Setelah menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Implementasi Renstra 2006-2010, BPK telah menyusun rencana jangka menengah selanjutnya, Renstra 2011-2015. Untuk mendukungnya, juga telah disusun Rencana Implementasi Renstra (RIR) 2011-2015.
Tahun 2011 merupakan tahun pertama dilaksanakannya Renstra 2011-2015. Target-target kerja yang diamanatkan Renstra 2011-2015 untuk tahun 2011 sudah dilakukan. Selain itu, rencana kerja BPK tahun 2012 juga didasarkan pada Road Map Reformasi Birokrasi 2011-2015 yang merupakan komitmen BPK dalam menjalankan program reformasi birokrasi dengan hasil adaptasi dari Renstra 2011-2015.
Untuk tahun 2012 sendiri, berdasarkan rentang waktu Renstra 2011-2015, maka rencana kerja BPK tetap mengacu pada
Renstra tersebut. Sambil melakukan perbaikan-perbaikan dari hasil kerja tahun 2011, rencana kerja tahun 2012 dijalankan dengan acuan target tahun 2012 dari Renstra 2011-2015. Namun, seperti halnya tahun 2011, tetap rencana kerja tahun 2012 beradaptasi juga dengan kondisi riil yang terjadi.
Berdasarkan Renstra dan RIR 2011-2015, maka rencana kerja tahun 2012 berpedoman pada tiga tujuan strategis. Pertama,
mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Tujuan strategis ini akan memandu BPK dalam merancang pekerjaan tahun depan dengan upaya meningkatkan kualitas dan pemanfaatan rekomendasi hasil pemeriksaan dan kerjasama dengan pemangku kepentingan (stakeholder).
Kedua, mewujudkan pemeriksaan yang
bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan. Tujuan strategis ini akan memandu BPK dalam menyusun rencana kerja tahun depan untuk meningkatkan kualitas pada proses bisnis utamanya. Proses bisnis utama ini meliputi: pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara beserta proses pemerolehan keyakinan mutunya (quality assurance); pemberian pendapat dan pertimbangan; penetapan tuntutan perbendaharaan dan pemantauan penyelesaian ganti kerugian negara/daerah; dan pemenuhan serta
harmonisasi peraturan dibidang pemeriksaan keuangan negara.
Ketiga, mewujudkan birokrasi yang
modern. Tujuan strategis ini akan menjadi dasar BPK dalam merancang rencana kerja tahun 2012 dengan mengupayakan perubahan dan perbaikan dalam proses bisnis yang dijalankannya, baik proses bisnis utama maupun proses bisnis penunjang dan pendukung. Perubahan dan perbaikan fundamental yang dilakukan dalam proses bisnis utama yaitu pemenuhan pedoman atau panduan dalam menjalankan pemeriksaan agar hasil atau produk utama BPK lebih berkualitas. Sementara perubahan atau perbaikan atas proses bisnis penunjang dan pendukung dititikberatkan pada pengelolaan sumber daya BPK yang meliputi organisasi, SDM, sarana dan prasarana serta keuangan.
BPK telah melalui tahun 2011. Ada capaian dan ada yang masih perlu ditingkatkan. Pada titik ini, BPK semakin meningkatkan kualitas pegawainya baik mengenai teknis pemeriksaan maupun non teknis.
Ketiga tujuan strategis tersebut nantinya dijabarkan ke dalam beberapa langkah dan diimplementasikan dalam rencana kerja masing-masing satuan-satuan kerja di BPK, baik satuan kerja teknis pemeriksaan maupun satuan kerja pendukung dan penunjang.
Selain berpedoman pada Renstra 2011-2015 beserta RIR-nya, rencana kerja tahun 2012 juga berlandaskan pada penerapan sistem anggaran berbasiskan kinerja yang mengacu pada konsep dasar yang disyaratkan dalam panduan reformasi perencanaan dan penganggaran Bappenas dan Kementerian Keuangan. Dimana, dalam melakukan perencanaan dan penganggaran rencana program-program kerja yang akan dilaksanakan periode setahun ke depan, orientasinya tidak lagi hanya pada keluaran (output) tapi juga pada manfaat (outcome) atas kegiatan dalam suatu program kerja.
Adapun rencana kerja BPK tahun
anggaran 2012 ini meliputi Rencana Kegiatan Pemeriksaan (RKP) dan Rencana Kegiatan Sekretariat dan Penunjang (RKSP). Rencana kerja kegiatan pemeriksaan berisi rencana kerja di bidang pemeriksaan maupun nonpemeriksaan.
