• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.3 Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan produk berupa modul pembelajaran IPA materi Makhluk Hidup dan Upaya Pelestariannya. Peneliti mengembangkan modul berdasarkan langkah – langkah dari ADDIE menurut Buttori (2003:14), yaitu (1) Analyze (analisis); (2) Design (Perancangan); (3) Development (pengembangan); (4) Implementation (implementasi); (5) Evaluation (evaluasi).

1. Analyse (Analisis)

Peneliti mengambil contoh kasus di SD Negeri Demangan Yogyakarta untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh siswa ketika pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa merespon dan tanggap terhadap materi pembelajaran. Observasi dikhususkan untuk materi yang berhubungan dengan lingkungan dan alam yaitu materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Observasi digunakan juga untuk menemukan permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran yang berlangsung. Siswa cenderung menghafal materi bacaan yang ada di buku, tanpa ada praktik atau observasi secara langsung

42

pada lingkungan. Hal tersebut mempengaruhi siswa dalam kehidupan sehari – hari berhubungan dengan kesadaran lingkungan.

Pembelajaran di kelas akan menjadi lebih efektif apabila tujuan dari pembelajaran tercapai dengan baik. Guna mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengarahkan siswa agar dapat belajar dengan serius dan fokus terhadap apa yang dipelajari. Pembelajaran yang serius adalah pembelajaran yang tidak keluar dari pembahasan dan tetap fokus pada hal yang dipelajari. Siswa kelas IV B cenderung kurang serius dalam pembelajaran dikarenakan ketika pembelajaran berlangsung, tidak semua siswa memperhatikan dan fokus terhadap apa yang dibahas. Hal yang membuat siswa tidak fokus adalah ketika guru memberikan materi dan melaksanakan pembelajaran, siswa ramai dan berbincang dengan teman di luar pembelajaran.

Pada proses belajar mengajar, guru belum mengajak siswa untuk meneliti lingkungan dan mengajak siswa untuk melaksanakan pembelajaran berdasarkan pengalaman. Hal ini sangat berpengaruh untuk siswa karena dari pengamatan yang peneliti dapatkan, siswa memiliki karakter yang berbeda – beda sehingga cara guru mengajar diharapkan dapat menyeluruh dan menarik bukan untuk satu siswa tetapi untuk semua siswa yang ada di kelas. Dengan pembelajaran melalui pengalaman, siswa diharapkan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik karena pengalaman siswa berbeda dan dengan melakukan penelitian pada lingkungan masing – masing diharapkan dapat membuat siswa lebih fokus dan dapat mencapai tujuan dari pembelajaran.

43

Kegiatan lain juga dilakukan dengan wawancara Guru kelas IV B dan juga Kepala Sekolah SD Negeri Demangan Yogyakarta guna memperluas informasi yang berkaitan dengan pembelajaran IPA dan kebutuhan akan bahan ajar tentang Makhluk Hidup. Diketahui permasalahan yang dihadapi adalah cara penyampaian materi agar siswa lebih aktif dan kreatif kemudian dapat memahami materi tanpa sistem hafalan. Guru mengharapkan siswa untuk lebih belajar melalui pengalaman langsung terhadap lingkungan.

Berdasarkan teori perkembangan Jean Piaget anak pada umur 7-11 tahun yang masuk pada tahapan operasional konkret yaitu dapat menalar secara logis mengenai kejadian konkret, menggolongkan benda ke dalam kelompok yang berbeda-beda, memahami percakapan, pengklasifikasian, dan menempatkan sesuatu dalam urutan yang teratur. Dari 28 siswa kelas IV SD Negeri Demangan, 12 di antaranya kurang peduli dengan lingkungan yang berkaitan dengan sampah dan tumbuhan. Setelah memasuki waktu istirahat, siswa mulai berbaur dan membawa makanan dengan bungkus plastik. Untuk sampah, beberapa siswa masih membuang pada sela – sela tanaman dan ada pula yang menempatkan di laci meja. Tetapi 6-10 siswa sudah membuang sampah pada tempatnya.

