Pola Inflasi Subkelompok Pendidikan
ULOS SIBOLANG
7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Sumatera Utara di keseluruhan 2017 diperkirakan melambat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu berada dalam rentang 4,8-5,2% (yoy). Melambatnya perekonomian Sumatera
Utara ini disebabkan oleh rendahnya realisasi PDRB di triwulan I 2017 akibat belum optimalnya kinerja sektor pertanian. Namun demikian, permintaan domestik diperkirakan masih cukup kuat ditopang oleh kinerja investasi pembangunan proyek infrastruktur strategis serta terjaganya daya beli masyarakat seiring dengan rendahnya risiko tekanan inflasi.
Konsumsi rumah tangga di tahun 2017 diperkirakan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan daya beli masyarakat ini ditopang oleh relatif lebih tingginya harga komoditas di 2017 dibandingkan tahun sebelumnya yang mendorong perbaikan penerimaan ekspor. Selain itu, perbaikan kinerja sektor utama seperti industri pengolahan dan konstruksi juga menopang tingkat penerimaan masyarakat dari sisi sektoral. Optimisme konsumen juga diperkirakan akan meningkat di sisa tahun 2017 seiring dengan perayaan Natal dan tahun baru.
Dari sisi pemerintah, konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan meningkat dari tahun sebelumnya seiring dengan optimalisasi belanja pemerintah khususnya penyelesaian pembangunan infrastruktur strategis. Selain itu, proses transfer DAU/DAK dari Pemerintah Pusat yang tidak menghadapi kendala juga
diperkirakan akan meningkatkan realisasi belanja di sisa akhir tahun 2017.
Seiring dengan peningkatan belanja pemerintah, kinerja investasi di tahun 2017 juga diperkirakan akan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan investasi terutama akan didorong oleh investasi bangunan seiring dengan gencarnya realisasi proyek infrastruktur strategis nasional seperti pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dan Pelabuhan Kuala Tanjung. Sementara itu, di sisi swasta, investasi non-bangunan juga diperkirakan akan meningkat. Realisasi proyek infrastruktur yang tepat waktu dan membaiknya kinerja sektor eksternal telah menciptakan persepsi positif akan iklim investasi di Sumatera Utara. Hal tersebut juga diakomodasi oleh reformasi birokrasi yang terus diupayakan oleh pemerintah. Pembiayaan yang memadai juga menunjang realisasi investasi pada periode mendatang.
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor di tahun 2017 diperkirakan membaik seiring dengan perbaikan harga komoditas perkebunan yang mencapai kinerja tertingginya di awal tahun 2017 yang disertai dengan mulai menggeliatnya industri manufaktur negara tujuan ekspor utama Sumatera Utara.
Memasuki tahun 2018, perekonomian pada triwulan I 2018 diperkirakan masih cukup baik di kisaran 4,8-5,2% (yoy). Sumber utama pertumbuhan perekonomian pada triwulan mendatang diperkirakan masih bersumber dari kuatnya permintaan domestik sementara perbaikan dari sisi eksternal relatif terbatas. Relaksasi perekonomian Sumatera Utara pada triwulan I 2017 diperkirakan masih terjadi sesuai
dengan historisnya. Puncak periode panen CPO yang terjadi pada triwulan IV disertai dengan harga komoditas perkebunan yang diperkirakan akan kembali menurun memasuki awal tahun 2018 akan menekan kinerja perekonomian Sumatera Utara.
Dari sisi konsumsi, daya beli masyarakat diperkirakan masih solid dan cenderung akan meningkat seiring dengan mulai meningkatnya konsumsi LNPRT karena persiapan pilkada pada triwulan ke II 2018. Selain itu kenaikan UMP di 2018 juga mendorong tingkat optimisme konsumsi masyarakat. Hal tersebut ditandai dengan hasil survei konsumen Bank Indonesia yang menunjukan bahwa konsumen masih tetap optimis dalam memandang kondisi ekonomi, penghasilan, dan lapangan pekerjaan di awal tahun 2018.
Grafik 7.1 Survei Konsumen
Sejalan dengan polanya, kinerja konsumsi pemerintah diperkirakan menurun. Pada awal tahun, seiring dengan realisasi anggaran pemerintah yang belum optimal, maka konsumsi pemerintah juga relatif terhambat. Meskipun demikian, monitoring realisasi anggaran yang terus dilaksanakan secara intensif diperkirakan dapat menjaga realisasi konsumsi pemerintah. Belum optimalnya realisasi belanja pemerintah juga turut menekan kinerja investasi pemerintah. Proses pengadaan yang pada umumnya tidak terjadi di awal tahun menyebabkan tidak optimalnya capaian
investasi pemerintah pada periode mendatang. Kendati demikian, realisasi belanja infrastruktur strategis yang terus dilakukan seiring dengan komitmen pemerintah untuk terus menyempurnakan kualitas infrastruktur yang ada diperkirakan mampu menahan penurunan kinerja investasi lebih lanjut.
Ekspektasi peningkatan investasi dari sisi swasta juga masih cukup kuat, tercermin dari beberapa kontak liaison yang menyatakan rencananya untuk merealisasikan investasi berupa barang modal pada periode mendatang, antara lain upaya peningkatan luas lahan serta pengadaan mesin. Optimisme tersebut dibarengi perbaikan harga yang tidak seoptimis perkiraan.
