• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses pembelajaran yang diterapkan dalam perspektif Pedagogi Kritis Paulo Freire di Qaryah Thayyibah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Penerapan Pedagogi Kritis di Qaryah Thayyibah

3. Proses pembelajaran yang diterapkan dalam perspektif Pedagogi Kritis Paulo Freire di Qaryah Thayyibah

a. Kurikulum

Kurikulum adalah serangkaian rencana pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tanpa kurikulum kegiatan pembelajaran menjadi tidak terarah. Tetapi, tidak semua kurikulum harus dijalankan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan kebutuhan sekolah. Hal ini seperti yang dijalankan di Qaryah Thayyibah bahwa kurikulum yang digunakan dibuat dan direncanakan bersama-sama oleh warga belajar dan pendamping. Dalam prosesnya kurikulum bersifat fleksibel, sehingga sewaktu- waktu dapat berubah. Hal tersebut dijelaskan oleh bapak AB sebagai pendiri Qaryah Thayyibah yaitu:

Nyaris gak ada kurikulum dengan definisi konvensional. Tapi di sini siswa buat rencana dan target sendiri. Strateginya juga dibuat sendiri. Semua dishare ke teman dan akan semakin memperkaya karena interaksi satu sama lain. Kurikulum dibuat tiap minggu dan semester. Ya sifatnya fleksibel. Disini sangat fleksibel, ya itu melengkapi makna kebebasan itu tadi. Hal itu yang akan menjadi kesepakatan bersama. (WWC/AB/25.04.2016).

95

Hal tersebut senada dengan yang dikatakan oleh ibu PD2 sebagai pendamping di Qaryah Thayyibah sebagai berikut:

Bukan pendamping dan pengelola yang buat tapi dibikin bersama siswa. Waktu berjalan dibuat dengan siswa, ada kurikulum ProMes (Program Semester). Bikinnya per semester kita bikin forum besar, kita bikin rencana besar untuk satu semester. Itu yang secara global. Kalau yang per minggunya itu setiap hari Senin, untuk belajar apa, itu per kelas, yang per Senin itu isinya kegiatan kelas dan targetan individu. Setiap Sabtu ada evaluasi. Jadi kita bikinnya berdasarkan kesepakatan. Dirembug bersama. Kurikulum fleksibel aja. (WWC/PD2/03.05.2016).

Kemudian pernyataan tersebut juga dikatakan oleh ibu PD1

sebagai pendamping di Qaryah Thayyibah mengatakan bahwa, “yang

buat siswa, disesuaikan kebutuhan siswa. Jadi, kurikulum itu dibuat langsung tiap hari Senin untuk kelas dan individu. Bersifat fleksibel sih. Kurikulum semester juga ada kita kumpul bareng habis semesteran.” (WWC/PD1/28.04.2016).

Kurikulum di Qaryah Thayyibah tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Kurikulum Pembelajaran Fleksibel di Qaryah Thayyibah tahun 2016

No Mata

Pelajaran

Uraian

1. Tawasi Kegiatan ini merupakan aktivitas rutin yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran kelas. Materi pada kegiatan ini diberikan oleh perwakilan warga belajar secara bergilir dan tema yang diberikan bebas terserah pemberi materi, baik mengenai ilmu agama, sosial, maupun pengetahuan umum.

2. Kejar Paket B dan C

Kegiatan ini dilakukan satu bulan sebelum Ujian Nasional (UN) berlangsung. Warga belajar diberikan fasilitas untuk belajar akademik (IPA, IPS, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dll) dan mencari tentor untuk dapat memberikan pemahaman mengenai pelajaran yang dipelajari. Tentor berasal baik dari dalam maupun luar Qaryah Thayyibah.

