• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Gota Tahir ( Getah Nomor Tiga Kasar )

3.2. Proses Penanaman Dan Perawatan “ Kopi Ateng”

foto 12 dan 13 : Kopi ateng yang berpucuk hijau muda (kiri) dan kopi ateng yang berpucuk merah (kanan)

Sumber : Dokumentasi pribadi

Petani di desa Hutajulu lebih banyak menanam kopi ateng yang pucuknya berwarna merah dibandingkan dengan kopi ateng yang pucuknya hijau muda. Untuk bibit kopi ateng yang pucukk nya merah biasanya didapatkan petani dari kopi mereka tanam sebelumnya. Di desa ini tidak ada istilah membeli bibit kopi untuk ditanam, karena petani tidak ada yang menjualnya. Jika salah seorang petani tidak mempunyai bibit kopi yang mungkin saja batang kopinya masih kecil atau petani tersebut baru membuka lahan, maka petani tersebut dapat meminta bibit kopi ke petani lainnya.

3.2. Proses Penanaman Dan Perawatan “ Kopi Ateng”

Sebelum proses penanaman dimulai, pada umumnya para petani sudah menyiapkan bibit kopi dahulu. Biasanya bibit kopi mereka peroleh dari biji kopi yang terdahulu yang mereka pilih secara selektif dan sebagian ada juga yang langsung mengambilnya dari kopi yang jatuh dan tumbuh akibat tidak dipetik maupun jatuh pada saat pemetikan oleh petani.

foto 14 : Bibit kopi yang diambil dari bawah batang kopi kemudian dimasukkan kedalam polibek dan bibit kopi yang dihasilkan dari buah biji kopi.

Sumber : Dokumentasi milik sendiri

Sebelum biji kopi yang dibibitkan, petani biasanya terlebih dahulu memilih biji kopi dengan selektif. Adapun syarat-syarat yang layak menjadi bibit menurut pengetahuan petani di desa Hutajulu sebagai berikut :

1. Biji kopi yang berasal dari kopi yang puncunknya merah

2. Biji kopi yang diambil dari jenis yang unggul ( kopi yang tidak pernah mengalami penyakit).

Dalam penanaman kopi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh petani agar hasil yang diperoleh baik, antara lain waktu tanam, persiapan tanah dan penetapan letak tanam, letak tanaman yang satu dengan yang satu dengan yang lainnya dengan cara penanaman.

Menurut petani di desa Hutajulu jarak tanam kopi yang ideal adalah 3 meter. Jarak tanam ini juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan tingginya produksi yang dihasilkan. Pada jarak tanam yang rapat akan mempersulit kopi berkembang, selain itu petani akan kesulitan pada saat panen. Di samping itu jarak tanam yang rapat akan meningkatkan kelembapan udara, sehingga tidak sesuai lagi dengan syarat tumbuh.

Sebelum kopi berusia 3-4 tahun, petani masih bisa memanfaatkan lahan yang menjadi jarak antara kopi yang satu dengan yang lain dengan menanam jenis tanaman lain dengan cara melakukan tumpang sari13 tanaman. Biasanya petani menanam tanaman-tanaman muda/palawija sehingga nantinnya tidak menggangu pertumbuhan kopi seperti sayur-sayuran, cabai, tomat, jagung, umbi-umbian, buah-buahan dan lain sebagainya. Namun setelah 5 tahun ke atas petani tidak bisa lagi memanfaatkannya lahan kopi karena kopi akan bertambah besar, jika adapun petani hanya memanfaatkan lahan kopi yang area pinggirnya. Di area pinggiran kopi petani biasanya akan menanam buah pisang dan pohon-pohonan hal itu dipilih petani adalah untuk menjadikan pohon pisang dan pohon-pohon tersebut menjadi pagar lahan kopi.

foto 15 dan 16 : kopi tumpang sarikan dengan jagung, cabai(rawit) dan pisang Sumber : Dokumentasi pribadi

Di umur 5 tahun ke atas pekerjaan petani adalah merawat kopi. Pembersihan kopi merupakan salah satu cara merawat kopi. Pembersihan kopi bisa dengan cara mengeluarkan rerumputan dengan menggunakan cangkul dan bisa juga dengan melakukan kegiatan penyemprotan dengan menggunakan pestisida yang dibeli petani. Pestisida ini bisa mematikan rumput yang menggangu tanaman kopi.

