• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekomendasi petunjuk pelaksanaan survei cemaran kadmium pada ikan

REKOMENDASI

PETUNJUK PELAKSANAAN

SURVEI CEMARAN KADMIUM

70

PENDAHULUAN

Seiring dengan meningkatnya waktu dan semakin pesatnya pembangunan industri, potensi terjadinya pencemaran lingkungan terutama oleh logam berat akibat limbah industri dan pertanian makin meningkat. Pencemaran lingkungan oleh air maupun gas buangan akan tergabung dan mencemari sungai atau sumber air lain yang pada akhirnya akan bermuara ke laut.

Salah satu logam berat yang dapat pencemar tersebut adalah kadmium. Logam kadmium mempunyai berat atom 112.41, titik cair 321 0C ,dan massa jenis 8.65 gr/ml. Nomor atom dan nomor massa logam kadmium yaitu 48 dan 112,4. Unsur ini digolongkan pada grup IIb pada tabel periodik, yang bersama-sama dengan seng (Zn) dan merkuri (Hg). Unsur ini dapat bereaksi dengan senyawa- senyawa lain (misalnya karbon dioksida, uap air, sulfur dioksida) membentuk senyawa seperti kadmium karbonat, kadmium hidroksida, kadmium sulfit atau kadmium klorida. Kadmium umumnya digunakan sebagai pelapis pelindung pada baja, stabiliser pada PVC, zat warna pada plastik dan kaca, material untuk elektoda pada bateri nikel-kadmium dan untuk komponen pada beberapa campuran (alloys). Dalam industri pertambangan Pb dan Zn, proses pemurniannya akan selalu memperoleh hasil samping kadmium yang terbuang dalam lingkungan.

Kadmium secara alami tersebar di permukaan bumi, misalnya pada batu-batuan, dan di dalam perairan. Kadmium yang tersedia pada tanah sering terserap oleh tanaman yang kemudian dapat masuk ke dalam rantai makanan. Perairan yang tercemar juga akan mempengaruhi kualitas perikanan yang ada diperairan tersebut. Unsur ini dapat terakumulasi pada makhluk hidup. Sumber-sumber hewani yang umum dijadikan bahan pangan, seperti kerang-kerangan, udang-udangan dan jamur merupakan makhluk hidup yang umum terakumulasi kadmium. Menurut SNI 7387-2009 batas maksimum cemaran kadmium pada produk perikanan adalah:

No. Kategori

pangan Kategori pangan Batas maksimum

09.0 Ikan dan produk perikanan termasuk moluska, krustase dan ekinodermata serta amfibi dan reptil

Ikan dan hasil olahannya 0,1 mg/kg

Ikan predator misalnya cucut, tuna, marlin dan

lain-lain 0,5 mg/kg

Kekerangan (bivalve) Moluska dan teripang 1,0 mg/kg

Udang dan krustasea lainnya 1,0 mg/kg

Konsumsi pangan yang berbahan dasar sumber hewani tersebut secara rutin dapat meningkatkan paparan kadmium pada manusia. Tingkat paparan yang diperbolehkan berdasarkan Codex Committee on Food Additives and Contaminants dalam satu minggu (Provisional Tolerbale Weekly Intake sebesar 0,007 mg/kg berat badan.

Paparan unsur ini secara berlebihan dan jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan pada organ tubuh. Organ yang paling rentan adalah ginjal, dimana unsur kadmium ini dapat terakumulasi pada renal korteks ginjal dan menyebabkan disfungsi ginjal. Selain ginjal, unsur ini juga dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru.

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari survei ini meliputi kegiatan sampling dan pengujian pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat yang diduga mengandung kadmium.

Jenis pangan yang akan di survei yaitu : 1. Kelompok ikan segar dan olahannya 2. Kelompok kerang dan moluska lainnya 3. Kelompok udang dan krustasea lainnya

71

TUJUAN

Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan gambaran kandungan kadmium pada komoditas ikan segar dan olahannya / perikanan. Bila hasil survei menunjukkan kandungan kadmium melebihi batas yang diijinkan, maka perlu dilakukan surveilan terhadap kandungan kadmium pada tahun-tahun selanjutnya.

MANFAAT

Manfaat survei kandungan kadmium pada produk pangan ini adalah untuk:

1. Mengetahui kandungan kadmium pada beberapa komoditas ikan segar dan olahannya / perikanan di wilayah tertentu.

2. Merencanakan kegiatan surveilan pada ikan segar dan olahannya / perikanan yang mengandung kadmium melebihi batas yang diijinkan dalam produk pangan.

METODOLOGI

Kegiatan ini meliputi beberapa tahapan, yaitu penentuan lokasi, penentuan jumlah sampel, dan teknik sampling.

