• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Proses Pembelajaran di Kelas

Model pembelajaran learning cycle 5e ini terdiri dari 5 tahapan inti kegiatan pembelajaran yaitu engage, explore, explain, elaborate, dan evaluate. Dalam proses pembelajaran siswa diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyelesaikannya secara berkelompok. Sebelum melaksanakan kegiatan inti pembelajaran, guru membagi siswa menjadi 7 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, lalu membagikan LKS kepada masing masing kelompok. Setelah pembagian kelompok selesai, proses pembelajaran memasuki pada kegiatan inti pembelajaran. Pada tahap pertama, yaitu engage, guru membangkitkan minat dan keingintahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari, dengan cara guru membacakan ilustrasi yang ada pada LKS dan siswa berusaha untuk memahaminya. Ilustrasi tersebut merupakan permasalahan sehari hari yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, yang disertai pemberian pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan awal siswa. Apabila minat dan keingintahuan siswa sudah meningkat maka siswa akan lebih termotivasi dan

bersemangat untuk mempelajari materi pelajaran. Secara visual gambaran respon siswa pada tahap engage dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.1

Respon Siswa pada Tahap Engage

Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa respon siswa pada saat mendengarkan dan memperhatikan ilustrasi yang terdapat pada LKS. Setelah siswa memahami ilustrasi, siswa diminta menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan ilustrasi tersebut yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, pengetahuan tersebut juga nantinya akan digunakan untuk mengkonstruksi konsep yang hari ini akan dipelajari. Berikut ini merupakan jawaban siswa untuk ilustrasi pada LKS.

64

Gambar 4.2

Hasil Mengidentifikasi Pengetahuan Awal Siswa

Gambar 4.2 merupakan jawaban salah satu kelompok, dari gambar tersebut dapat dilihat sejauh mana pengetahuan awal siswa tentang sifat-sifat persegi panjang dan persegi. Siswa sudah mampu menjawab soal tersebut dengan menyertakan alasan yang berhubungan dengan materi sebelumnya yaitu sifat-sifat persegi panjang dan persegi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya siswa sudah memahami konsep pada pertemuan sebelumnya, dan siswa juga dapat menghubungkannya dengan ilustrasi kehidupan sehari-hari yang diberikan sehingga dapat lebih mempersiapkan siswa untuk memasuki tahap pembelajaran selanjutnya yaitu explore.

Pada tahap kedua, yaitu explore, siswa diberi kesempatan berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam memahami konsep matematika yang dipelajari. Kemampuan berpikir siswa dapat dilatih melalui proses diskusi tersebut, dengan cara mengamati, membaca masalah, menuliskan gagasan-gagasan beserta alasan-alasan yang logis yang dapat mendukung gagasan yang mereka ungkapkan untuk menyelesaikan masalah, mempertimbangkan semua gagasan untuk menentukan strategi penyelesaian masalah, sampai mereka dapat menemukan rumus dari konsep keliling dan luas persegi panjang dan persegi melalui masalah yang

diberikan. Secara visual gambaran kegiatan siswa pada tahap explore dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.3

Kegiatan Diskusi Kelompok pada Tahap Explore

Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksikan sendiri konsep yang sedang dipelajari. Melalui tahap ini memungkinkan siswa untuk menyampaikan gagasan-gagasan mereka, dan mereka juga akan saling membantu kesulitan yang dihadapi oleh teman kelompoknya. Tugas guru pada tahap ini adalah sebagai fasilitator yang memantau dan membantu siswa apabila ada yang mengalami kesulitan pada proses diskusi kelompok. Berikut merupakan hasil pekerjaan siswa pada tahap explore.

66

Gambar 4.4

Hasil Eksplorasi Siswa dalam Mengkonstruksi Konsep Keliling Persegi Panjang dan Persegi

Gambar 4.5

Hasil Eksplorasi Siswa dalam Mengkonstruksi Konsep Luas Persegi Panjang dan Persegi

68

Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 merupakan gambaran hasil siswa mengkonstruksi konsep matematika mengenai keliling dan luas persegi panjang dan persegi. Dalam mengkonstruksi konsep keliling dan luas persegi panjang dan persegi siswa diberikan permasalahn lanjutan dari ilustrasi sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan dari permasalahan tersebut dapat melatih kemampuan berpikir kritis matematis siswa saat menjawabnya. Hal tersebut terlihat dari pertanyaan yang meminta siswa menyatakan ide-ide mereka untuk mengetahui berapa meter jarak yang sudah ditempuh jasmin, dan mengetahui banyaknya petak persegi yang harus dibuat ibu Rita untuk menutupi tamannya yang berbentuk persegi panjang, yang kemudian hasil pemikiran tersebut akan mengantarkan siswa dalam menyimpulkan konsep keliling dan luas persegi panjang dan persegi. Melalui kegiatan ini siswa dapat saling berdiskusi, bertukar pendapat yang disertai dengan alasan-alasan yang logis yang dapat mendukung pendapat mereka tersebut dalam menyelesaikan masalah.

