian kode
pada kuesioner. Tujuan dari pemberian kode untuk membedakan data guru satu
dengan guru lain dalam satu sekolah maupun di luar sekolah. Contoh dari
pengkodean dijelaskan pada tabel 3.16.
Tabel 3.16
Contoh Pengkodean
Nama Sekolah Kode
Sekolah
Kode Guru Kelas I
Kode Guru Kelas II
Kode Guru Kelas III
SD Negeri Sury 1 57 57.1.1 57.2.1 57.3.1
SD Negeri Kara 63 63.1.1 63.2.1 63.3.1
Tabel 3.16 menjelaskan bahwa untk SD Negeri Sury 1 menggunakan kode
57. Kode untuk guru pengampu kelas 1 adalah kode 57.1.1, berarti bahwa
kuesioner tersebut berasal dari SD Negeri Sury 1 yang telah diisi oleh guru
pengampu kelas I guru pertama. Kode 57.2.1 digunakan untuk kuesioner dari SD
Negeri Sury 1 yang telah diisi oleh guru pengampu kelas II. Kode 57.3.1
diberikan kepada guru pengampu kelas III dari SD Negeri Sury 1. Guru yang
terdapat pada SD Negeri Sury 1 maka kode yang diberikan adalah 57.1.2 dan
seterusnya.
Editing adalah proses memeriksa data yang telah dikumpulkan, karena
juga berpendapat bahwa tujuan dari editing adalah untuk mengoreksi
kesalahan-kesalahan dari data yang terdapat di lapangan. Editing dalam penelitian ini
dilakukan dengan memeriksa kembali data yang tidak sesuai dengan jawaban
pada lembar kuesioner.
Editing juga dilakukan terhadap data dari seorang responden yang mengisi
kuesioner kurang dari 80% dari total seluruh item (American Association for
Public Opinion dalam Rismiati, 2012:130). Keseluruhan item untuk implementasi
pembelajaran tematik berjumlah 24 item valid ditambah 2 item faktor demografi
menjadi 26 item. Item yang harus terisi 80% dari 26 item yaitu 21 item. Sebanyak
21 item harus terisi di dalam kuesioner, apabila isi kuesioner kurang dari 21 item
dinyatakan responden gugur. Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian
dilihat satu persatu dan didapatkan 1 responden dinyatakan gugur. Gugurnya
responden tersebut dikarenakan kuesioner hanya terisi 15 item dan dinyatakan
jauh dari kriteria untuk dianggap layak. Terhapusnya seorang responden maka
dapat mempengaruhi jumlah sampel yang seharusnya 190 responden menjadi 189
responden.
Data entry merupakan proses memasukkan data yang telah diperiksa ke
dalam Mocrosoft Excel 2007. Validitas dan reliabilitasnya dihitung menggunakan
Program SPSS 16. Hasil yang didapat diketahui data valid dan tidak valid, maka
proses yang selanjutnya adalah data cleaning.
Data cleaning merupakan proses membersihkan data-data yang tidak
digunakan. Data cleaning pada penelitian ini dilakukan dengan menghilangkan
pertanyaaan yang tidak diisi dan responden tersebut dinyatakan gugur. Sejumlah
189 responden dilakukan data cleaning untuk faktor demografi jumlah siswa
hingga jumlahnya menjadi 186 reponden. Sebanyak 3 responden dianggap tidak
memenuhi syarat karena terdapat data blank atau tidak terisi pada bagian
kuesioner faktor demografi jumlah siswa.
Peneliti kembali melakukan data cleaning untuk menghilangkan responden
yang tidak mengisi pernyataan tentang jumlah rekan guru yang menggunakan
tematik. Terdapat 6 responden yang tidak mengisi pernyataan demografi jumlah
siswa atau data blank, maka jumlahnya menjadi 183 responden. Responden
tersebut dinyatakan gugur dan kuesionernya tidak dapat digunakan untuk
menghitung demografi jumlah siswa. Data yang akan digunakan untuk
menghitung demografi jumlah siswa berasal dari 189 responden. Data dari 189
responden itulah yang akan digunakan untuk analisis implementasi pembelajaran
tematik dengan faktor demografi jumlah siswa. Responden yang dinyatakan gugur
karena tidak mengisi item demografi jumlah rekan guru yang menggunakan
tematik yaitu 6 responden. Gugurnya responden tersebut mengubah jumlah
sampel untuk analisis demografi jumlah rekan guru yang menggunakan tematik
menjadi 186 responden. Data dari 186 responden itulah yang akan digunakan
untuk analisis implementasi pembelajaran tematik dengan faktor demografi
jumlah rekan guru yang menggunakan tematik.
