• Tidak ada hasil yang ditemukan

Retoris Artikel 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.2 Analisis Framing Artikel 1

4.2.4 Retoris Artikel 1

Dalam menekankan fakta, wartawan menggunakan idiom yang berasal dari dunia fashion seperti classic-feminine untuk menyebut gaya berbusana yang dipengaruhi oleh gaya berbusana zaman dahulu, sederhana, namun tetap menunjukkan sisi feminim dari pemakainya. Two pieces adalah istilah untuk menyebut pakaian dua potong yang terbagi menjadi atasan dan bawahan, pakaian ini tidak merujuk kepada gamis, jubah, abaya dan sejenisnya. Pada artikel bagian kedua juga disebutkan beberapa item yang berasal dari dunia fashion seperti : Kerudung paris, kerudung katun, pashmina, sweater, jeans, rok maxi, legging, boots dan syal. Penyebutan item dari dunia fashion ini menonjolkan busana muslim sebagai bagian dari fashion dan tren.

Wartawan juga melakukan penekanan pada pengulangan kata-kata seperti : “Gaya” disebut sebanyak 8 kali, “Tren” sebanyak 4 kali dan “Model” sebanyak 4 kali. Wartawan melakukan penekanan terhadap kata gaya sehingga busana muslim berkaitan erat dengan aspek gaya dan bergaya.

Dilihat dari unsur grafisnya, artikel ini tidak banyak melakukan penonjolan. Terlihat dari font yang sama besar, tidak ada eye catcher maupun tulisan yang di-bold untuk melakukan penegasan. Headline juga hanya ditulis dengan huruf serif berwarna hitam dan biru.

Noor melakukan penegasan pada foto. Artikel ini banyak menggunakan foto sebagai pendukung tulisan. Pada halaman pertama, terdapat sebuah foto dua orang model permepuan yang menggunakan busana model two piece. Model yang berada di sebelah kanan menggunakan pashmina tidak menutup dada, mengenakan baju lengan panjang berwarna hitam dan rok satin berwarna abu-abu dengan sepatu berwarna coklat. Model yang berada di sebelah kiri menggunakan pashmina yang juga tidak menutup dada. Mengenakan baju berwarna biru terang dengan bawahan berwarna cokelat dan sepatu berwarna hitam. Pada halaman ini, Noor menonjolkan sisi fashion busana muslim dengan model pakaian two piece. Dilihat dari ukurannya, foto ini berdimensi 19.5 cm x 11.5 cm. Luas foto adalah 224.25 cm2. Satu halaman majalah Noor memiliki dimensi 27.2 cm x 21 cm sehingga luas keseluruhannya adalah 571.2 cm2. Perbandingan foto dengan teks

adalah 224.25 cm2 : 346.92 cm2 yaitu sebesar 1 : 1.5. Pada halaman ini Noor lebih menonjolkan isi tulisan dibandingkan foto.

Pada halaman kedua, hanya terdapat sebuah foto perempuan menggunakan busana muslimah satu potong berwarna biru dengan corak dan motif yang ramai. Model menggunakan jilbab berwarna biru gelap namun tidak menutup dada. Perbandingan dimensi foto dengan teks pada halaman ini adalah 381.45 cm2 : 189.75 cm2 yaitu sebesar 2 : 1. Pada halaman ini, Noor lebih menonjolkan foto dibandingkan dengan isi teks.

Pada halaman ketiga terdapat 5 buah foto yang menjadi penjelas gaya berbusana untuk musim kemarau mencakup bahan baju, bahan jilbab, gaya berjilbab hingga sepatu. Dilihat dari dimensinya, kelima foto ini seluruhnya berukuran 178.92 cm2. Perbandingan foto dengan teks pada halaman ini adalah 178.92 cm2 : 392.28 cm2 yaitu sebesar 1 : 2. Pada halaman ini Noor lebih menonjolkan isi teks.

Pada halaman keempat terdapat 5 buah foto yang menjadi penjelas gaya berbusana untuk musim hujan mencakup bahan baju, gaya berbusana, gaya berjilbab serta sepatu. Tidak terdapat foto penjelas untuk aksesoris berupa syal. Dilihat dari dimensinya, seluruh foto pada halaman ini berukuran 285.84 cm2. Perbandingan foto dengan teks adalah 285.84 cm2 : 285.36 cm2 yaitu sebesar 1 : 1. Pada halaman ini Noor tidak menonjolkan salah satu aspek. Foto dan teks memiliki porsi yang sama.

Dilihat dari rubriknya, artikel ini diletakkan di rubrik Fashion Issue yang berarti Noor menempatkan busana muslimah sebagai isu fashion. Ditinjau dari halamannya, artikel ini terletak pada halaman 32-35 dari total 130 halaman isi. Dengan jumlah total 4 halaman, Noor menempatkan artikel ini sebagai pembahasan penting.

