• Tidak ada hasil yang ditemukan

Retoris Artikel 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.4 Analisis Framing Artikel 3

4.4.4 Retoris Artikel 3

Dalam menekankan fakta, wartawan menggunakan banyak istilah asing (dalam bahasa Inggris) yang menunjukkan bahwa sumber kajian ini bukan berasal dari Al-Qur’an yang menggunakan bahasa Arab. Idiom yang digunakan seperti menstrual taboo yang merujuk kepada kondisi terlarang bagi perempuan yang sedang menstruasi, signal of warning yang merujuk kepada tanda yang harus digunakan oleh perempuan menstruasi untuk memberi peringatan bagi

orang-orang disekitarnya, menstrual blood yang merujuk kepada darah menstruasi, menstrual hut yang merujuk kepada tempat pengasingan bagi perempuan menstruasi berbentuk tenda, menstrual gaze yang merujuk kepada tatapan perempuan menstruasi yang dapat membahayakan sekitarnya.

Pada paragraf kedua terdapat pengulangan kalimat yang sama dalam satu paragraf, yaitu :

“...Darah menstruasi dianggap darah tabu yang menuntut berbagai ritual atau perlakuan khusus”

Ini menunjukkan bahwa wartawan menganggap hal ini penting dalam paragraf tersebut, wartawan berusaha menekankan kondisi perempuan menstruasi dimana darah menstruasinya dianggap darah yang tidak sama dengan darah lainnya sehingga membutuhkan perlakuan-perlakuan khusus.

Foto yang digunakan dalam artikel ini adalah foto Nasaruddin Umar sebagai narasumber dalam posisi potrait. Nasaruddin menggunakan baju kemeja lengan panjang berwarna merah marun bercorak liris-liris dengan satu kancing baju paling atas dibuka. Nasaruddin memegang buku berwarna putih dengan sampul bergambar seorang perempuan dewasa dengan dua anak perempuan sedang membaca Al-Qur’an. Buku tersebut membahas tentang cara menghapal Al-Qur’an dengan suatu metode. Wajah Nasaruddin terlihat sedang tersenyum dan tampil santai. Penggunaan foto ini lebih menekankan kepada profil Nasaruddin sebagai narasumber yang kredibel dalam pembahasan tentang jilbab. Ini diperkuat dengan banyaknya kutipan langsung yang bersumber dari pernyataan Nasaruddin di dalam artikel. Wartawan ingin menonjolkan kredibilitas seorang Nasaruddin dalam menjelaskan sejarah jilbab.

Ditinjau dari ukurannya, dimensi seluruh halaman memiliki panjang dan lebar 21x27.2 cm dengan luas keseluruhan 571.2 cm2 sedangkan dimensi foto memiliki panjang dan lebar 7.2x11 cm dengan luas 79.2 cm2. Jika dibandingkan antara teks dengan foto maka teks memiliki luas sebesar 492 cm2. Perbandingan antara teks dan foto adalah sebesar 6 : 1. Dengan demikian isi teks jauh lebih ditonjolkan dibandingkan dengan profil narasumber.

Ditinjau dari rubriknya, artikel ini dimuat dalam rubrik “Gaya Hidup” yang berarti Noor masih memposisikan jilbab sebagai salah satu bagian gaya hidup. Artikel ini terletak di halaman 38 dari total 130 halaman isi yang berarti Noor masih menganggap pembahasan ini penting sehingga meletakkannya di bagian depan.

Tabel 8

Analisis Framing Artikel 3 “Nasaruddin Umar : Ribuan Tahun Lalu Jilbab Sudah Ada”

