• Tidak ada hasil yang ditemukan

Qonita Wafa Salsabila

Dalam dokumen Air mata dayang sumbi (Halaman 66-69)

Aku, Sekolah, dan Kegemaranku

Namaku Qonita Wafa Salsabila, lahir di Bandung, 15 Juli 1999. Aku bersekolah di SMPIT As-Syifa Boarding School kelas IX (Sembilan). Aku hobby membaca, menulis, dan menggambar. Aku juga pernah ikut Lomba Membaca Puisi dan meraihJuara II. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Ayahku, Tatang Mulyana, berkerja sebagai karyawan Swasta. Ibuku, Elis Kurniasih, adalah ibu rumah tangga. Di rumahku ada perpustakaan dengan kurang lebih 100 buah buku.

Keluarga dan Tempat Tinggalku

Di salah satu sudut kota yang masih ditumbuhi banyak pepohonan, berdiri kokoh sebuah rumah bercat abu-abu. Ya, itu rumahku. Tepatnya berada di kota Depok, berdekatan dengan Universitas Indonesia. Lebih tepatnya lagi, di Jalan Muhammad Alif No. 31.A RT/ RW 06/05 Kukusan-Beji, Depok.

Rumahku tak terlalu luas, tapi sangat nyaman. Pekarangan rumahku ditumbuhi pohon delima dan pohon jeruk, juga tetumbuhan lainnya. Di sekitar rumahku juga banyak yang menanam pohon, hingga udara terasa lumayan sejuk walaupun rumahku berada di perbatasan Jakarta.

Rumahku berdekatan dengan Universitas Indonesia. Ini menyebabkan banyaknya toko-toko fotoko-tokopi, rumah makan super-murah, dan kos-kosan. Dekat dengan UI pula, membuat hari Minggu selalu ramai dengan lalu-lalangnya orang-orang yang berolah raga di UI.

Di sekitar rumahku banyak anak kecil yang berkeliaran tiap siang hingga sore hari. Ya, tetanggaku memang mayoritas memiliki anak yang berusia TK sampai SD. Hanya sedikit yang memiliki anak usia SMP ke atas. Alhasil, tiap sore pasti selalu berisik oleh celotehan dan canda anak-anak kecil. Yah, kedua adikku pun selalu bermain dengan mereka.

Keluargaku pun punya rutinitas tersendiri. Kami sudah sibuk mulai dari azan Subuh berkumandang. Kami sekeluarga biasanya langsung pergi ke masjid terdekat untuk melaksanakan salat Subuh berjamaah bersama tetanggaku. Kemudian, kami mulai bersiap untuk kegiatan siang hari kami. Ayahku mulai berangkat ke kantornya di Jakarta menggunakan kereta sejak pukul 06.00 kurang. Adikku juga mempersiapkan alat-alat tulis untuk bersekolah. Sedangkan ibuku mempersiapkan bekal untuk kami semua. Setelah itu, kami melakukan aktivitas masing-masing. Adik-adikku bersekolah, ayahku berangkat ke kantor, dan ibuku kadangkala mengikuti pengajian atau mengajar anak-anak di sekitar rumahku.

Kami berkumpul lagi saat waktu Magrib tiba. Seusai melaksanakan shalat Maghrib berjamaah, kami membaca Al-Qur’an bersama hingga adzan Isya berkumandang. Jadi, aku dan adik-adikku dilarang menonton televisi selama waktu tersebut.

Aku dan Sekolahku

Walaupun rumahku di Depok, aku tidak bersekolah di kota tersebut. Aku bersekolah di kota yang terbilang cukup jauh dari Depok, yaitu kota Subang.

Aku bersekolah di SMPIT As-Syifa Boarding School Subang. Sekolahku memang menerapkan sistem berasrama dan terpisah antara putra dan putri.

Walaupun sekolahku berada di kaki gunung, itu tidak membuat hari selalu dingin. Kadangkala cuaca justru terasa amat panas dan menyengat seperti di kota-kota besar. Tapi, seperti khasnya wilayah gunung, sekolahku ditumbuhi pepohonan dan tetumbuhan yang membuat hawa menjadi sejuk.