96

Tabel 3. Lanjutan Kurikulum Pembelajaran Fleksibel di Qaryah Thayyibah tahun 2016 No Mata Pelajaran Uraian 3. Pembentukan Karakter

Pembentukan karakter yang ditekankan di Qaryah Thayyibah adalah kesadaran kritis melalui pembuatan ide setiap hari Kamis, sehingga setiap warga belajar dapat mengkritisi suatu kebijakan/sistem dan memberikan solusi alternatif. Selain itu, pembentukan karakter kedisiplinan dan kesopanan di Qaryah Thayyibah tetap ditekankan namun tidak memaksa.

4. Keterampilan

Seni dan

Handycraft

Kegiatan ini memuat kegiatan seperti teater, sanggar, robotic, dan musik. Warga belajar dapat memilih bidang ini dalam rangka mengembangkan bakatnya. Proses pembelajaran dimulai berdasarkan kesepakatan bersama. Hasil dari handycraft dapat berupa karya dompet, tas dari baju bekas dan gelang.

5. Keterampilan Perfilman

Kegiatan ini terdiri dari forum film dan QT-Doc. Forum film dilaksanakan pada hari Selasa, sedangkan QT-Doc dilaksanakan pada hari Sabtu. 6. Keterampilan

Bahasa

Kegiatan ini adalah belajar bahasa Inggris baik dalam berbicara maupun menulis. Kegiatan ini dilaksanakan rutin seiap hari Senin.

7. Keterampilan Grafis

Kegiatan ini adalah pengembangan potensi yang terdiri dari mendesain/gambar, baik desain baju, rumah, maupun animasi komik yang dibuat oleh setiap warga belajar.

8. Menulis Fiksi Kegiatan ini merupakan aktivitas untuk meningkatkan kemampuan menulis dari warga belajar. Kegiatan ini termasuk dalam forum FW (Freedom writers) yang dilakukan setiap hari Selasa. Materi dan praktik yang dilakukan warga belajar adalah membuat puisi, cerpen maupun novel. 9. Olahraga Kegiatan olahraga dilaksanakan setiap hari Jumat

yang dilaksanakan di lapangan maupun di depan gedung RC (Resource Center).

10. Tafsir Al- Quran

Tafsir Al-Quran merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari Sabtu dengan didampingi salah satu guru agama.

11. Evaluasi Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan inti dari setiap pembelajaran di Qaryah Thayyibah dan dilaksanakan setiap hari Sabtu. Evaluasi ini terdiri dari evaluasi individu, kelas, dan forum.

97

Tabel 3. Lanjutan Kurikulum Pembelajaran Fleksibel di Qaryah Thayyibah tahun 2016 No Mata Pelajaran Uraian 12. Tugas Akhir (TA)

Kegiatan TA dilakukan setiap 6 bulan sekali, dengan inti pembelajarannya adalah perayaan hasil karya setiap warga yang di publikasikan di depan umum.

13. Gelar Karya (GK)

Kegiatan GK merupakan kegiatan seperti TA namun dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dalam lingkup kecil, hanya dilakukan di lingkungan Qaryah Thayyibah untuk meihat hasil karya setiap kelas.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, dapat diketahui bahwa kurikulum yang digunakan di Qaryah Thayyibah dibuat dan disepakati bersama antara pendamping dengan warga belajar. Kurikulum terdiri dari dua jenis, yaitu kurikulum mingguan dan semester. Kurikulum mingguan dibuat setiap hari Senin di ruang Resource Center (RC), sedangkan kurikulum semester dibuat diawal semester untuk menentukan jadwal kegiatan yang akan dilakukan selama satu semester. Kurikulum ini tidak kaku, artinya dapat berubah sesuai kesepakatan bersama.