3. Menganalisis data deskriptif
Tahap ini untuk menganalisis data deskriptif atau dengan kata lain untuk
statistik deskriptif berdasarkan pada distribusi frekuensi menggunakan rumus
Sturges (Riduwan, 2008: 70-72). Hasil implementasi pembelajaran tematik
dikategorikan menjadi lima kategori (Masidjo, 1995: 153). Lima kategori tersebut
adalah sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah.
Penentuan distribusi frekuensi dilakukan melalui tujuh tahap (Riduwan, 2008:
70-72). Tujuh tahap distribusi frekuensi adalah:
a. Tahap pertama dengan mengurutkan data yang terkecil sampai yang terbesar.
b. Tahap kedua dengan menghitung jarak atau rentangan (R)
Gambar 3.4 Rumus Jarak atau Rentangan
c. Tahap ketiga dengan menghitung jumlah kelas (K).
Gambar 3.5 Rumus Jumlah Kelas
d. Tahap keempat dengan menghitung panjang kelas interval (P).
Gambar 3.6 Rumus Panjang Kelas
e. Tahap kelima dengan menentukan batas interval panjang kelas.
f. Tahap keenam dengan menghitung urutan interval kelas.
g. Tahap ketujuh dengan membuat urutan inetrval kelas menjadi acuan
kategorisasi.
Rumus: 1+3,3 log n.
Ketujuh tahapan distribusi frekuensi dilanjutkan dengan mengkategorikan data
total implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah
sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta sesuai interval kelas yang telah dibuat.
4. Menentukan taraf signifikansi
Tahap ini untuk prosedur analisis data ialah menentukan taraf signifikansi.
Taraf signifikansi digunakan dalam interprestasi data statistik. Penelitian ini
menggunakan taraf signifikansi α = 5% atau 0,05 (two tailed). Artinya peneliti mentolerir kesalahan sebesar 5% (Hartono, 2012: 147). Azwar (2005: 6)
menjelaskan bahwa pemilihan taraf signifikansi 1% atau 5% hanya berdasarkan
kesepakatan para peneliti tanpa sebab yang jelas. Taraf signifikansi (α)
menunjukkan peluang kesalahan yang dapat terjadi ataupun dialami oleh peneliti
dalam mengambil keputusan untuk mendukung atau menolak Ho (Field, 2009:
252). Taraf signifikansi yang digunakan dalam pengambilan keputusan dari
hipotesis sebesar 5%. Taraf signifikansi 5% memungkinkan tingkat kepercayaan
dari pengambilan keputusan tersebut 95% dan kemungkinan kesalahan 5%.
Hasil peninjauan teori pada bab dua menunjukkan dua teori yang bertolak
belakang untuk teori faktor demografi jumlah siswa. Penelitian menunjukkan
faktor demografi jumlah siswa mempengaruhi dan tidak mempengaruhi
pengajaran di dalam kelas. Tinjauan teori tersebut memperlihatkan hipotesis untuk
faktor demografi jumlah siswa termasuk hipotesis dua pihak (two tailed).
Peninjauan teori menunjukkan kecenderungan satu hasil untuk faktor demografi
jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik. Penelitian
menggunakan pembelajaran tematik terhadap pengajaran di dalam kelas. Tinjauan
teori tersebut menunjukkan hipotesis untuk faktor demografi jumlah rekan guru
yang menggunakan pembelajaran tematik termasuk hipotesis satu pihak (one
tailed). Adanya kecenderungan hipotesis satu pihak tetapi penelitian ini tetap
menggunakan dua pihak karena dalam banyak jurnal penelitian tetap
menggunakan uji dua pihak (Christensen dan Johnson, 2008: 506).
5. Menguji asumsi klasik
Data yang diolah untuk uji asumsi klasik untuk menjawab rumusan masalah 2
dan rumusan masalah 3 yaitu pembelajaran tematik dan faktor demografi. Uji
asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Sebelum
uji asumsi klasik maka penelitian ini menetukan daftar distribusi terlebih dahulu.
