• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur kerja yang aman lainnya

Prosedur kerja yang aman

lainnya

(Titik Pemeriksaan 37 - 38)

Bekerja dengan aman dalam penggalian parit

MANFAAT

Bekerja di parit sangat berbahaya, khususnya, di kedalaman lebih dari ketinggian bahu pekerja. Pekerja terkubur oleh tanah yang jatuh, dimana di banyak negara, menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan fatal, khususnya selama musim hujan.

Sebelum masuk kedalam parit, perhatian harus diberikan untuk tindakan pencegahan yang diambil untuk menghindari risiko terkubur. Jika tanah tidak berbatu, salah satu metode berikut harus dipilih: memiringkan, menopang atau membentengi dinding parit. Ini adalah tanggung jawab dari pengelola. karena praktis, dua metode pertama yang paling sering digunakan.

CARA UNTUK PENINGKATAN

1.  Menganalisa kondisi tanah dan memutuskan tindakan pencegahan mana yang harus dilaksanakan untuk menghindari risiko runtuhnya dinding parit.

2.  Melindungi batas-batas penggalian dengan membangun pagar pembatas dan/atau batu-batuan yang memadai untuk menghindari jatuhnya pekerja dan/atau peralatan kedalam parit .

3.  Jaga jarak aman (misalnya min. 1,00 m, lihat gambar 37-1) dari tepi atas parit untuk meletakan benda-benda, termasuk dari penggalian.

4.  Pertimbangkan sarana akses untuk masuk dan keluar dari parit, seperti misalnya tangga setiap maksimal 10 m .

5.  Kedalaman parit yang sangat dalam (misalnya lebih tinggi dari pekerja), tutupi kemiringan galian dengan jaring yang sesuai atau bahan lainnya untuk menghindari benda-benda jatuh kedalam parit .

CARA MEMPROMOSIKAN KERJASAMA Keamanan lereng galian tergantung pada jenis tanah, pada kondisi tanah (misalnya disagregasi, banyaknya air) dan kelebihan beban yang ada (misalnya mesin di dekatnya). Pekerja berpengalaman dapat berkontribusi untuk menentukan kemiringan yang memadai (sudut kemiringan, yaitu kemiringan alami dari tanah) untuk setiap kasus .

Sebelum memulai pekerjaan penggalian, dengarkan ide-ide dari para pekerja tentang lereng yang memadai. Mereka yang paling terpengaruh dalam kasus runtuh dan sehingga mereka harus mengungkapkan pendapat mereka .

BEBERAPA PETUNJUK TAMBAHAN

1.  Hindari penggalian parit terlalu panjang dan t e r b u k a u n t u k w a k t u y a n g l a m a , koordinasikan laju pembukaan parit dengan laju penempatan bahan (misalnya tabung) dan menguruk parit dengan segera.

2.  Dimana hujan diperkirakan turun pada hari-hari berikutnya, tutupi lereng dengan plastik untuk menghindari runtuhnya dinding parit. 3.  Dimana metode menopang harus diikuti,

pengelola harus menyiapkan desain khusus oleh seorang insinyur yang memenuhi syarat, atau membuat sistem penopang prefabrikasi mengikuti petunjuk dari produsen.

4.  Berikan perhatian khusus pada perilaku tanah saat pemadatan bagian bawah parit, dimana getaran dapat mengganggu kestabilan tanah yang menyebabkan runtuhnya dinding parit.

POIN UNTUK DIINGAT

Semua parit tidak berbatu harus dibuat dengan kemiringan, menopang atau dibentengi yang memadai. Pengelola harus memutuskan metode mana harus diikuti untuk bekerja didalam penggalian dengan aman .

Gambar 37-1: Parit yang umum dengan lereng untuk mencegah runtuhnya dinding penggalian. Sudut "α“ lereng yang memadai dan jarak aman "d" harus diputuskan oleh pengelola dengan mempertimbangkan jenis tanah, kondisi tanah (misalnya disagregasi, banyaknya air) dan kelebihan beban yang ada (misalnya mesin di dekatnya). (*)

Gambar 37-2: Parit yang umum dengan metode menopang untuk mencegah runtuhnya dinding penggalian. Sistem menopang harus mengikuti desain yang disiapkan oleh pengelola. (*)

65-75º

d

Pastikan pembongkaran terencana dan aman pada bangunan dan struktur.