Pernyataan tersebut kemudian diperkuat dengan dokumen kurikulum mingguan dan kurikulum semester dapat dilihat gambar dan tabel sebagai berikut:

98

99

Tabel 4. Contoh Kurikulum Mingguan Warga Belajar di Qaryah Thayyibah Tahun 2016

No. Nama Judul ide Target

11April – 18 April Capaian 11 April – 18 April Kendala Target 18 April – 25 April 1. S2 - - Menyusul - Bantu menggarap tugas mbak AL3 - Bantu S12 mengambil stok perlengkapan buat QT Doc - Ambil ambience - Refresing ke andong - Bantu shoot ILM (Iklan Layanan Masyarakat) S12 - Pusing - Fokus TA (Tugas Akhir) membuat film dulu - Masih bingung milih, soalnya banyak yang tabrakan jadwalnya - Les. Mau lomba

2. S5 - - Lanjutin bikin project

cerpen sama S4 - Bantuin ngedit cerpen

S4

- Fokus TA (Tugas Akhir) membuat

100 puisi

3. S6 Bioskop - Memecah lirik Lagu

“Bertemu kawan” - Milah-milih footage

buat QT Doc

- Belajar nulis skenario lagi

- Scan ide

- Mencari strategy di bagian Fluid Formation 2016

- Belajar arti-arti warna dan buat bahan coloring

- Belajar menyamakan warna RGB

- Translate ILM (Iklan Layanan Masyarakat) anak-anak Festival Film - Belum - Sudah, tapi belum semua - Ide macet - Belum scan - Berhasil - Masih Belum Mudeng - Kurang latihan - Kagak jadi translate - Idenya hilang - Komputer lemot - Ngurus FFS (Festival Film Surabaya) - Belum di pertemukan - Masih Naik turun Emosinya - Bahasa Inggris - Komputer Di pakai - Memecah lirik Lagu anak- anak”today” - QT Doc - Cutting Footage QT Doc - Ide - Nulis skenario - Memilah-milih Ide TA (Tugas Akhir) - Target ketua ILM (Iklan Layanan

101

- Nothing masyarakat)

S7 - Bikin ILM (Iklan

Layanan Masyarakat) di Hotel Beringin

- Evaluasi pertanyaan wawancara sama S10 - Mulai wawancara sama pak AB dan teman-teman - Editing ILM (Iklan Layanan Masyarakat) biar cepat terkirim

- Booking tempat banjaran untuk camping sama anak cewek

- Booking tenda juga buat camping

- Rekaman sama S11 untuk pameran TA (Tugas Akhir)

- Rencana bikin film TA (Tugas Akhir) “kalo ada waktu”

- Bangun pagi biar bisa olahraga lari

- Mulai sholat 5 waktu - Disiplin

102

Berdasarkan studi dokumen dapat diketahui bahwa “kurikulum” yang ada di Qaryah Thayyibah tidak seperti yang ada pada sekolah- sekolah formal lainnya, karena memang “kurikulum” di Qaryah Thayyibah nyaris tidak ada. “Kurikulum” yang ada di Qaryah Thayyibah hanya berbentuk seperti jadwal semester dan dapat berubah-ubah setiap waktu berdasarkan kesepakatan bersama. “Kurikulum” semester memuat kegiatan Qaryah Thayyibah dalam satu semester, sedangkan “kurikulum” mingguan merupakan “kurikulum” yang memuat rencana kegiatan setiap warga belajar yang ada di Qaryah Thayyibah berupa target, capaian dan kendala yang dihadapi dalam mencapai capaian yang diinginkan.

Berdasarkan dokumen di atas, “kurikulum” mingguan dari setiap warga belajar antara yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Setiap warga belajar yang menuliskan targetnya tidak semuanya menulis dengan detail. Seperti pada S2, S5 dan S7 judul ide dikosongkan, tidak dituliskan seperti pada S6. Penulisan target pada tanggal 11 April- 18 April semua warga belajar mengisinya, seperti yang dituliskan oleh S7 misalnya ia membuat targetan untuk membuat ILM (Iklan Layanan Masyarakat) yang merupakan ajang perlombaan dari BNPT (Badan Nasional Penganggulangan Terorisme) mengenai “Keberagaman Indonesia”, namun pada S2 tidak dituliskan dengan jelas target yang ingin dicapai. Setelah menuliskan target yang akan dilaksanakan oleh

