• Tidak ada hasil yang ditemukan

Providing Real Benefits for the CommunitySOCIAL PERFORMANCE

Hubungan IPC dengan masyarakat terutama komunitas yang berada di sekitar wilayah operasi Perseroan berlandaskan keinginan tulus untuk senantiasa memberikan manfaat atas keberadaan kami dan memberi nilai tambah dari apa yang kami miliki untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), Perseroan ingin memberikan

manfaat nyata dari hasil usaha yang kami peroleh dengan

merancang program-program berkelanjutan berbasis kebutuhan masyarakat. Perseroan berkomitmen untuk

ikut serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan

membangun masyarakat yang mandiri.

Pelaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

mengacu pada Peraturan Menteri BUMN No. 09/ MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara tanggal 3 Juli 2015 Program Kemitraan BUMN bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi

tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana BUMN.

IPC relationship with the community, particularly those

who reside in the surrounding area of the Company’s

operations, is based on a sincere desire to always provide

beneits from our existence and value added from what we have to improve welfare of the community. With corporate social responsibility (CSR) programs and Partnership and Community Development Program (PKBL), the Company would like to provide real beneits from our

business outcome by designing sustainable programs

that are based on the community needs. The Company is

committed to participate to encourage economic growth

and to build independent community.

Implementation of Partnership and Community

Development Program refers to Regulation of the Minister of SOE No.  09/MBU/07/2015 concerning Partnership Program and Community Development Program of State Owned Enterprises dated July 3, 2015 which mentions that SOE Partnership Program aims to improve the capability

of small businesses to be tough and independent by

Pada tahun 2014, Program Kemitraan telah menyalurkan

dana sebesar Rp 6,024 miliar. Sedangkan untuk Program Bina Lingkungan telah disalurkan dana sebesar Rp 1,192

miliar yang berasal dari sisa alokasi penyisihan laba tahun

sebelumnya dan sebesar Rp 11,64 miliar yang berasal dari pembiayaan Perseroan. Untuk pelaksanaan program- program CSR, dana yang dikeluarkan pada tahun 2014 sebesar Rp 1,27 miliar. Dengan demikian, total manfaat

yang dikembalikan kepada masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan IPC pada tahun 2014 adalah

sebesar Rp 20,126 miliar.

Aktivitas PKBL IPC mencakup seluruh wilayah operasi, yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Banten, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Barat, Sorong dan Bangka Belitung. Sektor-sektor kegiatan

masyarakat yang menjadi sasaran Program Kemitraan, baik dalam bentuk pinjaman maupun hibah adalah: sektor industri, perdagangan, pertanian, peternakan,

perkebunan, perikanan, jasa, pendidikan/pelatihan dan pemasaran.

Sedangkan untuk Program Bina Lingkungan, Perseroan membagi kegiatan dalam 7 (tujuh) sektor, yaitu bantuan

kepada korban bencana alam, bantuan pendidikan dan pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan

pengembangan prasarana/sarana umum, bantuan sarana

ibadah, bantuan pelestarian alam, dan bantuan sosial

kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan. Selain itu, Perseroan juga memberikan bantuan

pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi dan bentuk bantuan lain yang terkait dengan upaya peningkatan kapasitas mitra binaan Program Kemitraan,

Program Kemitraan[G4-SO1]

Program Kemitraan IPC telah dilaksanakan sejak tahun 1992 dengan jangkauan area di seluruh cabang

operasional Perseroan serta wilayah-wilayah lain, yang antara lain meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur dan Timor- Timur.

Dalam pelaksanaannya, Perseroan memberikan perhatian

kepada usaha kecil dan menengah (UKM) yang berpotensi

memiliki daya saing, namun mengalami kesulitan

pemasaran, SDM, manajemen, permodalan dan teknologi.

Dengan bantuan yang diberikan, baik berupa permodalan maupun pendampingan teknis, diharapkan para mitra

In 2014, Partnership Program distributed Rp 6.024 billion.  Whereas Community Development Program distributed Rp 1.192 billion from the remaining allocated proit of the previous year and an amount of Rp 11.64 billion came from the Company’s inancing.  For CSR programs, disbursed funds in 2014 amounted to Rp 1.27 billion. Hence, the total beneit returned to the community as one of IPC’s stakeholders in 2014 amounted to Rp 20.126 billion.