Penentuan distribusi frekuensi dilakukan melalui tujuh tahap (Riduwan, 2008:
70-72). Tujuh tahap distribusi frekuensi adalah:
a. Tahap pertama dengan mengurutkan data yang terkecil sampai yang terbesar.
b. Tahap kedua dengan menghitung jarak atau rentangan (R)
Gambar 3.7 Rumus Jarak atau Rentangan
c. Tahap ketiga dengan menghitung jumlah kelas (K).
Gambar 3.8 Rumus Jumlah Kelas
d. Tahap keempat dengan menghitung panjang kelas interval (P). Rumus: 1+3,3 log n.
Gambar 3.9 Rumus Panjang Kelas
e. Tahap kelima dengan menentukan batas interval panjang kelas.
f. Tahap keenam dengan menghitung urutan interval kelas.
g. Tahap ketujuh dengan membuat urutan inetrval kelas menjadi acuan
kategorisasi.
Apabila ketujuh tahap dari distribusi normal sudah selesai maka dilanjutkan
dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Data yang diolah untuk uji asumsi
klasik adalah data implementasi pembelajaran tematik dan faktor demografi.
Faktor demografi yang diuji adalah jumlah siswa dan jumlah rekan guru yang
menggunakan pembelajaran tematik.
a. Uji normalitas
Keadaan data berdistribusi normal merupakan sebuah persyaratan yang harus
terpenuhi (Sudaryono, 2012: 129). Tujuan dilakukannya uji normalitas ialah untuk
mengetahui distribusi sebuah data mengikuti atau mendekatai distribusi normal
(Santoso, 2012: 34). Uji normalitas menggunakan 3 cara yaitu menggunakan
Kolmogorov Smirnov Test, visualisasi P-P Plot, dan histogram. Tes Kolmogorov
Smirnov merupakan test yang digunakan dalam penelitian ini. Hipotesis untuk uji
normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov Uji normalitas ini dilakukan
untuk menjawab rumusan masalah 2 dan rumusan 3. Rumusan masalah kedua
dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah sekolah dasar
negeri di kota Yogyakarta ditinjau dari jumlah siswa?”. Rumusan masalah kedua
mempunyai dua data. Data yang pertama adalah implementasi pembelajaran
tematik oleh guru pengampu kelas bawah. Data yang kedua adalah jumlah siswa.
Hipotesis statistik berdasarkan data implementasi pembelajaran tematik oleh guru
pengampu kelas bawah ditinjau dari jumlah siswa.
Hipotesis nol (Ho) : Distribusi sampel tidak berbeda secara
signifikan dari distribusi normal (data
berdistribusi normal).
Hipotesis alternatif (Ha) : Distribusi sampel berbeda secara signifikan
dari distribusi normal (data berdistribusi
tidak normal).
Penelitian ini menggunakan dua kriteria pengambilan keputusan di dalam uji
normalitas. Kriteria yang pertama yaitu jika nilai Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa Ho gagal ditolak dan Ha ditolak yang berarti bahwa
distribusi sampel tidak berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data
berdistribusi normal). Kriteria yang kedua adalah jika nilai Sig.(2-tailed) < 0,05
maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha gagal ditolak yang berarti
bahwa distribusi sampel berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data
berdistribusi tidak normal).
Data faktor demografi jumlah siswa dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu kelompok sedikit dan banyak. Uji normalitas dilakukan pada
masing-masing kelompok. Apabila kedua kelompok memiliki data berdistribusi normal
memiliki data berdistribusi tidak normal maka menggunakan statistik non
parametrik.
Rumusan masalah ketiga dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik oleh guru
pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta ditinjau dari
jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik?”. Rumusan
masalah ketiga mempunyai dua data. Data yang pertama adalah implementasi
pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah. Data yang kedua adalah
jumlah siswa. Hipotesis statistik berdasarkan data implementasi pembelajaran
tematik oleh guru pengampu kelas bawah ditinjau dari jumlah rekan guru yang
menggunakan pembelajaran tematik.
Hipotesis nol (Ho) : Distribusi sampel tidak berbeda secara
signifikan dari distribusi normal (data
berdistribusi normal).