103

warga belajar, kemudian mereka menuliskan capaian yang telah dilakukan, namun hanya pada S6 saja yang menuliskan capaian yang telah dilaksanakan pada pembelajaran, walaupun capaian yang diinginkan belum semuanya terwujud. Pada S5 dan S7 tidak dituliskan capaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran, padahal mereka menuliskan target yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Pada S2 dituliskan capaian pada tanggal 11 April-18 April, padahal ia tidak menuliskan target yang ingin dicapai.

Setelah warga belajar menuliskan capaian, kemudian mereka menuliskan kendala yang dihadapi ketika melaksanakan target yang dilakukan. Warga belajar yang mengisi pada kolom kendala pada saat pembelajaran hanya S2 dan S6, sedangkan S5 dan S7 tidak mengisinya. S2 menuliskan bahwa kendala pembelajaran disebabkan karena ia pusing dan tidak bisa mengatur waktu dalam kegiatan yang sedang berlangsung, sedangkan S6 mendapatkan beberapa kendala dalam pencapaian target, salah satunya adalah mengurus FFS (Festival Film Surabaya) yang merupakan ajang perlombaan di Surabaya dan Qaryah Thayyibah mendapatkan nominasi kejuaraan.

Tema yang diangkat dalam FFS ini adalah mengenai “Pentingnya Menyapa” yang kemudian dikemas dalam bentuk Iklan Layanan Masyarakat. Selanjutnya, pada penulisan target berikutnya pada tanggal 18 April-25 April hanya S2 dan S6 yang menuliskan target pembelajaran dengan lengkap, warga belajar seperti S5 dan S7

104

tidak menuliskan target pada tanggal 18 April-25 April. Berdasarkan “kurikulum” mingguan ini menunjukkan bahwa masih terdapat warga belajar yang tidak menuliskan target, capaian dan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Hanya beberapa warga belajar yang menuliskan secara rutin.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan studi dokumen yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa “kurikulum” yang dijalankan di Qaryah Thayyibah dibuat dan direncanakan oleh pendamping dan warga belajar berdasarkan kesepakatan bersama. Kurikulum ini terdiri dari dua jenis kurikulum, yakni “kurikulum” semester dan mingguan. “Kurikulum” mingguan dibuat setiap hari Senin, sedangkan “kurikulum” semester dibuat ketika awal semester. Kedua “kurikulum” ini bersifat fleksibel. Artinya, “kurikulum” dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kesepakatan bersama. “Kurikulum” mingguan ini menunjukkan bahwa tidak semua warga belajar menuliskan target, capaian dan kendala proses pembalajaran dengan rutin.

b. Kegiatan Belajar di Qaryah Thayyibah

Pembelajaran merupakan syarat terjadinya pendidikan. Tanpa adanya proses pembelajaran, tidak akan pernah terjadi proses pendidikan. Dalam pembelajaran akan termuat kegiatan-kegiatan sebagai bentuk proses interaksi antara pendidik dan peserta didik. Oleh sebab itu, diperlukan kegiatan-kegiatan yang mendukung proses

105

pembelajaran. Berikut dijelaskan oleh pak AB sebagai pendiri Qaryah Thayyibah mengenai proses pembelajaran di Qaryah Thayyibah:

Ada yang individu ada yang bareng-bareng. Ada tawasi, forum, kelas, harkes (hari kesehatan), dan ide. Ya tawasi materi diberikan oleh siswa untuk memberikan kesempatan saling mengingatkan kepada yang lain. Biasanya kan anak menjadi objek yang diingatkan. Kalau di sini, semua saling mengingatkan. Tidak harus guru. Seolah-olah dari anak sampai mahasiswa gak boleh mengingatkan guru. Padahal kita hidup saling mengingatkan, yang berasal dari “Watawa soubil hakki” yang artinya saling megingatkan, sehingga semua memiliki hak yang sama. Sebenarnya dunia “akademik” harusnya menyesuaikan dengan konteks kehidupan. Manusia itu punya pikiran dan bisa berdaptasi. (AB/25.04.2016).

