• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Komunikasi Pihak Yang Terlibat Dalam KEK Tanjung Lesung Dalam Menghadapi Hambatan Fisik

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisis Data

4.3.3 Proses Komunikasi Pihak Yang Terlibat Dalam KEK Tanjung Lesung Dalam Menghadapi Hambatan Fisik

Fungsi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah melakukan dan mengembangkan usaha dibidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan

56

Wawancara Dzulkarnaen, tokoh masyarakat Cikadu, 7 Agustus 2016

57

energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi, pariwisata dan bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terdiri atas satu atau beberapa Zona, antara lain Zona pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata dan energi yang kegiatannya dapat ditujukan untuk ekspor dan untuk dalam negeri.

Hambatan fisik ialah hambatan yang disebabkan karena kondisi geografis. Misalnya jarak jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, kantor telepon, Jalur transportasi dan sebagainya. Oleh karena itu hambatan fisik tentu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus karena jika hambatannya besar maka fungsi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tidak dapat terwujud. Dalam hal ini, penulis menganalisis hambatan fisik dengan 3 indikator yaitu jarak, infrastuktur dan sarana.

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pandeglang menyatakan bahwa saat ini Pemerintah Daerah sedang berusaha menunjang sarana dan prasarana menuju kawasan Tanjung Lesung. Beberapa sarana penunjang tersebut diantaranya jalan tol Serang-Panimbang, reaktivasi rel kereta Rangkas-Labuan dan Saketi-Bayah, betonisasi jalan kabupaten dan pengadaan penerangan jalan serta pembangunan Bandar Udara Banten Selatan.

“Sebenarnya hambatannya salah satunya adalah akses jalan, dari

Jakarta saja butuh 5 jam ke Tanjung Lesung. Sehingga yang dipercepat saat ini adalah pembuatan jalan tol. Nantinya banyak investor yang hadir jika jalan tol sudah selesai. Karena bisnis pariwisata bukan bisnis barang dan peminatan, sehingga yang harus didahulukan adalah promosi daerah dan juga infrastrukturnya. Nanti akan lebih pesat lagi perkembangannya jika jalan tol sudah ada. Termasuk kesiapan masyarakatnya juga. Makanya kita membuat kompepar (komunitas pemberdayaan pariwisata) disana. Kelompok yang bias memberdayakan masy. Disana termasuk ada

kelompok nelayan, dan kemarin ada bantuan dari disbudpar berupa alat menyelam58

Abdul Aziz yang menjadi informan penelitian mengungkapkan bahwa sebenarnya isu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ini hanyalah sebuah isu nasional yang dibangun di Pandeglang. Tujuannya adalah agar perhatian nasional tertuju ke Pandeglang. Sehingga sarana dan prasarana tersebut nantinya bermanfaat bagi seluruh masyarakat Pandeglang, tidak hanya masyarakat Tanjung Lesung saja.

“Bagi pemda, KEK tanjung lesung ini sebenarnya hanyalah

bagaimana kita membuat sebuah isu nasional di Pandeglang. Sehingga nanti lirikannya nanti kesini. Untuk mempercepat pembangunan terutama di selatan Pandeglang. Saat ini sedang proses pembebasan lahan untuk pembuatan jalan tol Serang-Panimbang sepanjang 80KM. targetnya di 2018 sudah selesai. Selain jalan tol, Ada bandara Banten Selatan dengan progresnya yang cukup lama dan reaktivasi rel kereta Rangkas-Labuan dan rel Saketi-Bayah. Fungsinya selain kereta wisata, juga menjadi jalur kereta barang pabrik semen di Bayah. Setelah penetapan, seluruh infrastruktur diperbaiki termasuk jalan sudah di beton dan diperlebar menjadi 7 meter dan juga penerangan sudah ditambah. Sebenarnya bukan hanya Tanjung Lesungnya, tetapi juga dampaknya bagi seluruh masyarakat Pandeglang59

Sedangkan untuk sarana di dalam kawasan Tanjung Lesung, Abdul Aziz mengatakan bahwa hal tersebut sepenuhnya sudah menjadi tanggung jawab dari pihak pengelola. Nantinya, Pemda hanya mengurus seputar administrasi dan juga biaya retribusi saja.

“Rencananya juga akan ada universitas di dalam Tanjung Lesung.

Sebenarnya bukan hanya wisatanya saja tapi juga unsur pendidikan dan kesehatannya. Nanti rencananya ada 1.000 homestay, ada rumah sakit juga, ada hotel, apartemen, cottage dan sebagainya. Itu sarana yang akan dibangun oleh pengelola. Sedangkan dari Pemda hanya air bersihnya saja yang menggunakan jasa PDAM Pandeglang60

58

Wawancara Abdul Aziz, Kasie Sumberdaya Buatan BAPPEDA Pandeglang, 26 Juli 2016

59

Wawancara Abdul Aziz, Kasie Sumberdaya Buatan BAPPEDA Pandeglang, 26 Juli 2016

60

Teddy aelaku administrator KEK Tanjung Lesung mengungkapkan, akan banyak festival-festival yang diselenggarakan di Tanjung Lesung dengan tujuan sebagai promosi wisata dan juga promosi kegiatan festival itu sendiri.