Tabel 4

No. Elemen yang diteliti Analisis

1 Sintaksis Dilihat dari struktur sintaksisnya, Noor mengangkat headline untuk mengajak pembaca melihat dengan teliti gaya berbusana muslim. Pada lead, Noor menawarkan salah satu cara dalam memilih gaya busana yang disesuaikan dengan musim dan cuaca. Ini terkait dengan tips yang diberikan Noor pada tulisan bagian kedua tentang kesulitan bergaya dengan busana muslim di musim kemarau dan hujan. Musim kemarau identik dengan panas dan berkeringat sehingga busana muslim yang tertutup akan menambah panasnya sedangkan pada musim hujan yang dingin dan identik dengan sweater akan menyulitkan untuk bergaya. Keduanya masih menonjolkan busana muslim sebagai gaya. Latar informasi yang digunakan adalah model-model busana muslim yang digemari saat ini dan cara memilih busana muslim sesuai dengan musim di negara tropis seperti Indonesia. Untuk kutipan dan pernyataan, Noor mengambil langsung dari ketiga narasumbernya yang semuanya berprofesi sebagai desainer busana. Ini menunjukkan bahwa busana muslim sangat berkaitan dengan fashion. Noor menutup artikel ini dengan pemaparan bahwa busana muslim kekinian dapat memenuhi kebutuhan perempuan untuk tampil gaya.

2 Skrip Dilihat dari struktur skripnya, artikel ini memiliki kelengkapan unsur berita yang mencakup 5W+1H. Unsur What adalah unsur yang paling

menonjol dalam artikel ini. Unsur What menggambarkan jenis dan bentuk busana muslim yang masih disukai sampai saat ini. Pada artikel bagian kedua, unsur How adalah unsur yang sangat dominan digunakan karena tulisan ini berjenis tips. Artikel bagian kedua ini memaparkan cara berbusana yang disesuaikan dengan negara tropis yang memiliki dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Paragraf dibuka dengan dominasi unsur What. Wartawan banyak memaparkan bentuk-bentuk busana muslim dalam setiap paragrafnya. Ini menunjukkan bahwa busana muslim memiliki bentuk yang sangat beragam dan dipengaruhi pula oleh banyak faktor sehingga menimbulkan variasi busana.

3 Tematik Dilihat dari struktur tematiknya, artikel ini memiliki detail yang sangat baik dalam menggambarkan model dan konsep busana muslim kekinian. Begitu pula dalam menggambarkan detail busana yang cocok dipakai pada musim kemarau dan hujan mulai dari jilbab, baju, bawahan, sepatu hingga aksesoris. Koherensi paragraf tidak tersusun rapi baik dalam mengurutkan pendapat narasumber maupun dalam memaparkan konsep busana muslim yang diulang-ulang secara tidak runut. Namun pada tulisan bagian kedua, koherensi paragraf justru sangat rapi. Noor mengurutkan tips berpakaian mulai dari anggota tubuh paling atas hingga paling bawah dan mengurutkan sesuai

kepentingan yaitu mulai dari jilbab sampai ke aksesoris tambahan yang tidak terlalu penting. 4 Retoris Dilihat dari struktur retorisnya, Noor banyak

menggunakan istilah dari dunia fashion. Ini menunjukkan bahwa busana muslim menjadi bagian dari fashion. Pada artikel ini kata “Gaya” disebutkan sebanyak 8 kali. Noor melakukan penekanan pada kata gaya sehingga busana muslim adalah sarana untuk bergaya. Dilihat dari grafisnya, Noor tidak melakukan penekanan pada bagian tertentu. Namun pada artikel ini terdapat banyak foto dengan dimensi yang besar dan jumlah yang cukup banyak. Satu halaman majalah Noor memiliki luas 571.2 cm2 maka total luas dari 4 halaman artikel ini adalah sebesar 2284.8 cm2. Sedangkan dimensi foto yang digunakan pada empat halaman tersebut seluruhnya berukuran 1070.46 cm2. Perbandingan antara teks dengan foto adalah 2284.8 cm2 : 1070.46 cm2 yaitu sebesar 2 : 1. Noor lebih menonjolkan isi tulisan dibandingkan dengan foto. Ditinjau dari posisinya, artikel ini terletak pada rubrik Fashion Issue yang terletak pada halaman 32-35 dengan jumlah 4 halaman. Noor memberikan porsi yang cukup besar kepada rubrik ini dan dianggap penting karena diletakkan di bagian depan dari total 130 halaman isi.

(Sumber : Hasil Penelitian)

Dokumen terkait