Hal senada juga disampaikan oleh ibu PD1 sebagai berikut: Upacara, evaluasi, kelas, forum, ide, harkes (hari kesehatan), evaluasi per kelas sama tawasi. Lebih ke demokratis sih, kita pendamping itu gak terlalu mengintervensi dan mengatur. Tapi lebih mengusahakan siswa untuk keluar lebih kreatif. Apapun disini diobrolin lebih ke kehidupan. Akademik nanti disesuaikan kemauan. (WWC/PD1/28.04.2016).

Kemudian pernyataan tersebut dijelaskan oleh ibu PD2 sebagai pendamping sebagai berikut:

Jadi kegiatan berdasarkan kesepakatan antara pendamping dan siswa-siswa. Misalnya, kalau hari Senin ada upacara isinya laporan secara menyeluruh dari target minggu kemarin itu per kelas dan forum. Untuk kelas dari hari Selasa dan Rabu. Sesuai kesepakatan mereka mau belajar apa. Ketika satu siswa menjelaskan/presentasi temen yang lainnya mendengarkan. Siswa-siswa mempersiapkan cari bahan materi dari buku atau internet sesuai yang mereka ingin pelajari. Kalau tawasi itu seperti sharing, setiap siswa mendapat giliran setiap hari Senin- Kamis. Siswa tidak diharuskan dengan tema apa, tapi bebas. Tidak harus yang religius. Mereka bisa mengomentari dan menambahi. Kalau forum itu mereka nentuin sendiri, mewadahi bakat siswa, nulis, teater, film, musik, gambar, mereka akan

106

daftar sendiri. Sesuai dengan minat mereka. Jadwalnya sesuai kesepakatan juga. Kalau GK (Gelar Karya) itu sebenarnya 1 bulan sekali tapi karena banyak agenda, maka menjadi 3 bulan sekali. GK dan TA beda. Konsepannya sama tapi kalau GK lingkupnya lebih kecil. Panitianya digilir per kelas. Siswa-siswa bisa menampilkan karyanya dalam sebulan itu apa aja. Iya kalau TA ada uji TA. Biar ada gregetnya, ada penguji TA. Seperti halnya kalau uji skripsi. Yang desain sendiri, nulis sendiri, musik sendiri, jadi udah dibagi per bidang. Setelah diuji mereka dapat masukan banyak kemudian dipamerkan di publik. (WWC/PD2/03.05.2016).

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, proses pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Upacara

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari Senin, yang diikuti oleh semua warga belajar dan pendamping di gedung RC (Resource Center). Kegiatan ini mencakup kegiatan seperti diskusi, dengan membentuk lingkaran besar. Kegiatan ini mendiskusikan segala hal yang terkait dengan pembelajaran di Qaryah Thayyibah, baik rencana pembelajaran tiap kelas, target kelas/forum, maupun kendala yang dihadapi warga belajar di kelas/forum. Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama. Konsep kegiatan ini adalah seperti musyawarah dalam pencapaian kemufakatan bersama.

Aktivitas ini dipimpin oleh satu moderator dari warga belajar setingkat SMA, yang dilakukan secara bergiliran. Tugas moderator adalah sebagai pengatur jalannya kegiatan agar berjalan dengan

107

baik, sedangkan warga belajar yang lain saling mengevaluasi, memberikan pendapat maupun saran terhadap rencana pembelajaran yang akan dilakukan. Selain itu juga peran pendamping adalah untuk mendampingi, mengiringi berjalannya kegiatan ini, serta memberikan saran jika warga mengalami kesulitan dalam penyelesaian suatu masalah.