“Jarak memang menjadi kendala, oleh karena itu kami mengadakan beberapa promosi dengan mengadakan beberapa kegiatan seperti festival. Di tahun ini akan ada festival, seperti bagan race. Dan ada wacana Seal Tanjung Lesung dan akhir tahun ini ada festival lagi61

Sementara, untuk mengatasi hambatan fisik berupa infrastruktur Teddy mengatakan hal yang sama dengan Abdul Aziz yaitu proses-proses pembanguan jalan tol, reaktivasi rel dan sebagainya.

“Sedang kita kejar untuk infrastruktur. Seperti betonisasi jalan

dari PLTU Labuan sampai ke Tanjung Lesung, terus juga lampu penerangan jalan kita perbanyak, ada pembuatan jalan tol Serang-Panimbang, reaktivasi rel kereta dan juga wacana pembangunan bandara Banten Selatan62

Untuk mengatasi hambatan fisk yaitu sarana di area Tanjung Lesung, Teddy mengatakan saat ini sudah ada 2 pantai yang dibuka untuk umum. Yaitu Pantai Bodur dan Beach Club.

“Ada 2 pantai terbuka yang dibuka, yaitu pantai Bodur dan Beach

club. Di beach club banyak game nya dari snorkling, donnut jup, banana boat. Terus untuk feature pengembangan yang berkaitan dengan pantai umum sudah diisapkan namanya Lada Beach. Selain pantai juga aka nada President University disana, ada rumah sakit, homestay, hotel, dan sarana lain. Tapi ya memang belum berjalan karena banyak investor ini baru MoU saja dengan pengelola. Dan baru akan action ketika jalan tol sudah beroperasi63

Sementara KH. Yusuf Mubarok yang menolak keberadaan KEK Tanjung Lesung menyampaikan analisisnya yaitu Tanjung Lesung dipilih karena tanahnya murah, masyarakatnya menengah kebawah dan harga tenaga kerja nya yang juga

61

Wawancara Teddy, sekretaris Administrator KEK, 28 Juli 2016

62

Wawancara Teddy, sekretaris Administrator KEK, 28 Juli 2016

63

murah. Menurutnya, yang cocok menjadi kawasan ekonomi khusus adalah daerah wisata Anyer karena potensi wisatanya sudah maju daripada wilayah Tanjung Lesung.

“Iya kalo tentang itu saya tahu, kenapa coba memilih Tanjung

Lesung sebagai daerah ekonomi khusus? Kenapa tidak Anyer saja yang wisatanya sudah maju. Analisis saya, Tanjung Lesung dipilih karena tanahnya murah dan masyarakatnya menengah kebawah. Kalo dari sisi

jarak kan jauh sekali dengan ibukota”64

Untuk urusan infrastruktur, KH. Yusuf mengatakan bahwa peresmian KEK ini terlalu terburu-buru. Menurutnya, masyarakat perlu tahu bahwa KEK ini siapa investornya, apa tujuannya dan apa sebabnya memilih Tanjung Lesung.

“Seperti yang tadi saya katakan, pada dasarnya ini pasti akan membawa mudaharat. Termasuk urusan infrastukturnya, keinginan masyarakatnya, social budaya nya. Itu semua sudah terpenuhi belum. Jika belum dan pemerintah terburu-buru meresmikan KEK, apa sebabnya ? berarti kan ada hal-hal yang masyarakat tidak tahu. Padahal masyarakat sebagai warga Negara berhak tahu, investor ini siapa, dari Negara mana, apa tujuannya, lalu masyarakat akan dikemanakan dan lain-lain lah65

Kyai Yusuf juga sangat tidak setuju dengan pembangunan hotel, cottage, homestay dan sebagainya jika tidak menguntungkan masyarakat sekitar Tanjung Lesung.

Nantinya katanya di sana akan dibangun hotel, cottage, homestay dan lain-lain. Kalo masyarakat sekitar tidak diuntungkan ya buat apa ? saya dengan tegas atas nama ulama Banten ini menolak karena kami tahu bahwa masyarakat ini tidak akan menjadi apa-apa. Tanahnya dibeli, mereka terpinggirkan di daerah mereka sendiri. Ini kan miris66

Kyai Odon, pandangannya bertolak belakang dengan Kyai Yusuf, menurutnya perkembangan KEK ini nantinya tidak hanya untuk masyarakat

