• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.2 Landasan Teori

2.2.5 Quality Control Circle (QCC)

Menurut Japanese Union of Scientists and Engineers (JUSE) (1991, p7), QCC atau Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah suatu kelompok kecil yang secara sukarela mengadakan kegiatan pengendalian mutu di dalam tempat kerja mereka sendiri. Tiap anggota kelompok berpartisipasi sepenuhnya secara terus menerus (berkesinambung), sebagai bagian dari kegiatan kendali mutu menyeluruh perusahaan, mengembangkan diri serta pengembangan bersama, pengendalian dan perbaikan di dalam tempat kerja dengan menggunakan teknik-teknik kendali mutu. Sedangkan menurut Tunggal (1998, p152) dalam bukunya Audit Operasional (Suatu Pengantar), QCC adalah kelompok-kelompok kecil karyawan (4-8orang) yang melakukan kegiatan pengendalian dan peningkatan mutu, secara teratur, sukarela dan berkesinambungan dan bidang pekerjaannya dengan menerapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengendalian mutu. Kemudian menurut Direktorat Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah Departemen Perindustrian dan Perdagangan (2003, p2), QCC adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri dari 3-8orang dari unit kerja yang sama, yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan mengadakan pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah. QCC merupakan bagian integral dari TQC dalam suatu organisasi.

B. Perangkat QCC

Perangkat-perangkat QCC adalah Fasilitator, Ketua QCC, Anggota dan Pimpinan Organisasi. Setiap perangkat tersebut mempunyai tugas dan fungsi masing-masing sebagai berikut :

a. Fasilitator

Fasilitator adalah seorang pembimbing dalam memecahkan persoalan/masalah yang dihadapi dan sekaligus merubah sikap mental para karyawan khususnya anggota QCC diperusahaan yang bersangkutan, agar para karyawan menyadari sepenuhnya bahwa seluruh karyawan wajib menjaga dan meningkatkan mutu produk dari perusahaannya.

Tugas utama yang harus dilakukan oleh seorang fasilitator adalah :

1. Memilih objek perusahaan industri/pedagang kecil untuk komoditi tertentu, kemudian membentuk dan membimbing QCC yang telah dipilihnya.

2. Mengarahkan aktivitas QCC dalam berbagai tahap yaitu : a) Permulaan

b) Latihan

c) Pengembangan d) Pendewasaan e) Penutupan

3. Membimbing QCC untuk mengadakan pertemuan kelompok secara periodic sekurang-kurangnya sekali dalam satu minggu guna mencari masalah pokok dan mencari pemecahan masalah tersebut hingga tuntas.

4. Memberikan cara-cara menetapkan judul/masalah, mencari penyebab (diagram tulang ikan), pemecahan masalah (7 langkah 7 alat), pembuatan risalah dan presentasi.

5. Memberikan saran-saran pemecahan masalah apabila terjadi kemacetan.

6. Mencari ide-ide.

7. Melakukan evaluasi terhadap hasil QCC dalam rangka penyempurnaan/seleksi kelompok QCC, dan untuk melaksanakan tindak lanjut program selanjutnya.

8. Mengorganisir pertemuan-pertemuan informal.

9. Mendampingi kelompok QCC selama mengikuti Konvensi.

b. Ketua Gugus, dengan tugas :

1. Membuat rencana untuk pertemuan.

2. Membangkitkan semangat kegiatan kelompok.

3. Menyimpulkan.

4. Menjaga kontinuitas kerja kelompok dengan cara memelihara koordinasi yang harmonis.

5. Menyimpulkan hal apa yang harus dilakukan untuk pertemuan berikutnya.

6. Bertanggung jawab atas catatan-catatan kegiatan kelompok yang dipimpinnya dengan menggunakan sebuah agenda (Recording & Filling) dan membuat segala sesuatunya menjadi jelas dengan menggunakan flip charts.

7. Bekerja berdasarkan masalah para anggota dan kritik terhadap kelompok.

8. Menjaga agar rapat-rapat berjalan dalam jalur (tata tertib) yang betul.

9. Menjadi perantara utama (Key Link) antara kepentingan anggota kelompok dan atasan (manajemen).

c. Anggota Gusus, dengan tugas:

1. Menghadiri semua pertemuan kelompok dan menyenangi pekerjaan.

2. Mempelajari metode statistik dalam rangka penerapan Delta (7 langkah dan 7 alat).

3. Hadir dalam setiap pertemuan tepat pada waktunya serta mengikuti peraturan tata tertib dan kebijaksanaan QCC.

4. Berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah.

5. Mempromosikan program QCC dan membantu menarik anggota baru masuk gugus

d. Pimpinan Organisasi

1. Memberi pengarahan kepada karyawan tentang manfaat QCC dan mempromosikan program QCC.

2. Menentukan arah dan tujuan pembentukan QCC.

3. Menyusun wadah organisasi dan menyiapkan sarana QCC.

4. Memberikan petunjuk pelaksanaan QCC.

5. Mendorong kegiatan-kegiatan QCC.

6. Memilih dan mengangkat fasilitator.

7. Memotivator seluruh kegiatan QCC.

8. Menghadiri pertemuan dan meninjau secara tetap.

9. Menjaga agar program tetap menarik dan menyenangkan bagi anggota gugus.

C. Penilaian Kinerja Gugus

Berdasarkan Crocker, et.al, (2004, p240), Penilaian gugus memerlukan tiga jenis pengukuran, yaitu : (1) ukuran produktivitas obyektif, (2) ukuran sikap subyektif mengenai pengaruh gugus terhadap organisasi, dan (3) analisis proses intern yang berlangsung dalam gugus. Pengukuran produktivitas mencakup mutu, scrap, kuantitas, biaya marjinal, biaya prasarana, peralatan, keamanan kerja dan kecelakaan, perawatan, dan waktu kosong. Sikap dan pergaulan meliputi kepercayaan timbal-balik, komunikasi, hubungan atasan dan bawahan, bolos kerja keluhan kerja, penggunaan keterampilan, keanggotaan gugus, kepuasan pribadi, jenis dan jumlah persoalan yang dipecahkan. Proses gugus mencakup struktur, pengaruh, pemecahan persoalan, keterbukaan, dan pemantauan. Pengukuran jenis kedua, yaitu sikap subyektif mengenai pengaruh gugus terhadap organisasi menggunakan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan mengenai :

1) gugus dan latihan (aspek teknis gugus),

2) proses gugus (keberhasilan pemecahan masalah), 3) efektivitas gugus,

4) sikap atau perasaan terhadap gugus dan organisasi, dan 5) pertanyaan mengenai identitas responden.

D. Keuntungan dan Kelemahan QCC 1. Keuntungan QCC

Kegiatan kelompok kecil mempunyai keuntungan yaitu:

a. Pembuatan tujuan kelompok menciptakan semangat kerja sama.

b. Anggota kelompok memiliki peranan dan mengkoordinasikan peranan mereka masing-masing dengan lebih baik.

c. Komunikasi antara manajemen dan buruh meningkat, begitu juga di antara para pekerja sendiri.

d. Moral meningkat banyak.

e. Para pekerja dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru dan mengembangkan semangat kerja sama lebih tinggi.

f. Kelompok mengambil inisiatif sendiri dan melakukan tugas pemecahan persoalan yang seharusnya dilakukan oleh manajemen.

g. Adanya hubungan yang semakin dekat antar para pekerja dan Manajemen.

h. Dapat menciptakan kerjasama antar para pekerja.

i. Adanya kepuasan bagi setiap pekerja.

j. Meningkatkan motivasi kerja.

k. Menumbuhkan keyakinan / kepercayaan diri.

l. Adanya pengembangan kepemimpinan antar para pekerja.

m. Adanya dorongan kreativitas antar pekerja, dan

n. Terjadinya peningkatan sistem dan prosedur pekerjaan.

Bagi manajemen sendiri, manfaat QCC adalah sebagai berikut :

a. Orang dapat menangkap persoalan yang sebenarnya dengan lebih cepat.

b. Lebih banyak tekanan diberikan pada tahap perencanaan.

c. Cara berfikir yang berorientasi pada proses memperoleh dorongan.

d. Orang memusatkan perhatian pada persoalan yang lebih penting.

e. Setiap orang ikut ambil bagian dalam membina sistem baru.

2. Kelemahan QCC

Menurut Hendayana (2005,pp8-9), Disamping adanya manfaat atau keuntungan dari terbentuknya QCC, terdapat pula kelemahannya. Kelemahan dari adanya QCC tersebut adalah sebagai berikut :

1) Meski partisipasi dalam gugus bersifat sukarela, akan tetapi dalam prakteknya bukan tidak mungkin terjadinya partisipasi itu karena tekanan sejawat. Jika tidak bersedia ikut ambil bagian dalam gugus akan dipandang sebagai kurangnya perhatian terhadap tujuan perusahaan dan dengan demikian merusak kemungkinan promosi seseorang.

2) Kalau terjadi hal seperti itu QCC menjadi beban dan bukannya suatu kerangka motivasi.

3) Terdapat kekurangan spontanitas gugus menjadi tidak produktif dan tidak aktif.

4) Di beberapa perusahaan peserta QCC mengeluhkan adanya keterlibatan dalam pengendalian mutu atau teknis produksi yang terlalu besar.

Dokumen terkait