2) Kelas

Kelas merupakan pertemuan antara warga belajar dengan pendamping, yang dilakukan setiap hari Selasa sampai Rabu. Kegiatan ini berisi kegiatan diskusi bersama mengenai materi yang telah disepakati. Misalnya, mendiskusikan mengenai pembentukan karakter, pemecahan masalah sekolah, maupun belajar akademik seperti IPA, Sosiologi, PKN, Bahasa Indonesia, maupun Filsafat. Semua materi diskusi disesuaikan dengan kebutuhan warga belajar, dan permasalahan berangkat dari diri warga belajar sendiri.

Kegiatan kelas ini biasa dilaksanakan di sekitar gedung RC (Resource Center) tidak harus berada di dalam gedung. Semua warga berpakaian bebas dan tidak diseragamkan. Setiap kelas di Qaryah Thayyibah memiliki nama kelas yang berbeda-beda. Hal ini dimaksudkan bahwa setiap kelas memiliki filosofi.

Pemberian nama-nama ini di sepakati berdasarkan kesepakatam bersama. Adapun nama-nama kelas tersebut ketika peneliti melakukan observasi sebagai berikut:

108

Tabel 5. Nama-nama Jenjang Pendidikan di Qaryah Thayyibah Tahun 2016

Nama Filosofi Dasar Menengah Kelas

Hikari Diambil dari bahasa Jepang yang artinya cahaya. Ѵ Setara kelas 1 SMP Folia Bahasa ilmiahnya artinya adalah daun. Ѵ Setara kelas 2 dan 3 SMP Laskar miracle Kelompok keajaiban Ѵ Setara kelas 1 dan 2 SMA

Heredem Diambil dari bahasa Rusia yang artinya adalah pewaris Ѵ Setara kelas 1 dan 2 SMA Seddu (seed education) Benih/bibit pendidikan Ѵ Setara kelas 3 SMA Sumber: (Hasil olah data wawancara)

Dalam prosesnya, kelas ini bersifat fleksibel. Jika terdapat anak yang ingin bergabung di salah satu kelas yang lain, maka diperbolehkan untuk mengikutinya. Jika terdapat warga yang tidak menyukai materi yang diberikan, maka diperkenankan untuk meninggalkan kelas.

Setiap kelas memiliki ketua kelas yang bertugas untuk mengkoordinir warga belajar yang lain, agar kelas dapat dikondisikan. Pemilihan ketua kelas berdasarkan kesepakatan bersama. Selain itu, dalam proses pembelajaran setiap kelas mendiskusikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan, sehingga setiap kelas juga memiliki target ketercapaian dalam pembelajaran.

109 3) Tawasi (saling mengingatkan)

Asal kata tawasi adalah dari kata “Watawa soubil hakki” yang artinya adalah saling mengingatkan satu sama lain. Tawasi adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan untuk peningkatan akhlak dan moral anak, agar mereka selalu mengingat Tuhannya dan mengenali agamanya. Kegiatan ini biasa dilakukan setelah sholat dzuhur setiap hari Senin sampai Kamis, dan dilaksanakan di depan teras mushola. Kegiatan selalu dimulai dengan melafadzkan Asmaul Husna (nama-nama Allah).

Setelah melafadzkan Asmaul Husna kemudian mendengarkan bacaan Alqur’an dari beberapa warga belajar yang ingin mengaji. Kemudian dilanjutkan pemberian materi dari salah satu warga belajar, untuk saling berbagi pengetahun mengenai apapun itu tidak harus soal agama, sehingga pengetahuan setiap anak akan semakin bertambah. Dalam sesi ini juga memberikan siswa untuk memberikan pendapat, saran ataupun pertanyaan. Sehingga terjadi dialog interaktif antar warga belajar dan menjadi semakin menarik. Alat yang digunakan dalam penyampaian materi bisa berupa LCD maupun bacaan buku. Teman yang lain mendengarkan apa yang disampaikan oleh pemberi materi. Peran pendamping hanya mendampingi dan menambahkan jika warga belajar tidak mengerti mengenai materi yang disampaikan. Pemateri yang menyampaikan disusun secara bergantian menurut kesepakatan kelas/bergilir.