Analisis dokumen yang peneliti laksanakan adalah melihat nilai hasil belajar dari siswa ketika pembelajaran IPA berlangsung. Analisis ini membantu peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam belajar IPA dan juga kebutuhan modul yang akan dibuat.

44

Hasil dari kegiatan Observasi dan Wawancara terhadap analisis kebutuhan siswa dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan modul sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru dan siswa dan dapat mennumbuhkan pengaruh positif bagi kemajuan siswa kelas IV B SD Negeri Demangan Yogyakarta.

2. Design (Desain)

Pada tahap mendesain bahan ajar terdapat beberapa tahap yaitu mengidentifikasi tujuan, tahap analisis instruksional, dan tahap analisis karakteristik siswa.

Identifikasi tujuan disesuaikan dengan komponen “ABCD”, A (audience), B (behavior), C (condition), D (degree), menurut Smaldio, et al, 2014:119).

Tujuan dari pembuatan modul ini adalah untuk membantu siswa dapat mencapai pembelajaran yang efektif dan dapat memahami materi yang dipelajari dan disampaikan oleh guru. Siswa dapat lebih peka dan sadar akan lingkungan dan makhluk hidup yang ada di alam sudah menjadi pencapaian yang memuaskan karena belum tentu semua siswa dapat menyadari bahwa makhluk hidup yang ada di lingkungan sangat berpengaruh bagi kehidupan. Siswa dapat belajar melalui pengalaman langsung dengan bereksperimen terhadap lingkungan dengan panduan modul yang telah dibuat. Dengan dibuatnya modul pembelajaran IPA siswa diharapkan mampu memahami lingkungan dan memahami materi yang dipelajari dengan mudah dan dapat diterapkan untuk kehidupan sehari – hari.

Kompetensi yang dihadirkan dalam modul yang akan dikembangkan berhubungan dengan Makhluk Hidup dan Upaya Pelestariannya dan mengacu

45

pada karakteristik siswa. Pada masa sekarang dikarenakan adanya kendala dalam pertemuan tatap muka dengan siswa dan pembelajaran diulas secara daring, maka modul yang dibuat akan mengajak siswa untuk aktif dan bereksperimen pada lingkungan berdasarkan pengalaman yang pernah siswa alami. Pembahasan yang ada di dalam modul mengulas lebih detail tentang materi yang akan diajarkan kepada siswa. Peneliti membuat buku modul untuk guru dan buku modul untuk siswa yang tentunya isi dari setiap buku tidak sama.

Dalam buku siswa terdapat cara penggunaan buku, tujuan pembelajaran, kegiatan-kegiatan, materi dan lembar kerja serta soal evaluasi sedangkan di dalam buku guru isinya hampir sama dengan buku siswa tetapi di buku guru disertakan silabus, RPP, penilaian dan kunci jawaban.

Dalam tahap ini peneliti melakukan desain pada modul “Hewan dan Upaya Pelestariannya” agar modul dapat mencapai tujuan pembelajaran. Masalah yang dihadapi oleh siswa adalah masih belum sadarnya siswa terhadap lingkungan dan makhluk hidup yang ada di sekitar. Menurut Kunandar (2011:244) silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penailaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus bisa disebut sebagai rencana pembelajaran yang disiapkan untuk satu semester, sedangkan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) adalah rencana yang mengambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran guna mencapai KD

46

yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011 :263).

Silabus disertakan di buku modul untuk guru agar guru dapat memahami dan menyinkronisasi kegiatan yang akan dilakukan satu semester. Kegiatan yang dipilih berdasarkan dengan karakter siswa dan lingkungan agar dapat menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan dengan pengalaman konkret.

Kegiatan dipilih berdasarkan lingkungan rumah dan sekolah yang berada di kota dan lingkungan sekolah yang terdapat hewan dan tumbuhan guna menunjang kegiatan yang ada di buku modul siswa.

