• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.6 Sistematika Penulisan

Susunan ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Bab ini berisi kajian pustaka yang berisi hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan peneitian yang penulis lakukan mengenai pembuatan website E-learning dan Landasan Teori Sub bab yang berisi tentang teori yang mendasari pembahasan secara detail, yang dapat perupa definisi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini diuraikan tentang gambaran objek peneitian, analisis demua permasalahan yang ada dan akan diselesaikan melalui penelitian. Laporan secara detail terhadap penelitian yang di lakukan, baik perancangan secara

umum dan sistem yang dibangun maupun perancangan yang lebih spesifik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Memaparkan dari hasil-hasil tahapan penelitian, mulai dari analisis, desain, hasil testing dan implementasinya.

BAB V PENUTUP

Bab penutup ini berisikan tentang kesimpulan dari proses penelitian dan saran-saran yang bisa menjadi bahan masukkan untuk penelitian selanjutnya.

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Di era globalisasi kebutuhan dalam pencatatan dan penyajian informasi sangat dibutuhkan. Tetapi dalam kenyataannya masih banyak yang belum menerapkan komputerisasi dalam melakukan pendataan atau pencatatan data transaksi, sehingga akan terjadi kurangnya efektifitas dan efisiensi waktu, biaya, dan tenaga. Sistem pengolahan data akan lebih efektif dan efisien jika menggunakan sistem komputerisasi yang tepat.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai acuan dan referensi untuk memudahkan peneliti dalam membuat penelitian ini.

Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu tentang sistem E-learning ini:

1. Suci Pratiwi 2017 dalam penelitiannya yang berjudul “Rancangan Model Pelatihan Sumber Daya Manusia Berbasis E-Training Dalam Rangka Implementasi Learning Organization (Organisasi Pembelajar) Studi Research And Development Bagi Pengembangan Lembaga Diklat Di PT.

Drife Solusi Integrasi” . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis, merencanakan, mengembangkan dan menguji model pelatihan berdasarkan pada pelatihan elektronik (e-training) di PT Drife Solusi Integrasi Hasil dari penelitian ini adalah model pelatihan berbasis elektronik pelatihan (e-training) yang cocok untuk perusahaan startup.

Perbandingan dalam penilitian ini terletak pada metodenya, penelitian ini

menggunakan metode Research and Development (R and D) sedangkan penulis menggunakan metode ADDIE.

2. Putu Ashintya Widhiartha, 2015 dalam penelitiannya yang berjudul

“Pemanfaatan E-learning Sebagai Alternatif Pengganti Pelatihan Tatap Muka Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Nonformal”

Baru-baru ini, telah terjadi upaya besar-besaran dalam implementasi E-learning untuk pelatihan pendidik di seluruh dunia. E-E-learning bisa didefinisikan sebagai web sistem pendidikan berbasis pada platform dengan Internet, Intranet atau mengakses komputer. Artikel ini menjelaskan kemungkinan untuk mengimplementasikan E-learning untuk pelatihan guru non-formal di Indonesia. Guru non-formal menyadari bahwa mereka harus menghadapi tantangan baru untuk meningkatkan kompetensi mereka dan harus dapat menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dengan tepat . Ini adalah tantangan yang telah menyebabkan guru non-formal untuk memikirkan bagaimana mereka beradaptasi dengan perubahan-perubahan pendidikan baru tanpa mengorbankan kualitas pendidikan. Selain itu E-learning juga dapat digunakan untuk mengurangi biaya besar konvensional pelatihan guru nonformal . Perbandingan dalam penilitian ini terletak pada metodenya, penelitian ini menggunakan metode perancangan konteks diagram, DFD, pembuatan rancangan basis data, dan pembuatan rancangan layar. Sedangkan penulis menggunakan metode ADDIE dan menggunakan UML.

3. Agus Putranto, Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Binus University 2017 dalam penelitiannya yang berjudul “Perancangan Training Dengan E-learning Pada Perusahaan Manufacture” Penggunaan teknologi informasi sudah sangat luas dalam berbagai bidang termasuk industri.

Seiring dengan itu, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis IT menjadi tidak terelakkan lagi. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah menganalisis proses training dan mengidentifikasi masalah yang terjadi pada PT.Suzuki Indomobil Motor. Masalah yang dihadapi adalah waktu training yang terbatas, tidak adanya media pendistribusian materi dan tidak adanya konsultasi diluar jam training. E-learning merupakan konsep penggunaan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet maupun jaringan komputer. Konsep ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional kebentuk digital, baik secara isi dan sistemnya.