IPC PKBL activities cover the entire operational areas,

including: Jakarta, West Java, Lampung, South Sumatra, West Sumatra, Banten, Jambi, Bengkulu, West Kalimantan, Sorong, and Bangka Belitung. The Partnership Program’s

targeted sectors of communal activities, in form of loans and donations are: industry, trade, agriculture, animal

husbandry, agriculture, ishery, services, education/ training, and marketing.

 

As for Community Development Program, the Company classiies the activities into 7 (seven) sectors, namely aid

for victims of natural disasters, aid for education and training, aid for health improvement, aid for development

of infrastructure / public utilities, aid for religious facilities,

aid for nature conservation, and aid for social community

in order to eradicate poverty.  In addition, the Company

also provides education, training, apprenticeship, marketing, promotion and other forms of support related

to eforts to improve the capacity of the fostered partners of Partnership Program.

Partnership Program [G4-SO1]

IPC Partnership Program has been implemented since 1992 with covered areas in all operating branches of the

Company and other areas, which include Central Java, East Java, Yogyakarta, East Nusa Tenggara and East Timor.

In the implementation, the Company pays attention to

small and medium enterprises (SME) with competitiveness potential, yet having diiculties in marketing, HR, management, capital and technology.  With the provided

support, either in form of capital or technical assistance, it

Perseroan telah menetapkan kebijakan bahwa

pemberdayaan mitra binaan dilakukan dengan 3 program

yang saling mendukung, yaitu:

1. Pemberian pinjaman modal kerja,

2. Pemberian wawasan dan keterampilan untuk

mengembangkan usaha dalam bentuk pendidikan dan pelatihan manajerial,

3. Mengikutsertakan mitra binaan pada pameran- pameran UKM untuk membuka dan mengembangkan

jaringan pemasaran produk, investasi, maupun kerja

sama bisnis.

Secara umum, Program Kemitraan Perseroan hingga

saat ini masih berjalan baik, dengan segala kelebihan

maupun permasalahan yang dihadapi. Umumnya kendala

yang terjadi disebabkan karena seluruh mitra binaan

merupakan kelompok usaha mikro/kecil yang belum bankable dan tidak memiliki persyaratan legal formal yang

lengkap.

Pada tahun 2014, berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas Program Kemitraan dilakukan Perseroan seperti:

1. Telah dilakukan pemilihan sektor usaha secara lebih selektif terhadap usaha calon mitra binaan (CMB)

per wilayah dengan prioritas sektor usaha industri terutama industri andalan daerah binaan yang

bersangkutan.

2. Telah dilakukan penyeragaman metode dan format

evaluasi serta analisis, termasuk penyeragaman model

format proposal usaha yang teregistrasi. Format baru ini telah dievaluasi dan disosialisasikan, Sehingga diharapkan dapat digunakan secara benar dan tepat. 3. Telah dilakukan survei lapangan secara hati-hati dan

tetap berpedoman pada prinsip-prinsip analisis dan

evaluasi pemberian pinjaman guna memperoleh data usaha yang akurat dari CMB yang secara administratif

dinyatakan memenuhi persyaratan.

4. Penyeragaman dan penyesuaian format Surat Perjanjian Pemberian Pinjaman Modal, antar cabang. 5. Telah diberlakukan jaminan yang mengikat terhadap

MB dalam bentuk sertiikat tanah atau BPKB.

6. Telah dilakukan koordinasi dengan Koordinator BUMN Pembina di masing-masing wilayah penyaluran guna menghindari terjadinya duplikasi pembinaan.

The Company has established a policy that empowerment of the fostered partners is carried out by conducting three mutually supportive programs, as follows:

1. Provision of working capital loans,

2. Provision of insight and skills to develop business in

form of managerial education and training,

3. Involvement of the fostered partners in SME exhibitions to open and develop product marketing network, investment, as well as business cooperation.

In general, the Company’s Partnership Program is running

well, with various improvements and encountered

problems.  Generally, the problems occur because the fostered partners are micro/small business groups which

are not bankable yet and not able to provide the complete

formal legal requirements.