3. Development (Mengembangkan)

Pada tahap ini peneliti akan mengembangkan modul menggunakan sumber – sumber yang relevan dan terkait dengan materi Makhluk Hidup dan Upaya Pelestariannya. Development disini merupakan penerapan dan penyesuaian dari desain. Desain sendiri yang isinya luaran dari lingkungan yang akan digunakan untuk proses pembelajaran, yang akan membuat isi dari modul tepat sasaran dan sesuai jika digunakan dalam lingkungan yang seperti ada di tahapan desain.

Pada awal pembuatan modul ini adalah melihat pada Buku Guru dan Buku Siswa sehingga dapat menarik kesimpulan kegiatan pembelajaran dan materi apa saja yang diajarkan. Kemudian menarik kesimpulan dari hasil observasi dan wawancara sehingga dapat menentukan modul seperti apa yang akan dibuat.

Setelah mengetahui dan menyusun desain modul yang akan dikembangkan, peneliti mempelajari dan memilih Model yang akan digunakan dalam modul

47

yaitu Model Experiential Learning. Model Experiential Learning memiliki 4 tahapan dan tahapan tersebut harus masuk dalam modul. Isi dalam modul untuk guru dan siswa berbeda dan untuk modul guru terdapat perangkat pembelajaran seperti Silabus dan RPP. Maka dari itu peneliti harus menyusun Silabus dan RPP terlebih dahulu sebelum menyusun modul.

Isi dari Modul adalah kegiatan yang termasuk dalam materi Makhluk hidup dan upaya pelestarianya, penjelasan tentang makhluk hidup, macam – macam makhluk hidup, jenis hewan, manfaat bagi lingkungan sekitar, dan juga upaya pelestariannya. Adapun lembar kerja siswa yang menunjang siswa untuk memahami berbagai jenis makhluk hidup dan upaya pelestariannya di lingkungan.

Dengan terbentuknya modul ini, tentu belum lengkap apabila tidak adanya review dari beberapa ahli. Setelah review oleh beberapa ahli maka peneliti memperbaiki dan menyesuaikan dengan hasil review dan pengamatan siswa.

4. Implementation (Implementasi)

Tahap ini peneliti melakukan tahap nyata karena pada tahap ini modul yang telah disusun oleh peneliti akan diujikan kepada siswa. Tahap ini memiliki makna untuk penyampaian materi yang ada pada modul. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data dari uji coba modul, apakah modul tersebut layak dan dapat mempermudah pembelajaran atau sebaliknya. Dalam pelaksanaan uji coba modul, diharapkan mengikuti tahapan – tahapan yang ada dalam modul. Pada uji coba ini apakah modul dapat efektif untuk pembelajaran mengenai Makhluk Hidup dan Upaya Pelestariannya dengan model Experiential Learning. Peneliti dapat

48

mengetahui kekurangan dalam modul yang dibuat serta dapat memberikan komentar seputar modul apabila digunakan pembelajaran.

5. Evaluation (Evaluasi)

Pada tahap ini adalah tahap pemberian nilai terhadap langkah – langkah yang dikembangkan sebelumnya. Proses evaluasi ini dilakukan dengan melakukan klarifikasi terhadap kompetensi yang harus dimiliki siswa setelah menggunakan bahan ajar atau dapat disimpulkan bahwa bahan ajar tersebut membantu siswa dalam mempelajari materi atau tidak. Tujuannya adalah untuk memberi kesimpulan apakah modul tersebut sudah layak dan menarik bagi proses pembelajaran atau belum. Tahap ini merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE yaitu evaluasi yang hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang dikembangkan. Pengetahuan dan kesadaran siswa atas makhluk hidup dan upaya pelestariannya dalam lingkungan dalam tahap ini dapat dilihat, apakah berkembang atau tidakkarena tujuan dari pengembangan ini adalah kualitas modul maka dari itu ditentukan dalam evaluasi dari tahapan implementasi yang dilakukan oleh siswa.