1. Penentuan sebaran lokasi pada suatu wilayah

Penentuan aturan sebaran lokasi merupakan suatu hal yang tidak mungkin. Akan tetapi, secara umum petunjuk yang harus diterapkan dalam penentuan ini adalah:

 Penentuan sebaran lokasi harus ditentukan berdasarkan informasi spesifik

 Apabila memungkinkan, penentuan sebaran lokasi dianjurkan ditempatkan pada lokasi yang menjadi pasokan daging ayam

 Sampel yang diambil pada lokasi tersebut harus mewakili pasokan daging ayam agar mendapatkan data yang dapat dipercaya

2. Penentuan ukuran sampel (sampel daerah / sampel produk) Syarat yang diperlukan sebelum penentuan ukuran sampel:

 Ukuran populasi (N) diketahui

 Pilih taraf signifikansi yang diinginkan Ada beberapa metode praktis, yaitu:

 Tabel Krejcie

N Taraf Signifikansi N Taraf Signifikansi N Taraf Signifikansi

1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10% 10 10 10 10 320 216 167 147 3000 534 312 248 15 15 14 14 340 225 172 151 3500 558 317 251 20 19 19 19 360 234 177 155 4000 569 320 254 25 24 23 23 380 242 182 158 4500 578 323 255 30 29 28 27 400 250 186 162 5000 586 326 257 35 33 32 31 420 257 191 165 6000 598 329 259 40 38 36 35 440 265 195 168 7000 606 332 261 45 42 40 39 460 272 198 171 8000 613 334 263 50 47 44 42 480 279 202 173 9000 618 335 263 55 51 48 46 500 285 205 176 10000 622 336 263 60 55 51 49 550 301 213 182 15000 635 340 266 65 59 55 53 600 315 221 187 20000 642 342 267 70 63 58 56 650 329 227 191 30000 649 344 268 75 67 62 59 700 341 233 195 40000 653 345 269 80 71 65 62 750 352 238 199 50000 655 346 269 85 75 68 65 800 363 243 202 75000 658 346 270 90 79 72 68 850 373 247 205 100000 659 347 270 95 83 75 71 900 382 251 208 150000 661 347 270 100 87 78 73 950 391 255 211 200000 661 347 270

72

 Rumus Slovin

Ket:

n : jumlah sampel minimal N : populasi

: taraf signifikansi (1%, 5%, 10%)

 Jika data dianggap menyebar normal maka sampel yang diambil cukup 30 sampel atau Minimal 10% dari jumlah populasi.

3. Cara pengambilan sampel

Sampling dilaksanakan di pasar swalayan, maupun di pasar tradisional di Jakarta. Produk yang akan disampling terdapat dalam bentuk curah maupun terkemas. Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam sampling adalah :

 Sampel pangan dapat dibeli di pasar tradisional dan pasar swalayan. Untuk pangan terkemas, sampel dapat diperoleh di swalayan. Sampel pangan curah dapat ditemukan di pasar tradisional. Jika jenis pangan tidak ditemukan di satu pasar, dapat mencari ke pasar lain yang berdekatan dalam satu wilayah sampling.

 Tindakan pencegahan untuk meminimalisir kontaminasi silang sample pasca sampling sangat penting, seperti penggunaan peralatan pengamanan sampel yang bebas dari senyawa kimia (contamination-free container) yang akan diuji keberadaannya dan menghindari paparan kontaminasi yang berasal dari lingkungan. Faktor lain yang mungkin menyebabkan terjadinya kesalahan selama pelaksanaan sampling adalah pelaksana yang tidak berpengalaman ataupun pelaksana yang tidak terlatih.

 Penyimpanan sampel untuk dianalisis sebaiknya tidak lebih dai 36 jam sejak dilakukannya sampling.

 Pengamanan sampel selama distribusi: 1. Persiapan sampel:

a. Jika sampel adalah pangan restoran, jasa boga, pangan rumah tangga, atau jajanan yang dikemas (dalam kertas nasi, plastik, kardus, styrofoam, dll), ambil sampel dengan kemasannya. Jangan dibuka.

b. Jika sampel adalah pangan restoran, jasa boga, pangan rumah tangga, atau jajanan yang tidak dikemas, ambil sampel sesuai kebutuhan menggunakan peralatan bebas kontaminan.

2. Pengambilan sampel:

a. Setiap sampel harus dibeli harus dalam jumlah yang mencukupi untuk analisis. Jumlah masing-masing sampel yang dibutuhkan untuk analisis ± 15 – 20 g. Jika termasuk ulangannya (jika 30x ulangan) maka sampel yang diambil adalah sebesar 450 - 600 gram untuk tiap penjual.

b. Peralatan seperti stainless steel (non-corosive) dapat digunakan dalam peralatan untuk pengujian timbal dan kadmium. Namun, mungkin tidak bisa digunakan dalam pengujian logam berat lainnya.

3. Pengemasan sampel:

a. Masukkan sampel ke dalam wadah polietilen atau wadah lain yang telah diuji dan dinyatakan tidak menyebabkan kontaminasi silang/degradasi selama penyimpanan sebelum dilakukannya analisis.

b. Wadah gelas (large-mouth jars) lebih sering digunakan sebagai wadah penyimpanan karena sifatnya yang inert. Sebagai penutupnya dapat menggunakan lapisan teflon untuk sampel dengan cemaran organik-inorganik, plastik polietilen- polipropilen untuk sampel dengan cemaran logam berat, atau alumunium foil untuk sampel dengan cemaran organik.

73

4. Pelabelan:

a. Beri label pada setiap sampel segera setelah dikemas. Seperti jenis komoditi, lokasi sampling, tanggal sampling, dan tujuan pengujian.

74