64

Wawancara KH. Yusuf Mubarok, ketua forum ulama se-Banten, 4 Agustus 2016

65

Wawancara KH. Yusuf Mubarok, ketua forum ulama se-Banten, 4 Agustus 2016

66

Tanjung Lesung tapi juga untuk masyarakat Pandeglang sehingga harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Iya jaraknya memang jauh, makanya pemerintah juga kan

berupaya membuat jaln tol, reaktivasi rel kereta dan bandara juga. Itu kan manfaatnya untuk orang banyak. Tidak hanya masyarakat Tanjung Lesung, tapi juga masyarakat Pandeglang dan Banten. Masa ada kemajuan seprti itu kita tolak sih. Kan kalau tidak ada KEK belum tentu ada jalan tol67

Untuk urusan prasana pendukung KEK, kyai Odon mengatakan bahwa prasarana pendukung KEK di kawasan Tanjung Lesung sudah mulai membaik. Sudah ada masjid, pos keamanan dan lain-lain. Sehingga untuk urusan kemaksiatan bisa dihindari menurutnya.

“Maksiat itu kan dimana-mana pasti ada. Tinggal kita saja para ulama harus bisa mengontrol itu. Disini juga kana da masjid, santri-santri nya banyak. Ya orang juga mikir masa di tempat yang banyak santri nya berbuat maksiat. Di pesantren saya juga ini kita buatkan pos untuk masyarakat menjaga keamanan. Dan di pos itu kita selalu koordinasi dengan Kamtibmas polsek Panimbang68

Selain mengelola tempat pariwisata dan juga mengajak masyarakat sekitar untuk membuka usaha, Kyai Odon juga mendatangkan guru di bidang pariwisata untuk mengajarkan santri-santri nya agar bisa mengelola tempat wisata.

Ya kalo sarana, dan sifatnya dari masyarakat yang langsung tergerak kan banyak ya. Sudah saya ceritakan tadi. Selain itu di pesantren saya juga, saya datangkan pengajar yang langsung mengajarkan santri-santri sini untuk mengelola tempat pariwisata. Ya ilmu-ilmu pariwisata lah. Dari manajemennya, promosinya, pengelolaannya dan juga ke bagian perawatan tempat wisata juga diajarkan. Jadi nanti warga sekitar tidak kalah dengan orang Jakarta yang sudah berpengalaman69

Dzaenuddin Tanjung Jaya, Desai Cikadu mengatakan bahwa untuk urusan jarak dan promosi wisata itu sudah menjadi tanggung jawab dari pengelola.

67

Wawancara KH. Odon Firdaus, Pengasuh PP. As-Syifa, 7 Agustus 2016

68

Wawancara KH. Odon Firdaus, Pengasuh PP. As-Syifa, 7 Agustus 2016

69

“Kita kan diberitahu nya kalau KEK ini diajukan oleh pengelola,

jadi ya untuk urusan jarak dan sebagainya biarkan saja pengelola yang memutar otak bagaimana caranya meskipun jaraknya jauh tapi tetap banyak wisatawan yang hadir70

Beliau juga mengatakan untuk urusan komunikasi dan jaringan internet, sinyal komunikasi sudah bagus. Hanya saja belum semua operator.

“Disini sinyal handphone sudah bagus sih. Cuma memang belum semua operator. Baru Indosat. Telkomsel sama XL aja yang sudah bagus. Jadi tetep untuk komunikasi jarak jauh mah bisa kok. Tidak terlalu sulit banget gitu71

Selain itu, menurutnya perkembangan yang terbaru adalah sudah adanya warga yang membuka praktek kebidanan. Sehingga jika sakit ringan masih bisa diobati di Tanjung Lesung.

“Sarana mah banyak. Keliatan lah kalau yang dulu pernah kesini

sama yang sekarang kesini pasti beda banget. Sekarang yang terbaru ada masyarakat yang anaknya lulus akbid dan langsung buka praktek kebidanan disini. Jadi kalau sakit ringan masih bisa diatasi disini72

Menurut analisa penulis, pemerintah daerah melalui BAPPEDA dan Administrator KEK sedang mengupayakan beberapa hal agar hambatan fisik dapat teratasi. Selain itu, masyarakat sekitar juga mengupayakan hal yang sama. Dari semua data, penulis dapat merangkum beberapa hal terkait antisipasi hambatan fisik yaitu: jalan tol Serang-Panimbang, reaktivasi rel kereta Rangkas-Labuan dan Saketi-Bayah, pembangunan Bandar Udara Banten Selatan, Betonisasi jalan, pembuatan homestay dari masyarakat, praktek bidan asli masyarakat sekitar dan pembuatan desa wisata serta kerajinan batik khas Cikadu.

70

Wawancara Dzulkarnaen, tokoh masyarakat Cikadu, 7 Agustus 2016

71

Wawancara Dzulkarnaen, tokoh masyarakat Cikadu, 7 Agustus 2016

72

4.3.4 Proses Komunikasi Pihak Yang Terlibat Dalam KEK Tanjung