Tabel 7.1 Perkiraan Harga Komoditas Unggulan
Komoditas Harga Tw IV 2017 (%, yoy, proyeksi) Harga Tw I 2018 (%, yoy, proyeksi) Kelapa Sawit -11,6 -12,9 Karet -10,8 -31,6 Kopi -12,7 -4,4
Sumber: IMF Edisi Agustus 2017, diolah
Selesainya periode puncak panen yang terjadi pada triwulan IV lalu menyebabkan kinerja ekspor diperkirakan tertahan. Hal ini juga didorong oleh prakiraan akan kembali menurunnya harga komoditas perkebunan unggulan Sumatera Utara seiring dengan akan kembali membaiknya pasokan di pasar global. Perbaikan pasokan CPO di pasar global terjadi seiring dengan normalisasi produksi CPO dunia pasca gangguan produksi tahun 2015-2016 yang memukul produksi negara eksportir utama. Kondisi cuaca di awal tahun yang cenderung basah juga memengaruhi kualitas produksi karet dan kopi yang merupakan komoditas unggulan Sumatera Utara.
Meski dari sisi harga diperkirakan akan kembali menurun, namun pada dasarnya permintaan akan komoditas unggulan Sumatera Utara masih cukup tinggi. Perayaan Imlek yang terjadi
serentak di seluruh dunia akan meningkatkan kebutuhan CPO sebagai bahan baku maupun komplemen dari produk makanan, baik dari sisi domestik maupun internasional.
Grafik 7.2Purchasing Manager Index
Momentum mulai membaiknya aktivitas industri manufaktur negara mitra dagang utama khususnya AS dan Tiongkok juga diperkirakan memberikan dampak yang baik bagi perekonomian. Perkembangan Purchasing Manager Index pada triwulan IV menunjukkan
pergerakan yang cukup menggembirakan. Dari sisi penawaran, perekonomian pada triwulan mendatang diperkirakan didukung oleh kinerja kategori pertanian dan industri pengolahan yang masih baik. Sementara itu, kinerja kategori konstruksi dan perdagangan diperkirakan melambat.
Masuknya periode puncak panen raya tanaman pangan dan hortikultura ditengah selesainya periode puncak panen kelapa sawit mendorong kinerja kategori pertanian. Ekspektasi akan meningkatnya permintaan, terutama dari sisi domestik meningkatkan kinerja kategori industri pengolahan. Meningkatnya kapabilitas industri pendukung seperti listrik dan gas mampu menunjang aktivitas industri. Peningkatan aktivitas industri juga dilakukan untuk meningkatkan stok dalam rangka menyambut Ramadhan dan hari raya Idul Fitri yang jatuh pada triwulan II 2018.
Belum optimalnya realisasi belanja infrastruktur pemerintah juga turut menekan kinerja kategori konstruksi. Proses pengadaan proyek infrastruktur yang biasanya membutuhkan waktu menyebabkan realisasi investasi bangunan sulit untuk dilaksanakan. Meskipun demikian, masih berlanjutnya proyek infrastruktur strategis diharapkan mampu menahan semakin dalamnya penurunan kinerja konstruksi.
Sementara itu, selesainya puncak aktivitas konsumsi seiring dengan perayaan Natal dan tahun baru juga turut menekan kinerja kategori Perdagangan Besar dan Eceran (PBE). Meskipun demikian, nilai tukar yang diperkirakan masih dapat menguat diharapkan mampu menahan penurunan kinerja PBE lebih lanjut.
Secara keseluruhan tahun, perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2018 diperkirakan akan meningkat dibandingkan 2017 dan berada pada kisaran 5,0%-5,4%. Peningkatan pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi pemerintah dan LNPRT seiring dengan pelaksaan PILKADA 2018.
Di tahun politik, belanja pemerintah khususnya investasi dan belanja bansos diperkirakan akan meningkat. Secara historis, pelaksanaan pilkada akan meningkatkan PDRB sebesar 0.37-0.50 ppt (percentage point). Namun demikian, sektor eksternal khususnya ekspor ke luar negeri diperkirakan akan melambat seiring penurunan harga CPO dan karet, sedangkan perdagangan antarpulau diperkirakan membaik seiring dengan perbaikan kinerja sektor pertanian khususnya tanaman pangan dan holtikultura. Perekonomian Sumatera Utara masih dibayangi beberapa risiko yang harus diwaspadai. Rasio belanja modal yang terus menurun dan realisasinya yang juga rendah dapat menahan perbaikan kinerja investasi pemerintah, begitu
pula pemanfaatan dana desa yang belum maksimal. Peningkatan investasi swasta pun masih dibayangi oleh iklim investasi yang masih
gloomy. Selain itu, perbaikan kinerja eksternal
dapat terpuruk terkait risiko penurunan permintaan CPO dari India dan Eropa serta peningkatan harga komoditas yang tidak
sustainable.
Namun, terdapat beberapa hal yang diharapkan dapat menahan perlambatan perekonomian Sumatera Utara. Anggaran belanja dalam APBD Sumatera Utara secara akumulasi di 2018 meningkat 30% serta adanya penyelenggaran PILKADA 2018 diharapkan mampu meningkatkan kinerja permintaan domestik. Selain itu, membaiknya kondisi perekonomian di negara tujuan ekspor yaitu AS dan Tiongkok masih memberikan harapan bagi kinerja sektor eksternal Sumatera Utara. Kesempatan untuk diversifikasi tujuan ekspor pun masih terbuka lebar.