Sistem pembelajaran akan diganti dengan media training berbasis web.

Sistem ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para karyawan ketika mengikuti proses training sehingga mendapatkan pembelajaran yang baik serta mencapai tujuan dari perusahaan.. Perbandingan dalam penilitian ini terletak pada metodenya, penelitian ini menggunakan Object Oriented Analysis Design sedangkan penulis menggunakan metode ADDIE.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna. Menurut Nurdin Usman (2002), dalam bukunya yang berjudul Konteks implementasi berbasis Kurikulum

“implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas , tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”.

Menurut Guntur Setiawan (2004) dalam bukunya yang berjudul Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan berpendapat, “Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana,birokrasi yang efektif”.

Dari pengertian-pengertian diatas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada mekanisme suatu sistem. Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan implementasi adalah suatu kegiatan yang terencana, bukan hanya suatu aktifitas dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma-norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, impelementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya yaitu kurikulum. Implementasi kurikulum merupakan proses pelaksanaan ide,program atau aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat

menerima dan melakukan perubahan terhadap suatu pembelajaran dan memperoleh hasil yang diharapkan.

2.2.2 E-learning

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini memberikan banyak kemudahan dan kemungkinan dalam membuat suatu perancangan dan pengembangan sistem pendidikan, khususnya konsep dan model pembelajaran online atau bayak yang menyebutkannya dengan E-learning.

Horton dalam bukunya yang berjudul E-learning Tools and Technologies (2003) “E-learning adalah segala pemanfaatan atau penggunaan teknologi internet dan web untuk menciptakan pengalaman belajar. E-learning dapat dipandang sebagai suatu pendekatan yang inovatif untuk dijadikan sebuah desain media penyampaian yang baik, terpusat pada pengguna, interaktif dan sebagai lingkungan belajar yang memiliki berbagai kemudahan-kemudahan bagi siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Dengan memanfaatkan berbagai atribut dan sumber teknologi digital dengan bentuk lain dari materi dan bahan pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan pada suatu lingkungan belajar yang terbuka, fleksibel dan terdistribusi.”

Menurut Budi Murtiyasa (2012) dalam jurnalnya Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika “E-learning adalah pembelajaran yang menggunakan TIK untuk mentransformasikan proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik.“

Tujuan utama penggunaan teknologi ini adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas pembelajaran. Di samping itu, suatu E-learning juga harus mempunyai kemudahan bantuan profesional isi pelajaran secara

on line. Dari uraian tersebut jelas bahwa E-learning menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat; dengan tujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas, dan kenyamanan belajar; dengan obyeknya adalah layanan pembelajaran yang lebih baik, menarik, interaktif, dan atraktif. Hasil akhir yang diharapkan adalah peningkatan prestasi dan kecakapan akademik peserta didik serta pengurangan biaya, waktu, dan tenaga untuk proses pembelajaran.

A. Jenis-jenis E-learning

E-learning merupakan aspek yng sangat luas, sehingga seiring berjalannya waktu perkembangan dan jenis-jenisnya pun sangat beragam, Menurut Glossary of learning Terms (Dalam Natakusumah, 2010) berikut merupakan jenis-jenis e-learning yang ada saat ini.

a. Learner-led e-learning

Kategori ini dikenal pula dengan istilah self-directed e-learning. Yaitu, elearning yang dirancang untuk memungkinkan pemelajar belajar secara mandiri. Itulah sebabnya disebut dengan learner-led e-learning. Tujuannya adalah untuk menyampaikan pembelajaran bagi para pemelajar mandiri (independent learner). Learner-led e-learning berbeda dengan computer-based training yang sama-sama didedikasikan untuk belajar mandiri. Bedanya, dalam computer-based training, pemelajar mempelajari materi tanpa melalui jaringan internet atau web, tapi via komputer, seperti melalui CD-ROM atau DVD.

Sedangkan dalam learnerled e-learning, semua materi (seperti multimedia presentation, html, dan media interaktif lain) dikemas via jaringan internet/web.

b. Instructor-led e-learning

Tentu saja, jenis yang satu ini merupakan kebalikan dari learner-led elearning, yaitu penggunaan teknologi internet/web untuk menyampaikan pembelajaran seperti pada kelas konvensional. Artinya, kelas pindah ke web.

