• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.6 Rangkuman

Secara garis besar, konstruksi busana muslim dan konstruksi jilbab yang terdapat pada majalah Noor Edisi Fashion Trend 2015 adalah sebagai berikut :

4.6.1 Rangkuman Sintaksis

Noor selalu menggunakan headline yang menjelaskan busana muslim sebagai bagian dari perkembangan zaman. Pada artikel pertama, Noor menjelaskan busana muslim kekinian. Pada artikel kedua, Noor memaparkan perubahan jilbab di Indonesia mulai tahun 1980 hingga kini. Pada artikel ketiga Noor menjelaskan tentang keberadaan jilbab ribuan tahun lalu dan pada artikel terakhir Noor menjelaskan jilbab sebagai tren pada masa kini.

Noor menggunakan jenis lead yang berbeda-beda. Artikel pertama dan kedua menggunakan Question Lead yang berfungsi untuk memancing minat pembaca serta mengajak pembaca untuk kritis. Kedua lead tersebut juga berasal dari fakta kekinian. Artikel ketiga dan keempat, Noor menggunakan kutipan arti dari ayat Al-Qur’an sebagai leadnya. Ini menunjukkan bahwa Noor masih menganggap ayat al-Qur’an sebagai bahasan yang menarik sebelum masuk kepada isi tulisan. Noor menampilkannya secara seimbang bahwa busana muslimah dan jilbab adalah bagian dari kekinian juga bagian dari perintah agama.

Latar informasi yang digunakan oleh Noor cukup beragam. Namun latar informasi yang digunakan masih berkaitan dengan waktu. Busana muslim dan jilbab adalah bagian fashion kekinian yang telah mengalami evolusi dari awal mula kehadirannya. Noor memberikan panduan tentang cara berbusana muslim masa kini yang sesuai dengan fashion namun tidak melupakan busana muslim dan jilbab sebagai kewajiban atas perintah menutup aurat.

Noor selalu menggunakan kutipan yang berasal dari narasumbernya serta dari instansi resmi. Namun Noor lebih banyak menggunakan kutipan yang berasal dari pernyataan narasumbernya. Untuk pemilihan narasumber sendiri, Noor selalu memilih narasumber yang seusia dengan bidang yang tengah dibahas. Selain itu Noor juga kerap kali menonjolkan profil narasumber untuk mengangkat

kredibilitas narasumber. Ini terlihat dari cara Noor menyandingkan nama narasumber dengan profesi maupun jabatan yang menunjukkan kredibilitasnya. Noor menutup 3 dari 4 artikel dengan harapan bahwa busana muslim dan jilbab haruslah kembali pada asalnya yaitu perintah agama untuk menutup aurat. Pada artikel kedua, ketiga dan keempat terlihat jelas bagaimana kekhawatiran Noor melihat fenomena berbusana muslimah yang lebih banyak dipahami sebagai tren dibandingkan sebagai perintah agama. Hal itu menjadi penyebab Noor selalu menutup artikel dengan harapan agar penggunaan busana muslimah dan jilbab kembali kepada asal hukumnya.

Dari penjelasan di atas, peneliti melihat bahwa Noor masih menempatkan jilbab sebagai perintah agama yang harus dijaga selalu niatannya. Ini sesuai dengan tagline Noor yaitu Yakin – Cerdas – Bergaya. Noor menempatkan jilbab sebagai keyakinan atas perintah agama.

4.6.2 Rangkuman Skrip

Artikel pada majalah Noor memiliki kelengkapan unsur berita yang baik. Hanya ada satu artikel yang tidak memiliki unsur Where. Ketiga artikel lainnya memiliki kelengkapan unsur yang mencakup 5W+1H. Unsur Who adalah yang paling dominan digunakan oleh Noor. Who dalam setiap artikelnya merujuk kepada muslimah sebagai subjek maupun objek. Muslimah sebagai subjek merujuk kepada keputusan dan pilihan muslimah dalam mengenakan busana muslim dan jilbab. Baik itu untuk menutup aurat maupun untuk mengikuti mode. Muslimah juga pelaku tidak terpisahkan dari perubahan model dan nilai jilbab. Muslimah sebagai objek adalah korban mode yang seringkali menjadikan muslimah terikut arus fashion dan meninggalkan asal hukum berjilbab yaitu sebagai kewajiban. What adalah unsur terbanyak kedua yang digunakan dalam majalah Noor. What digunakan untuk menjelaskan jenis busana muslim dan jilbab yang beragam. Mulai dari model, jenis, bahan, warna hingga nilai historis dari jilbab itu sendiri.

Dari penjelasan di atas, peneliti melihat Noor sudah cukup baik dalam mengisahkan fakta. Ini didasari atas kelengkapan unsur berita pada artikelnya. Walaupun artikel pada majalah berjenis feature namun Noor tidak mengenyampingkan unsur berita dalam artikelnya.