Sekolahku dilengkapi fasilitas yang cukup memadai, yaitu lab bahasa, lab komputer, lab IPA, kelas untuk KBM, GOR, aula, dan beberapa masjid yang tersebar di berbagai tempat. Sekolahku pun amatlah luas. Aku pun tak pernah bisa mengelilingi seluruh wilayah sekolahku yang sekiranya mencakup beberapa hektar.

Kini, aku duduk di kelas IX Fath dengan 30 anak yang ramai alias tidak bisa diam. Aku juga sekamar dengan 10 anak lain yang memiliki bermacam-macam kepribadian yang unik.

Segala macam kegiatan kami lakukan bersama. Mulai dari bangun, beraktivitas di luar ruangan, hingga tidur kembali. Sebagai murid kelas IX, pastilah kami sangat sibuk dengan

aktivitas yang ada.

Setelah bangun dan mandi pagi, kami langsung melaksanakan kegiatan tahfidzul Qur’an, lalu, dilanjutkan dengan sarapan pagi dan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seperti biasa. Kemudian, kami bimbel intensif pada pukul 13.30, dan dilanjutkan kegiatan tahfidzul Quran lagi. Belum cukup sampai di situ, pada jam malam pun diberlakukan BM atau Belajar Mandiri. Yah, memang terasa cukup melelahkan. Namun, juga terasa menyenangkan karena semua itu kami lakukan bersama-sama. Di antara segudang kegiatan kami pula, kami tak henti-hentinya mengobrol, bercanda, dan curcol bareng. Anehnya, kami tak pernah merasa kehabisan topik atau bahan obrolan. Dengan kebersamaan yang tiada habisnya itu, kami jadi lebih mengenal satu sama lain dan memaklumi perbedaan yang ada.

Tulis Menulis dan Kegemaran Membaca

Pengalamanku dalam menulis?

Sebenarnya aku tidak punya pengalaman apapun dalam menulis. Aku hanya sempat menulis untuk buletin di sekolahku. Aku juga pernah mengumpulkan hasil-hasil tulisanku yang tercecer, yang berisi tulisan khayalanku dan membaginya bersama teman-temanku. Jadi, hasil karyaku kali ini pun merupakan khayalanku. Hehe …

Nah, kalau membaca, itu lain soal. Di rumahku, terdapat tiga rak besar yang dijejali buku-buku koleksi ayahku, aku sendiri, juga beberapa buku milik adikku. Aku memang gemar membaca sejak usia 4 tahun alias sebelum masuk TK kecil. Tetapi, jumlah buku yang kubaca di rumah kalah banyak dengan jumlah buku yang kubaca di sekolahku. Mengapa bisa begitu? Karena kami menerapkan sistem pinjam-meminjam. Jadi, siapapun yang mempunyai buku, kami akan buru-buru mengantre untuk meminjamnya.

Aku menyukai novel bergenre romance dan komedi. Tapi, yang bergenre misteri pun tak luput dari bacaanku. Kalau komik, aku juga menyukai bergenre romance dan misteri. Novel favoritku selama ini adalah seri Harry Potter. Aku mulai membaca serial Harry Potter sejak duduk di bangku kelas 3 SD. Aku juga menyukai buku-buku Tere Liye; ‘banyak’, Ilana Tan; seri empat musim dan Sunshine Becomes You, Orizuka; I For You, Infinitely Yours, dan lainnya, Arini Putri; Rain Over Me, dan Goodbye Happiness, dan Lia Indra; Kkhokkiri, dan

Oppa & I. Yah, sebetulnya masih banyak lagi. Tapi aku tidak mungkin kan, menulisnya

satu-persatu di sini.

Komik favoritku adalah Detective Conan karya Aoyama Gosho dan Scarlet Fan karya Kumagai Kyoko. Aku memang tidak mengoleksi seri Detective Conan, tapi aku selalu membacanya dengan meminjam kepunyaan teman-temanku. Jadi, pertanyaannya.. berapa banyak buku yang kubaca sejak 2012-2013? Tidak terhitung! Yang jelas, pasti lebih dari 200 buku yang kubaca. Baik itu novel, komik, kumpulan cerpen, majalah, dan sebagainya.

1906

Dalam dokumen Air mata dayang sumbi (Halaman 66-69)