Konsekuensinya, memerlukan teknologi pembelajaran sinkronous (real time) seperti konferensi video, audio, chatting, bulletin board dan lainnya.

c. Facilitated e-learning

Kategori ini, merupakan kombinasi dari learner-lead dan instructor-led elearning. Jadi, bahan belajar mandiri dalam beragam bentuk disampaikan via website (seperti audio, animasi, video, teks, dalam berbagai format tertentu) dan komunikasi interaktif dan kolaboratif juga dilakukan via website (seperti forum diskusi, konferensi pada waktu-waktu tertentu, chatting, dll).

d. Embedded e-learning

Kategori ini sedikit berbeda. Embedded e-learning memberikan upaya agar terjadi seperti just-in time training. Hal ini sama dengan electronic performance support system. Kategori e-learning ini dirancang untuk dapat memberikan bantuan segera, ketika seseorang ingin menguasai keterampilan, pengetahuan atau lainnya sesesegera mungkin saat itu juga dengan bantuan aplikasi program yang ditanam di website. Contohnya, jika Sebuah rumah sakit, mengembangkan aplikasi berbasis web, yang memungkinkan seorang dokter memperoleh informasi tentang suatu gejala dan kemungkinan penyebab serta alternatif pengobatan yang tepat ketika ia sedang mendiagnosa pasien di kamar periksa.

Tentu saja di kamar periksa disediakan workstation (komputer) yang terhubung dengan aplikasi berbasis web tersebut. Semacam job aids yang dikirim via web.

e. Telementoring dan E-Coaching

Kategori ini adalah pemanfaatan teknologi internet dan web untuk memberikan bimbingan dan pelatihan jarak jauh. Dalam konteks ini, tool seperti telekonferensi (video, audio, komputer), chatting, instant messaging, atau telepon dipergunakan untuk memandu dan membimbing perkembangan peserta belajar dalam menguasai pengetahuan, keterampilan atau sikap yang harus dikuasainya. Sama halnya dengan embedded e-learning, kategori ini, lebih banyak diaplikasikan di industri atau perusahaan-perusahaan besar di era global ini.

B. Kelebihan dan kekurangan E-learning

Pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa internet. Menurut Dewi Salma P. & Eveline S. (2008: 200-201) daam bukunya Mozaik Teknologi Pendidikan, kelebihan dan kekurangan e-learning adalah:

Kelebihan pemanfaatan internet untuk pembelajaran elearning adalah:

1) Tersedianya fasilitas e-moderating dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu

2) Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari

3) Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer

4) Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet

5) Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas

6) Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif 7) Relatif lebih efisien

Kekurangan pemanfaatan internet untuk pembelajaran elearning adalah:

1) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar

2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/ komersial

3) Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan

4) Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT

5) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal 6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet

7) Kurangnya mereka-mereka yang mengetahui dan memiliki keterampilan soal-soal internet

8) Kurangnya penguasaan bahasa computer

Dari kelebihan dan kekurangan e-learning dapat disimpulkan bahwa:

1) Jika e-learning mampu dimanfaatkan dengan baik, maka proses kegiatan belajar mengajar tidak terbatas oleh waktu dan tempat, sehingga ilmu pengetahuan akan semakin mudah didapatkan

2) Dalam mengaplikasikan e-learning diperlukan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai serta kemampuan sumber daya manusia di bidang IT, jika kedua hal tersebut tidak memadai, maka e-learning tidak akan berjalan efektif.

2.2.3 Konsep WEB

Menurut Gregorius dalam bukunya WAP (Wireless Application Protocol) Programming dengan WML, “Website merupakan kumpulan halaman web yang saling terhubung dan file– filenya saling terkait. Web terdiri dari page atau halaman, dan kumpulan halaman yang dinamakan homepage. Homepage berada pada posisi teratas dengan halaman terkait berada di bawahnya. Halaman di bawah homepage disebut child page yang berisi hyperlink ke halaman lain dalam web.”

1. PHP

Menurut Budi Raharjo (2016) dalam bukunya yang berjudul Modul Pemrograman web, “PHP adalah suatu bahasa pemrograman skrip yang dirancang untuk membangun aplikasi web. Ketika dipanggil dari web browser, program

yang ditulis dengan PHP akan di-parsing di dalam web server oleh intrepeter PHP dan diterjemahkan kedalam dokumen HTML, yang selanjutnya akan ditampilkan kembali ke web browser. “

Menurut Andi dan MADCOMS. 2011. Aplikasi Web Database dengan Dreamweaver dan PHPMYSQL. (Hypertext Preprocessor), “PHP merupakan bahasa pemrograman pada sisi server yang memperbolehkan programmer menyisipkan perintah – perintah perangkat lunak web server (apache, IIS, atau apapun) akan dieksekusi sebelum perintah itu dikirim oleh halaman ke browser yang diminta, contohnya adalah bagaimana memungkinkannya memasukkan tanggal sekarang pada sebuah halaman web setiap kali tampilan tanggal dibutuhkan. Sesuai dengan fungsinya yang berjalan di sisi server maka PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun teknologi web application.“