Selanjutnya tahap yang ketiga explain, guru memilih salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok kepada siswa lain dan guru di depan kelas. Secara visual gambaran kegiatan siswa pada tahap explain dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.6

Presentasi Salah Satu Kelompok dan Respon dari Kelompok Lain

Pada Gambar 4.6 terlihat salah satu kelompok sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka kepada kelompok lain dan juga guru tentang konsep luas persegi panjang, dan kelompok lain mendengarkan secara kritis. Setelah siswa selesai mempresentasikan, salah satu kelompok yang tidak presentasi

kemudian bertanya mengenai penjelasan siswa yang presentasi. Isi pertanyaan siswa: “Apakah harus selalu ukuran satuan persegi panjang yang diubah ke dalam ukuran satuan persegi? bagaimana jika ukuran petak persegi yang ubah ke dalam ukuran taman? Soalnya kita pakai cara yang beda sama yang di papan tulis, tapi hasilnya sama”. Kemudian kelompok yang presentasi menjawab: “kalau kita berpikirnya pakai cara ini karena ukuran persegi panjangnya lebih besar dari persegi, jadi kita tidak tahu diperbolehkan atau tidak jika menggunakan cara yang berbeda”. Pada saat seperti inilah peran guru sebagai penengah, dan memberikan klarifikasi penjelasan yang benar, bahwa sebenarnya boleh saja kalau ukuran satuan persegi yang diubah menjadi ukuran satuan persegi panjang karena akan menghasilkan jumlah petak persegi yang sama dengan apabila ukuran satuan persegi panjang yang diubah ke dalam ukuran satuan persegi. Kegiatan seperti ini akan membantu siswa dalam mengembangkan keberanian mengungkapkan pendapat dan alasan-alasan yang logis secara lisan.

Pada tahap berikutnya, yaitu elaborate, guru memberikan permasalahan baru kepada siswa untuk mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari, ataupun mengembangkan konsep tersebut melalui soal-soal yang memenuhi indikator berpikir kritis. Secara visual gambaran kegiatan siswa pada tahap elaborate dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.7

Mengerjakan Soal-soal Aplikasi Soal

Pak Anton memiliki kebun jagung berbentuk persegi panjang. Panjang kebun tersebut 2 kali lebarnya dan kelilingnya 48 m. Jika kebun Pak Anton

70

menghasilkan 7 kg jagung untuk setiap 1 m2, maka beliau ingin mengetahui berapa kilogram jagung yang diperoleh Pak Anton untuk setiap kali panen.

a. Tuliskan informasi yang diketahui dari soal tersebut dan apa yang ditanyakan!

b. Bagaimana cara kalian membantu pak Anton untuk mengetahui berapa kilogram jagung yang diperoleh Pak Anton untuk setiap kali panen!

Gambar 4.8

Hasil Jawaban Siswa pada Tahap Elaborate

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa siswa sudah bisa menuliskan informasi apa saja yang terdapat dalam permasalahan tersebut, kemudian merumuskan langkah-langkah penyelesaian untuk mengetahui berapa kilogram jagung yang diperoleh Pak Anton untuk setiap kali panen. Berdasarkan jawaban siswa tersebut berarti siswa sudah mampu mengaplikasikan konsep yang mereka miliki tentang luas persegi panjang untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Pada tahap terakhir yaitu evaluate, guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu, kemudian membahas soal tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari sehingga siswa dapat mengetahui kekurangannya dalam proses pembelajaran. Secara visual gambaran kegiatan siswa pada tahap evaluate dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.9

Siswa Secara Individu Mengerjakan Soal Kuis Soal Kuis

Di sebuah toko kue akan dibuat sebuah kue ulang tahun dengan permukaannya berbentuk persegi panjang dengan panjang 60 cm dan lebar 40 cm sesuai pesanan. Pada permukaannya terdapat ucapan “Happy Birthday” yang ditulis di dalam persegi panjang yang berukuran 40 cm x 10 cm. Kemudian si pembuat kue memikirkan hiasan apa yang akan ia buat untuk mengisi daerah permukaan kue yang tersisa. Akhirnya pembuat kue memutuskan akan memberikan hiasan 4 buah gula-gula berbentuk bunga mawar didalam 4 buah persegi berukuran 20 cm x 20 cm pada sisa permukaan kue tersebut. Periksalah apakah cukup luas daerah permukaan kue yang tersisa untuk membuat 4 buah hiasan bunga mawar tersebut dan apakah keputusan yang dibuat si pembuat kue sudah benar!

Pada soal kuis yang diberikan tersebut, siswa diminta untuk mengidentifikasi keputusan si pembuat kue, apakah benar atau salah, serta memberikan penjelasan yang sesuai dengan konsep matematika untuk mendukung keputusan tersebut. Hasil pekerjaan siswa ini menjadi tolak ukur bagi siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari dan sejauh mana siswa dapat menuliskan jawabannya dengan menggunakan penjelasan yang sesuai dengan konsep matematika dan lengkap.

Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e melibatkan peran aktif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu bahan ajar yang diberikan juga dapat mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis.

72

Pada kelas kontrol dalam proses pembelajarannya guru menerapkan model pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru matematika di sekolah tersebut. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas kontrol belum berkembang dengan optimal. Pada proses pembelajaran siswa cenderung pasif karena siswa hanya memperoleh informasi berdasarkan penjelasan dari guru. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri atas tahap penyampaian materi oleh guru, memberikan contoh soal, melakukan tanya jawab, memberikan latihan soal, siswa mengerjakan latihan dan berdiskusi dengan teman sebangkunya, kemudian membahas jawaban soal latihan bersama-sama. Berdasarkan tahapan pembelajaran yang seperti itu, sehingga menyebabkan kurang adanya aktivitas berpikir siswa dalam proses penerimaan informasi atau konsep matematika yang dipelajari. Oleh karena itu siswa hanya menyelesaikan suatu permasalahan dengan pengetahuan yang disampaikan oleh gurunya saja, sehingga saat diberikan soal evaluasi, kebanyakan siswa mengerjakan soal kemampuan berpikir kritis seperti soal biasa pada umumnya. Kelas kontrol pada penelitian ini digunakan sebagai pembanding untuk melihat seberapa besar pengaruh penerapan madel pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Materi dan tes akhir yang diberikan kepada kelas kontrol sama dengan materi dan tes akhir yang diberikan kepada kelas eksperimen, bedanya pada model pembelajaran yang digunakan di kelas.

Dokumen terkait