In 2014, various eforts to improve the quality and efectiveness of Partnership Program had been conducted

by the Company, such as:

1. Selective selection of business  sectors of the prospective fostered partners (CMB) by region with priority in industry sector particularly the core industry of the respective fostered area.

2. Standardization of method and format of evaluation

and analysis, including standardized format of the

registered business proposals. This new format  has been evaluated  and  socialized, so  it can  be used in properly and accurately.

3. Rigorous ield survey according to the principles of

analysis and evaluation for loan provision in order to obtain accurate business data from CMB which are

administratively considered as qualiied.

4. Standardization and modiication of format of Capital Loan Agreement, inter branch.

5. Enactment of  binding collateral  on MB in form of land certiicate or BPKB.

6. Coordination  with Fostering  SOE Coordinator in the respective  distribution areas in order to avoid fostering duplication.

Program Bina Lingkungan

Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan sosial masyarakat di wilayah usaha, terutama di wilayah Perseroan beroperasi, melalui pemanfaatan dana dari

bagian laba Perseroan. Sejalan dengan hal itu, pelaksanaan

Bina Lingkungan dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian Perseroan terhadap lingkungan sosial masyarakat sekitar

wilayah operasi. Melalui Program Bina Lingkungan, kondisi

sosial masyarakat sekitar diharapkan dapat menjadi lebih

berdaya, berkembang dan mandiri.

Perseroan memprioritaskan pelaksanaan Program Bina Lingkungan untuk masyarakat sekitar Perseroan dengan tujuan untuk membangun hubungan yang harmonis dan

saling memberi manfaat. Dengan demikian diharapkan

dapat tercipta suasana yang kondusif bagi kelangsungan

kegiatan usaha dan pengamanan aset Perseroan. Dengan

adanya komunikasi dua arah yang baik dengan komunitas sekitar, berbagai persoalan terkait aktivitas Perseroan yang berdampak bagi masyarakat dapat diselesaikan dengan

baik tanpa menimbulkan konlik yang tidak perlu. Hingga

akhir tahun 2014 Perseroan tidak pernah menerima pengaduan atau keluhan masyarakat terkait dampak

negatif signiikan dari kegiatan operasi IPC. [G4-SO2]

Community Development Program

Community Development Program is a social community empowerment program in business area, particularly

where the Company operates, by beneitting from the Company’s allocated proit.  In line with that, Community Development is a form of the Company’s awareness

towards social environment of the community in

the surrounding operational areas. With Community

Development Program, the social condition of the

surrounding community is expected to become more empowered, developed and independent.

The Company prioritizes Community Development Program for its surrounding community with the aim to

build a harmonious and mutually beneicial relationship. It is expected to create conducive environment for the Company’s business sustainability and assets protection. With proper two-way communication with the

surrounding community, various problems related to the

Company’s activities that have impact on the community can be well addressed without unnecessary conlict. Until

the end of 2014, the Company has never received public

complaints or objections related to signiicant negative impact of IPC’s operations. [G4-SO2]

Pengrajin Songket Sanggar Sabillah Saira

Sanggar Sabillah Saira yang dikelola oleh Hj. Desi Adi adalah salah satu dari 172 UKM mitra binaan IPC Cabang Palembang. Sanggar ini fokus untuk melestarikan dan

mengembangkan kerajinan kain tenun tradisional khas

Palembang yang dikenal sebagai kain songket.

Kelebihan produk sanggar ini terletak pada disain yang

dibuat sendiri oleh Hj. Desi dibantu beberapa rekannya. Sanggar Sabillah Saira saat ini mampu memproduksi 4 hingga 5 potong kain lengkap (berikut selendangnya) per hari. Sekitar 60% kain songket produksi Sabillah Saira dijual di Palembang, sementara sekitar 30% masuk pasar Jakarta dan 10% dipasarkan di Medan. Produk unggulan

yang digemari konsumen adalah kain songket model

Lumar Antik atau Limar Papan.