Hipotesis alternatif (Ha) : Distribusi sampel berbeda secara signifikan
dari distribusi normal (data berdistribusi
tidak normal).
Penelitian ini menggunakan dua kriteria pengambilan keputusan di dalam uji
normalitas. Kriteria yang pertama yaitu jika nilai Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa Ho gagal ditolak dan Ha ditolak yang berarti bahwa
distribusi sampel tidak berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data
berdistribusi normal). Kriteria yang kedua adalah jika nilai Sig.(2-tailed) < 0,05
bahwa distribusi sampel berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data
berdistribusi tidak normal).
Data faktor demografi jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran
tematik dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok sedikit dan
banyak. Uji normalitas dilakukan pada masing-masing kelompok. Apabila kedua
kelompok memiliki data berdistribusi normal maka menggunakan statistik
parametrik. Apabila terdapat salah satu kelompok memiliki data berdistribusi
tidak normal maka menggunakan statistik non parametrik.
Uji normalitas juga diketahui menggunakan visualisasi grafik P-P Plot.
Grafik P-P Plot diperoleh dengan menggunakan program SPSS. Output berupa
grafik yang digunakan untuk mengetahui apakah data normal atau tidak normal.
Titik-titik berlubang pada grafik P-P Plot merupakan data. Apabila titik-titik
tersebut terletak di sekitar garis artinya data berdistribusi normal (Field, 2009:
136). Normal atau tidaknya persebaran data dapat dilihat melalui histogram
dengan kurva normal. Apabila histogram membentuk atau mirip kurva normal
maka dapat dinyatakan data berdistribusi normal (Field, 2009: 136). Perhitungan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan pogram SPSS 16. Rumus dari uji
normalitas dapat dilihat pada gambar 3.4 (Uyanto, 2009: 54).
Gambar 3.10 Rumus Uji Normalitas
Keterangan:
= fungsi distribusi empiris = fungsi distribusi kumulatif b. Uji homogenitas
Siregar (2013:167) menjelaskan bahwa uji homogenitas memiliki tujuan untuk
mengetahui kesamaan varian dalam objek yang diteliti. Uji homogenitas
dilakukan pada rumusan masalah 2 dan rumusan masalah 3. Rumusan masalah
kedua dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah
sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta ditinjau dari jumlah siswa?”. Hipotesis
statistik berdasarkan data implementasi pembelajaran tematik oleh guru
pengampu kelas bawah ditinjau dari jumlah siswa.
Hipotesis nol (Ho) : Tidak ada perbedaan varian antara tingkat
implementasi penggunaan pembelajaran
tematik oleh guru pengampu kelas bawah
sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta
ditinjau jumlah siswa.
Hipotesis alternatif (Ha) : Ada perbedaan varian antara tingkat
implementasi penggunaan pembelajaran
tematik oleh guru pengampu kelas bawah
sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta dan
Rumusan masalah ketiga dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik oleh guru
pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta ditinjau dari
jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik?”. Hipotesis statistik
berdasarkan data implementasi pembelajarn tematik oleh guru pengampu kelas
bawah ditinjau dari jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik.
Hipotesis nol (Ho) : Tidak ada perbedaan varian antara tingkat
implementasi penggunaan pembelajaran
tematik oleh guru pengampu kelas bawah
sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta dan
jumlah rekan guru yang menggunakan
pembelajaran tematik.
Hipotesis alternatif (Ha) : Ada perbedaan varian antara tingkat
implementasi penggunaan pembelajaran
tematik oleh guru pengampu kelas bawah
sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta dan
jumlah rekan guru yang menggunakan
pembelajaran tematik.
Terdapat dua kriteria dalam pengambilan keputusan uji homogenitas. Kriteria
pertama apabila harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05, maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan varian antara dua kelompok. Kriteria
kedua apabila harga Sig.(2-tailed) < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha gagal ditolak.
Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan Lavene’s test
menggunakan program SPSS 16. Rumus Lavene’s test dapat dilihat pada gambar 3.5 (Nordstokke, 2011: 3).
