Pemeriksaan medis lengkap termasuk pemeriksaan tingkah laku. Bila tidak ada kelainan -
fisik dan emosional yang mendasari dilakukan evaluasi komprehensif psikoedukasi.
Pemeriksaan psikologi dan edukasi merupakan alat untuk penilaian kesulitan belajar -
pada anak usia sekolah. Evaluasi tersebut menilai fungsi kognitif, visual-perseptual, dan proses bahasa. Sebagai tambahan IDEA menambah penilaian 7 area akademik yaitu ekspresi oral, mendengar komprehensif, ekspresi menulis, kemampuan membaca dasar, membaca komprehensif, kalkulasi matematika, dan logika matematika. Penambahan penilaian ini berguna untuk pendekatan terapi.
102 Gangguan Belajar pada Anak
Penilaian fungsi kognitif: -
Pemeriksaan IQ biasa seperti WISC-III dan Kaufman-
- Assessment Battery for
Children (K-ABC ).
Tabel 2. Pemeriksaan yang sering digunakan untuk evaluasi pencapaian dan area yang berhubungan
Nama Pemeriksaan Deskripsi dan penilaian area yang terkena
Pemeriksaan Visual Perseptual
Bender Gestalt Pemeriksaant (Bender 1942)
Goodenough-Harris Drawing (Harris, 963)
Anak diminta untuk meniru 9 gambar untuk menilai kemampuan visual perseptual dan koordinasi tangan dan mata
Penilaian kemampuan visual perseptual dengan melihat akurasi dan detail dalam menggambar Pemeriksaan Pencapaian Akademik Komperhensif
Woodcock- Johnson Psycho- Educa -tional Battery- Revised Pemeriksaant of Cognitive Abilty (Woodcock&Johnson, 1989)
Wechsler Individual Achievement Pemeriksaant ( WIAT) ( Wechsler, 1992)
Kaufman Pemeriksaant of Educational Achievement (KTEA) (Kaufman & Kaufman, 1985)
Peabody Individual Achievement Pemeriksaant – Revised (PIAT- R ) (Markwardt, 1989)
12 poin penilaian kemampuan mengenal kata, kalkulasi matematika, logika, pengejaan, dan ekspresi menulis
12 poin untuk menilai ekspresi orang, dasar-dasar membaca, kalkulasi matematika, ekspresi menulis, dan kemampuan mendengar
12 poin untuk menilai pengenalan kata, kalkulasi matematika, logika, dan pengejaan
12 poin untuk menilai pengenalan kata, kalkulasi matematika, logika, dan pengejaan
Pemeriksaan Standar Untuk Membaca Stanford Diagnostic Reading Pemeriksaant (Karlsen,Madden,&Gardner,1985) Gapemeriksaan-MacGinitie Reading Pemeriksaant (MacGinitie, 1989 ) Gray Oral Reading Pemeriksaant- Revised ( Wiedrholt & Brayant, 1992 )
Nelson- Denny Reading Pemeriksaant ( Brown, Bennett, & Hanna, 1985 )
Perbendaharaan kata dan cerita yang dinilai secara komprehensif
Penilaian kemampuan membaca, termasuk kelancaran membaca, dan pengenalan kata Dirancang untuk usia 9-16 tahun untuk menilai kemampuan membaca secara komperhensif Pemeriksaan standar Untuk Matematika
Key Math- Revised ( Connolly, 1988) Dirancang untuk TK sampai kelas 9 untuk menilai
konsep dasar matematika, operasional, dan aplikasinya
Pemeriksaan Standar Untuk Ekspresi Menulis Pemeriksaant of Written Spelling- Second Edition ( Larsen & Hammill, 1986 )
Dirancang untuk kelas 1-12 untuk menilai pengejaan kata yang regular dan irregular
WISC-III dibagi menjadi 6 pemeriksaan verbal dan 6 pemeriksaan
- performance.
Pemeriksaan verbal WISC-III terdiri dari informasi, komprehensif, aritmatika, persamaan, dan perbendaharaan kata. Pemeriksaan performance WISC-III terdiri dari menyelesaikan gambar, merencanakan gambar, merancang kotak, menilai objek, dan puzzle. Berdasarkan pemeriksaan ini dapat ditentukan kelemahan penderita pada aspek apa sehingga dapat dilakukan program pendidikan yang sesuai dengan kelemahannya.
- Pemeriksaan K-ABC: menilai intelegensia dan pencapaian proses mental. Pemeriksaan ini terdiri dari 4 skala global yaitu sequential, processing, simultaneous processing, mental processing composite, dan achievement.
- Pemeriksaan lain yang lebih spesifik sesuai dengan kelemahan yang dialami seperti Gapemeriksaan-MacGinitie Reading Pemeriksaant untuk membaca, Key Math- Revised untuk matematika, Pemeriksaant of Written Spelling- Second Edition untuk menulis, serta masih banyak lagi.