Rencana kerja di bidang pemeriksaan sendiri, seperti yang diamanatkan peraturan perundang-undangan, meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan
pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Dalam hal ini ada upaya untuk meningkatkan ketiga jenis pemeriksan secara kualitas maupun kuantitas.
Pada pemeriksaan laporan keuangan, BPK ke depan akan fokus untuk memperluas
cakupan pemeriksaan. Untuk memperluas cakupan pemeriksaan, berdasarkan peraturan perundang-undangan, BPK akan melakukan dua hal.
Pertama, penggunaan Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang bekerja untuk dan atas nama BPK yang sudah terseleksi dan terdaftar di BPK diprioritaskan untuk melakukan pemeriksaan laporan keuangan pada entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Penggunaan KAP yang bekerja untuk dan atas nama BPK nantinya harus didukung dengan adanya kebijakan operasional berupa petunjuk pelaksana (Juklak), petunjuk teknis (Juknis), ataupun Standard Operational
Procedure (SOP) dan kegiatan evaluasi hasil
pemeriksaan KAP oleh BPK.
Penggunaan KAP ini mengantisipasi terbatasnya SDM di BPK, sementara obyek pemeriksaannya sangat banyak. Walau begitu, BPK juga ke depan akan memprioritaskan peningkatan SDM-nya, baik secara kuantitas maupun kualitasnya.
Kedua, perancangan metodologi
pemeriksaan keuangan untuk mendukung perluasan cakupan pemeriksaan. Termasuk melakukan pemeriksaan pendahuluan, khususnya bagi entitas-entitas yang bertanggung jawab mengelola keuangan negara dengan jumlah yang besar.
Pada pemeriksaan kinerja, BPK akan mengupayakan tujuan pemeriksaan kinerja pada empat hal, yaitu: mendorong upaya pemberantasan korupsi; meningkatkan transparansi; menjamin terlaksananya akuntabilitas; dan meningkatkan ekonomi,
2011
2011
efisiensi, etika, nilai keadilan dan efektivitas.Sementara, fokus pemeriksaan kinerja sendiri akan diarahkan untuk menilai program-program pemerintah yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) nasional 2010-2014. Sejalan dengan fokus pemeriksaan kinerja tersebut, maka pemeriksaan kinerja akan diprioritaskan pada bidang pendidikan, penanggulangan kemiskinan, kesehatan,
infrastruktur serta reformasi birokrasi dan tata kelola. Termasuk fraud control plan untuk mendukung pemberantasan korupsi oleh entitas. BPK menargetkan LHP yang dihasilkan pada pemeriksaan kinerja lebih meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada pemeriksaan dengan tujuan tertentu, BPK akan menyeimbangkan proporsinya pada seluruh aspek keuangan negara. Sebelumnya, pemeriksaan kinerja lebih didominasi
pada pemeriksaan belanja. Dengan kata lain, pemeriksaan dengan tujuan tertentu ini dilaksanakan secara berimbang antara pendekatan neraca maupun pendekatan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) serta berimbang antara akun pendapatan maupun akun belanja.
Dalam konteks pelaksanaan pemeriksaan, BPK akan melaksanakan pemeriksaan dengan tujuan tertentu atas subsidi Public Service
Obligation (PSO). Hal ini dikarenakan subsidi
PSO ini punya kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun. PSO sendiri PSO adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh negara akibat perbedaan harga pokok penjualan BUMN/swasta dengan harga atas produk/ jasa tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah agar pelayanan produk/jasa tetap terjamin dan terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
BPK juga akan melaksanakan pemeriksaan dengan tujuan tertentu terhadap prioritas RPJMN 2010-2014. Sejalan dengan hal itu, BPK mengangkat tema-tema sebagai objek pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Tema-tema tersebut adalah:
1. Penyelenggaraan haji;
2. Dana-dana bantuan luar negeri;
3. Pajak yang dipungut oleh bendaharawan; 4. Koordinasi pengamanan laut;
5. Pelaksanaan tertib kependudukan; 6. Denda tilang;
7. Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) dan BUMNIS (BUMN Industri Strategis);
8. Pengelolaan Sumber Daya Alam Mineral, Kehutanan dan Kelautan, Dana Bagi Hasil serta pengelolaan lingkungan;
9. Hutang penggunaan BBM oleh Kemhan-TNI