Hingga kini kain songket masih mempunyai pasar tersendiri

di tengah-tengah perkembangan fashion modern saat ini. Hj. Desi sendiri tetap optimis bahwa kain songket akan tetap diminati oleh masyarakat. Bahkan penggemar dan

pengguna kain songket saat ini tidak saja masyarakat yang

berasal dari Sumatera Selatan, tetapi juga masyarakat

daerah lain yang menyukai busana modern dengan aksen

etnik.

Sebagai mitra binaan, Sanggar Sabillah Saira mendapat

pinjaman modal usaha dari IPC Cabang Palembang yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas produksi,

pembelian alat tenun dan barang modal lainnya. Selain itu, seperti juga mitra binaan lainnya, Sanggar Sabillah Saira

diberikan kesempatan untuk mengikuti berbagai acara

pameran dan dipromosikan dalam berbagai kegiatan IPC.

Songket Craftsmen Sanggar Sabillah Saira

Sanggar Sabillah Saira, which is managed by Hj. Desi Adi, is one of 172 fostered SME partners of IPC Palembang Branch. Their focus is on preservation and development of traditional woven cloth from Palembang known as songket.

The unique characteristic of this sanggar lies in the designs

that are exclusively made by Hj.  Desi herself assisted by her several colleagues. Sanggar Sabillah Saira is currently capable of producing 4 to 5 pieces of full clothing (including the shawl) per day.  Approximately 60% of songket produced by Sabillah Saira are sold in Palembang, while about 30% in Jakarta and 10% in Medan. The best selling

products that are favored by the customers are Lumar

Antik or Limar Papan.

Until now songket still has its own market in the midst of today’s modern fashion trend. Hj. Desi remains optimistic that songket will remain in demand by the public.  Even

enthusiasts and users of songket are now not only the

people from South Sumatra, but also people from other areas who love modern fashion with ethnic accents.

As a fostered partner, Sanggar Sabillah Saira obtained

working capital loan from IPC Palembang Branch which was used to increase production capacity, purchase of looms

and other capital goods.  In addition, like other fostered partners, Sanggar Sabillah Saira is allowed to participate in various exhibitions and is promoted in various IPC activities. Pengrajin Songket Sanggar Sabillah Saira

Songket Craftsmen Sanggar Sabillah Saira Success Story of Fostered Partner

Operasi Katarak Gratis di Jambi

Dengan menggandeng PERDAMI (Persatuan Dokter mata Indonesia), IPC dengan tajuk program IPC Peduli

menyelenggarakan kegiatan bakti sosial operasi katarak

gratis bagi masyarakat kurang mampu. Kegiatan ini

bertujuan untuk ikut membantu mengurangi risiko kebutaan akibat katarak yang ikut menyebabkan rendahnya

tingkat produktivitas massyarakat.

Program yang diadakan di Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara (DKT) dr. Bratanata, Jambi ini diikuti oleh penderita katarak mulai dari usia 17 tahun hingga 78 tahun. Kegiatan bakti sosial dibuka secara resmi oleh Menteri Sosial Khoifah Indar Parawansa pada tanggal 19 Desember 2014.

Kegiatan operasi katarak gratis IPC dan PERDAMI ini telah berlangsung sejak tahun 2013 dan telah mengoperasi 678 penderita hingga sembuh. Program ini telah diadakan di berbagai wilayah Indonesia seperti Jakarta, Medan, Ambon, NTT, Lampung dan Jambi.

Free Cataract Surgery in Jambi

By cooperating with PERDAMI (Association of Indonesian Optometrists), IPC Cares program organizes social activity

to provide free cataract surgery for the unfortunate

people. This activity is aimed at helping reduce the risk of

cataract blindness, which would lead to the low productivity

of the community.  

The program, which was held at the Hospital of the Army Health Service (DKT) dr. Bratanata, Jambi, involved cataract patients ranging in age from 17 years to 78 years.  This social activity was oicially commenced by the Minister of Social Services Khoifah Indar Parawansa on December 19, 2014.

IPC and PERDAMI have been organizing this free cataract surgery activity since 2013 and have treated 678 patients up to recovery. This program has been held in many other areas in Indonesia, such as Jakarta, Medan, Ambon, NTT, Lampung, and Jambi.

Operasi Katarak Gratis di Jambi Free Cataract Surgery in Jambi IPC Cares