Gambar 3.11 Rumus Lavene’s test
Keterangan:
n = jumlah observasi
k = banyaknya kelompok
= rata-rata dari kelompok ke i
= rata-rata dari kelompok dari Z
= rata-rata menyeluruh 6. Uji hipotesis
Santoso (2010:79) menjelaskan bahwa uji hipotesis digunakan untuk menguji
kuat atau tidaknya data dari sampel. Uji hipotesis dilakukan setelah peneliti
melakukan uji homogenitas dan uji normalitas. Santoso (2012: 94) menjelaskan
bahwa data bersifat interval atau rasio dan distribusi data normal maka
menggunakan statistik parametrik yaitu uji t dua sampel bebas (independent
sample t test). Apabila data bersifat nominal atau ordinal maupun data bersifat
parametrik. Statistik non parametrik menggunakan uji dua sampel bebas (uji mann
whitney). Apabila hasil analisis menunjukkan data berdistribusi normal dan data
memiliki varian yang sama atau data bersifat homogen, maka data selanjutnya
diolah menggunakan Independent Sample t-Test pada program SPSS 16.
Sebaliknya jika data yang diolah berdistribusi tidak normal dan data tidak
memiliki varian yang sama atau bersifat tidak homogen, maka data diolah
menggunakan uji Mann Whitney pada program SPSS 16.
Uji hipotesis digunakan untuk menjawab rumusan masalah 2 dan rumusan
masalah 3. Rumusan masalah 2 dalam penelitian ini adalah “Apakah ada
perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik oleh guru
pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta ditinjau dari
jumlah siswa?”. Hipotesis yang digunakan dalam rumusan masalah 2 adalah: Hipotesis nol (Ho) : Tidak terdapat perbedaan tingkat implementasi
penggunaan pembelajaran tematik oleh guru
pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di
kota Yogyakarta ditinjau dari jumlah siswa ( 1 =
2).
Hipotesis alternatif (Ha) : Terdapat perbedaan tingkat implementasi
penggunaan pembelajaran tematik oleh guru
pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di
kota Yogyakarta ditinjau dari jumlah siswa ( 1
Data untuk faktor demografi jumlah siswa dibagi ke dalam dua kelompok dan
termasuk dalam data interval. Uji hipotesis dalam rumusan masalah 2
menggunakan dua kriteria pengambilan keputusan. Pertama, jika Sig.(2-tailed)≥
0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat implementasi
pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di
kota Yogyakarta ditinjau dari jumlah siswa atau Ho gagal ditolak dan Ha ditolak.
Kedua, jika Sig.(2-tailed) < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan
tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah
sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta ditinjau dari jumlah siswa atau Ho
ditolak dan Ha gagal ditolak.
Rumusan masalah 3 dalam penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan
tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik oleh guru pengampu
kelas bawah sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta ditinjau dari jumlah rekan
guru yang menggunakan pembelajaran tematik?”. Hipotesis yang digunakan
dalam rumusan masalah 2 adalah:
Hipotesis nol (Ho) : Tidak terdapat perbedaan tingkat implementasi
penggunaan pembelajaran tematik oleh guru
pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di
kota Yogyakarta ditinjau dari jumlah rekan guru
yang menggunakan pembelajaran tematik.
Hipotesis alternatif (Ha) : Terdapat perbedaan tingkat implementasi
pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas
ditinjau dari jumlah rekan guru yang
menggunakan pembelajaran tematik.
Data untuk faktor demografi jumlah rekan guru yang menggunakan
pembelajaran tematik dibagi ke dalam dua kelompok dan termasuk data interval.
Uji hipotesis dalam rumusan masalah 3 menggunakan dua kriteria pengambilan
keputusan. Pertama, jika Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru
pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta ditinjau jumlah
rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik atau Ho gagal ditolak dan
Ha ditolak. Kedua, jika Sig.(2-tailed) < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru
pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta ditinjau dari
jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik atau Ho ditolak dan
Ha gagal ditolak.
Independent Sample T-Test atau uji t dua sampel digunakan untuk menguji
signifikansi beda rata-rata dua kelompok (Wiyono, 2011: 240). Uji ini biasanya
digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel independen terhadap satu atau
lebih variabel dependen. Santoso (2014: 79) menjelaskan bahwa rata-rata dari dua
grup yang tidak memiliki hubungan satu dengan yang lain. Tujuan dari
perbandingan tersebut apakah kedua grup mempunyai rata-rata yang sama atau
tidak. Riduwan (2008: 213) menjelaskan bahwa uji ini tergolong dalam uji