No. Elemen yang diteliti Analisis

1 Sintaksis Dilihat dari struktur sintaksisnya, headline yang dipilih Noor menjelaskan eksistensi jilbab jauh sebelum kedatangan Islam. Lead yang digunakan merupakan kutipan dari ayat Al-Quran surat An-Nur ayat 31 yang menjelaskan perintah berjilbab terhadap muslimah. Latar informasinya adalah sejarah jilbab yang telah ada ribuan tahun lalu sebelum kedatangan Islam yang dijelaskan dalam beberapa literatur Yahudi yaitu yang berkaitan dengan ritual khusus terhadap perempuan menstruasi. Noor memilih Nasaruddin Umar sebagai narasumber yang ditonjolkan kredibilitasnya dalam pembahasan ini. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya kutipan langsung narasumber yang dicantumkan dalam artikel ini. Penyebutan gelar, profesi serta jabatan yang menyertai setiap kutipan turut memperkuat kredibilitas Nasaruddin Umar sebagai narasumber. Noor menutup artikel dengan kesimpulan bahwa jilbab sudah ada sebelum kedatangan Islam dan kini sudah menjadi bagian dari mode. Noor juga berharap bahwa cara

muslimah berjilbab saat ini janganlah sampai menghilangkan esensi jilbab itu sendiri, hendaknya mengikuti ajaran agama.

2 Skrip Dilihat dari struktur skripnya, artikel ini memiliki kelengkapan unsur berita. Unsur why adalah yang paling dominan digunakan. Hal ini menjelaskan hubungan sebab akibat antara eksistensi jilbab saat ini dengan ritual terhadap perempuan menstruasi pada zaman dahulu di beberapa literatur Yahudi. Dominasi penggunaan unsur who dalam setiap pembuka paragraf menunjukkan keterlibatan perempuan dalam sejarah jilbab pada zaman dahulu sampai dengan hari ini. Keterlibatan perempuan menstruasi pada zaman dahulu berkaitan dengan ritual khusus yang mendasari adanya penggunaan jilbab. Sedangkan keterlibatan perempuan masa kini adalah sebagai muslimah yang wajib menggunakan jilbab untuk menutup auratnya.

3 Tematik Dilihat dari struktur tematiknya, artikel ini memiliki detail yang baik dalam menjelaskan anggota tubuh yang berbahaya bagi perempuan menstruasi dan harus diberikan tanda khusus sebagai signal of warning untuk orang sekitarnya. Anggota tubuh tersebut harus diberikan tanda berwarna kuning yang berfungsi sebagai penolak bala karena menurut kepercayaan mereka setan takut dengan warna kuning. Detail yang baik terdapat pula pada deskripsi bentuk busana yang harus dikenakan oleh muslimah. Busana itu adalah penutup kepala yang menutup rambut dan

leher serta dirangkai dengan baju yang menutupi tubuh kecuali telapak tangan dan kaki. Artikel ini menggunakan bentuk induktif karena menjelaskan dari khusus ke umum. Alur penceritaan dimulai dengan sejarah penggunaan jilbab pada beberapa literatur Yahudi yaitu yang berkenaan dengan ritual khusus pada perempuan menstruasi. Namun proporsinya lebih banyak bercerita tentang perempuan menstruasi dibanding eksistensi jilbab itu sendiri. Dari lima paragraf, empat paragraf awal menceritakan tentang sejarah jilbab pada literatur Yahudi. Sedangkan lead menggunakan ayat Al-Qur’an. Hanya pada paragraf terakhir saja baru menceritakan tentang jilbab dan kondisi jilbab saat ini.

4 Retoris Dilihat dari struktur retorisnya, dalam artikel ini banyak terdapat istilah asing yang berasal dari Bahasa Inggris. Ini menunjukkan bahwa kajian ini tidak berasal dari Al-Qur’an yang menggunakan Bahasa Arab. Artikel ini juga memberi penekanan pada sejarah perempuan menstruasi. Dilihat dari tampilannya, tidak ada penekanan khusus pada artikel ini. Foto pendukung artikel adalah foto potrait narasumber yang menunjukkan kredibilitasnya sebagai orang yang memahami pembahasan ini. Isi teks juga memiliki porsi yang lebih dominan dibandingkan dengan foto. Artikel ini terletak pada rubrik “Gaya Hidup” di halaman 38 dari total 130 halaman isi. Dilihat dari posisinya, Noor masih menjadikan artikel ini bahasan penting yang perlu ditampilkan kepada

pembaca. (Sumber : Hasil Penelitian)

Dokumen terkait