MANFAAT

Pembongkaran bangunan dan struktur dapat dilakukan dengan metode yang berbeda, t e r m a s u k p e m b o n g k a r a n m a n u a l , pembongkaran mekanik (dilakukan langsung dengan peralatan atau dengan menggunakan bola logam yang menggantung pada mesin derek), pembongkaran oleh bahan peledak . Pada bangunan skala kecil, metode yang paling sering digunakan adalah pembongkaran manual dan mekanik menggunakan peralatan (misalnya backhoe). Dari dua metode ini, pembongkaran didasarkan pada penggunaan alat-alat manual (seperti palu manual dan pneumatik) dan lebih berbahaya bagi pekerja, karena lebih banyak menggunakan tenaga sehingga beresiko lebih tinggi.

Namun, metode ini yang paling banyak digunakan untuk pembongkaran berskala kecil. Oleh karena itu, prioritas harus s e m a k s i m a l m u n g k i n t e r l e t a k p a d a penggunaan peralatan .

Semua metode pembongkaran ini, harus dilakukan dengan urutan terbalik, mulai dari atap, untuk kasus gedung. Para pekerja harus menerima instruksi detail pada rencana ini dan menggunakan alat pelindung diri untuk mengurangi risiko yang dapat terjadi.

CARA MENINGKATKAN HASIL

1. Dapatkan informasi tentang persyaratan lingkungan (seperti pembuangan limbah). 2. Lakukan pemeriksaan menyeluruh pada areal dan lingkungan (seperti jalur listrik, pipa gas, pipa air dan limbah, dll) .

3. Mengidentifikasi potensi risiko terhadap pekerja dan benda (misalnya efek dari debu, kebisingan, getaran, dll) .

4. Perhatikan bangunan yang akan dibongkar, karakteristik struktur bangunan, jenis dan kekuatan atap, jenis dan ketebalan dinding, bahan berbahaya (misalnya asbes) .

5. Berdasarkan informasi ini persiapkan rencana pembongkaran termasuk, apabila dibutuhkan, metode pembongkaran, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, asuransi, peraturan keselamatan yang harus diikuti, area terlarang, pembuangan limbah, dll .

CARA MEMPROMOSIKAN KERJASAMA Semua tindakan sebagaimana dimaksud atas adalah tanggung jawab pengelola. Namun, pekerja pembongkaran berpengalaman mengerti banyak risiko tinggi yang terlibat dan sehingga mereka tahu banyak tentang langkah-langkah pencegahan yang baik. Mereka perlu diberikan kesempatan untuk memberi nasihat tentang langkah-langkah pencegahan yang spesifik. Sebelum memulai pekerjaan berbahaya, undang para pekerja untuk memberi masukan pada rencana pembongkaran .

BEBERAPA PETUNJUK TAMBAHAN

1.  Libatkan pekerja berpengalaman dalam pembongkaran sebanyak mungkin pada jenis pekerjaan ini. Jika terdapat pekerja belum berpengalaman, petunjuk tentang resiko dan tindakan pencegahan tertentu lebih rinci akan dibutuhkan .

2.  Sebisa mungkin, gunakan alat mekanis yang memadai untuk proses pembongkaran .

3.  Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, bongkar dan seleksi bahan yang dapat digunakan kembali (misalnya perabotan, pintu, jendela, batu, besi baja), mendaur ulang (misalnya batu bata, beton) atau pengelolaan limbah (misalnya, kayu) .

POIN UNTUK DIINGAT

Pembongkaran harus dilakukan dalam urutan terbalik pada bangunan dan, sebisa mungkin, menggunakan cara mekanis.

Gambar 38-1: Pembongkaran secara manual harus direncanakan sebelum memulai pekerjaan dan pekerja harus menerima petunjuk rinci tentang proses kerja dan juga pada risiko dan tindakan pencegahannya, termasuk alat pelindung diri yang memadai (misalnya, dalam gambar ini pekerja tidak terlindungi terhadap jatuh dari ketinggian).

(*)

Gambar 38-2: Pembongkaran secara mekanik menggunakan backhoe, lebih aman daripada pembongkaran manual. Prioritas harus diberikan untuk teknik ini, bila memungkinkan. (*)

ILO 1967. Maximum Weight Convention, 1967 (No.127)

ILO 1988. Safety and Health in Construction Convention, 1988 (No. 167)

ILO 1988. Safety and Health in Construction Recommendation, 1988 (No. 175)

ILO 1992. Code of Practice on Safety and Health in Construction

ILO 1995. Safety, health and welfare on construction sites. A training manual (Partially

outdated)

ILO 2001. Guidelines on Occupational Safety and Health Management Systems