110

Kegiatan ini membuat warga belajar menjadi percaya diri akan kemampuannya dalam berbicara di depan teman-temannya, serta belajar untuk bertanggungjawab dan saling menghormati orang lain.

4) Ide

Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap hari Kamis. Setiap anak diperkenankan untuk membuat ide. Warga belajar membuat ide bertujuan untuk meningkatkan daya kritis mereka terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya, baik dalam bidang pendidikan, sosial, politik, hukum, maupun permasalahan di Qaryah Thayyibah. Hal ini dimaksudkan agar anak peka terhadap apa yang ada disekitarnya, dan memberikan solusi atas apa yang menjadi permasalahan.

Setelah warga belajar menuliskan idenya, mereka berkumpul ke kelasnya masing-masing. Setiap anak diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya mengenai apa yang dituliskan. Setelah ditulis, tulisan diteliti oleh pendamping mengenai tata bahasa penulisan. Setelah setiap kelas berkumpul, semua warga belajar membentuk forum besar dengan didampingi oleh pendamping.

Forum ini dipimpin oleh moderator, untuk memperlancar jalannya kegiatan. Moderator bertugas untuk memberikan kesempatan kepada setiap kelas untuk menyampaikan salah satu

111

gagasan/ide yang terpilih di kelasnya, untuk disampaikan di forum. Jika ide tersebut cukup mudah direalisasikan, maka akan disepakati untuk direalisasikan sebagai bentuk aksi bersama.

Jika ide terkait dengan kebijakan pemerintah, maka sulit untuk direalisasikan. Sedangkan solusi yang terkait dengan permasalahan lingkup micro akan mudah direalisasikan. Sangat dapat diapresiasi ide-ide cemerlang warga belajar di Qaryah Thayyibah ini, karena mereka berani untuk mengidentifikasi segala persoalan yang ada di sekitarnya termasuk permasalahan negara. Jika ide mereka belum bisa direalisasikan, maka tidak mengapa karena hal itu dapat membuatnya berpikir kritis.

Dilihat dari bentuk kegiatan, kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran dan daya kekritisan warga belajar karena mereka mengidentifikasi, menganalisis dan menciptakan solusi atas permasalahan yang ada. Pemikiran mereka menjadi terbuka, tidak sempit dan tidak tenggelam dalam kesadaran. Hal ini membuat warga belajar menjadi kritis karena mereka hidup merdeka dengan segala otoritasnya sebagai manusia.

5) Harkes (Hari Kesehatan)

Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Jumat pagi. Kegiatan ini dapat berisi pemberian materi tentang kesehatan maupun berisi permainan olahraga yang dilakukan di lapangan sepak bola. Aktivitas ini dapat berjalan atas kesepakatan bersama, sesuai

112

keinginan warga belajar. Warga belajar menjalankan kegiatan ini secara mandiri, tanpa pendampingan dari pendamping.

Harkes merupakan kegiatan olahraga yang dilakukan dan disesuaikan dengan kebutuhan warga belajar. Jika mereka ingin kegiatan harkes berisi materi pembelajaran, maka mereka akan mencari materi mengenai kesehatan. Jika mereka ingin melakukan aktivitas olahraga secara fisik, maka mereka akan mencari kegiatan permainan olahraga seperti sepak bola, bentengan, ataupun yang lainnya yang dilaksanakan di lapangan. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama.

6) Evaluasi

Kegiatan ini merupakan kegiatan inti yang harus ada dalam setiap pembelajaran. Evaluasi merupakan bentuk penyadaran dan refleksi diri dari warga belajar maupun pendamping untuk memperbaiki diri. Kegiatan evaluasi dilaksanakan setiap hari Sabtu