4.6.3 Rangkuman Tematik

Secara Tematik, Noor memiliki penjelasan detail yang baik dalam setiap artikelnya. Secara spesifik, Noor mampu mendeksripsikan dengan jelas seperti bentuk dan model busana muslim dan jilbab, nilai perjuangan jilbab beserta posisi politisnya, serta sejarah jilbab sebelum kedatangan Islam. Detail tersembut digambarkan dengan baik oleh Noor dalam bentuk narasi yang berhasil membuat pembaca membayangkan detail yang dimaksud oleh Noor.

Untuk koherensi paragraf, Noor cukup rapi dalam mengatur paragraf dan menuturkannya dengan runut. Namun seringkali dalam beberapa artikel terdapat ketidaksinambungan lead dengan isi. Seperti pada artikel pertama yang mengajak pembaca untuk menilik gaya berbusana namun di dalam teks terdapat lonjakan-lonjakan kata yang diulang-ulang secara tidak beraturan. Ini menyebabkan lead terlihat tidak berhubungan dengan isi.

Artikel didominasi dengan bentuk tulisan deduktif yang menjelaskan dari umum ke khusus. Bentuk artikel seperti ini memudahkan pembaca untuk berpikir runut dan menyimpulkan hal yang paling penting ada di bagian akhir. Sedangkan di closing sendiri, Noor selalu menyelipkan harapan agar jilbab kembali kepada asal hukumnya bukan hanya tuntutan mode dan fashion semata.

Dilihat dari kata ganti yang digunakan, Noor selalu menggunakan kata muslimah sebagai pengganti untuk kata wnaita atau perempuan. Muslimah berarti wanita muslim yang dalam hal ini menjadi subjek dan objek yang berkaitan dengan busana muslim dan jilbab.

Dari penjelasan di atas, peneliti melihat Noor memiliki usaha yang baik dalam memaparkan detail dalam tulisannya. Noor hanya masih kurang dalam menyambungkan lead dengan isi. Namun dilihat dari bentuk tulisannya yang

bersifat deduktif, Noor selalu ingin pembaca membaca artikel sampai selesai karena kesimpulannya diletakkan pada bagian akhir. Dalam hal ini, Noor masih mengkonstruksi jilbab sebagai perintah agama dan bukan hanya tren.

4.6.4 Rangkuman Retoris

Dalam menekankan fakta, Noor selalu menggunakan idiom yang sesuai dengan pembahasannya. Jika membahas tentang fashion, Noor menggunakan istilah yang berasal dari dunia fashion. Namun jika membahas tentang sejarah, Noor menggunakan istilah yang berasal dari sumber sejarah itu. Noor menggunakan idiom tersebut untuk menekankan istilah darimana pembahasan itu berasal.

Dilihat dari grafisnya, Noor tidak terlalu memberikan penekanan pada grafis artikelnya. Ini terlihat dari teks yang hanya menggunakan font sejenis tanpa mengalami penegasan di bagian-bagian tertentu. Begitu pula dengan penampilan judul setiap artikel yang tidak terlalu mewah. Terlihat biasa saja tanpa ada penonjolan font maupun warna yang mencolok.

Noor lebih cenderung menggunakan foto dalam artikelnya. Foto yang digunakan oleh Noor dominan berbentuk potrait dimana bentuk foto seperti ini biasanya menonjolkan profil objek, baik itu manusia maupun barang. Noor juga lebih mengedepankan isi tulisan dibandingkan dengan foto.

Dilihat dari nama rubriknya, Noor masih menjadikan busana muslim dan jilbab sebagai bagian dari tren. Ini terlihat pada nama-nama rubrik dimana pembahasan tentang jilbab dikemukakan, yaitu Fashion Issue, Gaya Hidup dan Mirror. Ketiganya mencerminkan bahwa busana muslim dan jilbab adalah bagian dari gaya hidup dan tren.

Dilihat dari posisinya, artikel pertama hinga ketiga terletak berdampingan pada bagian awal majalah. Hanya satu artikel yang terletak di bagian akhir majalah. Melihat posisinya, Noor masih mengangap penting persoalan tentang jilbab sehingga diletakkan pada bagian awal majalah dari total 130 halaman isi.

Dilihat dari jumlah halamannya, Noor memberikan porsi yang besar kepada jilbab sebagai fashion dibandingkan dengan ketiga kajian lainnya. Noor memberikan porsi 4 halaman untuk jilbab sebagai fashion, dan 4 halaman lainnya yang terpecah kepada tiga artikel yang membahas jilbab dari sisi sejarah, evolusi dan cerminannya kini. Dengan demikian, pada bagian ini Noor masih menonjolkan sisi fashion yang lebih besar tentang jilbab dibanding aspek-aspek lainnya.

Dari penjelasan di atas, Noor melakukan penekanan fakta bahwa busana muslim dan jilbab masih menjadi bahasan penting pada majalahnya. Namun pembahasan tentang tren dan fashion sepertinya mendapat tempat yang lebih besar dan dipentingkan dalam majalah Noor.

Dokumen terkait