2. CSS (Cascading Style Sheet)

Menurut Suryana dan Koesheryatin (2014) dalam bukunya Aplikasi Internet Menggunakan HTML, CSS, & JavaScript, CSS (Cascading Style Sheet) “CSS adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu website, baik tata letaknya, jenis huruf, warna, dan semua yang berhubungan dengan tampilan. CSS digunakan untuk memformat halaman web yang ditulis dengan HTML atau XHTML. Terdapat dua cara yang bisa diterapkan untuk menggunakan CSS pada sebuah web, yang pertama dengan membuat CSS langsung di dalam satu file HTML, yang kedua dengan memanggil CSS tersebut dari file CSS tersendiri.”

3. Javacript

Menurut Suryana dan Koesheryatin (2014) dalam bukunya Aplikasi Internet Menggunakan HTML, CSS, & JavaScript. “JavaScript adalah bahasa script berdasarkan pada objek yang memperbolehkan pemakai untuk mengendalikan banyak aspek interkasi pemakai pada satu dokumen HTML. Objek tersebut dapat berupa suatu windows, frame, URL, dokumen, form, button, atau item yang lain.

Terdapat dua piranti yang diperlukan dalam JavaSricpt yaitu browser dan texteditor. Text editor adalah sebuah pengolah kata (word processor) yang menghasilkan file dalam format ASCII murni.”

4. HTML 5

Menurut Agus Rahmat Herbowo, (2012) dalam jurnalnya Web Responsive Design Untuk Situs Berita Menggunakan Framework Codeigniter, Universitas Gunadarma, Jakarta. “HTML 5 adalah revisi kelima dari HTML yang pertama kali diciptakan pada tahun 1990 dan versi keempatnya HTML 4, pada tahun 1997 dan hingga bulan Juni 2011 masih dalam pengembangan. Tujuan utama pengembangan HTML 5 adalah untuk memperbaiki teknologi HTML agar mendukung teknologi multimedia terbaru, mudah dibaca oleh manusia dan juga mudah dimengerti oleh mesin.HTML 5 merupakan salah satu karya World Wide Web Consortium, W3C untuk mendefinisikan sebuah bahasa yang dapat ditulis dengan cara HTML ataupun XHTML.”

2.2.4 Pelatihan (Trainning)

Menurut Eko, Widodo Suparno (2015) dalam bukunya Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. “Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional di bidangnya. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang memungkinkan pegawai melaksanakan pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar. “

Menurut Rachmawati (2008:110) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia. “Pelatihan merupakan wadah lingkungan bagi karyawan, di mana mereka memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan perilaku spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. “

Dari beberapa pengertian diatas, pelatihan adalah sebuah proses untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan dapat melatih kemampuan, keterampilan, keahilan dan pengetahuan karyawan guna melaksanakan pekerjaan secara efektifvitas dan efisien untuk mencapai tujuan di suatu perusahaan.

1. Tujuan Pelatihan

Menurut Eko, Widodo Suparno (2015) dalam bukunya Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Mengemukakan bahwa tujuan pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas, mendukung perencanaan SDM, meningkatkan moral anggota, memberikan kompensasi yang tidak langsung, meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja, mencegah kedaluarsa kemampuan dan pengetahuan personel, meningkatkan perkembangan kemampuan dan keahlian personel.

Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan penguasaan teori dan keterampilan memutusakan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan.

2. Manfaat Pelatihan

Menurut Rivai dan Sagala (2011:217) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik, adapun maanfaat pelatihan yang dibagikan menjadi tiga golongan, yaitu:

1 Manfaat untuk karyawan

a) Membantu karyawan dalam membuat keputusan dan pemecahan masalah yang lebih efektif.

b) Melalui pelatihan dan pengembangan, variabel pengenalan, pencapaian prestasi, pertumbuhan, tanggung jawab dan kemajuan dapat diinternalisasi dan dilaksanakan.

c) Membatu mendorong dan mencapai pengembangan diri dan rasa percaya diri.

d) Membantu karyawan mengatasi stress, tekanan, frustasi, dan konflik.

e) Memberikan informasi tentang meningkatnya pengetahuan kepemimpinan, keterampilan komunikasi dan sikap.

f) Meningkatkan kepuasan kerja dan pengakuan.

g) Membantu karyawan mendekati tujuan pribadi sementara meningkatkan keterampilan interaksi.

h) Memenuhi kebutuhan personal peserta dan pelatihan.