13

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran berupa perlibatan dua jenis atau lebih tanaman pada suatu satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan.

Kegiatan penyemprotan diterapkan petani pada waktu petani sedang mengalami panen di persawahan, karena ketika petani panen bekerja di sawah, petani tidak banyak memiliki waktu untuk melakukan pencabutan rumput di lahan kopi, sehingga petani akan memilih penyemprotan karena cepat dan praktis untuk mematikan rumput. Sebenarnya kegiatan penyemprotan ini sangat jarang dikerjakan petani karena menurut petani, pekerjaan penyemprotan akan membuat akar kopi mengalami kerusakan oleh pestisida yang dipakai jika petani. Ibu Rosendi Lumban Gaol (56) mengatakan berupa:

Paishon kopi biasanya adong dua cara dibahen hami, sada dibahen hami manggisgis, sada nai dibahen hami magarondam. Ale molo ungga manggarondam hami, nungga mangula do hami manang ungga panen hami di hauma. Alana dang adong be attong waktu nami tu ladang laho manggigis angka duhutnai (Biasanya perawatan kopi kami kerjakan menggunakan dua cara misalnya dengan manggigis yang menggunakan cangkul atau dengan cara manggarondam. Manggarondam kami kerjakan ketika kami sedang panen dan membajak di sawah, karena waktu kami di lahan kopi tidak banyak lagi sehingga untuk menghindari rerumputan yang dilahan kopi banyak, maka dilakukan manggarondam pada rumput dilahan kopi).

Kopi juga dapat dirawat petani dengan melaukan kegiatan penambahan tanah ke batang kopi dan petani juga bisa merawat kopi dengan melakukan pemupukan. Penambahan tanah dilakukan petani untuk menjaga akar-akar batang kopi biar tetap terjaga dari teriknya matahari. Tanah yang diambil untuk penambahan ke batang kopi adalah tanah yang disekitar batang pohon-pohon yang mengelilingi kopi. Penambahan tanah pada batang kopi dilakukan petani sekali dalam setahun.

Untuk pemupukan pada tanaman kopi petani melakukannya dengan dua cara. Cara pertama dilakukan petani dengan menggunakan pupuk kompos dari ampas-ampas rumahan yang dikumpul petani dan ditambah lagi dengan tambahan kotoran babi, ayam, kerbau yang dipelihara oleh para petani. Kotoran ternak akan dikumpulkan petani lalu dicampur petani dengan tanah dan ampas rumahan. Kompos tersebut akan dibusukkan petani terlebih dahulu,

baru bisa di manfaatkan oleh petani. Menurut petani kompos rumahan dan kotoran hewan seperti ini sangat bagus untuk peyubur tanaman kopi dan tanaman yang ada disekitarnya.

Selain itu petani juga menggunakan pupuk kimia sebagai pembantu yang mendukung pertumbuhan kopinya. Petani akan memakai pupuk kima seperti SS, UREA, MPK, TSP. Pupuk SS dan MPK dipilih petani karena bermanfaat bagi biji kopi, UREA dipilih petani karena bermanfaat untuk batang kopi sedangkan TSP dipilih petani karena bermanfaat untuk daunnya kopi.

Pupuk kimia ini akan dicampur dan ditaburkan petani di sekitar batang kopi. Untuk melakukan penaburan pupuk kimia dapat dikerjakan petani ketika hujan atau kemarau tetapi petani lebih memilih melakukan penaburan pupuk pada musim hujan karena pupuk cepat mencair, sehingga pupuk akan langsung diserap oleh akar tanaman kopi. Pemupukan dilakukan petani dua kali dalam setahun yaitu pada bulan November-Desember dan dibulan Juli-Agustus.

Semua perawatan yang diterapkan petani pada tanaman kopi, semata-mata usaha petani untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari kopi yang ditanam mereka. Karena dengan perawatan yang maksimal,maka hasil yang didapatkan juga akan maksimal.

Pekerjaan selanjutnya yang akan dilakukan oleh petani adalah menunggu hasil atau saat-saat panen, dimana pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang banyak melalui proses yaitu: pemetikan biji kopi, penggilingan (pemisahan biji kopi dengan kulitnya), pencucian dan pengeringan dan pengliteran. Setelah melalui proses di atas pekerjaan terakhir adalah menjual kopi kepada agen tertentu.

Dokumen terkait