Tata laksana
Tujuan tata laksana: untuk mencapai kemampuan akademik yang kompeten dan -
mengobati kelainan-kelainan yang berhubungan. Dibutuhkan kerjasama yang baik antara dokter, psikolog, pendidik, dan orangtua.
Tata laksana kelainan medis yang mendasari seperti pada susunan saraf pusat baik -
infeksi atau cedera otak, penyakit kronis, keracunan logam berat, gangguan perhatian maupun tingkah laku, atau gangguan sensori seperti gangguan mata atau telinga. Intervensi sesuai dengan kelemahannya.
-
Gangguan membaca: meningkatkan pengenalan kata-kata, menambah -
perbendaharaan kata, mengerti arti kata, dan meningkatkan kemampuan membaca dengan menggunakan metode–metode pengajaran seperti program Recipe for reading dan Wilson reading system.
Gangguan menulis (disgrafia) memiliki gangguan dalam
- processing dan melaporkan
informasi dalam bentuk tulisan. Dapat terjadi karena ketidakmampuan menggunakan alat tulis dan kertas untuk mengeluarkan ide dalam bentuk tulisan atau terjadi dalam proses pengeluaran ide tersebut. Teknik remedial dan instruksional dapat membantu masalah ekspresi menulis.
Kesulitan pada fungsi aritmatika (diskalkulia): ketidakmampuan untuk melakukan -
matematika dasar. Teknik intervensi yang dilakukan dapat dititik beratkan pada urusan penggunaan uang baik di rumah makan, supermarket (menghitung uang kembalian), maupun urusan perbankan (menghitung bunga).
Konseling -
Yang paling baik adalah konseling keluarga dengan pokok permasalahan teknik terapi perilaku, disiplin, harapan orangtua, dan kepercayaan diri anak.
104 Gangguan Belajar pada Anak
Peran dokter anak: -
deteksi dini dengan pemeriksaan perkembangan, sehingga dapat segera diketahui -
adanya gangguan bahasa atau gangguan lainnya yaang dapat berkembang menjadi kesulitan belajar pada usia sekolah
melakukan terapi bila didapatkan kelainan yang mendasari -
Peran psikolog: -
Skrining anak dengan gangguan perkembangan apakah anak tersebut menderita -
kesulitan belajar atau nantinya akan menderita kesulitan belajar.
Skrining dengan berbagai macam pemeriksaan diatas namun sebagian besar -
baru dapat dilakukan pada usia 6 tahun sehingga untuk anak < 6 tahun atau usia pra sekolah baru dapat dinilai secara kasar bahwa anak tersebut nantinya akan mengalami kesulitan belajar. Walaupun penilaian pada anak pra sekolah masih kasar tetapi sudah harus dilakukan intervensi dini.
Peran pendidik profesional: -
melakukan intervensi terhadap kelemahan yang dimiliki penderita -
Peran orangtua: -
ujung tombak untuk deteksi dini kesulitan belajar -
melakukan stimulasi -
evaluasi di rumah -
membangun mental anak agar tidak merasa kecil hati -
Kepustakaan
Brown RT, Freeman WS. Prevalance and assessment of attention deficit/ hyperactivity disorder in 1.
primary care settings. Didapat dari http//www. Pediatrics.org. 20 Maret 2005.
Church RP, Lewis MD, Batshaw ML. Learning disabilities. Dalam : Batshaw ML, penyunting. Children 2.
with disabilities. Baltimore : Paul H Brookes Publishing Co., 1997; 471-97.
Diagnostic and Statistcal Manual of Mental Disorder. Edisi ke-4. American Psychiatric Association. 3.
Washington. 1994.
Horner CJ. Clinical practice guideline: Diagnosis and evaluation of the child with attention deficit 4.
hyperactivity disorders. Didapat dari http//www. Pediatrics.org. 20 Maret 2005.
Levine MD. Neurodevelopmental variation and dysfunction among school-aged children. Dalam : 5.
Levine MD, Carey WB, Crocker AC, penyunting Developmental – behavioural pediatrics. Edisi ke-3. Philadelphia: WB Saunders Co.,1999; 520-35.
Menkes JH. Learning disabilities. Dalam: Menkes JH., Sarnat HB., Maria BL. Editors. Child Neurology. 6.
Philadelphia: Lippincot Williams and Wilkins; 2006; 1127-33.
Shaaywitz S. Dyslexia. Dalam: Swaiman KE, Ashwal S, penyunting Pediatric Neurology Principles and 7.
Practice. Edisi ke-4. Saint Louis : Mosby Publishing, 2006; 855-70.
Kelly DP. Neurodevelopmental Dysfunction in the School aged children Dalam: Behrman RE, Kliegman 8.
RM, Jenson HB, editors. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: Saunders, 2004:100- 12.
Silver LB. A look at Learning Disabilities in Children and Youth Dalam: NICHY. Reading and Learning 9.