2 Manfaat untuk perusahaan

a) Mengarahkan untuk meningkatkan profitabilitas atau sikap yang lebih positif terhadap orientasi profit.

b) Memperbaiki pengetahuan kerja dan keahlian pada semua level perusahaan c) Memperbaiki sumber daya manusia

d) Membantu karyawan untuk mengetahui tujuan perusahaan.

e) Membantu menciptakan image perusahaan yang lebih baik.

f) Mendukung otentitas, keterbukaan dan kepercayaan g) Meningkatkan hubungan antara atasan dan bawahan h) Membantu pengembangan perusahaan

i) Belajar dari peserta

j) Membantu mempersiapkan dan melaksanakan kebijaksaan perusahaan.

k) Memberikan informasi tentang kebutuhan perusahaan dimasa depan

3. Jenis-jenis Pelatihan

Setiap pendidikan dan pelatihan yang akan diadakan harus selalu memperhatikan sejauh mana pola pendidikan dan pelatihan yang diselenggarkan dapat menjamin proses belajar yang efektif. Menurut Eko, Widodo Suparno (2015:86) dalam bukunya Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusi, jenis-jenis pelatihan yang biasa dilakukan dalam organisasi antara lain:

a) Pelatihan dalam kerja (on the job training) b) Magang (apprenticeship)

c) Pelatihan di luar kerja (of-the-job training)

d) Pelatihan di tempat mirip sesungguhnya (vestibule training)

2.2.5 Quality Control Circle (QCC) A. Pengertian QCC

Menurut Japanese Union of Scientists and Engineers (JUSE) (1991, p7), QCC atau Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah suatu kelompok kecil yang secara sukarela mengadakan kegiatan pengendalian mutu di dalam tempat kerja mereka sendiri. Tiap anggota kelompok berpartisipasi sepenuhnya secara terus menerus (berkesinambung), sebagai bagian dari kegiatan kendali mutu menyeluruh perusahaan, mengembangkan diri serta pengembangan bersama, pengendalian dan perbaikan di dalam tempat kerja dengan menggunakan teknik-teknik kendali mutu. Sedangkan menurut Tunggal (1998, p152) dalam bukunya Audit Operasional (Suatu Pengantar), QCC adalah kelompok-kelompok kecil karyawan (4-8orang) yang melakukan kegiatan pengendalian dan peningkatan mutu, secara teratur, sukarela dan berkesinambungan dan bidang pekerjaannya dengan menerapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengendalian mutu. Kemudian menurut Direktorat Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah Departemen Perindustrian dan Perdagangan (2003, p2), QCC adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri dari 3-8orang dari unit kerja yang sama, yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan mengadakan pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah. QCC merupakan bagian integral dari TQC dalam suatu organisasi.

B. Perangkat QCC

Perangkat-perangkat QCC adalah Fasilitator, Ketua QCC, Anggota dan Pimpinan Organisasi. Setiap perangkat tersebut mempunyai tugas dan fungsi masing-masing sebagai berikut :

a. Fasilitator

Fasilitator adalah seorang pembimbing dalam memecahkan persoalan/masalah yang dihadapi dan sekaligus merubah sikap mental para karyawan khususnya anggota QCC diperusahaan yang bersangkutan, agar para karyawan menyadari sepenuhnya bahwa seluruh karyawan wajib menjaga dan meningkatkan mutu produk dari perusahaannya.

Tugas utama yang harus dilakukan oleh seorang fasilitator adalah :

1. Memilih objek perusahaan industri/pedagang kecil untuk komoditi tertentu, kemudian membentuk dan membimbing QCC yang telah dipilihnya.

2. Mengarahkan aktivitas QCC dalam berbagai tahap yaitu : a) Permulaan

b) Latihan

c) Pengembangan d) Pendewasaan e) Penutupan

3. Membimbing QCC untuk mengadakan pertemuan kelompok secara periodic sekurang-kurangnya sekali dalam satu minggu guna mencari masalah pokok dan mencari pemecahan masalah tersebut hingga tuntas.

4. Memberikan cara-cara menetapkan judul/masalah, mencari penyebab (diagram tulang ikan), pemecahan masalah (7 langkah 7 alat), pembuatan risalah dan presentasi.

5. Memberikan saran-saran pemecahan masalah apabila terjadi kemacetan.

6. Mencari ide-ide.

7. Melakukan evaluasi terhadap hasil QCC dalam rangka

7. Melakukan evaluasi terhadap hasil QCC dalam rangka

Dokumen terkait